Masjid Tuo Ampang Gadang
Masjid Tuo Ampang Gadang atau Masjid Al-Ihsan Baruah terletak di Desa Ampang Gadang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Masjid ini diperkirakan berdiri pada abad ke-19. Bangunan induknya terbuat dari kayu, dengan tambahan ruangan serambi dan tempat wudu yang terbuat dari tembok. Bentuk atapnya kerucut tumpang tiga.[1]
Masjid Ampang Gadang | |
---|---|
Agama | |
Kepemilikan | Wakaf |
Lokasi | |
Lokasi | Desa Ampang Gadang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Minangkabau |
Menara | 1 |
Masjid ini memiliki menara yang berdiri terpisah di bagian selatan. Menara terbuat dari bata merah disemen dengan gaya perpaduan Eropa dan Persia. Selain itu, terdapat bangunan Taman Pendidikan Alquran di dekat menara.[1]
Masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.
Sejarah
suntingMasjid Ampang Gadang didirikan pertama kali pada 1837. Pada 1901, dibangun menara yang berkontruksi bata berlepa dengan spesi dari kapur. Pada 1950-an, bangunan masjid diperluas dengan menambahkan serambi. Fungsi serambi ini awalnya sebagai kantor.[2]
Konstruksi
suntingBangunan masjid terbagi atas serambi dan ruang utama. Serambi masjid berada di sebelah timur atau bagian depan bangunan utama. Lantai dan dinding serambi terbuat dari beton. Pada sisi kiri dan kanan serambi, denahnya menjorok keluar berbentuk segi delapan dengan kubah di atasnya.[1]
Serambi dan ruang utama dihubungkan oleh dua pintu di sebelah timur. Ruang utama memiliki 10 buah jendela, yakni masing-masing lima berada di sebelah utara dan selatan. Dinding ruang utama yang terbuat dari kayu ini memiliki hiasan kaligrafi. Di sisi barat ruang utama, berdiri mihrab yang menjorok keluar. Mihrab memiliki dua buah jendela di sisi utara dan selatan. Mihrab dihiasi dua buah lengkung dengan satu tiang di bagian tengahnya. Di bagian atas mihrab juga terdapat hiasan berupa kaligrafi.[1]
Kondisi ruang utama masjid sangat memprihatinkan dan sangat membutuhkan pemugaran. Ruang utama terbuat dari kayu, termasuk lantai ruang utama. Kondisi lantai sudah sangat keropos dan rapuh. Hanya lantai dekat mihrab, yakni lantai sebelah barat, yang masih dapat digunakan untuk sholat. Di dalam ruang utama, berdiri 18 tiang dan satu tonggak macu di tengah ruangan.[1][1]
Dari jalan raya, akses menuju kompleks Masjid Ampang Gadang terdapat di sebelah barat berupa pintu gerbang dan menuruni anak tangga. Bedug masjid terletak tepat di sebelah kanan pintu gerbang.
Menara
suntingMenara masjid terletak di sebelah selatan dan memiliki kesamaan bentuk dengan menara Masjid Jamik Taluk di Bukittinggi. Bagian dasar menara berbentuk persegi. Terdapat semacam balkon berbentuk segi delapan pada tingkat kedua dan ketiga. Puncak menara berbentuk bulat dan beratap seng. Pintu masuk menara berada di sebelah timur dengan melalui empat anak tangga di bagian bawah. Kemudian masuk menuju anak tangga yang melingkar ke arah kiri.[1]
Bangunan lain
suntingBangunan lain yang terdapat di dalam kompleks masjid adalah tempat wudu, TPA, dan makam. Tempat wudu masih menyatu dengan bangunan induk, tanpa atap, dan berada di sebelah timur. Di bagian tengah tempat wudhu, terdapat bangunan berbentuk kolam atau bak mandi. Adapun di samping kiri dan kanannya terdapat ruangan berbentuk persegi.[1]
Bangunan TPA berdiri di sebelah selatan masjid sebagai tempat pendidikan informal untuk belajar Alquran. Bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan Arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan.[1]
Masjid Ampang Gadang memiliki bedug atau disebut tabuah dalam bahasa Minang dengan panjang 4 m dan lebar antara 70 sampai 34 cm.[3]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i Rahmat Irfan Denas (2022-02-13). "Masjid Tuo Ampang Gadang, Cagar Budaya yang Terancam Ambruk". Suluah.com. Diakses tanggal 2023-10-13.
- ^ https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/newdetail/PO2015111500642/mesjid-ampang-gadang[pranala nonaktif permanen]
- ^ Sugiyanti, dkk. (1999). Masjid Kuno Indonesia (PDF). Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat. hlm. 46–47. ISBN 979-8250-16-8.