0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
403 tayangan6 halaman

Tugas Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

1.

Pengertian Komunikasi Interpersonal atau Konseling ( KIP/K )

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut ( Saifudin, Abdul Bari : 2002 ). Montersen ( 1964 : 301 ) mendefinisikan konseling sebagai suatu proses antar-pribadi, dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. Willian Ratingan ( 1967: 114-115 ), mendeskripsikan konseling sebagai usaha untuk membantu seseorang menolong dirinya sendiri. Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi konseling selalu merupakan komunikasi interpersonal. Orang yang memberi bantuan dalam konseling disebut konselor. Sedangkan orang yang diberi konseling disebut konseli. Dalam kebidanan konseli disebut juga Klien dalam konseling hubungan atau pertalian antara konselor dengan klien memegang peranan yang penting bagi keberhasilan konseling, dan ini berbeda dengan hubungan pada situasi lain. a. Konseling merupakan bentuk percakapan wawancara

Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan dan lain- lain dari individu atau responden. Caranya melalui pertanyaan pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu. Konseling merupakan salah satu bentuk wawancara.

b.

Kelebihan wawancara :

Apabila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka ini disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuesioner. 1) a) Kelebihan wawancara : Pertanyaan bila lebih bebas dan mendalam

b)

Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga respon lebih bebas menggunakkan

pendapatnya. c) d) e) f) 2) 1. Dapat direkam dan lebih lengkap ( komprehensif ) Sifat data primer Dapat mengklarifikasi yang tidak jelas Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan. Jenis wawancara Terstruktur : jawaban telah dipersiapkan, ada laternatif jawabannya. Keuntungan

mudah diolah dan dianalisis. 2. Tak terstruktur ( bebas ) : tidak perlu menyiapkan jawaban, klien bebas menjawab.

Keuntungannya informasi lebih padat dan lengkap. Sulit dianalisis karena jawaban aneka ragam sehingga perlu pengaktagorian.

3) 1) 2) 3) 4) 5) 2. a.

Tips wawancara yang efektif Ciptakan suasana terbuka Jangan memotong pembicaraan Berikan perhatian Jangan bersifat evaluatif Tenggang rasa atau bijaksana Faktor Penghambat KIP/K Faktor Individual. Orientasi kultural ( keterikatn budaya ) merupakan faktor individual

yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : 1) Faktor fisik: kepekaan panca indera ( kemampuan untuk melihat, mendengar), usia,

jender ( jenis kelamin ). 2) 3) Sudut pandang : nilai- nilai Faktor sosial : sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat,

status sosial, peran sosial. 4) b. 1) Bahasa. Faktor- faktor yang berkaitan dengan interkasi Tujuan dan harapan terhadap komunikasi

Ini biasanya terjadi apabila dalam suatu komunikasi/ konseling, komunikator tidak memberikan konseling sesuai kebutuhan klien, maka apa yang disampaikan komunikator tidak akan didengar atau diperhatikan oleh klien karena tidak sesuai dengan harapannya. Untuk menghindari hal tersebut sudah seharusnya seorang komunikator memiliki kemampuan untuk menganalisa masalah klien sehingga dapat memberikan konseling sesuai dengan kebutuhan klien. Dengan demikian tujuan dan harapan dari kedua belah pihak dapat tercapai. 2) Sikap terhadap interkasi

Sikap terbuka dan bersahabat sangat mendukung komunikasi, tetapi sebaliknya orang yang tertutup dan kurang bersahabat akan sulit untuk diajak komunikasi, biasanya orang seperti ini mempunyai sifat introved sehingga susah untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi. Mendapatkan klien yang seperti ini sebagai seorang bidan harus mampu memancing percakapan dan menggunakan pertanyaan- pertanyaan terbuka. 3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain ( seperti kehangatan, perhatian,

dukungan ). Pembawaan diri seseorang sangat mempengaruhi komunikasi. Orang sombong, sinis dan tidak memberikan dukungan merupakan hambatan komunikasi yang harus mampu kita hadapi. Kadang- kadang sebagai menusia biasa kita sebagai petugas kesehatan sudah merasa malas dahulu untuk memberikan konseling pada orang semacam itu. Tapi kita harus menyingkirkan sikap seperti itu dan harus profesional. Cobalah untuk bersahabat dan tidak menggurui, tetapi harus menguasai kontens/ materi yang akan kita berikan. Dengan sikap seperti itu biasanya mereka akan merubah sikapnya. 4) Sejarah hubungan

Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan sangat berpengaruh dimasa sekarang atau masa datang. Orang yang punya hubungan kurang harmonis dimasa lalu dan tiba- tiba bertemu dalam suatu konsultasi/ konseling akan menyebabkan sikap canggung dan malas untuk bertemu. Tapi sekali lagi kita sebagai tenaga kesehatan harus profesional dalam menhadapi ini, lupakan sejenak masalah yang lalu dan hadapi klien sesuai masalah yang harus dipecahkan oleh klien saat ini. Tidak perlu mengungkit- ungkit masa lalu dan pura- puralah lupa kalau pernah ada hubungan/ masalah yang kurang harmonis dimasa lalu. c. Faktor Situsiasional

Situasi selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi, lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupakan situasi yang sangat mendukung, begitu pula sebaliknya komunikasi yang dilakukan ditempat keramaian akan sangat mengganggu pendengaran.

d.

Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memiliki kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi KIP adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasiu dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain. Dengan kompetensi, perilaku komunikasi kita akan sesuai dengan peraturan- peraturan dalam KIP dan membantu mencapai tujuan komunikasi. Agar komunikasi interpersonal berhasil kita perlu memiliki keterampilan dalam komunikasi interpersonal baik sosial maupun behavioral. Kompetensi tersebut meliputi : a. b. Empati ( emphati ) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang lain. Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan kemungkinan perilaku yang

diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi. c. d. e. Kepekaan ( sensitivity ) terhadap sesuatu hal dalam KIP. Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP. Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan

komunikan. f. 3. a. Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam berinteraksi. Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIP/K Memahami diri sendiri

Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun menurut orang lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, aku kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita perlu memahami diri kita agar apa yang menjadi diri kita agar apa yang menjadi potensi dari dalam diri kita pertahankan ayau bahkan kita tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan

dan kekurangan kita bisa kita rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan mengantar kita kearah kesuksesan. b. Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek kogniktif, aspek psikomotor dan aspek afektif ( perasaan, sifat, sikap ). Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tidak hanya pengetahuan kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan, keluarga berencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya, pengetahuan tentang hubungan antar manusia, komunikasi interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan sebagainya. Keterampilan yang perlu dimiliki Bidan tentunya semua keterampilan yang sesuai dengan kompetensi Bidan yaitu ada sembilan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan konseling keterampilan yang harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam melakukan komunikasi antara lain : terampil dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien, terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil dalam menggunakan alat bantu visual untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi masalah genting yang dihadapi klien, terampil membantu klien mengambil keptusan dan sebagainya. Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki bidan adalah mempunyai motivasi yang tinggi untuk membantu orang lain, bersikap ramah, sopan santun, menerima klien apa adanya, empati terhadap klien membantu dengan ikhlas, terbuka terhadap pendapat orang lain. c. Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosialspritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah.

Proses konseling terdiri dari 3 unsur kegiatan yaitu : 1. Pembinaan hubungan baik (rapport) Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan : a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.

b. Memperkenalkan diri c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.

d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).S :Face your clients Squarely (menghadap klien) & Smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O :Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat). e. f. Bersabar Tidak memotong pembicaraan klien

2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan. Setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah (1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural. 3. Menindaklanjuti pertemuan Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.

Anda mungkin juga menyukai