404 404 1 PB
404 404 1 PB
404 404 1 PB
ISSN : 1858-3695
PEMANFAATAN LIMBAH ABU BATU BARA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DAN AGREGAT UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK
Oleh : Fauna Adibroto, Yelvi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK Program Pemerintah Kota Sawahlunto untuk memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran berbasis potensi lokal dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan di sektor kerajinan dan industri kecil. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan adalah usaha produk dari pemanfaatan limbah PLTU yang berupa abu pembakaran batu bara yang sangat melimpah saat ini dan selama ini terbuang percuma, dan juga mengganggu lingkungan, untuk dapat dijadikan bahan pembuatan paving block. Metoda rancangan campuran paving block didisain untuk mutu beton K 175, K 225 dan K 300 dengan mengoptimalkan substitusi abu batu bara dalam campuran sebagai bahan pengganti semen maupun agregat. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa penggunaan abu batu bara dapat memperbaiki sifat pengerjaan dan mengurangi jumlah pemakaian air adukan, sehingga dapat mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi, serta dapat dijadikan sebagai bahan pengganti semen optimum sampai 50% dan pengganti agregat optimum sampai 30% untuk pembuatan paving block dengan mutu karakteristik beton yang direncanakan.
PENDAHULUAN
dengan
Laboratorium Politeknik
Pengujian Teknologi
Jurusan Padang
Sipil
Program
Pemerintah
bagaimana
pengoptimalan
untuk memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran berbasis potensi lokal dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan di sektor kerajinan dan industri kecil. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan adalah usaha
pemanfaatan abu batu bara sebagai bahan pembuatan paving block. Tujuan penelitian Sesuai dengan latar belakang dan
produk dari pemanfaatan limbah PLTU yang berupa abu pembakaran batu bara yang sangat melimpah saat ini dan selama ini terbuang percuma, selain itu limbah batu bara ini juga mengganggu lingkungan. Dari informasi yang diperoleh bahwa abu batu bara dapat dijadikan produk-produk
permasalahan yang dihadapi maka tujuan dan sasaran serta hasil dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengupayakan penggunaan abu batu bara sisa pembakaran dari PLTU
Sawahlunto untuk campuran pembuatan paving block melalui penelitian kinerja laboratorium yang dihasilkan dari campuran tersebut,
berupa bahan bangunan seperti batako dan paving block dan telah menjadi suatu usaha yang menjanjikan di daerah Suralaya Jawa barat. Untuk itu, Pemko Sawahlunto telah berupaya mengirim beberapa orang untuk melakukan magang atau belajar cara
dengan sasaran : a. Mengurangi limbah abu batu bara yang sudah mengganggu lingkungan di kota sawahlunto dan memanfaatkannya
sebagai bahan pembuatan paving block, sehingga dapat menghemat biaya bahan. b. Memanfaatkan bahan material lokal untuk dapat
menjadikan abu bata bara tersebut menjadi produk bahan bangunan. Selain itu telah diupayakan pula lewat usaha kerjasama
bangunan,
sehingga
meningkatkan
upaya
penggunaan
20
ISSN : 1858-3695
pendapatan daerah.
Abu batu bara adalah bagian dari sisa Selanjutnya dari hasil kegiatan ini dapat diperoleh data teknis penggunaan abu batu bara sebagai bahan pembuatan paving block yang memenuhi spesifikasi, dan sebagai rekomendasi teknis dalam pembuatan paving block di daerah sekitar Kota Sawahlunto pembakaran batu bara pada Boiler pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk halus amorf dan bersifat Pozzolan, yang berarti abu tersebut dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat. Dengan
khususnya dan Sumatera Barat umumnya. Ruang lingkup Penelitian Kegiatan ini membutuhkan waktu
adanya sifat pozzolan tersebut abu batu bara mempunyai prospek untuk digunakan berbagai keperluan bangunan. Berdasarkan jenis batu bara yang
pelaksanaan sekitar 1 bulan yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang. Adapun dengan campuran pengujian yang material block. berhubungan penyusun yang
digunakan sebagai bahan bakar, abu batu bara (abu terbang/fly ash) dibagi atas 2 kelas yaitu abu terbang kelas F dan kelas C (ASTM 1986), dan yang baik untuk digunakan sebagai bahan additive untuk beton adalah abu terbang kelas F, karena mempunyai kandungan total oksida silikat (SiO2), Al2O3 dan Fe2O3 yang lebih besar (min 70%) dibandingkan dengan abu terbang kelas C. Umumnya komposisi kimia abu terbang batu bara / fly ash dapat ditunjukkan seperti di bawah ini : SiO2 Al2O3 CaO MgO : 52,00 % : 31,86 % 4,89 % 2,68 % 4,66 % penelitian yang ternyata sudah abu
komponen paving
Material
digunakan dalam penelitian meliputi : Agregat, Agregat standar digunakan kerikil batu pecah dari stone crusher produksi Quarry PT. Statika Mitra Sarana yang berlokasi di Sicincin Padang Pariaman serta agregat kasar alami dari sungai Lubuk Alung, sedangkan agregat halus pasir berasal dari Sungai Batang Anai Duku Padang Pariaman. Semen, Semen yang digunakan type I produksi PT Semen Padang Abu Batu Bara, Abu batu bara merupakan limbah hasil pembakaran batu bara dari PLTU Kota Sawahlunto
Fe2O3 : : :
Berdasarkan dilakukan di
Puslitbangkim
terbang atau fly ash yang digunakan sebagai Peralatan yang akan digunakan adalah berupa alat-alat untuk uji material properties dan peralatan uji tekan beton bahan pengganti sebagian semen dalam
pekerjaan beton itu komposisi optimumnya adalah 20% dari berat semen. Pada aplikasi abu terbang untuk bahan bangunan bersemen seperti Concrete Hollow Block bata beton berlubang, paving block dan
21
ISSN : 1858-3695 sejenisnya, agregat dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak
mengurangi mutu paving block tersebut. Paving block dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat pewarna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik di dalam maupun di luar bangunan. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978, dimulai dengan pemasangan trotoir di jalan Thamrin dan untuk terminal bus Pulogadung, keduanya di Jakarta. Saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di
persyaratan teknik. Pemakaian abu terbang yang dipakai sebagai pengganti sebagian pemakaian semen untuk keperluan bahan bangunan tersebut diperkirakan berkisar antara 20 50 % berat semen. Potensi abu terbang di Indonesia dari PLTU yang ada seperti PLTU Suralaya, PLTU Paiton, dan PLTU Bukit Asam cukup banyak. Demikian juga halnya abu batu bara yang ada di Kota Sawahlunto. Keuntungan penggunaan abu batu bara pada beton : Pada beton segar : Memperbaiki sifat
seluruh kota besar di Indonesia, baik digunakan sebagai tempat parkir plaza, hotel, tempat rekreasi, tempat bersejareah, untuk terminal maupun untuk jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks-kompleks
perumahan. Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk paving block sama dengan concrete hollow block. Paving block terbuat dari bahan beton seperti agregat (batu pecah, pasir) bahan pengikat hidrolis (semen) dan air. Seperti pada
bleeding dan segregasi, mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi. Pada beton keras : Meningkatkan kerapatan beton, menambah daya tahan beton terhadap serangan senyawa agresif (sulfat), serta meningkatkan kekuatan beton pada jangka waktu panjang.
pembuatan beton lainnya, persyaratan yang Kelemahan penggunaan abu batu bara pada beton : Pemakaian abu batu bara kurang baik untuk pekerjaan beton yang memerlukan waktu pengerasan dan kekuatan awal yang tinggi karena proses pengerasan dan pertambahan kekuatan betonnya agak lambat yang Proses pembuatan Paving block dapat diproduksi secara mekanis, semi mekanis, atau dengan cetak tangan. Pada umumnya paving block yang Paving Block Paving block atau bata beton untuk lantai adalah suatu komponen bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen hidrolis atau diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang lebih tinggi daripada dengan cara lainnya. diperlukan untuk agregat, semen dan air yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti tercantum beton. pada Spesifikasi Bahan-bahan
22
ISSN : 1858-3695 Berbagai pemakaian atau aplikasi paving block 1. Paving block sebagai perkerasan jalan (sifat structural interblock) Pada mulanya paving block diperkirakan hanya berfungsi untuk memperindah lapisan
langsung.
permukaan perkerasan (pavement) dan tidak berfungsi sebagai struktur. Namun setelah dilakukan percobaan oleh J. Kanpton (Cement and Concrete Association 1976 di Inggris), terbukti bahwa lapisan perkerasan paving block mampu menyebarkan tegangan vertikal dengan baik, sehingga paving block berikut pasir ekstra beton sebagai sand bendingdapat dianggap sebagai lapis permukaan pengganti lapis aspal (hotmix) dengan tebal tertentu. 2. Pedestrian (untuk pejalan kaki), meliputi pemanfaatan pada daerah pedestrian dan pertamanan / landscaping
digunakan untuk jalan setapak, pertamanan dan lain-lain yang tidak menerima beban berat dapat menggunakan mutu kelas III, dengan perbandingan campuran 1 bagian berat semen dengan 5 bagian berat pasir, dengan cara konvensional (penekanan 20 kg/cm ) . Untuk menjaga agar lebih tahan terhadap keausan dapat diberi lapisan kepala setebal 1 cm dengan perbandingan campuran 1 bagian berat semen dengan 3 bagian berat pasir dan fas yang digunakan berkisar antara 0,3 0,4.
2
Untuk membuat paving block berkualitas tinggi, yang akan digunakan terus menerus khususnya di tempat dengan beban berat (misalnya tempat parkir), perbandingan adukan sebaiknya
3. Pemanfaatan pada bidang industri yang meliputi factory loading toys, Lorry freight terminals, Airport-aircraft parking areas dan Docks Persyaratan Mutu Persyaratan mutu paving block menurut SNI03-0691-1996 sebagi berikut : a. Sifat Tampak
sebagai berikut : 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil + air secukupnya Untuk membuat paving block bermutu rendah, dapat digunakan lebih sedikit semen dan lebih banyak pasir sungai yang bersih pada adukan beton, yaitu : 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 4 bagian kerikil + air secukupnya 1 bagian semen : 4 bagian pasir + air secukupnya.
Bata beton untuk lantai harus mempunyai bentuk sudut yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut tangan. b. Bentuk dan ukuran setiap produsen memberikan dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan jari
penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran dan daya dukung serta
digunakan di dalam rumah, di halaman depan dan belakang rumah, dimana tidak ada beban berat yang menekan lantai.
23
ISSN : 1858-3695
Persiapan Material
Min. 34 22,5 17
Pemeriksaan Semen
Memenuhi Syarat ? ya
Tidak
pemeliharaan yang bersifat insidentil. b. Dapat diproduksi baik secara mekanis, semi mekanis, maupun di cetak tangan. c. Tidak mudah rusak oleh kendaraan.
d. Memperindah lapisan permukaan. e. Anti slip. f. Ukuran lebih terjamin. pembangunan berwawasan lingkungan. h. Tidak mudah rusak oleh perubahan cuaca (tahan terhadap cuaca) dan lain-lain. i. Daya serap terhadap air hujan cukup baik, sehingga dapat mengurangi genangan air di halaman, karena pemasangan antara satu dengan yang lain tanpa menggunakan perekat/adukan semen,
Pengujian Tekan Benda Uji Analisa Data Kesimpulan dan Saran Selesai
g. Konsep
Gambar 2 Diagram Rencana Kerja Prosedur Laboratorium Rancangan campuran Rancangan campuran paving block adalah direncanakan untuk mutu kuat tekan beton K 175, K 225 dan K 300 dengan mengoptimalkan substitusi abu batu bara dalam campuran.
METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini akan dilakukan menurut diagram rencana kerja seperti terlihat pada Gambar 2
Penggunaan agregat kasar dilakukan dengan variasi penggunaan agregat kasar kerikil batu pecah dan agregat kasar kerikil alam sungai. Rancangan jumlah benda uji Untuk mendapatkan gambaran optimalisasi pemakaian abu batu bara sebagai subtitusi
24
ISSN : 1858-3695 [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat [1 SM : (1,8 PS + 1,8 KR + 0,5 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 1,6 KR + 1,0 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 1,4 KR + 1,5 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,2 KR + 2,0 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,0 KR + 2,5 ABB)]: 3 buah Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan mutu II dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji.
campuran dengan rentang 0% sampai 50 % subtitusi semen atau agregat dengan abu batu bara. Untuk mendapatkan mutu III dengan kuat tekan 170 kg/cm sampai 200 kg/cm . dilakukan variasi pengujian sebagai berikut : Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 5 AG] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 3 KR) Campuran subtistusi semen dengan abu batu bara [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat dengan abu batu bara [1 SM : (1,8 PS + 2,7 KR + 0,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 2,4 KR + 1,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 2,1 KR + 1,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,8 KR + 2,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,5 KR + 2,5 ABB)] : 3 buah
2 2
Untuk mendapatkan di bawah mutu III sampai 175 kg/cm2 Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 6 AG] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 4 KR) Campuran subtistusi semen [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat [1 SM : (1,8 PS + 2,7 KR + 0,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 2,4 KR + 1,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 2,1 KR + 1,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,8 KR + 2,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,5 KR + 2,5 ABB)] : 3 buah
Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan mutu III dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji. Untuk mendapatkan mutu II dengan kuat tekan 225 kg/cm sampai 300 kg/cm
2 2
Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 4 AGt] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 2 KR) Campuran subtistusi semen [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah
Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan di bawah mutu III dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji. Total keseluruhan benda uji adalah 3 x 66 = 198 buah benda uji
25
Hasil Pemeriksaan Agregat dan Abu Batu Bara a. Agregat Halus (Pasir Sungai Duku)
No 1 Jenis Pemeriksaan Berat jenis :
SSD Bulk
direncanakan, dimana masing-masing variasi dibuat triple (3 benda uji). Proses pencampuran sesuai prosedur pencampuran beton diaduk sampai homogen merata dengan penambahan air sesuai kelecakan yang diinginkan (6 % sampai 12 % dari total jumlah material (semen + pasir + kerikil) Penuangan campuran beton basah dalam cetakan kubus beton ukuran 15 x 15 cm dilakukan bertahap dengan diselingi penusukan untuk membantu pemadatan. Ketebalan benda uji dibuat setebal rata-rata 9 cm. Selanjutnya pemadatan dibantu dengan alat penggetar, dan untuk mendapatkan kepadatan yang optimum sesuai persyaratan pembuatan paving block dilakukan penekanan dengan alat tekan sebesar 20 kg/cm 2. Pembukaan benda uji dilakukan setelah benda uji mengalami ikatan awal sekitar 24 jam, dan selanjutnya dilakukan perawatan benda uji dengan melakukan perendaman. Pengujian kuat tekan Dilakukan seperti prosedur pengujian uji tekan beton, dimana kekuatan tekan diestimasi untuk umur beton 28 hari.
Has il
Sat .
Spek.
Metode
2,4 6 2,3 5
SNI 0319701990-F
4,3 6
1,5 6 1,4 0
Kg/l
b. Agregat Kasar (Kerikil Batu Pecah Produksi Stone Crusher PT SMS Sicincin)
No. 1 Jenis Pemeriksaan Berat jenis :
SSD Bulk
Has il
Sat.
Spek.
Metode
2,5 7 2,5 1
SNI 0319691990-F
2,7 2
4,1 3 1,4 1
Kg/l
26
ISSN : 1858-3695 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen mengalami dengan penurunan penambahan kuat tekan
Has il
Sat.
Spek
Metode
sejalan
persentase
subtitusi semen dibanding dengan kuat tekan benda uji standar tanpa abu batu bara. Dan
Min. 2,3 Min. 2,3 Max. 5 SNI 0319691990-F SNI 0319711990-F PB0204-76 SNI 0319691990-F
2,6 4 2,5 8
secara teknis penggunaan kerikil batu pecah menghasilkan kuat tekan lebih baik dibanding penggunaan kerikil alami dalam campuran beton (Lihat Hasil Kuat Tekan Benda Uji). Penggunaan subtitusi agregat abu batu bara 20% sebagai ternyata
2,4 0
sampai
menghasilkan kuat tekan yang lebih baik dibanding campuran standar tanpa
0,8 4 1,7 3
menggunakan abu batu bara. Dan secara teknis juga penggunaan kerikil batu pecah menghasilkan kuat tekan lebih baik dibanding penggunaan kerikil alami dalam campuran
Kg/l
d. Abu Batu Bara Sawahlunto Mengacu pada ASTM C 138 71 T dengan metode labor dan metoda lapangan diperoleh nilai Bj abu batu bara rata-rata 2,0 Evaluasi benda uji Diperoleh catatan berdasarkan waktu pelaksanaan pembuatan
subtitusi material
dengan abu batu bara untuk variasi campuran dengan kuat tekan yang direncanakan. K175 : setara campuran 1 : 2 : 4 dengan kuat tekan sekitar 210 kg/cm 2 K225 : setara campuran 1 : 2 : 3 dengan kuat tekan sekitar 270 kg/cm 2 K300 : setara campuran 1 : 2 : 2 yang baik, dan Mutu Beton K175 : setara campuran 1 : 2 : 4 dengan kuat tekan sekitar 210 kg/cm 2. Subtitusi semen : - Subtitusi semen sampai 40 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 225,44 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen + 0,4 abb) : 2 pasir : 4 kerikil - Subtitusi semen untuk penggunaan agregat kerikil alam sungai kurang mencapai target kuat tekan sebesar 210 kg/cm .
2 2
pengamatan yang dilakukan beberapa sifat pada campuran beton segar yaitu : - Mempunyai dimana dipadatkan. - Mengurangi jumlah air yang diperlukan, sehingga mengurangi terjadinya bleeding dan segregasi. - Penampilan luar beton keras menunjukkan beton lebih rapat (kurang berpori) sehingga dapat menambah daya tahan beton terhadap unsusr luar yang mengganggu seperti sulfat. Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Berdasarkan hasil kuat tekan benda uji yang dilakukan, secara umum terlihat bahwa sifat workability diaduk, mudah dialirkan
(0,6
27
ISSN : 1858-3695 - Subtitusi semen sampai 10 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 375,58 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen + 0,1 abb) : 2 pasir : 2 kerikil - Subtitusi semen untuk penggunaan agregat kerikil alam sungai kurang mencapai target kuat tekan sebesar 360 kg/cm . Subtitusi agregat : - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 405, 33 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (1,2 abb + 1,4 pasir + 1,4 kerikil) - Subtitusi agregat sampai 20 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 369,07 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (0,8 abb + 1,6 pasir + 1,6 kerikil) KESIMPULAN Berdasarkan pengujian dan penelitian yang telah dilakukan terhadap upaya penggunaan abu batu bara sebagai bahan subtitusi dalam pembuatan paving block dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Penggunaan memperbaiki abu sifat batu bara dapat dan
2
(0,9
(0,5
pengerjaan
mengurangi jumlah pemakaian air adukan, sehingga kemungkinan dapat mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi. Untuk pembuatan campuran paving block mutu setara K 175 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen optimum sampai 40 %, yaitu dengan perbandingan (0,6 semen + 0,4 abb) : 2 pasir : 4 kerikil , dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi semen kuat tekan paving block
28
ISSN : 1858-3695 tidak menghasilkan kuat tekan setara 360 kg/cm2. Untuk pembuatan campuran paving block mutu K 300 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi agregat optimum sampai 30% , yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,2 abb + 1,4 pasir + 1,4 kerikil) dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi agregat optimum hanya sampai 20% yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 0,8 abb + 1,6 pasir + 1,6 kerikil).
Demikian
kesimpulan
hasil
penelitian
ini
disampaikan dengan harapan dapat menjadi suatu referensi atau acuan dalam pemanfaatan limbah abu batu bara sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu komponen bahan bangunan seperti paving block dan sebagainya. Semoga hasill penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
29
ISSN : 1858-3695
Amir,
A.H.,
dkk, limbah
2002,
Pengembangan Dan
Pemanfaatan
Pertambangan
Industri Untuk Komponen Bangunan (Laporan Proyek), Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Bandung Hidayat, Y.S., dan Andriati Amir Husin, 1990, Penelitian Pemanfaatan Semen Abu Terbang untuk Bahan Komponen Bangunan (laporan Proyek), Puslitbang Pemukiman, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung http://b3.menlh.go.id/3r/article.php/article_id. http://www.iptekda.lipi/root/buletin_detail_cetak. asp/berita_id http://www.ilo.org/publns; http://www.lemigas.esdm.go.id/node/506 http://www.padangekspres.co.id/mod.php/mod http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/puskim/ho mepage SNI-03-0691-1996, beton (paving block) SNI 03-1969 -1990, Metode pengujian Berat jenis dan Penyerapan air agregat kasar SNI 03-1970 -1990, Metode Pengujian Berat jenis dan Penyerapan air agregat halus SNI 03-1971 -1990, Metode Pengujian Kadar Air Agregat Persyaratan mutu bata
30