Universitas Andalas

universitas di Indonesia

Universitas Andalas (biasa disingkat dengan Unand) adalah perguruan tinggi negeri Indonesia yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Universitas ini merupakan salah satu universitas tertua di luar Pulau Jawa yang dibuka secara resmi pada tanggal 23 Desember 1955 oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada saat itu, Unand adalah universitas keempat yang diresmikan oleh Pemerintah Indonesia.[3] Universitas Andalas terdiri dari lima belas fakultas dengan kampus utama di Limau Manis, Padang; terdapat pula kampus-kampus lain di Payakumbuh, dan Dharmasraya.

Universitas Andalas
Lambang Resmi Universitas Andalas


Lambang Resmi Universitas Andalas

 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
MotoUntuk Kedjajaan Bangsa
JenisPerguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Didirikan23 Desember 1955; 68 tahun lalu (1955-12-23)
RektorH. Efa Yonnedi, SE., MPPM., Akt., CA., CRGP., Ph.D.
Ketua Majelis Wali AmanatSakti Wahyu Trenggono
Staf akademik
2.600[1]
Jumlah mahasiswa33.506 (2022)[2]
Lokasi, ,
Indonesia
KampusLimau Manis
Payakumbuh
Dharmasraya
WarnaHijau tua
AfiliasiASAIHL, AUN, AUAP
Situs webwww.unand.ac.id

Berdasarkan Evaluasi dan Klasterisasi Perguruan Tinggi Berbasis Kinerja Penelitian yang diluncurkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional pada November 2019, Universitas Andalas menempati peringkat keempat dari peguruan tinggi se-Indonesia. Sejak 2016, kampus ini telah termasuk dalam perguruan tinggi negeri klaster 1 dari Kemenristekdikti.[4][5] Pada tahun 2021, Unand resmi ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) ke-13 di Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2021.[6]

Sejarah

sunting

Periode awal (1948-58)

sunting
 
Peresmian Universitas Andalas pada tanggal 13 September 1956
 
Mohammad Hatta, pencetus nama Universitas Andalas

Keinginan masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi sudah ada sejak memasuki abad ke-20. Hal itu dapat dipahami karena pada masa itu sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang peduli dengan pendidikan anak bangsa. Namun, Pemerintah Kolonial Belanda tidak memberi kesempatan sedikit pun untuk mewujudkannya. Gagasan itu kembali mengemuka seiring diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Keinginan untuk mendirikan suatu jenjang pendidikan tinggi di Sumatera Barat baru dapat diwujudkan pada tahun 1948 dengan mendirikan enam akademi, yaitu: Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, Akademi Kadet, Akta A Bahasa Inggris, dan Sekolah Inspektur Polisi. Keenam akademi tersebut berada di Bukittinggi. Selanjutnya, keberhasilan pendirian akademi ini mendorong sebuah yayasan pendidikan bernama Yayasan Sriwijaya untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951.

Mengikuti langkah Yayasan Sriwijaya tersebut, kemudian pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Batusangkar pada tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian di Payakumbuh pada tanggal 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) di Bukittinggi pada tanggal 7 September 1955. Keempat fakultas tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Seiring dengan itu, Yayasan Sriwijaya pun menyerahkan BPTHP kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Tengah. Dan, sejak itu BPTHP berganti nama menjadi Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.[7]

Kelima fakultas itu menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas. Oleh karena merupakan universitas pertama yang didirikan di Pulau Sumatra, maka Bung Hatta mengusulkan nama Universitas Andalas, dengan merujuk kepada nama Pulau Sumatra yang juga dikenal dengan Pulau Andalas.

Pada tanggal 13 September 1956, Wakil Presiden Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi. Selanjutnya, pada tahun 1958, untuk pertama kalinya Universitas Andalas mulai memetik hasil dengan lulusnya Mr. Rudito Rachmad sebagai Sarjana Hukum pertama. Satu tahun berikutnya, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat mewisuda pula empat mahasiswanya, yaitu Mr. Herman Sihombing, Mr. Zawier Zienser, Mr. Eddy Ang Ze Siang, dan Mr. Djalaluddin Ilyas.[8]

Era pergolakan (1958-61)

sunting

Beberapa bulan setelah meresmikan Unand, Bung Hatta yang tidak sepaham lagi dengan Presiden Soekarno meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden. Sehingga berakhirlah Dwi Tunggal Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh militer dan politik pun kemudian bersepakat untuk "menegur" pusat dengan mendirikan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan menjadikan Sumatra Tengah, khususnya Sumatera Barat sebagai basisnya.[9]

Oleh karena itu, banyak dosen dan mahasiswa Unand yang menunjukkan kesepahamannya dengan PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan untuk menumpas PRRI juga memporakporandakan kampus Unand yang tersebar di beberapa kota: Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Payakumbuh serta juga yang baru dibangun di Baso.

Situasi politik pada waktu itu benar-benar tidak kondusif untuk melaksanakan aktivitas perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan dari luar negeri, terutama dari Eropa, ada yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada pula yang pindah ke Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Pertanian Bogor. Pada masa PRRI dapat dikatakan sebagai masa kemunduran Universitas Andalas.[10]

Orde Baru dan Reformasi (1961-kini)

sunting

Seiring dengan berakhirnya PRRI, Unand kembali menata perkembangannya. Pada tahun 1961, Unand membuka kembali Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan memindahkannya ke Padang. Sedangkan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) baru dapat dibuka setahun kemudian dan itupun cuma dengan satu jurusan, yaitu Biologi. Selanjutnya, Perguruan Tinggi Ekonomi yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pancasila pada tanggal 7 September 1957 menggabungkan diri dengan Unand. Pada tanggal 9 Oktober 1963, Unand membuka Fakultas Peternakan. Fakultas ini merupakan Fakultas Peternakan pertama yang didirikan di Indonesia. Dengan demikian, sampai tahun 1963 Unand telah memiliki tujuh (7) fakultas, namun pada tahun berikutnya FKIP memisahkan diri dan berkembang menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dan selanjutnya berubah nama menjadi Universitas Negeri Padang (UNP).[11]

 
Fakultas Peternakan Unand

Dengan kepindahan kampusnya ke Padang, Unand mulai membenahi diri secara menyeluruh, baik dari segi organisasi, dosen, maupun infrastruktur. Kampus Air Tawar dibangun untuk Fakultas Pertanian, FIPIA, Fakultas Peternakan, dan FKIP (sekarang menjadi kampus UNP). Adapun Fakultas Ekonomi dibangun di kampus Jati, Padang (sekarang kampus Fakultas Ekonomi Program Reguler Mandiri dan STIE Dharma Andalas). Sedangkan Fakultas Kedokteran terdapat di dua lokasi, yaitu Kampus Jati dan Pondok. Fakultas Hukum tetap berada di kampusnya yang lama di Parak Karambia (sekarang kampus Fakultas Hukum Program Reguler Mandiri). Adapun rektorat Unand berada di kampus Jati bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi. Pada tahun 1962, jumlah dosen Unand sudah mencapai 261 orang, termasuk 180 orang dosen luar biasa dan "dosen terbang". Adapun jumlah mahasiswanya sudah mencapai 3920 orang.[12]

Pada tahun 1982, Fakultas Sastra didirikan dan mulai menerima mahasiswanya untuk angkatan pertama. Pada awalnya fakultas ini bernama Fakultas Sastra dan Sosial Budaya kemudian berganti nama menjadi Fakultas Sastra karena Jurusan Sosiologi dengan Program Studi Sosiologi dan Antropologi yang juga baru dibuka "dititipkan" di fakultas ini. Kedua program studi tersebut menjadi cikal bakal untuk mendirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada tahun 1993. Fakultas Sastra kemudian juga berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2011. Kampus kedua fakultas ini terletak di Jl. Situjuh, Jati, Padang, yang sebelumnya merupakan Labor Fisiologi Fakultas Kedokteran (sekarang rumah dinas rektor dan gedung percetakan Unand). Berikutnya, Unand membuka pula dua program studi Teknik Mesin dan Teknik Sipil pada tahun 1985, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Fakultas Teknik. Pada awalnya pengelolaan kedua program studi ini berada di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA), sedangkan dalam pelaksanaan perkuliahannya Unand bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pendirian Fakultas Teknik ini baru disetujui oleh Dirjen Dikti pada tanggal 13 Mei 1993.[13]

 
Gedung PKM Universitas Andalas

Sementara itu, Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan (PAAP) yang dibuka di Fakultas Ekonomi pada tahun 1980 berubah nama menjadi Program Diploma III (DIII) Ekonomi. Unand selanjutnya merintis pula pembukaan dua fakultas nongelar teknologi pada tahun 1982, yaitu Politeknik Teknologi dan Politeknik Pertanian. Kampus Politeknik Teknologi berada di Padang sedangkan kampus Politeknik Pertanian berada di Tanjung Pati, Payakumbuh. Fakultas Kedokteran juga mengembangkan diri dengan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis pada tahun 1984. Setahun berikutnya, Unand membuka Program Pascasarjana dengan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan baru pada tahun 2000 Program Pascasarjana ini mulai berdiri sendiri serta mulai pula mendirikan Program Doktor (S3). Seiring dengan itu, Fakultas Ekonomi juga mulai menerima mahasiswa S2 untuk program Magister Manajemen. Selanjutnya, pada tahun 2008 Unand mengembangkan dua jurusan menjadi dua fakultas. Kedua fakultas itu adalah: Fakultas Teknologi Pertanian yang dikembangkan dari jurusan Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian dan Fakultas Farmasi yang dikembangkan dari jurusan Farmasi di FMIPA. Berikutnya, pada tanggal 13 Juli 2012 Fakultas Kedokteran dikembangkan lagi menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat, yang menjadi fakultas kedua belas di Universitas Andalas.[13]

Saat terjadinya gempa bumi tanggal 30 September 2009, identifikasi kerusakan yang terjadi di lingkungan kampus Unand memperlihatkan bahwa hampir semua gedung mengalami kerusakan bervariasi. Kerusakan paling berat terjadi di Fakultas Teknik Universitas Andalas. Sebagai respons cepat atas gempa tersebut, maka dibentuk Tim Emergency Response and Recovery untuk membantu masyarakat yang terkena musibah gempa yang diketuai oleh Alfan Miko. Dibentuk pula 2 posko gempa, yaitu di Kampus Limau Manis untuk koordinasi dan penghimpunan mahasiswa untuk jadi relawan dan Posko Kampus Unand di Jalan Perintis Kemerdekaan untuk relawan dan penghimpunan berbagai sumbangan.[14]

Akademik

sunting

Fakultas

sunting
Fakultas Dies natalis
Hukum 17 Agustus 1951
Pertanian 30 November 1954
Kedokteran 7 September 1955
Matematika dan IPA 7 September 1955
Ekonomi 7 September 1957
Peternakan 9 Oktober 1963
Ilmu Budaya 7 Maret 1982
Program Pascasarjana 17 September 1984
Teknik 13 Mei 1993
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 13 Mei 1993
Farmasi 15 Mei 2008
Teknologi Pertanian 15 Mei 2008
Kesehatan Masyarakat 13 Juli 2012
Teknologi Informasi 13 Juli 2012
Keperawatan 13 Juli 2012
Kedokteran Gigi 13 Juli 2012

Sejak awal berdirinya hingga sekarang ini, Universitas Andalas total telah memiliki lima belas (15) fakultas, dan satu program pascasarjana, dengan rincian 44 program studi sarjana, 41 program studi magister (S2), 13 program studi doktor (S3), 12 program pendidikan dokter spesialis, 5 Profesi dan 4 program studi D3.[15]

Peringkat dan prestasi

sunting
Peringkat Universitas Andalas
Versi Peringkat nasional Sumber
2011 2012 2013 2014 2018 2019 2020 2021 2022
Webometrics 8   38   32   26   15   13 24   8   12 [16]
4ICU 17   27   32   24   34   24   22   26 [17]
UI Greenmetric 8   47 [18][19]

Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2016 menempatkan Unand di peringkat ke-11 perguruan tinggi terbaik di Indonesia dari 12 besar perguruan tinggi di Indonesia (Cluster 1) atau posisi pertama di Pulau Sumatra dan posisi kedua di luar Pulau Jawa.[20] Selain itu, Majalah Tempo edisi Maret 2006 menempatkan Unand pada posisi ke-14 dalam analisisnya terhadap kapasitas alumninya yang diserap oleh dunia usaha. Sampai posisi ke-13 ditempati oleh perguruan tinggi yang berada di Pulau Jawa. Hal ini berarti Unand menduduki posisi pertama di Sumatra dan bahkan di luar Jawa. Pada bulan Mei 2008, Majalah Tempo kembali menempatkan Unand sebagai salah satu perguruan tinggi, dalam hal ini alumni Fakultas Pertanian dan Sastra, merupakan yang paling diminati oleh berbagai instansi dalam merekrut tenaga kerjanya.[21] Unand juga merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Sumatra yang memperoleh Akreditasi A. Dari laporan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tahun 2003, Unand menduduki peringkat 11 (peringkat dua di luar Jawa) dari 41 perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Pada bulan Januari 2011, berdasarkan hasil survei halaman situs Webometrics, Unand termasuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di ASEAN (peringkat 26) atau peringkat 8 di Indonesia (terbaik di luar Pulau Jawa), sedangkan menurut survei per Januari 2012, Unand menduduki peringkat 38 di Indonesia.[22] Universitas Andalas juga memiliki 130 Guru Besar/Profesor dan merupakan universitas yang memiliki Guru Besar terbanyak di Sumatra (Per 24 September 2010). Selain itu, Fakultas Kedokteran (FK) Unand merupakan FK pertama di Indonesia yang menjadi pionir dalam melaksanakan pendidikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang bekerja sama dengan Health Workforce and service (HWS) project dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional dan juga merupakan salah satu dari 13 Fakultas Kedokteran di Indonesia yang diakui/terakreditasi oleh Pemerintah Malaysia.[23]

Pada tahun 2006, Unand berusia 50 tahun. Dalam rangka merayakan ulang tahun emasnya, Unand mengadakan berbagai kegiatan. Di antaranya, pemberian gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 September 2006.[24] Di samping itu, Unand juga menerbitkan 52 buku karya dosen-dosennya. Universitas Andalas juga merupakan salah satu perguruan tinggi pionir yang menyelenggarakan kuliah umum kewirausahaan untuk membangkitkan jiwa enterpreunership mahasiswanya yang rutin diadakan setiap hari Jumat sejak tahun akademik 2007/2008.

Pada tahun 2014, Unand mendapat akreditasi A dari BAN PT. Dengan demikian, Unand menjadi universitas keenam di Indonesia yang terakreditasi A setelah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Hasanuddin, atau yang pertama di Sumatra.[25]

Organisasi

sunting

Majelis Wali Amanat

sunting

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2021, Universitas Andalas adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).[6] Sebuah Majelis Wali Amanat (MWA) bertugas untuk "menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang nonakademik." MWA terdiri atas 17 (tujuh belas) orang, yang terdiri atas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Rektor, Ketua Senat Akademik Universitas (SAU), 3 (tiga) orang wakil dari masyarakat, 8 (delapan) orang wakil dari dosen, 1 (satu) orang wakil dari alumni, 1 (satu) orang wakil dari tenaga kependidikan, dan 1 (satu) orang wakil dari mahasiswa.[26]

Per tahun 2022, Ketua MWA Unand adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.[27]

Pimpinan

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

  1. ^ Staf & Mahasiswa[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Laporan Kinerja Unand 2022
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-17. Diakses tanggal 2013-09-19. 
  4. ^ "Universitas Andalas - Unand Peringkat 11 PT Tahun 2016". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-25. Diakses tanggal 2016-08-25. 
  5. ^ Idham, Addhi M. (19 November 2019). "Daftar 10 Besar Kampus Terbaik di Indonesia Berdasar Kinerja Riset". Tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-01. Diakses tanggal 25 November 2019. 
  6. ^ a b "Unand Ditetapkan sebagai PTN-BH ke-13". Harian Singgalang. Diakses tanggal 06 September 2021. 
  7. ^ Salingka Unand. Unand Publisher. 2010. ISBN 0-465-02328-2.  hal. 6
  8. ^ Zulqayyim, hal. 6.
  9. ^ Asnan, Gusti, (2007), Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-640-6.
  10. ^ Zulqayyim, hal. 8.
  11. ^ Sejarah UNP Diarsipkan 2021-01-14 di Wayback Machine..
  12. ^ Zulqayyim, hal. 9.
  13. ^ a b Zulqayyim, hal. 10.
  14. ^ Gempa[pranala nonaktif permanen]
  15. ^ [1] Diarsipkan 2015-06-01 di Wayback Machine..
  16. ^ Indonesia University Ranking Diarsipkan 2014-06-25 di Wayback Machine.. Webometrics. Diakses 7 September 2019.
  17. ^ Peringkat Universitas Indonesia di 4ICU Diarsipkan 2014-05-29 di Wayback Machine.. Diakses 7 September 2019.
  18. ^ Unand Menempati Peringkat Kedelapan UI GreenMetric World University Ranking Diarsipkan 2014-05-25 di Wayback Machine.. Diakses Mei 2014
  19. ^ https://greenmetric.ui.ac.id/rankings/ranking-by-country-2020/Indonesia
  20. ^ "Universitas Andalas - Unand Peringkat 11 PT Tahun 2016". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-25. Diakses tanggal 2016-08-25. 
  21. ^ https://web.archive.org/web/20111121052953/https://www.gatra.com/universitas-andalas
  22. ^ Unand di webometrics Diarsipkan 2012-06-21 di Wayback Machine. Diakses 17 Juli 2012.
  23. ^ "FK Unand profil". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-20. Diakses tanggal 2021-05-08. 
  24. ^ https://news.detik.com/berita/d-679961/sby-dianugerahi-doktor-hc-mahasiswa-unand-menentang-
  25. ^ "Unand Raih Akreditasi A". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-03. Diakses tanggal 2014-02-03. 
  26. ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2021 tentang PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS.
  27. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  28. ^ M R Denya Utama, Tafdil Husni Terpilih sebagai Rektor Unand 2015–2019, sumbar.antaranews.com, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-28, diakses tanggal 27 Agustus 2015 
  29. ^ Joni Abdul Kasir, Prof. Yuliandri Dilantik Sebagai Rektor Unand Sore Ini di Kemedikbud, Klikpositif.com, diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-28, diakses tanggal 25 November 2019 
  30. ^ https://www.antaranews.com/berita/3831333/mwa-lantik-eks-konsultan-bank-dunia-sebagai-rektor-unand-2023-2028

Pranala luar

sunting