0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan19 halaman

Final Laporan Ske 1 Blok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 2 BIOETIKA DAN HUMANIORA SKENARIO I




ETIKA DOKTER SAAT MENGOBATI PASIEN


KELOMPOK A4
ANGGITA DEWI G0012015
ANTHONY JOHAN G0012021
APRILIANI TRISNA DEWI PUTU AYU G0012023
DENATA SIENVIOLINCIA G0012055
FATMANISA LAILA G0012077
M. ZAINFITRA N. A. G0012121
OKKY DHEVI SAFITRI G0012157
PRATIWI RETNANINGSIH G0012163
PRISMA PUTRA GHIRBY A. G0012165
RIA TUSTINA HENDRAYANI G0012179
RISNU ARDIAN WITJAKSANA G0012189
SARAH LUTHFIANI G0012205
VARLIE CHAROLINE TANAWANI G0012247
TUTOR : Dra. Martini, Msi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2012

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusun telah
berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik melalui laporan ini.
Namun, sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentu masih banyak
kesalahan yang terdapat dalam laporan ini. Laporan ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari staf
pengajar, teman-teman, dan siapapun yang membaca laporan ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan pada dosen kami, seluruh staf pengajar,
semua teman yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyusunan
laporan ini, dan pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam penyusunan
laporan ini.



Surakarta, 5 Oktober 2012
Penyusun,


Kelompok tutorial 4








ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Skenario 1.......................................................................... 1
BAB II. DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA....................... 2
BAB III. PEMBAHASAN............................................................ 9
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan............................................................................ 12
B. Saran.................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 14
LAMPIRAN













1
BAB I
PENDAHULUAN

SKENARIO I
Etika Dokter Saat Mengobati Pasien

Sebagai seorang dokter yang baru dan sudah lulus UKDI serta telah
menyelesaikan praktik internship, dr. Bambang sangat senang memperoleh ijin
praktik swasta di rumahnya. Ijin itu diperolehnya, setelah memenuhi persyaratan
penerbitan SIP. dr. Bambang mempunyai waktu praktik sebanyak 2 kali dalam
sehari, pagi : pukul 06.00 07.00 WIB dan sore : pukul 17.00 - 20.00 WIB.Pada
suatu sore datang seorang pasien wanita yang akan melakukan kontrasepsi dengan
suntik KB. dr. Bambang akan memberikan obat suntikan pada pantat pasien
tersebut. Sebagai seorang dokter, dr. Bambang sesuai SOP harus membuka celana
pasien. Padahal pasien memakai gaun panjang yang harus dibuka dari alas mata
kaki sampai ke pinggang. Pasien juga malu karena biasanya yang menyuntik
dokter perempuan. Ada landasan kaidah dasar bioetika dalam mengambil
keputusan etika untuk mengatasi masalah pelayanan medis seperti ini. Lantas, hal-
hal lain apa yang harus dilakukan dr. Bambang dalam membangun konsep
perilaku etikanya untuk hal ini?jjkjkjknjknjnjknjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnjnj

2
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Seven Jump
1. Langkah I:Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah
dalam skenario
Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut:
a. UKDI (Uji Kompetensi Dokter Indonesia)
UKDI adalah Ujian berskala nasional untuk menstandardisasi
kemampuan lulusan dokter seluruh Indonesia. UKDI bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang
diberikan dokter serta memberikan kepastian hukum pada masyarakat
dan dokter (Dina, 2012).
b. Praktik Internship
Praktik Internship adalahProgram yang mewajibkan dokter yang baru
lulus untuk melaksanakan praktik selama satu tahun di puskesmas dan
rumah sakit.
Tujuan untuk menambah pengalaman, meningkatkan ketrampilan
dokter sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat,
sehingga smua dokter memiliki kompetensi yang sama/sesuai standar.
Selama menjalaninya mereka akan diawasi dan dibimbing oleh dokter
senior dan mereka akan mendapatkan honor setara dengan honor PTT
(KepMenKes No. 299, 2010).
c. SIP (Surat Izin Praktik)
SIP adalah bukti tertuls yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi
persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran. SIP diberikan paling
banyak untuk 3 tempat dan SIP hanya berlaku untuk 1 tempat (UU
no.29, 2004)
d. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau kehamilan (Dorland,
2012).
e. SOP (Standart Operating Procedure / Standar Operasional Prosedur)
SOP adalahsuatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang
berurutan yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
tertentu, atau urutan langkah-langkah yang benar berdasarkan konsesus
bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan,
dan atau urutan langkah-langkah yang sudah diuji dan disetujui dalam
3

melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga membantu mengurangi
kesalahan dan pelayanan sub standar (Yusbar, 2011).
f. Kaidah dasar bioetika
Kaidah dasar bioetika adalah Landasan dasar yang dipertimbangkan
oleh seorang dokter dalam setiap pengambilan keputusan (Samuel,
2007).
g. KB (Keluarga Berencana)
KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera
dengan membatasi kelahiran (KBBI,1997).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (UU no.59, 2009).
h. Etika
Etika berasal dari kata Ethicos dan Ethos. Secara umum dapat diartikan
sebagai adat kebiasaan atau praktek.Etika adalah sarana orientasi/ilmu
yang dilandasi oleh kaidah, norma, dan system nilai sebagai pedoman
dalam hidup dan bertindak di dalam suatu masyarakat yang dianggap
ideal dan luhur (moral). Etika bersifat absolut (berlaku untuk semua)
danbatiniah (hanya diri sendiri yang mengetahui) (Adji, 2012).
i. Praktik Kedokteran
Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan (UU no.29, 2004).

2. Langkah II: Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut :
a. Apa saja hak dan kewajiban dokter?
b. Apa saja hak dan kewajiban pasien?
c. Apa yang seharusnya dr. Bambang lakukan?
d. Apa saja wewenang seorang dokter?
e. Apa sajakah kaidah-kaidah dasar bioetika?

3. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat penyataan
sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)
a. Poin 2a dan 2d
i. Apa saja kewajiban seorang dokter ?
ii. Apa saja hak seorang dokter ?
iii. Apa saja wewenang seorang dokter?
4


b. Poin 2b
i. Apa saja hak seorang pasien?
ii. Apa saja kewajiban seorang pasien?
c. Poin 2e
i. Apa sajakah kaidah-kaidah dasar bioetika ?

4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan
pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3
a. Hak dan kewajiban dokter terdapat di dalam UU no.29 tahun 2004
paragraf 6, sedangkan wewenang dokter terdapat di dalam pasal 35.
i. Kewajiban Dokter
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran
gigi.

ii. Hak Dokter
Pasal 50
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai hak :
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
5


b. memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa.

iii. Wewenang Dokter
Pasal 35
(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda
registrasi mempunyai wewenang melakukan praktik
kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang
dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan
pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter
gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang
diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi
yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada
apotek.
(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia.

b. Hak dan kewajiban pasien terdapat di dalam UU no.29 tahun 2004
paragraf 7.
i. Hak Pasien
Pasal 52
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,
mempunyai hak :
6


a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 ayat (3);
b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis;
d. menolak tindakan medis; dan
e. mendapatkan isi rekam medis.

ii. Kewajiban Pasien
Pasal 53
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik
kedokteran, mempunyai kewajiban :
a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang masalah kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter
gigi;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan; dan
d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima.
c.
i. Kaidah dasar bioetika yang utama ada 4, yaitu :
a. Autonomy (Menghormati martabat manusia/respect
for person)
Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan
sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk
menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap
manusia yang otonominya berkurang atau hilang
perlu mendapatkan perlindungan.Dalam konteks
autonomy, prima facie disini muncul (berubah
menjadi atau dalam keadaan) pada sosok pasien
yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan
berkepribadian matang.

b. Beneficence (Berbuat baik)
Selain menghormati martabat manusia, dokter juga
harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya
terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare).
Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah
atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi
7

kewajiban. Kaidah ini diterapkan jika ketika kondisi
pasien merupakan kondisi yang wajar dan berlaku
pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan
melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien ;
dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan
yang akan dialami pasiennya akan lebih banyak
dibandingkan dengan kerugiannya. Prinsip prima
facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau
dalam keadaan yang umum

c. Non-maleficence (Tidak berbuat yang merugikan)
Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan
yang paling kecil risikonya dan paling besar
manfaatnya.Dalam konteks, prinsip prima-facienya
adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam
keadaan) gawat darurat dimana diperlukan suatu
intervensi medik dalam rangka penyelamatan
nyawanya. Atau konteks ketika menghadapi pasien
yang rentan, mudah di-marjinalisasikan dan berasal
dari kelompok anak-anak atau orang uzur ataupun
juga kelompok perempuan (dalam konteks isu
gender).

d. Justice (Keadilan)
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama dan faham kepercayaan,
kebangsaan dan kewarganegaraan, status
perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan
tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap
pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain
kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama
dokter.Prima facienya pada (berubah menjadi atau
dalam keadaan) konteks membahas hak orang lain
selain diri pasien itu sendiri. Hak orang lain ini
khususnya mereka yang sama atau setara dalam
mengalami gangguan kesehatan di luar diri pasien,
serta membahas hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien.

5. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran
a. Apa keputusan yang harusnya dr. Bambang ambil sesuai dengan kode
etik kedokteran?
b. Apa saja hal-hal yang mendasari pengambilan keputusan dr. Bambang
tersebut?
8


6. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru
7. Langkah VII: Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi baru
yang diperoleh
a. Sebelum pengambilan keputusan dr. Bambang harus
mempertimbangkan UU dan kode etik kedokteran. UU yang bisa
dijadikan acuan adalah UU no.29 tahun 2004 pasal 45 dan pasal 58
tentang hak dan otonomi pasien. Keputusan yang bisa diambil dr.
Bambang, diantaranya :
i. Menanyakan lagi kesediaan pasien
ii. Alternatif penyuntikan kontrasepsi
iii. Dirujuk ke dokter perempuan
iv. Dilakukan oleh pendamping seperti suster atau suami
v. Pilih alat kontrasepsi lain (pil KB atau opsi lainnya)
vi. Dokter membantu mengambil keputusan penting contohnya
dengan menerangkan maksud dan tujuan
b. Menurut buku Bioetik & Humaniora karangan Avicenna :
i. Menyadari adanya masalah etik
ii. Membuat alternatif tindakan dengan berbagai pertimbangan
iii. Membuat pilihan yang paling cocok
iv. Menentukan risiko akibat dari pilihan

Langkah-langkahnya :
i. Mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
ii. Mengidentifikasi komponen etik
iii. Mengidentifikasi etika agent tentang otoritas kebenaran teori
yang ada
iv. Mengidentifikasi alternatif pilihan perawat
v. Mengaplikasikan prinsip etika
vi. Mengambil keputusan

9

BAB III
PEMBAHASAN

Untuk menjadi dokter yang profesional berdasarkan etika kedokteran, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan etika
berdasarkan kaidah dasar bioetika. Dokter dalam bekerja selalu membuat
pertimbangan dari beberapa alternatif, untuk ditentukan satu pilihan yang akan
diberikan pada pasiennya. Kaidah dasar bioetik yang dapat kita pakai untuk
dijadikan standar dalam pelayanan dokter ada 4 kaidah, yaitu:
1. Beneficence
Kriteria :
i. Mengutamakan altruisme(menolong tanpa pamrih,rela
berkorban untuk kepentingan orang lain)
ii. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
iii. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh
menguntungkan dokter
iv. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan
v. keburukannya
vi. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
vii. Menjamin kehidupan
viii. Pembatasan goal-based
ix. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
x. Minimalisasi akibat buruk
xi. Kewajiban menolong pasien gawatdarurat
xii. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
xiii. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
xiv. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
xv. Mengembangkan profesi secara terus-menerus
xvi. Memberikan obat berkhasiat namun murah
xvii. Menerapkan Golden Rule Principle

2. Autonomy
Kriteria :
i. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
ii. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada
kondisi elektif)
iii. Berterus terang
iv. Menghargai privasi
v. Menjaga rahasia pasien
vi. Menghargai rasionalitas pasien
10


vii. Melaksanakan informed consent
viii. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
ix. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
x. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam
xi. Membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
xii. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada
kasus non-emergensi
xiii. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
xiv. Perjanjian (kontrak)

3. Non-maleficence
Kriteria :
i. Menolong pasien emergensi
ii. Mengobati pasien yang luka
iii. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
iv. Tidak menghakimi, mencaci maki/memanfaatkan pasien
v. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
vi. Mengobati secara tidak proporsional
vii. Tidak mencegah pasien dari bahaya
viii. Menghindari misrepresentasi dari pasien
ix. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena Kelalaian
x. Tidak memberikan semangat hidup
xi. Tidak melindungi pasien dari serangan
xii. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
/kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya

4. Justice
Kriteria :
i. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
ii. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
iii. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi
yang sama
iv. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,
accessibility, availabilism, quality)
v. Menghargai hak hukum pasien
vi. Menghargai hak orang lain
vii. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)
viii. Tidak melakukan penyalahgunaan
ix. Bijak dalam makro alokasi
x. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan
pasien
xi. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
11


xii. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya,
beban, sanksi) secara adil
xiii. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat
dan kompeten
xiv. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat
xv. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan/
penyakit/gangguan kesehatan
xvi. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status
sosial






















12

BAB IV
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Seorang Dokter yang baik seharusnya mempertimbangkan kaidah
dasar bioetik dalam setiap keputusannya. Dalam kasus ini kelompok kami
menyimpulkan bahwa dr. Bambang seharusnya lebih memikirkan tentang
kaidah dasar bioetik lalu mengambil keputusan berdasar kaidah tersebut.
Beberapa keputusan yang menurut kami bisa diambil dr. Bambang
adalah :
a. Menanyakan lagi kesediaan pasien
b. Alternatif penyuntikan kontrasepsi
c. Dirujuk ke dokter perempuan
d. Dilakukan oleh pendamping seperti suster atau suami
e. Pilih alat kontrasepsi lain (pil KB atau opsi lainnya)
f. Dokter membantu mengambil keputusan penting contohnya
dengan menerangkan maksud dan tujuan.
Semua keputusan tersebut sudah kami pikirkan sesuai dengan kaidah
bioetika, sehingga keputusannya tidak akan merugikan dan menjaga hak
pasien dengan baik.
13

B. SARAN

Saran kami sebaiknya dr. Bambang lebih memperhatikan Kaidah
Dasar Bioetik dalam pengambilan keputusannya. Sebab, seharusnya setiap
dokter harus mengmbil keputusan dengan berlandaskan Kaidah Dasar
Bioetik .
Diskusi kami kali ini berjalan dengan lancar dan baik. Hanya saja
ada beberapa anggota yang masih kurang aktif dan ada yang terlalu aktif
dalam memberikan pendapat. Diharapkan untuk selanjutnya ketua diskusi
bisa mengajak anggota-anggota diskusi yang belum aktif supaya lebih
aktif dalam memberikan pendapatnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dorland,W.A.Newman (2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:
EGC.

Sema FKUY (2012). UKDI dan Internship. http://www.semafkuy.com/2012/01
/ukdi-dan-internship/ - Diakses 3 Oktober 2012.

Dikti (2004). UU no.29 tahun 2004. http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-
29-2004PraktikKedokteran.pdf - Diakses 1 Oktober 2012.

PDGI (2011). PMK No. 2052 tahun 2011. http://www.pdgi.or.id/assets/files/2012/
PMK%20No.%202052%20tahun%202011%20ttg%20Izin%20Praktik%20
Kedokteran.pdf - Diakses 3 Oktober 2012.

IluniFK (2010), Surat Ijin Praktek. http://www.ilunifk83.com/t97-surat-ijin-
praktek-sip - Diakses 3 Oktober 2012.

Hanafiah, Jusuf (2008). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta:
EGC.

Sasanti, Harum (2009). Etika dan Hukum Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Depdagri (2009). Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&cad=rja&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.depdagri.go.id
%2Fmedia%2Fdocuments%2F2009%2F10%2F29%2FUU_No.52-
2009.doc&ei=B_t0UID8DYf5rQewoIH4DQ&usg=AFQjCNFDyXs_Rym
N9PGvJ681MtLnJh85BA - Diakses 3 Oktober 2012.
15

RS Mitra Keluarga (2011). Kontrasepsi. http://www.mitrakeluarga.com/
bekasibarat/tag/kontrasepsi/page/2/ - Diakses 3 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai