Roti panggang
Roti panggang (bahasa Inggris: toast) merujuk kepada kepingan roti yang dipanggang dengan proses radiasi termal sehingga roti menjadi lebih kecoklatan dan garing. Warna kecoklatan adalah hasil dari reaksi Maillard mengubah rasa roti dan membuatnya lebih kering sehingga lebih mudah untuk menaburkan topping di atasnya. Memanggang roti adalah metode umum untuk membuat roti basi menjadi lebih enak. Roti sering dipanggang menggunakan toaster atau pemanggang roti, tetapi oven juga bisa digunakan. Meskipun banyak jenis roti yang dapat dipanggang, yang paling umum digunakan adalah "roti iris", mengacu pada roti yang sudah diiris dan dikemas saat dibeli dan mungkin berwarna putih, coklat, multigrain, dan lain-lain.
Roti panggang | |
---|---|
Nama lain | Toast |
Jenis | Roti |
Suhu penyajian | Panas |
Bahan utama | Roti atau Roti iris |
Sunting kotak info • L • B | |
Roti panggang umumnya dimakan dengan olesan mentega atau margarin, dan bahan olesan dengan rasa dasar manis, contohnya selai atau jelly. Di beberapa wilayah, ada juga yang menggunakan olesan dengan rasa gurih seperti selai kacang dan ekstrak ragi yang juga populer. Ketika dioles mentega, roti panggang juga dapat disajikan sebagai pendamping hidangan gurih, terutama sup atau semur, atau ditaburi atasnya dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti telur atau kacang panggang sebagai makanan ringan. Roti panggang adalah menu sarapan umum. Sementara jenis roti iris paling umum, seperti bagel dan muffin Inggris juga dipanggang. Studi ilmiah pada awal 2000-an menemukan bahwa roti panggang mungkin mengandung karsinogen yang disebabkan oleh proses pencoklatan.[1]
Meskipun sama, ada perbedaan mendasar antara roti panggang dan roti bakar yaitu media yang digunakan untuk memanaskan roti. Roti panggang cenderung menggunakan alat yang tidak menggunakan api secara langsung untuk memanaskan yang secara singkat mengandalkan proses radiasi termal, sementara roti bakar bisa menggunakan api secara langsung dalam proses pembuatannya.
Etimologi dan sejarah
suntingKata roti panggang dalam bahasa Inggris yaitu toast memiliki definisi "potongan roti yang dikeringkan dengan panas", diambil dari kata torrere yang artinya "to burn" atau membakar.[2] Referensi pertama untuk roti panggang dalam cetakan adalah dalam resep untuk Oyle Soppys (penyedap bawang yang direbus dalam satu galon bir basi dan satu liter minyak) yang berasal dari 1430.[3] Pada 1400-an dan 1500-an, roti panggang dibuang atau dimakan setelah digunakan sebagai penyedap untuk minuman. Pada 1600-an, roti panggang masih dianggap sebagai sesuatu yang harus dimasukkan ke dalam minuman.[3] Dalam drama 1602-nya, The Merry Wives of Windsor, Shakespeare memberi Falstaff kalimat: "Ambilkan aku satu perempat karung; dan masukkan roti panggang ke dalamnya."[4] Pada 1700-an, ada referensi untuk "bersulang" (arti lain toast untuk minum) sebagai isyarat yang menunjukkan ketertarikan seksual bagi seseorang: "Ay, Nyonya, akhir-akhir ini seluruh Kebanggaan Hidup Anda menjadi Pujaan Umum di setiap Meja Publick."[3] Roti panggang telah digunakan sebagai elemen masakan haute Amerika sejak setidaknya tahun 1850-an.[5]
Penyajian
suntingDalam dapur modern saat ini, metode umum yang digunakan untuk memanggang roti adalah dengan memakai pemanggang roti atau toaster, perangkat elektronik yang dibuat sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk menggunakan toaster modern, potongan roti diletakkan di celah sempit pada bagian atas toaster, lalu toaster diatur untuk mendapatkan pengaturan yang benar (beberapa mungkin memiliki pengaturan yang lebih rumit daripada yang lain) dan kemudian tuas di bagian depan atau samping ditekan ke bawah. Roti panggang sudah siap atau matang ketika tuas mencapai titik atas dan berhenti dengan tanda bunyi bersamaan dengan keluarnya roti panggang. Jika roti belum cukup matang, tuas dapat ditekan kembali.
Roti yang dipanggang dalam pemanggang konvensional dapat "berkeringat" saat disajikan (misalnya air mengumpul di permukaan roti panggang yang dingin). Hal ini terjadi karena uap air dalam roti menjadi uap saat dipanggang karena panas dan ketika didinginkan uap mengembun menjadi tetesan air di permukaan roti.[6]
Ini juga dapat dipanggang oleh conveyor toaster, yang perangkatnya sering digunakan di hotel, restoran, dan lokasi layanan makanan lainnya. Alat tersebut bekerja dengan memiliki satu elemen pemanas di bagian atas dan satu di bagian bawah dengan sabuk konveyor logam di tengah yang membawa roti panggang di antara dua elemen pemanas. Ini memungkinkan roti panggang dibuat secara konsisten karena lebih banyak irisan dapat ditambahkan kapan saja tanpa menunggu roti yang dipanggang sebelumnya muncul.
Roti juga dapat dipanggang di atas pemanggang terbuka (atau broiler), di oven terbuka, atau ditaruh di bagian rak oven. "Roti bakar oven" ini biasanya diolesi mentega sebelum dipanggang. Oven pemanggang roti (toaster oven) adalah peralatan kecil khusus yang dibuat untuk memanggang roti atau untuk memanaskan sedikit makanan lainnya.
Roti juga bisa dipanggang dengan memegangnya dekat tetapi tidak langsung di atas nyala api terbuka, seperti api unggun atau perapian karena cenderung dapat menghanguskan roti secara total dan menghasilkan roti bakar yang sebenarnya; peralatan memanggang khusus (misalnya garpu pemanggang) dibuat untuk tujuan ini. Sebelum penemuan peralatan memasak modern seperti pemanggang roti dan pemanggang, roti telah diproduksi dalam oven selama ribuan tahun, roti panggang dapat dibuat dalam oven yang sama.
Banyak merek dari roti iris yang tersedia, dan beberapa diantaranya menyediakan untuk bisa dipanggang.
Konsumsi
suntingPada zaman modern ini, roti panggang umumnya dimakan bersama mentega atau margarin yang dioleskan di atasnya, dan juga bisa disajikan dengan selai, bahan olesan lain, atau bahan taburan/ topping selain dari mentega. Roti panggang beserta selai dan marmalade merupakan varian populer. Bahan lain yang juga bisa dinikmati bersama roti panggang adalah selai cokelat, krim keju, dan selai kacang. Ekstrak ragi seperti Marmite di Britania Raya, Selandia Baru, dan Afrika Selatan, lalu Vegemite di Australia adalah bahan olesan tradisional. Beberapa roti lapis, seperti misalnya BLT,[7] lebih sering menggunakan roti panggang daripada roti biasa pada umumnya.
Roti panggang adalah komponen penting dalam banyak menu sarapan, dan juga menjadi menu penting dalam menu diet makanan lembut (bland diet) untuk orang yang memiliki masalah pencernaan seperti diare.
Di Britania Raya, hidangan yang populer di kalangan anak-anak adalah telur rebus yang dimakan bersama roti panggang prajurit saat sarapan. Potongan roti panggang (para prajurit) dicelupkan ke dalam kuning telur berair melalui lubang yang dibuat di bagian atas kulit telur, dan dimakan.[8]
Di Sri Lanka selatan, roti bakar biasanya dipasangkan dengan sup kari dan teh mint.
Pada tahun 2013, "roti panggang buatan" telah menjadi tren makanan yang signifikan di kota-kota Amerika kelas atas seperti San Francisco, di mana beberapa komentator mengecam meningkatnya jumlah restoran dan toko roti yang menjual roti panggang yang dibuat dengan harga tinggi yang tidak masuk akal.[9][10]
Masalah kesehatan
suntingTiap potongan roti panggang dapat mengandung [[Benzo[a]pyrene]] dan akrilamida dalam jumlah banyak, yang merupakan jenis karsinogen yang muncul selama proses pemanggangan yang membuat roti menjadi kecoklatan.[11] Kadar akrilamida yang tinggi juga dapat ditemukan pada makanan kaya karbohidrat lainnya yang dipanaskan.[1] Semakin gelap warna permukaan roti bakar, semakin tinggi konsentrasi akrilamida.[11] Itulah sebabnya, menurut rekomendasi yang dibuat oleh British Food Standards Agency (Badan Standar Makanan Inggris), roti harus dipanggang dengan warna paling terang yang dapat diterima.[12]
Makanan lain yang dipanggang
suntingKeju dan marshmallow juga dipanggang dengan memanfaatkan radiasi termal.[13][14] Roti lapis keju panggang menyajikan keju panggang dan roti panggang. Bagel, muffin Inggris, kue-kue Pop Tart, dan crumpet adalah makanan lain yang juga bisa dipanggang.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b Tareke, E.; Rydberg, P.; et al. (2002). "Analysis of acrylamide, a carcinogen formed in heated foodstuffs". J. Agric. Food Chem. 50 (17): 4998–5006. doi:10.1021/jf020302f. PMID 12166997.
- ^ "History Is Toast". The New York Times. 20 April 1997. Diakses tanggal 21 Februari 2016.
- ^ a b c Martin, Gary. "The toast of the town". phrases.org.uk. Diakses tanggal 21 Februari 2016.
- ^ Shakespeare, William. "Act 3, Scene 5". Dalam Mowat, Barbara A.; Werstine, Paul. The Merry Wives of Windsor. Folger Shakespeare Library. hlm. 125.
- ^ Barry-Jester, Anna Maria (29 Maret 2016). "Toast Has Been A Fad For 150 Years". FiveThirtyEight. Diakses tanggal 30 Maret 2016.
- ^ "FAQs". www.toaster.org. The Toaster Museum Foundation. 2017-01-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-10. Diakses tanggal 14 Januari 2017.
- ^ Bonné, Jon (12 September 2006). "Three ingredients, all vying for the top: The secret to the BLT is a perfect balance of terrific tastes". NBC Today Show. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-23. Diakses tanggal 2019-02-10.
- ^ "Egg with Toast Soldiers". icons.org.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2010. Diakses tanggal 6 Agustus 2010.
- ^ O'Dell, J. (21 Agustus 2013). "$4 toast: Why the tech industry is ruining San Francisco". VentureBeat.
- ^ Gravois, John (13 Januari 2014). "A Toast Story: How did toast become the latest artisanal food craze? Ask a trivial question, get a profound, heartbreaking answer". Pacific Standard.
- ^ a b Jackson, L.S. & Al-Taher, F. (2005). Effects of consumer food preparation on acrylamide formation. Adv. Exp. Med. Biol. Advances in Experimental Medicine and Biology. 561. hlm. 447–465. doi:10.1007/0-387-24980-X_34. ISBN 978-0-387-23920-0. PMID 16438318.
- ^ "Acrylamide". food.gov.uk. Food Standards Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Januari 2014. Diakses tanggal 25 Februari 2014.
- ^ Freeman, Bobby (1996). First Catch Your Peacock. Y Lolfa. hlm. 154. ISBN 978-0-86243-315-4.
- ^ Brocket, Jane (2009). Turkish delight & treasure hunts: Delightful treats and games from classic children's books. Penguin Group. hlm. no page number. ISBN 978-1-101-44325-5.