Pelabuhan bongkar muat batubara pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa jetty c... more Pelabuhan bongkar muat batubara pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa jetty conveyor, yang berfungsi untuk mempermudah aktivitas bongkar muat batubara dari kapal pengangkut menuju tempat penyimpanan dan sebaliknya. Pada perencanaan dermaga batubara, perlu dipertimbangkan kondisi oseanografi pada lokasi penelitian yang meliputi data primer (pasang surut dan pemeruman) yang diperoleh melalui pengamatan langsung serta data sekunder (angin, gelombang, dan arus) yang diperoleh dari instansi penyedia data tersebut yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sepinggan Balikpapan. Data pasang surut dan pemeruman digunakan dalam pembuatan peta kontur dasar laut. Data angin dan gelombang digunakan sebagai referensi dalam penentuan tinggi jetty dan keamanan kapal yang berlabuh jangkar, sedangkan data arus digunakan sebagai referensi keamanan olah gerak kapal yang keluar masuk area kolam labuh. Sehingga diperoleh dua alternatif letak jetty berdasarkan kajian parameter oseanografi tersebut. Alternatif letak pangkal jetty ditempatkan pada koordinat 1° 6' 28,81" LS dan 117° 3' 42,78"BT atau sekitar 300 m dari Bench Mark (BM). Dengan mengabaikan defraksi dan refraksi gelombang datang, bangunan tersebut terletak pada 45° terhadap arah datang gelombang dominan selama 10 tahun yaitu dari Selatan dengan panjang 2.800 m dari pangkal jetty yang berada di area pelabuhan. Sementara alternatif kedua, letak pangkal jetty ditempatkan pada koordinat 1° 7' 29,17" LS dan 117° 2' 28,78" BT atau sekitar 3.500 m dari BM dengan bentuk bangunan membentuk sudut 90° dari arah datang gelombang dengan panjang 4.200 m dari pangkal jetty. Kata kunci : batubara, jetty conveyor, dan parameter oseanografi
Pelabuhan bongkar muat batubara pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa jetty c... more Pelabuhan bongkar muat batubara pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa jetty conveyor, yang berfungsi untuk mempermudah aktivitas bongkar muat batubara dari kapal pengangkut menuju tempat penyimpanan dan sebaliknya. Pada perencanaan dermaga batubara, perlu dipertimbangkan kondisi oseanografi pada lokasi penelitian yang meliputi data primer (pasang surut dan pemeruman) yang diperoleh melalui pengamatan langsung serta data sekunder (angin, gelombang, dan arus) yang diperoleh dari instansi penyedia data tersebut yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sepinggan Balikpapan. Data pasang surut dan pemeruman digunakan dalam pembuatan peta kontur dasar laut. Data angin dan gelombang digunakan sebagai referensi dalam penentuan tinggi jetty dan keamanan kapal yang berlabuh jangkar, sedangkan data arus digunakan sebagai referensi keamanan olah gerak kapal yang keluar masuk area kolam labuh. Sehingga diperoleh dua alternatif letak jetty berdasarkan kajian parameter oseanografi tersebut. Alternatif letak pangkal jetty ditempatkan pada koordinat 1° 6' 28,81" LS dan 117° 3' 42,78"BT atau sekitar 300 m dari Bench Mark (BM). Dengan mengabaikan defraksi dan refraksi gelombang datang, bangunan tersebut terletak pada 45° terhadap arah datang gelombang dominan selama 10 tahun yaitu dari Selatan dengan panjang 2.800 m dari pangkal jetty yang berada di area pelabuhan. Sementara alternatif kedua, letak pangkal jetty ditempatkan pada koordinat 1° 7' 29,17" LS dan 117° 2' 28,78" BT atau sekitar 3.500 m dari BM dengan bentuk bangunan membentuk sudut 90° dari arah datang gelombang dengan panjang 4.200 m dari pangkal jetty. Kata kunci : batubara, jetty conveyor, dan parameter oseanografi
Uploads
Papers by Dyan Raharja
Kata kunci : batubara, jetty conveyor, dan parameter oseanografi
Kata kunci : batubara, jetty conveyor, dan parameter oseanografi