Suksesi Muhammad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(18 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Islam}}
{{Muhammad}}
'''
Setelah kematian Abu Bakar dan dua pemimpin Sunni lainnya, Umar dan Utsman, kelompok Muslim Sunni kemudian mengikuti Ali untuk kepemimpinan politik. Setelah Ali meninggal, putranya [[Hasan bin Ali]] menggantikannya, baik secara politik dan menurut kelompok Syiah, juga secara keagamaan. Namun, setelah enam bulan, ia dipaksa membuat
Selain dua cabang utama ini, juga terdapat pendapat-pendapat lain yang muncul mengenai penerus Muhammad.
Baris 21 ⟶ 22:
Pada tahun keempat Islam, Muhammad mengadakan jamuan di mana ia mengundang 40 anggota [[Bani Hasyim]]. Pada jamuan itu, ia hendak mengajak mereka memeluk Islam namun [[Abu Lahab]] menukasnya sebelum nabi menyampaikan pesannya, dan semua yang hadir membubarkan diri dari jamuan tersebut. Nabi kemudian memerintahkan Ali untuk mengundang 40 orang lagi. Kali kedua, ia menyampaikan tentang Islam kepada mereka dan mengajak mereka untuk memeluknya.<ref>{{cite book|last1=Razwy|first1=Sayed Ali Asgher|title=A Restatement of the History of Islam & Muslims|page=54}}</ref> Dia mengatakan:
{{quote|"Aku berterima kasih kepada Allah atas belas kasih-Nya. Aku memuji Allah, dan aku mencari bimbingan-Nya. Aku percaya kepada-Nya dan menaruh keyakinanku kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah; Dia tidak berpasangan; dan aku adalah utusan-Nya. Allah telah memerintahkan kepadaku untuk mengajak Kalian dalam agama-Nya dengan mewahyukan: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Karena itu, aku memperingatkan Kalian, dan menyeru pada Kalian untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa aku adalah utusan-Nya. Wahai Bani Abdul Muthalib, tidak ada seorang pun yang pernah datang kepadamu sebelumnya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang aku bawa kepadamu. Dengan menerimanya, ketenteraman Kalian akan terjamin di dunia maupun di akhirat. Siapakah di antara Kalian yang akan mendukungku dalam melaksanakan tugas penting ini? Siapa yang akan berbagi beban pekerjaan ini denganku? Siapa yang akan menanggapi seruanku? Siapa yang akan menjadi khalifah, wakil dan wazirku?"<ref>{{cite book|last1=Razwy|first1=Sayed Ali Asgher|title=A Restatement of the History of Islam & Muslims|pages=54-55}}</ref>}}
Ali adalah satu-satunya yang menjawab seruan Muhammad. Muhammad menyuruhnya duduk, sambil berkata, "Tunggu! Mungkin ada seseorang yang lebih tua darimu ingin menanggapi seruanku ini." Muhammad kemudian meminta anggota Bani Hasyim untuk kedua kalinya. Sekali lagi, Ali adalah satu-satunya yang merespon, dan sekali lagi, Muhammad menyuruhnya untuk menunggu. Muhammad lalu bertanya kepada anggota Bani Hasyim untuk ketiga kalinya. Ali masih satu-satunya yang bersedia. Kali ini, tawaran Ali diterima oleh Muhammad. Muhammad "menarik [Ali] mendekat, menekannya ke arah jantungnya, dan berkata kepada majelis tersebut: "Inilah wazirku, penggantiku dan wakilku. Dengarkan dia dan patuhi perintahnya".<ref>{{cite book|last1=Razwy|first1=Sayed Ali Asgher|title=A Restatement of the History of Islam & Muslims|page=55}}</ref> Dalam riwayat lain, ketika Muhammad menerima tawaran bersemangat Ali, Muhammad "memeluk pemuda yang murah hati itu, dan menekannya ke dadanya" dan berkata, "Lihatlah saudaraku, wazirku, khalifahku ... Biarkan semua mendengarkan kata-katanya, dan taatilah dia".<ref>{{cite book|last1=Irving|first1=Washington|title=The Life of Mohammed|year=1989|url=https://archive.org/details/washingtonirving0000irvi_m2k8}}</ref> Sir Richard Burton menulis tentang perjamuan tersebut dalam bukunya tahun 1898, dia mengatakan, "Peristiwa ini memenangkan [Muhammad] seorang pemeluk agama baru senilai seribu pedang dalam pribadi Ali, putra Abu Thalib".<ref>{{cite book|last1=Burton|first1=Sir Richard|title=(The Jew the Gypsy and El Islam|date=1898|location=San Francisco}}</ref>
=== Peristiwa Ghadir Khumm ===
Baris 31 ⟶ 32:
Di [[Madinah]], setelah [[Haji Wada’|Haji Perpisahan]] dan peristiwa Ghadir Khum, Muhammad memerintahkan pasukannya di bawah komando [[Usamah bin Zaid]]. Dia memerintahkan semua sahabat, kecuali keluarganya, untuk pergi bersama Usama ke [[Suriah]] untuk membalas kekalahan umat Islam dalam [[Pertempuran Mu'tah]].<ref>{{cite book|last1=Razwy|first1=Sayed Ali Asgher|title=A Restatement of the History of Islam & Muslims|page=283}}</ref> Muhammad memberikan Usama panji-panji Islam pada tanggal 18 bulan Safar pada tahun 11 H. Abu Bakar dan Umar termasuk di antara mereka yang diperintahkan Muhammad untuk bergabung dengan tentara Usama.<ref>{{cite book|last1=Haykal|first1=Muhammad Husayn|title=The Life of Muhammad|date=1935|location=Cairo}}</ref><ref>{{cite book|last1=Muir|first1=Sir William|title=The Life of Mohammed|date=1877|location=London}}</ref>
Namun Abu Bakar dan Umar menolak berada di bawah komando Usama karena mereka berpikir bahwa dia, masih berusia 18 atau 20 pada saat itu, terlalu muda untuk memimpin pasukan,<ref>{{cite web|title=19 - The Life of Imam Ali: Prophet's (pbuh) Death - Dr. Sayed Ammar Nakshwani - Ramadhan 1435|url=https://www.youtube.com/watch?v=HUwdnQMXZvs&feature=youtu.be|website=YouTube|publisher=YouTube}}</ref> meskipun ajaran-ajaran Muhammad menyatakan bahwa yang tua dan posisi dalam masyarakat tidaklah berkaitan dengan jenderal yang baik.<ref>{{cite book|last1=Bodley|first1=R.V.C.|title=The Messenger|url=https://archive.org/details/messengerlifeofm00bodl|date=1946|location=New York}}</ref><ref>{{cite book|last1=Kelen|first1=Betty|title=Muhammad, Messenger of God|year=1975|url=https://archive.org/details/muhammadmessenge0000kele}}</ref>
Menanggapi kekhawatiran ini, Nabi berkata: "Wahai orang-orang Arab! Kalian kesusahan karena aku telah menunjuk Usama sebagai jenderal Kalian, dan Kalian mempertanyakan jika ia memenuhi syarat untuk memimpin Kalian dalam peperangan. Aku tahu Kalian adalah orang yang sama yang bertanya mengenai ayahnya. Demi Tuhan,
===
{{Main|Saqifah}}
Setelah Muhammad mempersatukan [[Suku Arab|suku-suku Arab]] ke dalam satu pemerintahan Muslim selama masa-masa terakhir hidupnya, akhir hayatnya pada tahun 632 diiringi oleh perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin kaum Muslimin.<ref>{{harvnb|Lapidus|2002|pp=31–32}}</ref> Pada pertemuan kecil yang dilakukan di [[Saqifah Bani Sa'idah|Saqifah,]] salah satu sahabat, yaitu Abu Bakar dicalonkan sebagai memimpin. Yang lain mendukungnya dan Abu Bakar menjadi [[khalifah]] pertama. Pemilihan ini diperdebatkan oleh sahabat Muhammad lainnya, yang meyakini bahwa Muhammad telah memilih Ali sebagai penerusnya.<ref name="Islam">{{cite encyclopedia | encyclopedia = Encyclopaedia of Islam and the Muslim world; vol.1 | last = Diana | first = Steigerwald |title=Ali ibn Abi Talib | publisher = MacMillan | ISBN = 0-02-865604-0}}</ref><ref name=":2">Lihat:
Baris 54 ⟶ 56:
{{Syi'ah}}
[[Berkas:Ambigram - Muhammad and Ali2.svg|260px|jmpl|alt=Multicolored Arabic-script design, where "Muhammad" dibaca "Ali" jika dibalik|[[Ambigram]] di mana "Muhammad" (محمد dalam huruf Arab) dibaca "Ali" (علي) jika diputar 180°]]
Syiah meyakini karena [[nabi]] ditunjuk oleh Allah, maka hanya Allah yang dapat menunjuk penerusnya. Sebagian mengutip ayat-ayat Al-Quran seperti [[Surah Sad]] (Ayat:17-26)<ref>{{cite web|url=http://tanzil.net/#trans/en.sahih/38:26|title=Sad|accessdate=June 24, 2016}}</ref> dan [[Surah Al-Baqarah|Al-Baqarah]],<ref>{{cite web|url=http://tanzil.net/#trans/en.sahih/2:124|title=Al-Baqara|accessdate=June 24, 2016}},</ref> di mana [[Allah]] menobatkan penerusnya di muka bumi. Syiah percaya bahwa [[Musa]] tidak meminta rakyatnya untuk melakukan ''syura'' dan menobatkan penerusnya; [[Allah]] memilih [[Harun]] untuk menggantikan Musa karena ketidakhadirannya selama 40 malam. Ulama Syi'ah mengacu pada hadis seperti ''Hadis Kolam Khumm'', ''Hadis'' ''al-Manzilah'' dan Hadis Dua Belas Penerus (''ḥadīth al-ithnā ‘ashar khalīfah)'' untuk membuktikan bahwa Allah, melalui Muhammad, memilih Ali sebagai penerus. Ketika pemimpin Bani Amir meminta Muhammad untuk berbagi kepemimpinan sebagai imbalan atas penaklukkan musuh Muhammad, Muhammad menjawab: "Itu Allah yang memutuskan; Dia akan mempercayakan kepemimpinan kepada siapa pun yang Dia mau"; Kepemimpinan umat tidak diputuskan oleh rakyat.<ref>{{cite book|last1=Sobhani|first1=Jaʻfar.|last2=Shah-Kazemi|first2=Reza|p=[https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh/page/108 108]|title=Doctrines of Shiʻi Islam : a compendium of Imami beliefs and practices|url=https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh|date=2001|publisher=I.B. Tauris [u.a.]|location=London|isbn=978-1-86064-780-2|edition=[Online-Ausg.]}}</ref>
=== Posisi Ali sebelum
Ali, sepupu Muhammad dan seorang pemimpin dalam pertempuran, sering dipercaya memegang komando dan kekuasaan dalam masyarakat di Madinah saat Muhammad memimpin [[Ekspedisi Tabuk|Pertempuran Tabuk]].<ref>{{Cite web|url=https://www.al-islam.org/restatement-history-islam-and-muslims-sayyid-ali-ashgar-razwy/expedition-tabuk|title=The Expedition of Tabuk|website=Al-Islam.org|language=en|access-date=2018-06-25}}</ref> Ali juga merupakan suami putri Muhammad, Fatimah, dan ayah cucu-cucunya [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]]. Ayah Ali adalah [[Abu Thalib]], paman Muhammad, ayah angkat dan pelindungnya. Sebagai anggota keluarga Abu Thalib, Muhammad seperti kakak dan wali bagi Ali (sebagai pemuda, termasuk yang pertama memeluk Islam). Seorang pembela karismatik dalam keimanannya, Ali diasumsikan oleh beberapa kalangan sebagai pemegang tampuk kepemimpinan setelah
=== Al-Qur'an ===
Syiah mengacu pada tiga ayat dalam surah [[Surah Al-Ma’idah|Al-Maidah]]: 5:55,<ref>{{cite quran|5|55|s=ns}}</ref> 5:3<ref>{{cite quran|5|3|s=ns}}</ref> dan 5:67.<ref>{{cite quran|5|67|s=ns}}</ref> Mereka meyakini bahwa ayat-ayat itu merujuk pada Ali, dan dua ayat terakhir diungkapkan di Ghadir Khum.<ref>
=== ''Hadis'' ===
Baris 66 ⟶ 68:
==== Ghadir Khumm ====
Pada 632 M, Muhammad melakukan ziarah terakhirnya ke [[
==== Hadis al-Thaqalayn ====
Baris 90 ⟶ 92:
==== Hadis al-Manzila ====
Muhammad sering membandingkan hubungannya dengan Ali seperti hubungan Harun dengan Musa. Menurut Al-Quran, Harun adalah seorang nabi, ahli waris dan menteri; Ali adalah pewaris juga seorang menteri.<ref>{{cite book|last1=Sobhani|first1=JA'afar|last2=Shah-Kazemi|first2=Reza|title=Doctrines of Shiʻi Islam : a compendium of Imami beliefs and practices|url=https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh|date=2001|publisher=I.B. Tauris [u.a.]|location=London|isbn=978-1-86064-780-2|page=[https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh/page/102 102]|edition=[Online-Ausg.]}}</ref>
==== Hadis al-Safina ====
Muhammad membandingkan ''[[ahlul bait]]''-nya dengan [[bahtera Nuh]]: "Bukankah rupa ''ahlul bait-''ku di antara kalian seperti bahtera Nuh di antara kaumnya? Siapa pun yang berlindung di sana akan diselamatkan dan siapa pun yang menentangnya akan ditenggelamkan”. Karena Bahtera Nuh adalah satu-satunya keselamatan umatnya, ''ahlul bait'' adalah satu-satunya keselamatan bagi orang-orang pada waktu itu.<ref name="Sobhani">{{cite book|last1=Sobhani|first1=JA'afar|last2=Shah-Kazemi|first2=Reza|title=Doctrines of Shiʻi Islam : a compendium of Imami beliefs and practices|url=https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh|date=2001|publisher=I.B. Tauris [u.a.]|location=London|isbn=978-1-86064-780-2|page=[https://archive.org/details/doctrinesshiiisl00sobh/page/103 103]|edition=[Online-Ausg.]}}</ref>
==== Hadis Aman al-Umma ====
Baris 102 ⟶ 104:
Segera setelah kembali dari Haji Perpisahan, Muhammad mengalami sakit. Dia dirawat di rumah istrinya, [[Aisyah]] putri Abu Bakar. Syiah percaya bahwa sebagian besar Muslim terkemuka, mengharapkan kematian Muhammad untuk mengambil alih kekuasaan, dengan tidak menaati perintahnya untuk bergabung dalam ekspedisi militer menuju [[Suriah]]. Mereka tetap di Madinah, menunggu kematian Muhammad dan kesempatan merebut kekuasaan.
Menurut [[Abdullah bin Abbas|Abdullah ibnu Abbas]] (Sepupu Muhammad) dalam ''Buku 13'', ''Hadis 4016'', Muhammad menjelang
{{Quote|Ibnu Abbas menyampaikan: Ketika Rasulullah {{SAW}} hendak meninggalkan dunia ini, orang-orang (mengitarinya) di rumahnya, Umar bin Khattab adalah salah satunya. Rasulullah {{SAW}} bersabda: Kemarilah, aku ingin menuliskan untuk Kalian sebuah wasiat; Kalian tidak akan tersesat setelahnya. Kemudian Umar berkata: Sesungguhnya Rasulullah {{SAW}} sedang sakit keras. Engkau memiliki Alquran bersamamu. Kitab Allah sudahlah cukup bagi kami. Mereka yang hadir di rumah itu berbeda pandangan. Beberapa dari mereka berkata: Bawakan dia (bahan tulisan) agar Rasulullah {{SAW}} dapat menulis sebuah wasiat untuk Kalian dan Kalian tidak akan tersesat sesudah dia dan beberapa di antara mereka mengatakan apa yang (telah) diucapkan Umar. Ketika mereka terlibat dalam perdebatan dan mulai berselisih di hadapan Rasulullah {{SAW}}, dia berkata: Berdiri (dan pergilah) 'Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas pernah mengatakan: Sesungguhnya musibah di antara musibah adalah apa yang terjadi antara Rasulullah {{SAW}} ketika ingin menuliskan wasiat kepada mereka (akan tetapi tidak jadi).|Muslim ibnu al-Hajjaj|Sahih Muslim<ref>{{hadith-usc|usc=yes|Muslim|13|4016}}</ref>}}
Ketika [[Kematian Muhammad|Muhammad
=== Peristiwa di Saqifah ===
Saat Muhammad
=== Shī‘ah ‘Alī ===
Baris 135 ⟶ 137:
=== Penyakit terakhir Muhammad ===
Muhammad meminta izin kepada istrinya yang lain untuk menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan [[Aisyah]]. Sunni percaya bahwa sebelum
=== Peristiwa di Saqifah ===
Baris 204 ⟶ 206:
* [http://www.al-islam.org/ghadir ''Ghadir'']
* [http://www.hadith.net/english/ahl-al-bayt/succession.htm Succession to Muhammad]
* [http://www.jaffari.org/resources/alim.asp?id=16 Shī‘a Islam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080615022449/http://www.jaffari.org/resources/alim.asp?id=16 |date=2008-06-15 }}
* [http://www.ismaili.net/histoire/history03/history337.html Muhammad's successor]
[[Kategori:Muhammad]]
[[Kategori:632]]
[[Kategori:Abu Bakar]]
[[Kategori:Ali bin Abi Thalib]]
|