Dalam 3 kalimat:
Skenario ini membahas etika dokter Bambang dalam memberikan suntikan kontrasepsi pada pasien wanita yang merasa malu karena harus membuka pakaiannya di hadapan dokter pria. Dokter memiliki hak, kewajiban, dan wewenang tertentu dalam praktik kedokteran berdasarkan peraturan perundang-undangan, sementara pasien juga memiliki hak. Kaidah-kaidah dasar bioetika perlu dipertimbangkan
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan19 halaman
Dalam 3 kalimat:
Skenario ini membahas etika dokter Bambang dalam memberikan suntikan kontrasepsi pada pasien wanita yang merasa malu karena harus membuka pakaiannya di hadapan dokter pria. Dokter memiliki hak, kewajiban, dan wewenang tertentu dalam praktik kedokteran berdasarkan peraturan perundang-undangan, sementara pasien juga memiliki hak. Kaidah-kaidah dasar bioetika perlu dipertimbangkan
Dalam 3 kalimat:
Skenario ini membahas etika dokter Bambang dalam memberikan suntikan kontrasepsi pada pasien wanita yang merasa malu karena harus membuka pakaiannya di hadapan dokter pria. Dokter memiliki hak, kewajiban, dan wewenang tertentu dalam praktik kedokteran berdasarkan peraturan perundang-undangan, sementara pasien juga memiliki hak. Kaidah-kaidah dasar bioetika perlu dipertimbangkan
Dalam 3 kalimat:
Skenario ini membahas etika dokter Bambang dalam memberikan suntikan kontrasepsi pada pasien wanita yang merasa malu karena harus membuka pakaiannya di hadapan dokter pria. Dokter memiliki hak, kewajiban, dan wewenang tertentu dalam praktik kedokteran berdasarkan peraturan perundang-undangan, sementara pasien juga memiliki hak. Kaidah-kaidah dasar bioetika perlu dipertimbangkan
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 2 BIOETIKA DAN HUMANIORA SKENARIO I
ETIKA DOKTER SAAT MENGOBATI PASIEN
KELOMPOK A4 ANGGITA DEWI G0012015 ANTHONY JOHAN G0012021 APRILIANI TRISNA DEWI PUTU AYU G0012023 DENATA SIENVIOLINCIA G0012055 FATMANISA LAILA G0012077 M. ZAINFITRA N. A. G0012121 OKKY DHEVI SAFITRI G0012157 PRATIWI RETNANINGSIH G0012163 PRISMA PUTRA GHIRBY A. G0012165 RIA TUSTINA HENDRAYANI G0012179 RISNU ARDIAN WITJAKSANA G0012189 SARAH LUTHFIANI G0012205 VARLIE CHAROLINE TANAWANI G0012247 TUTOR : Dra. Martini, Msi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012
i KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik melalui laporan ini. Namun, sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentu masih banyak kesalahan yang terdapat dalam laporan ini. Laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari staf pengajar, teman-teman, dan siapapun yang membaca laporan ini. Ucapan terima kasih kami ucapkan pada dosen kami, seluruh staf pengajar, semua teman yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyusunan laporan ini, dan pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam penyusunan laporan ini.
Surakarta, 5 Oktober 2012 Penyusun,
Kelompok tutorial 4
ii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................. ii BAB I. PENDAHULUAN A. Skenario 1.......................................................................... 1 BAB II. DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA....................... 2 BAB III. PEMBAHASAN............................................................ 9 BAB IV. PENUTUP A. Simpulan............................................................................ 12 B. Saran.................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA................................................................... 14 LAMPIRAN
1 BAB I PENDAHULUAN
SKENARIO I Etika Dokter Saat Mengobati Pasien
Sebagai seorang dokter yang baru dan sudah lulus UKDI serta telah menyelesaikan praktik internship, dr. Bambang sangat senang memperoleh ijin praktik swasta di rumahnya. Ijin itu diperolehnya, setelah memenuhi persyaratan penerbitan SIP. dr. Bambang mempunyai waktu praktik sebanyak 2 kali dalam sehari, pagi : pukul 06.00 07.00 WIB dan sore : pukul 17.00 - 20.00 WIB.Pada suatu sore datang seorang pasien wanita yang akan melakukan kontrasepsi dengan suntik KB. dr. Bambang akan memberikan obat suntikan pada pantat pasien tersebut. Sebagai seorang dokter, dr. Bambang sesuai SOP harus membuka celana pasien. Padahal pasien memakai gaun panjang yang harus dibuka dari alas mata kaki sampai ke pinggang. Pasien juga malu karena biasanya yang menyuntik dokter perempuan. Ada landasan kaidah dasar bioetika dalam mengambil keputusan etika untuk mengatasi masalah pelayanan medis seperti ini. Lantas, hal- hal lain apa yang harus dilakukan dr. Bambang dalam membangun konsep perilaku etikanya untuk hal ini?jjkjkjknjknjnjknjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnj
2 BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Seven Jump 1. Langkah I:Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut: a. UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia) UKDI adalah Ujian berskala nasional untuk menstandardisasi kemampuan lulusan dokter seluruh Indonesia. UKDI bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan dokter serta memberikan kepastian hukum pada masyarakat dan dokter (Dina, 2012). b. Praktik Internship Praktik Internship adalahProgram yang mewajibkan dokter yang baru lulus untuk melaksanakan praktik selama satu tahun di puskesmas dan rumah sakit. Tujuan untuk menambah pengalaman, meningkatkan ketrampilan dokter sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga smua dokter memiliki kompetensi yang sama/sesuai standar. Selama menjalaninya mereka akan diawasi dan dibimbing oleh dokter senior dan mereka akan mendapatkan honor setara dengan honor PTT (KepMenKes No. 299, 2010). c. SIP (Surat Izin Praktik) SIP adalah bukti tertuls yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran. SIP diberikan paling banyak untuk 3 tempat dan SIP hanya berlaku untuk 1 tempat (UU no.29, 2004) d. Kontrasepsi Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau kehamilan (Dorland, 2012). e. SOP (Standart Operating Procedure / Standar Operasional Prosedur) SOP adalahsuatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang berurutan yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, atau urutan langkah-langkah yang benar berdasarkan konsesus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan, dan atau urutan langkah-langkah yang sudah diuji dan disetujui dalam 3
melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan sub standar (Yusbar, 2011). f. Kaidah dasar bioetika Kaidah dasar bioetika adalah Landasan dasar yang dipertimbangkan oleh seorang dokter dalam setiap pengambilan keputusan (Samuel, 2007). g. KB (Keluarga Berencana) KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (KBBI,1997). Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (UU no.59, 2009). h. Etika Etika berasal dari kata Ethicos dan Ethos. Secara umum dapat diartikan sebagai adat kebiasaan atau praktek.Etika adalah sarana orientasi/ilmu yang dilandasi oleh kaidah, norma, dan system nilai sebagai pedoman dalam hidup dan bertindak di dalam suatu masyarakat yang dianggap ideal dan luhur (moral). Etika bersifat absolut (berlaku untuk semua) danbatiniah (hanya diri sendiri yang mengetahui) (Adji, 2012). i. Praktik Kedokteran Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan (UU no.29, 2004).
2. Langkah II: Menentukan/mendefinisikan permasalahan Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut : a. Apa saja hak dan kewajiban dokter? b. Apa saja hak dan kewajiban pasien? c. Apa yang seharusnya dr. Bambang lakukan? d. Apa saja wewenang seorang dokter? e. Apa sajakah kaidah-kaidah dasar bioetika?
3. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat penyataan sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2) a. Poin 2a dan 2d i. Apa saja kewajiban seorang dokter ? ii. Apa saja hak seorang dokter ? iii. Apa saja wewenang seorang dokter? 4
b. Poin 2b i. Apa saja hak seorang pasien? ii. Apa saja kewajiban seorang pasien? c. Poin 2e i. Apa sajakah kaidah-kaidah dasar bioetika ?
4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3 a. Hak dan kewajiban dokter terdapat di dalam UU no.29 tahun 2004 paragraf 6, sedangkan wewenang dokter terdapat di dalam pasal 35. i. Kewajiban Dokter Pasal 51 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
ii. Hak Dokter Pasal 50 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak : a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; 5
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan d. menerima imbalan jasa.
iii. Wewenang Dokter Pasal 35 (1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas: a. mewawancarai pasien; b. memeriksa fisik dan mental pasien; c. menentukan pemeriksaan penunjang; d. menegakkan diagnosis; e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien; f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi; g. menulis resep obat dan alat kesehatan; h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi; i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek. (2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
b. Hak dan kewajiban pasien terdapat di dalam UU no.29 tahun 2004 paragraf 7. i. Hak Pasien Pasal 52 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak : 6
a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; d. menolak tindakan medis; dan e. mendapatkan isi rekam medis.
ii. Kewajiban Pasien Pasal 53 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban : a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. c. i. Kaidah dasar bioetika yang utama ada 4, yaitu : a. Autonomy (Menghormati martabat manusia/respect for person) Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.Dalam konteks autonomy, prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.
b. Beneficence (Berbuat baik) Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi 7
kewajiban. Kaidah ini diterapkan jika ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien ; dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang akan dialami pasiennya akan lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya. Prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau dalam keadaan yang umum
c. Non-maleficence (Tidak berbuat yang merugikan) Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya.Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan nyawanya. Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan, mudah di-marjinalisasikan dan berasal dari kelompok anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok perempuan (dalam konteks isu gender).
d. Justice (Keadilan) Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri. Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan di luar diri pasien, serta membahas hak-hak sosial masyarakat atau komunitas sekitar pasien.
5. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran a. Apa keputusan yang harusnya dr. Bambang ambil sesuai dengan kode etik kedokteran? b. Apa saja hal-hal yang mendasari pengambilan keputusan dr. Bambang tersebut? 8
6. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru 7. Langkah VII: Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi baru yang diperoleh a. Sebelum pengambilan keputusan dr. Bambang harus mempertimbangkan UU dan kode etik kedokteran. UU yang bisa dijadikan acuan adalah UU no.29 tahun 2004 pasal 45 dan pasal 58 tentang hak dan otonomi pasien. Keputusan yang bisa diambil dr. Bambang, diantaranya : i. Menanyakan lagi kesediaan pasien ii. Alternatif penyuntikan kontrasepsi iii. Dirujuk ke dokter perempuan iv. Dilakukan oleh pendamping seperti suster atau suami v. Pilih alat kontrasepsi lain (pil KB atau opsi lainnya) vi. Dokter membantu mengambil keputusan penting contohnya dengan menerangkan maksud dan tujuan b. Menurut buku Bioetik & Humaniora karangan Avicenna : i. Menyadari adanya masalah etik ii. Membuat alternatif tindakan dengan berbagai pertimbangan iii. Membuat pilihan yang paling cocok iv. Menentukan risiko akibat dari pilihan
Langkah-langkahnya : i. Mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah ii. Mengidentifikasi komponen etik iii. Mengidentifikasi etika agent tentang otoritas kebenaran teori yang ada iv. Mengidentifikasi alternatif pilihan perawat v. Mengaplikasikan prinsip etika vi. Mengambil keputusan
9
BAB III PEMBAHASAN
Untuk menjadi dokter yang profesional berdasarkan etika kedokteran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan etika berdasarkan kaidah dasar bioetika. Dokter dalam bekerja selalu membuat pertimbangan dari beberapa alternatif, untuk ditentukan satu pilihan yang akan diberikan pada pasiennya. Kaidah dasar bioetik yang dapat kita pakai untuk dijadikan standar dalam pelayanan dokter ada 4 kaidah, yaitu: 1. Beneficence Kriteria : i. Mengutamakan altruisme(menolong tanpa pamrih,rela berkorban untuk kepentingan orang lain) ii. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia iii. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter iv. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan v. keburukannya vi. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang vii. Menjamin kehidupan viii. Pembatasan goal-based ix. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien x. Minimalisasi akibat buruk xi. Kewajiban menolong pasien gawatdarurat xii. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan xiii. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan xiv. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan xv. Mengembangkan profesi secara terus-menerus xvi. Memberikan obat berkhasiat namun murah xvii. Menerapkan Golden Rule Principle
2. Autonomy Kriteria : i. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien ii. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) iii. Berterus terang iv. Menghargai privasi v. Menjaga rahasia pasien vi. Menghargai rasionalitas pasien 10
vii. Melaksanakan informed consent viii. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri ix. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien x. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam xi. Membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri xii. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non-emergensi xiii. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien xiv. Perjanjian (kontrak)
3. Non-maleficence Kriteria : i. Menolong pasien emergensi ii. Mengobati pasien yang luka iii. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) iv. Tidak menghakimi, mencaci maki/memanfaatkan pasien v. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek vi. Mengobati secara tidak proporsional vii. Tidak mencegah pasien dari bahaya viii. Menghindari misrepresentasi dari pasien ix. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena Kelalaian x. Tidak memberikan semangat hidup xi. Tidak melindungi pasien dari serangan xii. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan /kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya
4. Justice Kriteria : i. Memberlakukan segala sesuatu secara universal ii. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan iii. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama iv. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availabilism, quality) v. Menghargai hak hukum pasien vi. Menghargai hak orang lain vii. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) viii. Tidak melakukan penyalahgunaan ix. Bijak dalam makro alokasi x. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien xi. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya 11
xii. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil xiii. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten xiv. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat xv. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan/ penyakit/gangguan kesehatan xvi. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial
12
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Seorang Dokter yang baik seharusnya mempertimbangkan kaidah dasar bioetik dalam setiap keputusannya. Dalam kasus ini kelompok kami menyimpulkan bahwa dr. Bambang seharusnya lebih memikirkan tentang kaidah dasar bioetik lalu mengambil keputusan berdasar kaidah tersebut. Beberapa keputusan yang menurut kami bisa diambil dr. Bambang adalah : a. Menanyakan lagi kesediaan pasien b. Alternatif penyuntikan kontrasepsi c. Dirujuk ke dokter perempuan d. Dilakukan oleh pendamping seperti suster atau suami e. Pilih alat kontrasepsi lain (pil KB atau opsi lainnya) f. Dokter membantu mengambil keputusan penting contohnya dengan menerangkan maksud dan tujuan. Semua keputusan tersebut sudah kami pikirkan sesuai dengan kaidah bioetika, sehingga keputusannya tidak akan merugikan dan menjaga hak pasien dengan baik. 13
B. SARAN
Saran kami sebaiknya dr. Bambang lebih memperhatikan Kaidah Dasar Bioetik dalam pengambilan keputusannya. Sebab, seharusnya setiap dokter harus mengmbil keputusan dengan berlandaskan Kaidah Dasar Bioetik . Diskusi kami kali ini berjalan dengan lancar dan baik. Hanya saja ada beberapa anggota yang masih kurang aktif dan ada yang terlalu aktif dalam memberikan pendapat. Diharapkan untuk selanjutnya ketua diskusi bisa mengajak anggota-anggota diskusi yang belum aktif supaya lebih aktif dalam memberikan pendapatnya.
Sema FKUY (2012). UKDI dan Internship. http://www.semafkuy.com/2012/01 /ukdi-dan-internship/ - Diakses 3 Oktober 2012.
Dikti (2004). UU no.29 tahun 2004. http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU- 29-2004PraktikKedokteran.pdf - Diakses 1 Oktober 2012.
PDGI (2011). PMK No. 2052 tahun 2011. http://www.pdgi.or.id/assets/files/2012/ PMK%20No.%202052%20tahun%202011%20ttg%20Izin%20Praktik%20 Kedokteran.pdf - Diakses 3 Oktober 2012.
IluniFK (2010), Surat Ijin Praktek. http://www.ilunifk83.com/t97-surat-ijin- praktek-sip - Diakses 3 Oktober 2012.
Hanafiah, Jusuf (2008). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Sasanti, Harum (2009). Etika dan Hukum Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Depdagri (2009). Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2 &cad=rja&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.depdagri.go.id %2Fmedia%2Fdocuments%2F2009%2F10%2F29%2FUU_No.52- 2009.doc&ei=B_t0UID8DYf5rQewoIH4DQ&usg=AFQjCNFDyXs_Rym N9PGvJ681MtLnJh85BA - Diakses 3 Oktober 2012. 15
RS Mitra Keluarga (2011). Kontrasepsi. http://www.mitrakeluarga.com/ bekasibarat/tag/kontrasepsi/page/2/ - Diakses 3 Oktober 2012.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis