Contoh Oksigenasi
Contoh Oksigenasi
Contoh Oksigenasi
Ini adalah tugas Role Play Oksigenasi. Cukup mendadak ngerjain tugas ini tapi
beres juga. terus pas penampilan Role Play nya gak jelek-jelek amet ko .
Cek this Out ya .
BAB II
Faktor Sosial yang Mempengaruhi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pengkajian Oksigen
pada Berbagai Tingkatan Usia
2.1. Faktor Sosial Oksigenasi
Perubahan faktor sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. (wikipedia bahasa
indonesia).
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi,
cara dan pola pikir masyarakat, faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam
dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Sedangkan
faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan
komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat
yang sangat tradisional, ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam
masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan
pada masyarakat bila terjadi perubahan, hambatan ideologis dan pengaruh adat atau
kebiasaan.
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal
elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.
Penyampaian O
2
ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler
dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O
2
ditandai dengan keadaan hipoksia, yang
dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam
kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam
mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.
Pemberian terapi O
2
dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O
2
dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel
melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus
memahami indikasi pemberian O
2
, metode pemberian O
2
dan bahaya-bahaya pemberian O
2
.
Dalam melakukan pengkajian oksigenasi pada berbagai tingkat usia kita sebagai
perawat harus mengetahui perinsip sosial budaya apa saja yang dapat mempengaruhinya.
Misalnya pada tradisi orang sunda. Tradisi yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yaitu dengan cara tradisonal seperti mengoleskan balsem ke permukaan kulit.
2.2. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis karena
kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam
proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak
dan apabila hal tersebut berlangsung lama, maka akan terjadi kematian.
Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem
pernafasan, sistem persarafan dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan
masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada seseorang
yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen
melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar
berfungsi secara normal.
2.3. Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat
melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal dan masker oksigen.
Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
2. Kateter nasal
3. Vaselin / jelly
Prosedur Kerja :
a. Kateter nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter/menit.
Kemudian observasi humidifier dengan melihat air yang bergelembung
4. Atur posisi pasin dengan semi fowler
5. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda
6. Buka saluran udara dari tabung oksigen
7. Berikan minyak pelumas (Vaselin / jelly)
8. Masukkan ke dalam hidung sampai batas tadi yang ditentukan
9. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumengan menekan lidah pasien
menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)
10. Fiksasi pada daerah hidung
11. Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam
12. Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 - 8 jam
13. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
b. Kanula Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1- 6 liter/menit.
Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air.
4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk mengatur kenyamanan pasien
5. Periksa kanula setiap 6-8 jam
6. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8
jam
7. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan respon klien.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
c. Masker oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasin dengan semi fowler
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit.
Kemudian observasi humidifier pada tabung air yang menunjukakkan adanya gelembung.
5. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
6. Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan
respons klien.
7. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan
2.4. Role Play Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
ROLE PLAY
Ada seorang yang bernama waode. Dia adalah seorang penyangkit asma, dan baru
saja duduk di bangku kuliah. Dunia perkuliahan sangat berbeda dengan suasana sewaktu dia
SMA tentunya. Dengan begitu dia pun harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru
tersebut, supaya dia tetap bisa bergaul dengan teman-teman barunya.
Di hari pertamanya kuliah, waode dan sekelas temannya merasa lega saat dosen mata
kuliah terakhir keluar, pertanda kuliah hari itu selesai.
Dosen : iya,cukup di sini dulu hari pertama kalian dengan Bapak, sedikt perkenalan saja ya.
Assalamualaikum (Dosen bergegas pergi meninggalkan kelas)
Waode : Alhamdulillah beres juga hari ini..huu
(sambil menghela nafas)
Seketika dosen kembali lagi..
Dosen : Oh ya lupa..tugasnya lihat di meja bapak. Minggu depan dikumpulkan. Tak ada alasan!
(menggoyangkan telunjuk nya ke arah mahasiswanya)
Mahasiswa :Aaaaahhhhh.."
(serentak )
waode pun keluar ruangan berbarengan dengan teman-temannya. Kemudian ada dua
orang temannya meghampiri dia.
samuel : de, kamu mau ikut ga ke kantin ?
waode: Ngapain?
samuel: Ya kita ngobrol-ngobrol aja lah. Santai-santai aja, yu?
waode: guh, ikut ga kamu?
teguh: Ikut lah. Kalau ga ngapain aku berdiri di sini?
waode : Ok dah aku jga iku
Mereka bertiga pergi ke kantin yang tidak jauh dari kampus untuk sekedar
berbincang-bincang menghilangkan lelah.
Waode: hei mau pesan apa kalian?
Samuel: emmm, aku pesan jus alpukat ajalah
Teguh: ya udah aku samain aja sama samuel
(sambil menghembus-hembus rokok)
Samuel: aku juga mau dong rokoknya guh,,,
Teguh: nih el rokoknya,,
waode: Ngomong-ngomong kalian dari SMA mana? Kamu dari mana el?
samuel: Aku sih dari luar kota,makannya ngekost juga
Kamu dari man guh?
teguh: Aku sih dari SMA 8 yang deket pasar itu
Kalau kamu dari mana de?
waode: aku sih satu sekolahan sama samuel,,
teguh : Ooh gt to.
samuel berdiri mengambil sebungkus rokok dan melemparnya ke tengah-tengah mereka
berdua
samuel : Mau rokok ga kalian? Asem ni ngobrol-ngobrol gini doang, kaya rumpi cewek aja.
teguh: Nah..dari tadi ke el (mengambil sebatang rokok)
samuel: Kamu ga ngerokok de?
waode: enggak, aku ga ngerokok. Apa sih enaknya ngerokok emang?
teguh : Makanya kamu cobain de kalau mau tahu, kalau dijelasin susah
samuel : Bener de, tenang aja kagak bakalan apa-apa ko. Ni cobain!
waode : Ah ogah, makasih. Silakan aja kalian ngisep
teguh : Ayo dong de, dikit aja deh cobain, aku tau ko kamu tuh penasaran kan? Dikit lah
waode : Eeuuu..gimana ya? (berpikir sambil melihat ke bungkus rokok
samuel : Yaelah..gitu aja banyak mikir, cepet tua kamu. Ni cepet ambil
waode : Ok dah aku coba..Tapi jangan ngetawain aku ya, awas kamuh!
samuel: Kagak bakalan tenang aja
waode : Gini kan caranya? (memeragakan cara merokok)
teguh : Sip, persis seperti itu, trus isap pelan-pelan de
(waode menghisap batang rokok itu pelahan-lahan.)
samuel: Gimana de? Maknyos kan?
waode : (batuk-batuk mengeluarkan asap dari mulutnya) Lumayan..lumayan
Teman-teman waode : Laaaagi..laaaagi..laaaagi..laaagi! (menyemangati waode)
waode : Ok .ok..tenang anak-anak. Aku coba lagi nih
(Di kesempatan k-2 waode bisa mengeluarkan asap seperti teman-temannya dan
menikmatinya.)
waode : Yeeee..aku bisa..aku bisa
samuel: Jiaaaahh...tadi aja ogah-ogahan sekarang malah kegirangan
waode: Maklum pengalaman pertama..hee
Udah ah, cukup. Kapan-kapan lagi aja (kembali menyimpan rokoknya)
teguh: Sip dah..ntar cobain lagi ya de.. Kamu pasti ketagihan
Tak terasa obrolan mereka sudah berlangsung lama hingga sore. Mereka pun bergegas
pulang kembali k rumahnya masing-masing.
* * *
Keesokan harinya sepulang kuliah kembali mereka mampir ke kantin samping
kampus.
waode : Wah gila kuliah tadi bikin pusing, mana mata udah ngantuk lagi
teguh : Asli . Aku udah gak sabar pengen cepet keluar
samuel : Udahlah..yang tadi jangan dipikirin lagi. Yang panting kan kita sekarang udah keluar, ya
gak?
waode : Yaaahhh..aku mah iya-iya aja lah biar cepet. Cape aku
teguh : Ah ini juga sama lagi, pada kurang semangat..payah!
(mangembil sebungkus rokok dari tasnya)
Ya udah ni ngisep dulu aja. Biar agak tenangan otak kalian
Teguh dan samuel segera mengambil satu batang rokok. Namun waode tampak ragu-
ragu untuk mengambilnya, teringat asma yang dideritanya.
teguh : Kok kamu malah ngelamun sih de? Ayo cepet ambil,pake malu-malu segala
Aku tau kamu kemarin masih penasaran kan?
waode : hehe...Coba tolong kamu ambilin
samuel : Yah, manja juga ni anak..nih! (sambil memberikan rokok)
Untung kamu pemula jadi aku layanin deh
waode: Thanks bro. Ngomong-ngomong biasanya kalian ngabisin berapa batang perhari?
teguh : Aku sih paling 8 batang lah..
samuel : Kalau aku suka nyampe 2 bungkus lah minimal
Setelah menghisap beberapa kali tiba-tiba asma waode kambuh karena terlalu banyak
merokok
samuel: Kamu kenapa de?
teguh : Wah dia Asma,men
samuel : Waduh..ternyata kamu punya asma de..napa gak bilang sih ah?
waode tidak bisa berkata apa-apa hanya memegang dadanya yang sakit dan teman-
temannya semua panik.
samuel : Mesti kita apain nih anak? Bingung aku
teguh: Ada sodara aku yang asma, biasanya ditepuk-tepuk gitu punggungnya
( menepuk punggung waode dengan kedua tangan)
samuel : Kalau gitu ayo cepet-cepet tepuk punggungnya. Biar aku pegang badannya
Sabar ya de..sabar..Kamu sih lagian punya asma gak bilang-bilang, kan jadi repot kalau
udah gini
teguh: Kayaknya kita mesti bawa ke rumah sakit deh. Asmanya gak membaik
samuel : Ya udah mending kita bawa ke rumah sakit deket sini aja.
(Mereka membawa waode ke rumah sakit yang tidak jauh dari kampus)
Setelah sampai di Rumah sakit.
(Fase Pra Interaksi)
suster lina : Alhamdulillah, pagi ini saya mendapat tugas untuk merawat Nn. waode dengan
diagnosa yang saya baca pasien ini menderita penyakit Asma. Dengan kemampuan yang saya
punya, saya akan berusaha untuk merawat Nn.waode bismillahirrohmannirohim
(Perawat berjalan ke kamar pasien)
Prwt lina :Assalamualaikum, ..
teguh :Waalaikum salam!
(karena dalam keadaan darurat perawat pun langsung memberikan perawatan kepada pasien
dengan penuh hati-hati.)
(Fase Identifikasi)
Suster pun memeriksa keadaan waode.
Suster : De apa yang dirasakanny?
waode : Sesak sus (wajah meringis kesakitan)
Suster : Bagaimana bisa terjadi seperti ini?
teguh : Tadi waode merokok bersama kami, kami gak tahu bahwa waode punya penyakit asma
Suster : oh waode merokok ya, pantas jadi seperti ini
(samuel pun langsung menelepon orang tua waode, dan orang tua waode tidak lama setelah
ditelepon sudah berada di ruangan waode dirawat)
(Fase Orientasi)
ibu : Suster, kenapa anak saya dipasang alat seperti ini?
Suster nurma : Saya akan melakukan tindakan oksigenasi pada anak ibu. Tindakan ini berfungsi
untuk memperlancar jalan nafas pada anak ibu, agar anak ibu tidak sesak lagi.
ibu : oh iya sus, silahkan !!
(Fase Kerja)
(Perawat pun memberikan tindakan dengan memberikan oksigenasi kepada waode kurang
lebih 1 jam)
(Fase Observasi)
(Kemudian perawat pun mengobservasi dengan melihat air bergelembung . perawat pun
mengatur keadaan duduk waode dalam semifowler. Perawat memasangkan masker oksigen di
atas mulut dan hidung pasien dan mengatur pengikatnya untuk kenyamanan waode.)
(Setelah melakukan orientasi terhadap pasien perawat langsung meminta izin pamitan kepada
keluarga pasien karena ada pasien yang akan ditangani)
Suster nurma : ibu nanti setelah 6-8 jam saya akan kembali lagi kesini untuk memeriksa keadaan
waode
ibu : oh iya sus
(Fase Terminasi)
Setelah 6 jam kemudian perawat pun datang kembali ke ruangan waode untuk
memeriksa keadaan cuping, septum dan mukosa hidung. Keadaan waode terlihat lebih baik,
napasnya sudah lancar kembali , maka perawat pun membuka masker oksigen dari mulut
waode.
Suster lina: Bagaimana de sekarang keadaannya?
waode: Sudah lebih baik ko sus
Suster nurma :Bagus kamu sudah baikan, makanya nanti jangan mencoba merokok lagi ya agar
(kehidupan waode kedepannya sehat dan tidak gampang sakit.) (motivasi)
waode : Oh iya sus, saya tidak akan merokok lagi
Suster lina : Ya percaya ke waode. waode jangan mencoba merokok lagi karena merokok bisa
membuat waode sesak napas lagi.
waode : Iya sus
Suster nurma :ibu, sebaiknya waode dilarang merokok karena merokok itu dapat mengakibatkan
asma waode kambuh. Bisa yah bu? (sugesti)
ibu :Oh baiklah suster, saya akan menjaga waode supaya tidak merokok lagi!
Suster lina:Baiklah kalau seperti itu karena keadaan waode sudah membaik, saya akan kembali ke
ruangan saya, jika nanti ada apa-apa bapak bisa memanggil saya.
ibu : Iya sus, terima kasih
Suster nurma: Iya bu, sama-sama. saya permisi bu, assalamualaikum ..
ibu : waalaikum salam..
Perawat pun meninggalkan ruangan pasien dan menemui dokter di ruangannya untuk
memeriksa ulang keadaan waode.
suster lina: ijin dok,, ini data pasien yang bernama waode,,
dokter: bagaimana dengan kondisinya??
Suster lina: alhamdulillah keadaannya sudah mulai membaik dok,,
Dokter: , oo ya sudah kalau begitu mari kita periksa ulang keadaannya
Suster lina; baik dok,,
(di bangsal tempat waode di rawat )
Dokter: selamat pagi dek? Bagaimana masih merasa sesak atau tidak?
Waode: alhamdulillah , sudah agak mendingan dok,,
Ibu: emm,, kalau begitu kapan anak saya boleh pulang dok?
Dokter: ya sabar dulu bu,, kita lihat kondisinya besok pagi ya bu,, kalau tidak terjadi apa-
apa,, dek waode sudah boleh pulang kok bu,,
Ibu: baik dok, terima kasih ya,,
Dokter: iya bu sama-sama,, jika anak ibu sudah pulang,, jaga terus kondisinya baik-baik,, dan
tambah pengawasan anak ibu agar tidak merokok lagi ya bu,,
Ibu: baik dok,, saya akan melaksanakannya
Dokter: ya sudah bu,, saya kembali k ruangan dulu ya bu,, selamat pagi
Ibu: selamat pagi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Aziz., dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusi.
Jakarta : EGC
Rizky Ariandy. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi.
http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/05/prinsip-budaya-dalam-
pemenuhan.html?zx=c5a423b29d194b1. Dikutip pada Jumat, 28 Mei 2010.