PLC Basic - Instrument

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Dasar-Dasar PLC

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah


rangkaian elektronik yang dapat mengerjakan berbagai
fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks.
PLC dapat diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh
operator yang tidak berpengalaman dalam mengoperasikan
komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan
peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar
tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang
diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan
semua siatem yang mempunyai output apakah harus ON
atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan
output yang bervariasi.

PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk
mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja
untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor,
solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil
keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa.
PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian
otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan
kontrol sequence, ketika relay muncul, panel kontrol
dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama.
Ketika transistor muncul, solid state relay yang
diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan
tinggi.

Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor
menaikkan kemampuan komputer untuk segala jenis sistem
otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika,
peralatan otomatis dan komputer dari berbagai tipe,
termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC
makin mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.

Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan.
Beberapa perusahaan elektronik dan komputer membuat
PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri
peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu
yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan
untuk sistem otomatisasi building dan juga security
control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh
pabrik dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan
kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor
terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas,
yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC
modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data
dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital
yang dirancang agar dapat mengendalikan mesin dengan
proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali
sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan
(counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga
mempunyai processor, unit memori, unit kontrol, dan
unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa
hal, yaitu :
PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri
yang mungkin banyak debu, panas, guncangan, dan
sebagainya.
PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan
mudah oleh teknisi pabrik.
PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor,
tetapi dilengkapi dengan peripheral port yang
berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor
data atau program.

Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai
berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)

- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan
secara elektronik memerlukan masing-masing kendali,
misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang
dengan menggunakan satu model dari PLC dapat
mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap
mesin dikendalikan dengan masing-masing program
sendiri.

- Perubahan implementasi dan koreksi error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada
panel, perubahan program akan memerlukan waktu untuk
menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan
dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan
program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan
cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika
kesalahan program terjadi, maka kesalahan dapat
langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor
secara langsung. Perubahannya sangat mudah, hanya
mengubah diagram laddernya.

- Harga yang rendah
PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan
lain yang mendukungnya, sehingga harga dapat
dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer,
counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC
mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di
pasaran dengan bermacam-macam merk dan tipe.

- Jumlah kontak yang banyak
PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil
yang tersedia. Misal panel yang menghubungkan relay
mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada
perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti
diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini
berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya.
Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan pengetikan
untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat
digunakan dari satu buah relay, jika memori pada
komputer masih memungkinkan.

- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest,
diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau
laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai.
Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan
dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat
dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada
software pendukungnya.

- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama
dioperasikan secara langsung melalui layar CRT. Jika
ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat
langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada
layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan
melalui observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat
memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi
daripada relay pada saat bekerja yaitu dalam beberapa
mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan
output dari alat yang digunakan.

- Metode bolean atau ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh
para teknisi atau juga menggunakan sistem bolean atau
digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan
dapat disimulasikan pada software pendukungnya.

- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan
dengan relay atau timer mekanik. PLC mampu bekerja
pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya
goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.

- Penyederhanaan pemesanan komponen
PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu
pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay,
counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika
mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka
diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu
pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu relay
akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.

- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara
nyata sebagian atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu
melihat pada blueprint yang belum tentu up to date,
dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan
rangkaian.

-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang
dan dapat dibuatkan password. Sedangkan panel relay
biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit
untuk dideteksi.

- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini
memungkinkan untuk mencampur proses produksi,
sementara produksi lainnya sedang berjalan.

Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa
dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan
antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang
telah lama menggunakan konsep relay untuk berubah
kekonsep PLC komputer.

- Aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan
aplikasi yang tidak akan berubah selamanya sehingga
keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program
menjadi tidak berguna.

- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi
dan getaran ,interferensi dengan peralatan listrik
lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.

- Pengoperasian yang aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam
akan langsung mematikan seluruh rangkaian dan tidak
secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung
menjalankan proses yang di program, namun hal ini
tergantung dari program yang dibuat.

- Operasi pada rangkaian yang tetap
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah,
seperti misalnya drum mekanik , lebih murah jika tetap
menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC


Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC
Seperti halnya dengan modul input pada PLC biasanya modul
output pada PLC juga tidak terdapat power suply internal
artinya modul output PLC membuatuhkan tegangan eksternal
untuk bekerja.


Ada berbagai macam tipe dari output PLC ini:

1. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini
merupakan jenis output yang sangat flexible, karena dapat
digunakan untuk output dengan jenis tegangan AC aatupun
output dengan tegangan DC ( sesuai dengan tegangan
eksternal yang kita gunakan), keuntungan lainnya output
jenis ini lebih awet / output jenis ini akan aus setelah
bekerja hamper sejuta siklus, satu kelemahan dari tipe
output PLC jenis ini ialah memerlukan waktu untuk proses
perubahan logika nya yaitu 10 ms.
2. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada
peralatan yang menggunakan level tegangan DC saja, untuk
mengendalikan peralatan dengan tegangan DC pada jenis
output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal, contoh
PLC yang menggunakan output jenis ini yaitu PLC Wago.
3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada
peralatan yang menggunakan level tegangan AC saja, untuk
mengendalikan peralatan dengan tegangan AC pada jenis
output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.

Contoh bentuk wiring pada output PLC



Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC

Dalam contoh ini, output 07 yang terhubung ke salah satu
sisi lampu, dan sisi lampu lainnya terhubung ke supply
positif dan negative supply terhubung ke COM pada PLC.
Ketika output on maka arus dapat mengalir sehingga lampu
akan hidup.. Output 03 untuk relay terhubung dengan cara
yang sama seperti output 07, Ketika output 03 on maka relay
akan aktif, arus akan mengalir melalui kumparan relay untuk
menutup kontak dan
mengalirkan tegangan 120VAC ke motor.
Bentuk dari ladder diagramnya seperti gambar dibawahnya.



Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC


Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON
dengan Syswin atau PLC Wago dengan CodeSys, ada satu hal
penting yang harus dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini
konfigurasi Input pada PLC. Dalam PLC yang berukuran kecil
biasanya input sudah terinclude dalam modul PLC, artinya
dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O,
dll dan biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat
ditambah lagi. Untuk
PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah,
artinya CPU nya terpisah, modul I/O nya terpisah serta
power supply nya jua terpisah, keuntungan PLC seperti ini
kita dapat menambah jumlah I/O sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas
lebih khusus pada tipe yan kedua. Daftar di bawah ini
menunjukkan range tegangan untuk input yang paling umum
dipakai:

-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac

Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal
artinya kita membuatuhkan power supply eksternal untuk
mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah
ini menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan masukan AC
input



Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC

Pada contoh pada gambar diatas ada dua masukan, satu adalah
tombol push button NO, dan yang kedua adalah temperatur
switch, atau relay termal. Kedua switch ini terhubung
dengan tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada terminal
positifnya) dan netral (kalau pada tegangan DC berarti
terminal negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.

Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang
diteruskan ke kartu input. Jika salah satu
switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan
diteuskan tegangan ke input dan akan terjadi perubahan
logika pada input. Gambar dibawahnya adalah bentuk ladder
diagram

Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka
terminal netral (jika power supply AC) atau terminal
negative (jika menggunakan power supply DC) harus
dihubungkan antara keduanya lalu dihubungkan ke COM
(common) pada PLC.
.

Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional
kontrol panel adalah sebagai berikut :
Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah
dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:
1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC
Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).

Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:
1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.

Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:
1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer
Integrated Manufacturing ), FA ( factory automation ).

Konfigurasi Programmable Logic Controller

PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama
yaitu:
- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU
PLC, biasanya berupa switching power supply.

- CPU (Central Processing Unit) PLC
Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah
sehingga sistem kontrol yang telah kita desain bekerja
seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi
macamnya tergantung pada masing-masing merk dan tipe PLC-
nya.

- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only
Memory.

- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )
Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input

Input analog : Input Point Linear
0 10 V DC
-10 V DC 10 V DC
4 20 mA DC

- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.

Output analog : Output Point Linier
0 1 V DC
-10 V DC 10 V DC
4 20 mA DC

- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)

Perangkat Keras Programmable Logic Controller
Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat
pengendali logika yang dapat diprogram. PLC ini merupakan
perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan
disimpan dalam memori. PLC mempunyai perangkat keras yang
berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan
output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input
dan output, menjalankan program instruksi, serta
menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan
pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang
dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta
mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU
melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan
mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program
yang telah ditentukan.

Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu
program untuk menjalankannya. Program tersebut harus
disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses
perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu
juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama
pelaksanaan program.

Model Input Output
Model input output merupakan piranti yang menghubungkan
antara PLC dengan peralatan yang dikendalikannya. Sebagai
contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input
yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun
demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit
ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat
dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya
terdapat RAM (Random Access Memory) yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang
sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke
dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini
dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel
ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat.
Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran
maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan
dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi
masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus
pada posisi RUN atau MONITOR



Pengertian PLC
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer
elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang
memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat
kesulitan yang beraneka ragam
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel
(1982) adalah : sistem elektronik yang beroperasi secara
dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan
industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik
seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-
modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori
untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah
diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input
secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang
diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay
sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat
diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat
dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC
dapat dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner
menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor
status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan
proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian
instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai
dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya.
Peralatan yang Berhubungan dengan PLC
Peralatan Analog
Contoh dari peralatan analog baik input maupun output
adalah sebagai berikut :
INPUT
Flow transmitters
Pressure transmitters
Temperature transmitters
Position transmitters
Level transmitters


OUTPUT


1. Allen Bradley
Jenis Type PLC Gambar
Logix-5 Family PLC-5

Logix-500
Family
SLC-500

Micrologix

Logix-5000
Family
ControlLogix

CompactLogix

FlexLogix

2. Siemens
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC S7-200

S7-1200

Modular PLC S5-115U

S7-300

S7-400

3. Omron
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC CPM1A


CP1E


CP1L

Basic PLC CJ1M


CQM1H

Modular CJ1H/CJ1G


CS1H/CS1G

4. Schneider
Jenis Type PLC Gambar
Micro PLC Modicon M340
Machine Control
PLC
Modicon Premium

Process Control
PLC
Modicon Quantum

Programmable
Controller
Twido

Smart Relay Zelio
5. Mitsubishi
Jenis Type PLC Gambar
Compact PLC MELSEC FX3UC


MELSEC FX3G


MELSEC FX1N


MELSEC FX1S

Modular PLC Q-Series Q00UJCPU

Process Q12PHCPU

Control

Electric motor drives
Analog meters
Chart data recorders
Process controllers
Variable speed drives
Peralatan Digital
Contoh dari peralatan digital baik input maupun output
adalah sebagai berikut :
INPUT
Selector Switch
Temperature Switch
Flow Switch
Level Switch
Pushbutton
Motor starter contacts
Limit Switch
Pressure Switch
Relay Contact
OUTPUT
Annunciator
Alarm light
Electric fan
Indicating light
Electric valve
Alarm horn
Selenoid valve
Motor starters
Merek dan Type PLC
Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di
industri. Masing masing PLC memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Tinggal pilih saja bedasarkan
kebutuhan serta tebal kantong anda. Berikut beberapa merek
serta type PLC yang banyak dipakai di industri :



Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas,
masih banyak lahi merek dan tipe PLC lainnya seperti GE
Fanuc, NAIS, dsb.
Bahasa Pemrograman PLC
Berdasarkan Standart Internasional IEC-61131-3, bahasa
pemrograman PLC ada 5 macam yaitu :
1. Ladder Diagram (LD)
2. Function Block Diagram (FBD)
3. Sequential Function Chart (SFC)
4. Structure Text (ST)
5. Instruction List (IL)
Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas.
Ada yang hanya support LD saja, ada juga yang support LD,
FBD,SFC,ST tergantung dari PLC yang kita pakai.
Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa
merek PLC :
Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)
Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram
(LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential
Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD),
Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC)
Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC)
Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC), Instruction
List (IL)

INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC
Didalam pemrograman PLC terdapat beberapa
instruksi instruksi dasar yang sering digunakan.
berikut beberapa contoh dari instruksi - instruksi
dasar yang menggunakan software CX - Programmer.


a. Instruksi Counter
Instruksi Counter digunakan untuk menghitung input
yang masuk ke dalam counter tersebut.


Gambar 7.1 contoh program instruksi Counter

Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter
(CNT 0000) Mendapat input sebanyak dari set value maka
akan mengaktifkan contact C0000 sehingga output (1.00)
akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa
menggunakan input 0.01.

b. Instuksi Timer
Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat
peralatan untuk beberapa aspek kontrol pewaktuan (
timing ). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk
program yang dapat digunakan. Metode umum dari
pemrograman sebuah rangkaian timer adalah untuk
menentukan interval yang dihitung dari suatu kondisi
atau keadaan

Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer
(TIM 0000) mendapatkan input selama set value akan
mengaktifkan contact-contactnya (T0000). Lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 7.2.

Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan
Timer tidak boleh sama. Misal, jika alamat nomer
counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh menggunakan
alamat 0000. Set value timer adalah set x 10. Sehingga
misal set value yang diinginkan 10 detik maka
penulisan set valuenya adalah 10 detik x 10 = #100



Gambar 7.2 contoh program instruksi Timer

c. Instruksi IL dan ILC
IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan
ILC adalah singkatan dari Interlock Clear berfungsi
untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC digunakan
untuk tombol Emergency.


Gambar 7.3 contoh program instruksi IL dan ILC

Cara kerja dari instruksi IL dan ILC adalah, apabila
tombol emergency (input 0.02) ditekan maka semua
diantara instruksi IL dan ILC tidak akan aktif.

d. Instruksi DIFU/DIFD
Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan
output selama satu scan.


Gambar 7.4 Time chart DIFU / DIFD

Untuk mengaktifkan output selama satu scan selain
menggunakan instruksi DIFU / DIFD juga bisa
menggunakan contact dengan differentiation up/down.
Untuk membuat instruksi contact dengan differentiation
up/down yaitu, klik New Contact Detail>>
Differentiation up / down. Seperti gambar 7.5.




Gambar 7.5 cara membuat instruksi contact dengan
differentiation up

e. Instruksi Holding Relay
Holding Relay adalah relay internal yang bisa di
pakai untuk menahan system yang sedang bekerja walau
aliran supply power off, misalnya jika Sumber Power/
PLN mati, apabila di pasang holding Relay maka proses
bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.


Gambar 7.6 contoh program instruksi Holding Relay

f. Instruksi Compare
Instuksi ini digunakan untuk membandingkan dua buah
data .


Gambar 7.7 contoh program instruksi Compare

Cara kerja instruksi Compare adalah apabila data
D100 < D200 maka output (1.02) akan aktif, jika D100 =
D200 maka output (1.03) akan aktif, dan apabila D100 >
D200 maka output (1.03) yang akan aktif.

g. Instruksi MOV
Instruksi ini digunakan untuk memindahkan data

h. Instruksi Scaling/SCL
Instruksi ini digunakan untuk mengkonversi secara
linier 4 digit data hexadecimal menjadi 4 digit BCD.


Memori PLC

Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori
internal PLC. Memori PLC Omron yaitu
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan
status keluaran dan masukan PLC. Untuk CPM1A/CPM2A,
masing masing bit IR000 berhubungan langsung dengan
terminal masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja)
berhubungan langsung dengan masukan ke-1 dan IR
000.05 (atau 000.05). Daerah IR terbagi atas tiga
macam area, yaitu area masukan, area keluaran dan
area kerja. Untuk mengakses memori ini cukup dengan
angkanya saja, 000 untuk masukan, 010 untuk keluaran
dan 200 untuk memori kerjanya

2) SR (Special Relay)
Special relay adalah relai yang mempunyai
fungsi-fungsi khusus seperti untuk pencacah,
interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi
penjumlahan terdapat kelebihan digit pada hasilnya
(carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi
PLC, dan sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan
sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan
khusus. Dapat menunjukkan kondisi PLC yang
disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi
spesial I/O, kondisi input atau output unit, kondisi
CPU PLC, kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link pada PLC link system.
Artinya untuk tukar-menukar informasi antara dua PLC
atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan
banyak PLC. Terdiri dari 16 word, LR00 hingga LR15
atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15, untuk
CPM1A/CPM2A.
5) HR (Holding Relay)
Holding Relay digunakan untuk mempertahankan
kondisi kerja rangkaian PLC yang sedang dioperasikan
apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan
akan menyimpan kondisi kerja PLC walaupun sudah
dimatikan. Untuk CPM1A/CPM2A daerah ini terdiri dari
20 word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit. HR000.00
hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat digunakan bebas
didalam program sebagaimana bit-bit kerja (works
bit).
6) TR (Temporary Relay)
Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi
logika program pada ladder diagram yang mempunyai
titik percabangan khusus terdapat 8 bit, TR00 hingga
TR07, baik untuk CPM1A/CPM2A
7) DM (Data Memory)
Berfungsi untuk penyimpanan data-data program
karena isi DM tidak akan hilang (reset) walaupun
sumber tegangan PLC mati.
Yang akan sering kita gunakan yaitu DM (Data
Memory)



Melakukan pemrograman PLC OMRON CPM1A

Melakukan pemrograman PLC CPM1A. Hal hal yang
harus di lakukan adalah sebagai berikut:
12. Hidupkan PLC OMRON CPM1A dengan menyambungnya ke
sumber catu daya, lampu indicator PWR pada PLC akan
menyala.
13. Hubungkan PLC OMRON CPM1A dengan PC, dengan
menggunakan kabel CIF 02 port USB.
14. Akan muncul perintah instalasi dari port USB
kabel CIF02. Ikuti perintahnya next next dan next
sampai akhir perintah finish.
15. CX-Programmer adalah software untuk membuat
program PLC CPM1A dari Omron. Buka program CX-
Programmer, maka akan muncul perintah Online
registration, exit saja
16. Buka icon new untuk membuat program ladder baru,
maka akan muncul box change PLC. Change PLC
bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita buat
dengan jenis PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang
saya gunakan adalah PLC OMRON CPM1A, maka
konfigurasinya adalah sebagai berikut

ganti device typenya menjadi CPM1(CPM1A) (sesuaikan
dengan PLC yang anda gunakan ) klik setting akan muncul
box lagi

ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai
jenis PLC dengan I/O 30 (sesuaikan denang PLC yang anda
gunakan) penyesuaian ini bertujuan agar PC dapat
berkomunikasi dengan PLC, kemudian ok dan ok

6. Setelah itu akan mucul lembar kerja
dan selanjutnya buatlah program yang hendak kita
buat

Lembar kerja adalah tempat untuk merancang
diagram ladder yang akan digunakan. Semua instruksi
tersedia dan pengguna tinggal memakainya. Buatlah
diagram ladder dengan rung sedikit mungkin karena
itu akan menghemat memori PLC yang dipakai.
Sesuaikan urutan kerja sistem dengan urutan diagram
ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai dari
rung atas kemudian berlanjut ke bawah. Berikan
keterangan pada setiap rung dan diagram ladder agar
orang lain mudah untuk memahaminya.

7. Setelah selesai membuat program, klik
save lalu klik program pilih Compile (Ctrl+F7) untuk
mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga
mucul tampilan seperti ini

8. Lakukan work online setelah tidak
terjadi kesalahan dalam program. Selanjutnya adalah
menghubungkan komputer ke PLC dengan cara klik PLC
pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik
finish. Work online bertujuan agar saat program
berjalan kita masih bisa melakukan monitoring alur
kerja program pada diagram ladder. Pada PLC lampu
indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa PLC
telah terhung ke PC.

9. Lakukan download program dari CX-
programmer ke PLC OMRON CPM1A seperti pada gambar


10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik
PLC, operating mode, RUN. Lampu indicator RUN pada
PLC akan menyala. Program siap diekseskusi oleh PLC

Kabel PLC Omron CIF 02

Dalam bidang kelistrikan, kabel CIF 02 adalah
peralatan standar yang digunakan sebagai komunikasi
serial biner tunggal berupa data dan kontrol
sinyal yang menghubungkan antara DTE (Data Terminal
Equipment) dan DCE (Data Circuit-terminating
Equipment). Hal ini umumnya digunakan dalam
komputer komunikasi serial. Pada Kabel CIF 02,
program yang telah dibuat dapat diunduh ke PLC,
begitu juga sebaliknya data
program yang tersimpan pada PLC dapat diunggah ke
PC. Kedua transmisi sinkron dan asinkron yang
didukung oleh sebuah peralatan standar. Selain
sirkuit data, peralatan standarlah
yang mendefinisikan beberapa sirkuit kontrol yang
digunakan untuk mengelola hubungan antara DTE dan
DCE. Setiap data atau rangkaian kontrol
hanya beroperasi disatu arah, yaitu sinyal dari DTE
ke DCE yang melekat atau sebaliknya. Pengiriman data
dan penerimaan data merupakan rangkaian
terpisah, antarmuka dapat beroperasi dalam model
full duplex, didukung data yang mengalir bersamaan
dalam dua arah. Standar ini tidak mendefinisikan
framing karakter dalam data stream, atau pengkodean
karakter. Kabel CIF 02 mempunyai ujung port USB.

Di pasaran, kabel ini di hargai 700 ribu. Memang
mahal hanya untuk sebuah kabel. Saya membeli PLC
Omron CPM1A I/O 30 dan kabel CIF 02 dengan total 2.5
jt hanya untuk mengerjakan skripsi. MAHALLLLLLLLLL


Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange
indicator akan menyala ketika terjadi komunikasi
anatara PC dan PLC.

Mengenal PLC OMRON CPM1A
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler
(CPU-nya PLC bisa berupa mikrokontroler maupun
mikroprosesor) yang dilengkapi dengan periferal yang dapat
berupa masukan digital, keluaran digital atau relay.
Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan
bahasa komputer seperti pascal, Basic, C dan lain-lain,
programnya menggunakan apa yang dinamakan sebagai diagram
tangga atau ladder diagram.

CPM1A dan CPM2A merupakan PLC produk Omron, perbedaan
mendasar antara CPM1A dan CPM2A adalah fungsi dan jumlah
terminal masukan dan keluarannya, CPM1A 10 memiliki 6
masukan (I0 I5) dan 4 keluaran (O0 O3) total jalur
keluaran/masukan, sedangkan CPM2A memiliki 20 jumlah
keluaran dan masukan yang jauh lebih banyak, yaitu 12
masukan dan 8 keluaran (total 20 jalur keluaran/masukan).
Pada gambar II.1 dan II.2 ditunjukkan gambar Omron CPM1A 10
keluaran/masukan (10 I/O), sedangkan pada gambar II.3
ditunjukkan gambar Omron CPM2A 20 keluaran/masukan.

Sebagai mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun
II.3 (CPM2A-20), selain adanya indikator keluaran dan
masukan, terlihat juga adanya 4 macam lampu indikator,
yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti masing-masing lampu
indikator tersebut ditunjukkan pada tabel II.1.

Indikato
r
Statu
s
Keterangan
PWR ON Catu daya disalurkan ke PLC
(Hijau) OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC
RUN ON
PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau
monitor
(Hijau) OFF
PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau
munculnya
kesalahan yang fatal
COMM Kedip
Data sedang dikirim melalui port
periferal atau RS-232C
(kuning) OFF
Tidak ada proses pengiriman data melalui
port periferal
maupun RS-232C
ERR/ALM ON
Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC
berhenti)
(merah)
Kedip
Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi
PLC berlanjut)
OFF Operasi berjalan dengan normal

Gambar . Omron CPM1A
Selain 4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya
fasilitas untuk melakukan hubungan komunikasi dengan
komputer, melalui RS-232C atau yang lebih dikenal dengan
port serial

Master PLC Indonesia
PLC Master Kontrol

download software cx one omron
OMRON catalog
PCL MANUAL
contoh aplikasi PLC
cara menggunaan instruksi plc
omron CX-One info
manual pdf omron
free ebook electrical
contoh penerapan plc
data sheet elestronika
automation indonesia
plc forum

my omron forum
download free software
email to wibowo
Diposkan 4th April 2013 oleh wibowo
1
Lihat komentar


Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai