Ilabulo
Ilabulo merupakan salah satu makanan khas masyarakat Gorontalo, Sulawesi, Indonesia sejak abad ke-15.[1] Bagi masyarakat Gorontalo, Ilabulo merupakan sajian tradisional yang melambangkan persatuan dan kesatuan diantara perbedaan.[2]
ilabulo | |
---|---|
Sajian | Makanan utama |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Gorontalo |
Suhu penyajian | Hangat |
Bahan utama | Lemak, Hati, Ampela, Kulit Ayam beserta telur burung puyuh yang dicampur dengan sagu, kemudian dikukus atau dibakar |
Sunting kotak info • L • B |
Selain menjadi sajian yang umum ditemukan di Gorontalo, Ilabulo juga dapat dijadikan oleh-oleh yang tahan selama 3 hari jika disimpan di lemari pendingin.
Filosofi Sejarah Ilabulo
suntingMenurut maestro adat dan budaya Gorontalo, Bapak Abdul Wahab Lihu yang juga Baate lo Limutu, tidaklah sah suatu upacara adat jika tidak dilengkapi oleh dua kuliner khas Gorontalo yaitu Tili’aya dan Ilabulo. Makanan ini dipercaya telah dihidangkan sejak abad ke-15 dan menjadi makanan favorit raja-raja dan pembesar negeri,[3] seperti para bangsawan dari Kesultanan Gorontalo maupun Kesultanan Bolango.
Ilabulo memiliki pengertian dalam bahasa Gorontalo yang berarti "totombowata" atau bersatu padu. Para raja dulu menyimbolkan Ilabulo sebagai lambang persatuan (totombowata) sebagai perpaduan dari berbagai unsur yang melahirkan perdamaian karena pada ilabulo terdapat berbagai perbedaan yang dipersatukan yang menciptakan rasa yang nikmat.
Perbedaan itu pada ilabulo terletak pada sagu, lemak daging ayam, hati, ampela, dan aneka rempah-rempahyang dicampur jadi satu perpaduan yang menyajikan ilabulo dengan rasa yang sempurna.
Artikel ini merupakan bagian dari seri |
Hidangan Indonesia |
---|
Portal Indonesia Portal Makanan |
Bahan Baku dan Cara Pengolahan
suntingTepung sagu, hati dan ampela ayam atau sapi, dan kulit ayam merupakan bahan baku utama ilabulo. Bumbu–bumbu yang ditambahkan pada produk ilabulo berupa garam, bawang putih, bawang merah, lada, cabe rawit, gula, dan santan.
Adonan terdiri dari tepung sagu, jeroan (hati dan ampela), dan kulit ayam. Sebagai tambahan variasi, kadang juga ditambahkan dengan telur puyuh rebus, dan lemak sapi. Adapun bumbu pedas dan daun pisang yang digunakan untuk membungkus adonan menghasilkan Ilabulo dengan aroma yang khas dan rasa yang gurih.
Dalam pembuatan ilabulo dapat juga menggunakan alternatif bahan baku yang lain seperti ikan untuk menggantikan jeroan ayam sehingga baik untuk kesehatan. Tepung jagung, tepung biji nangka dapat juga disubstitusi dengan tepung sagu untuk mendapatkan tekstur Ilabulo yang lebih kompak dan padat.
Cara Memasak
suntingIlabulo dapat dimasak dengan cara dikukus atau dibakar dengan arang tempurung kelapa. Namun pada umumnya Ilabulo dimasak dengan cara dibakar karena lebih menggugah selera dengan rasa yang khas.
Jika dilihat sekilas dari bentuk makanan yang satu ini, pasti sebagian orang akan mengira bahwa makanan ini adalah pepes. Bentuknya yang panjang serta teksturnya yang agak padat dengan dibungkus oleh daun pisang memang sekilas menyerupai pepes.Walaupun nampak sama, namun sangat berbeda jika kita telah mengetahui isi dan rasanya. Ilabulo jelas sangat berbeda dengan pepes-pepes lainnya yang biasa dijumpai di Jawa Barat.
Galeri
sunting-
Ilabulo ditambahkan perasan jeruk
Lihat Pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Ilabulo, Kuliner Tradisional Khas Gorontalo - Celebes ID" (dalam bahasa Inggris). 2020-01-01. Diakses tanggal 2022-05-12.
- ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-05-12.
- ^ "Ilabulo, Kuliner Khas Raja di Gorontalo". kumparan. Diakses tanggal 2022-05-12.
Daftar utama masakan di Indonesia