[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa. Terdapat data luas lahan, produksi, dan jumlah kelompok nelayan dan budidaya. Produksi perikanan Kabupaten Sumbawa memberikan kontribusi rata-rata 42% terhadap total produksi NTB. Komoditas utama adalah udang, rumput laut, kembung, kakap, dan kerapu.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
264 tayangan38 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa. Terdapat data luas lahan, produksi, dan jumlah kelompok nelayan dan budidaya. Produksi perikanan Kabupaten Sumbawa memberikan kontribusi rata-rata 42% terhadap total produksi NTB. Komoditas utama adalah udang, rumput laut, kembung, kakap, dan kerapu.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa. Terdapat data luas lahan, produksi, dan jumlah kelompok nelayan dan budidaya. Produksi perikanan Kabupaten Sumbawa memberikan kontribusi rata-rata 42% terhadap total produksi NTB. Komoditas utama adalah udang, rumput laut, kembung, kakap, dan kerapu.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa. Terdapat data luas lahan, produksi, dan jumlah kelompok nelayan dan budidaya. Produksi perikanan Kabupaten Sumbawa memberikan kontribusi rata-rata 42% terhadap total produksi NTB. Komoditas utama adalah udang, rumput laut, kembung, kakap, dan kerapu.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 38
II - 1
2.3.1. Layanan Urusan Pilihan
2.3.1.1. Kelautan dan Perikanan a. Potensi lahan dan pemanfaatan potensi lahan Gambaran umum penyelenggaraan urusan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa diantaranya dapat dilihat dari tingkat pemanfatan potensi lahan, baik untuk perikanan laut, perairan umum, perairan air tawar dan air payau, seperti disajikan sebagai berikut. Tabel 2.1. Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Kabupaten Sumbawa (2010) No Sumber Daya Potensi Dimanfaatkan Luas (Ha) Prod (ton) Luas (Ha) % Prod (ton) % 1 2 3 4 5 6 7 8 I Perikanan Laut
a. Perikanan Tangkap
1. P. Pantai 677,600 24,864 677,600 100 37,242 149.78
2. P. Lepas Pantai 900,000 30,789 286,722 31.86 3,848 12.50
3. Z E E 7,400,000 203,390 0 0 0 -
Jumlah 8,977,600 259,043 964,322 10.74 41,090.20 15.86
b. Budidaya Laut
1. Budidaya Rumput Laut 14,950 897,000 5,940 39.73 43,935 4.90
Jumlah 10,375 12,744.50 2,720.30 26.22 32,903 258.17
TOTAL 9,014,117 1,199,773 977,033.98 10.85 120,396.20 10.03 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010 Pada tahun 2010 pemanfaatan lahan untuk pembangunan urusan kelautan dan perikanan secara kumulatif sudah mencapai 10,85% dari luas lahan potensinya. Pemanfaatan terbesar baru mencapai 41% untuk perairan laut dan 32,903% untuk perairan air payau. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pengembangannya sangat terbuka pada masa selanjutnya. Gambaran pemanfaatan lahan setiap tahunnya pada beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut. Tabel 2.2. Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Perikanan Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Sumber Daya Luas Potensi (Ha) Pemanfaatan (Ha) 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 I Perikanan Laut
a. Perikanan Tangkap 8,977,600 953,840 955,840 958,700 964,322 964,322
b. Budidaya Laut 21,850 6,207 7,207 7,589 8,017 8,308 II Perairan Umum 2,024 1,436 1,454 1,488 1,522 1,523 III Perairan Air Tawar 2,268 111,8 117,83 123,34 128,36 131,58 II - 2
IV Perairan Air Payau 10,375 1955,8 2,136 2280,4 2,383 2720,30
TOTAL 9,014,117 964.755 970.180 976.180 976.373 977.035 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010 b. Produksi Perikanan Produksi perikanan yang paling dominan di Kabupaten Sumbawa adalah perikanan tangkap. Komoditas ikan dengan kuantitas produksi tertinggi tahun 2010 meliputi udang (air payau), rumput laut, kembung, kakap, kerapu, layang, lencam, tongkol, ikan air rawar, bandeng, peperek.
Tabel 2.3. Produksi Perikanan Kabupaten Sumbawa Terhadap Provinsi NTB (2006-2010) Tahun Kab. Sumbawa Provinsi NTB Proporsi Growth KS Growth NTB 1 2 3 4 5 6 2010 120.396 381.888 31,5% 80% 173,06% 2009 66.563 139.850 48% 16% 6% 2008 57.469 131.898 44% 8% 21% 2007 53.060 108.955 49% 37% 7% 2006 48.329 101.875 38% 14% 6% Rata-Rata 67.236 172,89 42,10% 31% 42,6% Sumber: DDA NTB dan DDA Kab. Sumbawa, 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu dari 10 Kabupaten/kota di NTB sejak Tahun 2006 2010, memberikan kontribusi produksi rata-rata 42%. Gambaran tingkat produksi perikanan di Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya pada beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut. Tabel 2.4. Potensi dan Produksi Perikanan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Sumber Daya Potensi Produksi (Ton) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Perikanan Tangkap 259,043 29,970 34,600.0 38,591.1 41,155.0 43,855.0 2 Budidaya Laut 912,093 12,3131.1 13,626.7 27,075.0 42,227.0 66,049.0
Total 1,171,136 42,383.1 48,226.7 65,666.1 83,382.0 109,904.0 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010 c. Cakupan pembinaan kelompok nelayan Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan cakupan pembinaan kelompok budidaya rumput laut dan kelompok nelayan, secara berturut-turut disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.5. Data Jumlah Kelompok Budidaya Rumput Laut per Kecamatan 2010 No Kecamatan Jumlah Kelompok Jumlah Pembudidaya Jumlah Kelompok Penerima Bantuan 1 2 3 4 5 I. Alas Barat 26 267 6 II. Alas 1 18 - III. Buer 2 20 - IV. U t a n 2 48 2 V Lab. Badas 9 113 3 VI Moyo Hilir 6 84 3 VII. Lape 16 278 1 VIII Maronge 7 111 1 II - 3
IX Plampang 13 174 5 X Tarano 27 555 7
Total 109 1668 28 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010) Tabel 2.6. Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap Per Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah Kelompok 1 2 3 1 Alas Barat 18 2 Alas 79 3 Buer 45 4 Utan 29 5 Lab.Badas 55 6 Moyo Hilir 31 7 Moyo Utara 19 8 Lape 11 9 Maronge 16 10 Plampang 46 11 Labangka 5 12 Tarano 33 13 Lunyuk 8 14 Moyo Hulu 2 Jumlah 400 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010)
2.3.1.2. Pertanian a. Pertanian Tanaman Pangan 1. Produksi Tanaman padi yang merupakan bahan makanan pokok masyarakat merupakan komoditas strategis. Kabupaten Sumbawa merupakan daerah lumbung padi secara regional bahkan nasional. Predikat ini wajar saja jika dilihat perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman ini. Dalam kurun waktu 2005-2009 terjadi peningkatan luas panen dari 54.212 Ha menjadi 76.471 atau 9,25%, sedangkan produksinya meningkat 12,64% dari 241.241 ton menjadi 383.649 ton, demikian pula produktivitasnya naik 3,06% dari 4,45 ton/ha menjadi 5,02 ton/ha. Peningkatan indikator tersebut semua diatas rata-rata NTB. Tabel 2.7. Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun Kab. Sumbawa Prov. NTB Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 2 3 4 5 6 7 2009 76.471 383.649 5,02 374.279 1.870.775 5,00 2008 68.654 332.515 4,84 359.714 1.750.677 4,87 2007 61.930 284110 4,59 331.916 1.526.347 4,60 2006 63.805 289.306 4,53 341.418 1.442.627 4,23 2005 54.212 241.241 4,45 300.394 1.367.869 4,55 Growth 9,25% 12,64% 3,06% 5,82% 8,21% 2,54% Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010
Selain padi, jagung merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Sumbawa. Pertumbuhan luas areal panen dalam 5 tahun terakhir meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata tahunan 26,59%, sedangkan pertumbuhan produksi jagung sebesar 44,28%, dan produktivitasnya II - 4
tumbuh 13,55%. Perbandingan luas panen, produksi dan produktivitas jagung di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.8. Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun Kab. Sumbawa Prov. NTB Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 2 3 4 5 6 7 2009 27.199 100.840 3,71 81.543 308.863 3,71 2008 16.047 52.530 3,27 59.078 196.263 3,32 2007 11.004 30904 2,81 42.955 120.612 2,81 2006 13.075 33.892 2,59 40.617 103.963 2,56 2005 12.236 27.330 2,23 39.380 96.459 2,45 Growth 26,59% 44,28% 13,55% 21,11% 35,97% 11,63% Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010
2. Percetakan sawah baru Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Sumbawa sebagai daerah agribisnis, maka ektensifikasi seperti percetakan sawah baru, perluasan areal tanam, serta usaha intensifikasi pertanian mutlak perlu dilakukan. Tabel 2.9. Percetakan Sawah Baru Tahun 2008-2010 (Ha) NO Lokasi/Kecamatan Tahun 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 1 Lab. Jambu/Tarano 15 - - 2 Lab. Sangoro/Maronge 20 - - 3 Emang Lestari/Lunyuk - 20 - 4 Brang Kolong/Plampang - 20 - 5 Kakiang/Moyo Hilir - 20 - 6 Pungkit/Moyo Utara - 20 - 7 Lab. Sangoro/Maronge - 20 - 8 Perung/Lunyuk - - 20 9 Kalabeso/Buer - - 20 10 Lopok/Lopok - - 20 11 Baru Tahan/Moyo Utara - - 20 12 Pungkit/Moyo Utara - - 20 13 Lab. Jambu/Tarano - - 20 14 Marente/Alas - - 20 15 Juran Alas/Alas - - 20 Total 35 100 160 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010) 3. Kelompok Tani Binaan Kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang dibina di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.10. Jumlah Kelompok Tani & Gapoktan Kabupaten Sumbawa Per Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah Pok Tani Jumlah Gapoktan Kelas Pemula Lanjut Madya Utama 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Alas Barat 67 9 19 45 1 0 2 Alas 64 9 14 16 26 8 3 Buer 83 6 28 18 35 1 4 Utan 225 9 84 56 53 0 II - 5
5 Sumbawa 89 6 49 23 7 2 6 Unter Iwes 131 6 65 48 15 1 7 Moyo Hilir 300 18 215 78 6 0 8 Moyo Hulu 211 9 77 107 12 0 9 Lenangguar 168 4 102 43 18 0 10 Lunyuk 93 6 47 43 0 0 11 Lape 205 10 0 204 1 0 12 Plampang 377 6 289 86 2 0 13 Labangka 84 6 23 59 2 0 14 Empang 141 8 102 33 2 0 15 Tarano 143 8 73 60 2 1 Jumlah 2381 120 1.187 919 182 13 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010) b. Peternakan 1. Peningkatan populasi Populasi ternak besar di Kabupaten Sumbawa, hasil registrasi tahun 2006-2009 menunjukkan statistik sebagai berikut. Tabel 2.11. Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa (ekor) Jenis Ternak Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Sapi Bali 82.585 95.776 114.156 129.194 154.258 2. Sapi Sumbawa 1.222 1.290 1.488 1.799 2.539 3. Kerbau Sumbawa 64.208 63.659 64.407 56.636 54.535 4. Kuda Sumbawa 32.980 34.062 36.505 37.326 37.436 5. Kambing 43.159 44.726 38.467 36.622 38.462 6. Domba 1.198 1.231 1.224 1.307 1.270 7. Babi 5.791 5.128 6.706 5.632 5.580 8. Ayam Ras Pedaging 256.773 300.861 216.378 273.490 192.118 9. Ayam Buras 545.507 552,952 557.546 568.038 607.700 10 Itik 12.386 8.615 6.605 7.524 7.539 11. Entok 6.590 6.506 5.662 4.793 6.054 JUMLAH 1.052.399 1.114.806 1.049.144 876.220 1.107.491 Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (beberapa tahun)
Pada tabel tersebut ditunjukkan secara umum tentang ternak besar di Kabupaten Sumbawa yang mencakup Sapi Bali, Sapi Sumbawa, Kerbau Sumbawa, dan Kuda Sumbawa. Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia, dan Pemerintah Pusat telah menetapkan Pulau Sumbawa sebagai tempat pemurnian Sapi Bali. Adapun keunggulan Sapi Bali, yakni daya reproduksi cukup tinggi, dengan calving interval cukup pendek serta kemampuan adaptasi terhadap lingkungan sangat baik jika dibandingkan dengan jenis sapi lainnya.Populasi Sapi Bali tahun 2006 sampai tahun 2010 meningkat rata-rata sebesar 15,45%. Sapi Sumbawa merupakan rumpun sapi lokal yang berkembang di pulau Sumbawa dengan asal usul dari sapi Hissar yang sejak didatangkan dari India oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1908, diternakkan secara murni oleh masyarakat di pulau Sumbawa secara turun temurun sampai sekarang. Sapi Sumbawa telah ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor 2909/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Sapi Sumbawa, sebagai Sumber Daya Genetik Hewani asal Kabupaten Sumbawa. Sapi Sumbawa merupakan sapi jenis penghasil susu daerah tropis. Sapi Sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuannya bertahan hidup atau mempunyai kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan.Populasi Sapi Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 meningkat sebesar rata- rata 19,76%. II - 6
Kerbau Sumbawa merupakan jenis kerbaulokal yang telah dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat Sumbawa umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor2910/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Kerbau Sumbawa.Populasi Kerbau tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menurun sebesar rata-rata 4,34%. Kuda Sumbawa merupakan salah satu rumpun kuda asli Indonesia yang mempunyai keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan serta keunggulan daya angkut, tarik, dan lari, disamping itu juga dimanfaatkan sebagai penghasil susu (Susu Kuda Liar). Kuda Sumbawa mempunyai ciri khas dengan rumpun kuda asli atau kuda lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Kuda Sumbawa ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor2917/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Kuda Sumbawa.Populasi Kuda Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 meningkat rata-rata 3,31%. Selanjutnya potensi pengembangan kawasan peternakan sampai tahun 2010, tersebar di beberapa kecamatan, dan untuk saat ini sebaran populasi terbesar berada pada : (1) Sapi Sumbawa (lokasi: Desa Penyaring Kec. Moyo Utara); (2) Kerbau Sumbawa (lokasi: Desa pernek, Lenangguar, Sumbawa, Karang Dima, Rhee, Stowe Brang, Juru Mapin, Labuhan Alas, Labuhan Mapin, Mapin Kebak, Olat Rawa, Jotang). Tabel 2.12. Sebaran Wilayah Ternak per Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No. Kecamatan Sapi Bali Sapi Sumbawa Kerbau Sumbawa Kuda Sumbawa 1 2 3 4 5 6
1 Sumbawa 6.164 - 128 250 2 Unter Iwes 8.036 139 341 653 3 Lab. Badas 8.996 - 398 437 4 U t a n 11.053 20 523 793 5 R h e e 4.541 - 138 224 6 A l a s 1.923 - 324 619 7 B u e r 2.530 - 367 590 8 Alas Barat 4.285 - 1.279 1.040 9 Batulanteh 4.738 - 734 1.129 10 Moyo Hulu 13.630 15 6.418 2.430 11 Ropang 4.583 - 399 2.875 12 Lenangguar 3.767 6 3.464 1.606 13 Lantung 2.366 - 278 1.059 14 Lunyuk 11.643 - 1.665 1.465 15 Orong Telu 3.129 - 1.965 1.591 16 Moyo Hilir 11.248 284 6.679 4.106 17 Moyo Utara 6.285 1.485 2.539 961 18 L a p e 3.679 - 4.928 1.183 19 L o p o k 11.032 476 2.677 3.843 20 Plampang 13.372 30 4.306 3.000 21 Maronge 3.091 33 3.501 374 22 Labangka 5.306 1 159 109 23 Empang 3.570 1 8.454 5.199 24 Tarano 5.291 49 2.871 1.909 J U M L A H 154.258 2.539 54.535 37.436 Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2011
Adapun perbandingan populasi dan pertumbuhannya antara Kabupaten Sumbawa dengan Provinsi NTB disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 2.13. Perbandingan Pertumbuhan Ternak Kabupaten Sumbawa dengan NTB II - 7
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sampai dengan Tahun 2010 Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu Kabupaten dari 10 Kabupaten/Kota di NTB yang memiliki proporsi sumbangan cukup besar terhadap populasi ternak NTB. Proporsi tersebut yaitu: 1). Kuda memiliki proporsi sumbangan terhadap populasi ternak Nusa Tenggara Barat sebesar 48,93 %; 2). Kerbau sebesar 34,50 %; dan 3). Sapi sebesar 22,53 %. 2. Cakupan bina kelompok peternak Gambaran umum mengenai kelompok tani binaan dalam bidang peternakan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.14. Jumlah Kelompok Petani Ternak Berdasarkan Kelas Kelompok Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No Kecamatan Kelas Jumlah Pemula Lanjut Madya Utama 1 2 3 4 5 6 7 1 Empang 16 6 - - 22 2 Tarano 8 3 - - 11 3 Plampang 13 1 - - 14 4 Labangka 11 - - - 11 5 Maronge 5 4 - - 9 6 Lape 14 2 - - 16 7 Lopok 13 3 - - 16 8 Moyohilir 14 4 - - 18 9 Moyoutara 12 2 - - 14 10 Moyohulu 9 17 2 - 28 11 Lenangguar 6 - - - 6 12 Ropang 10 - - - 10 13 Lantung 4 - - - 4 14 Orong Telu 4 - - - 4 15 Lunyuk 8 11 - - 19 16 Sumbawa 8 5 1 - 14 17 Untir iwes 10 2 5 - 17 18 Lab. Badas 8 4 - - 12 19 Batulanteh 7 - - - 7 20 Utan 10 2 3 - 15 21 Rhee 6 - - - 6 22 Alas 11 8 2 - 21 23 Alas Barat 12 5 3 - 20 24 Buer 8 - - - 8 Jumlah 227 79 16 - 322 Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010
3. Ketersediaan Lar Ternak II - 8
Ketersediaan lar (padang penggembalaan) ternak di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.15. Jumlah dan Luas Lar (Padang Penggembalaan) Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No Kecamatan / Desa Nama Lar Luas (Ha) Keterangan 1 2 3 4 5 1 Plampang 1. Sejari Sejari 500 Lab. Peternakan 2. Plampang Ai Ampuk 400 SK. Bupati ( Dusun Pamunga ) No. 700 Th. 2000 3. M u e r Padak Liyin 300 ( Dusun Lb. Ala ) Lutuk Kele 200 SK. Bupati ( Dusun Br. Kolong ) No. 830 Th. 2000 Bukit Barisan 200 Permohonan Masy ( 6 Mei 2002 ) 4. Simu & Muer Ponto 1,000 Biara 200 5. Teluk Santong Dusun Lab. Ala 100 SK. BUPATI 2 Maronge 1. Maronge Tanak Dewa 400 SK. Bupati ( Dusun Maronge ) No. 832 Th. 2000 2. Lab. Sangoro Sampar Gurin 450 ( Dusun Lb. Sangoro ) 3 E m p a n g 1. Pers. Gapit Lar Padak Nyarinying 200 2. B o a l K u k i t 200 Permohonan Masy Lar Tiu Batang 300 Ai P u s a i 500 3. Lamenta Ai N y i r 500 4. J o t a n g M e l u n g 100 S o m a n g 200 5. O n g k o S e m a n g i 300 4 T a r a n o 1. Batu Lanteh P r a p a t 500 2. Lb. Aji/ Lb. Jambu Gili Rakit 1,500 SK. Bupati No. 1520 Th. 2000 5 U t a n 1. M o t o n g Kuang Bira 256 SK. Bupati No. 1766 Th. 2010 Sepakat 300 Permohonan Masy ( 1 Sept. 2003 ) 2. Tengah Lemak Segolong 351 3. Stowe Brang Jorok Jati 197 4. Sabedo Sampar Sabedo 175 6 R h e e 1. L u k Sampar Kuang Rea 358 2. R h e e Sampar Bulu 411 7 Moyo Hilir 1. Kakiang, Ngeru B a d i 200 Berare, Moyo 2. Tanjung Bele Lar Tanah Rentung 50 3. Ngeru, Kakiang Lar P u n a 500
II - 9
No Kecamatan / Desa Nama Lar Luas (Ha) Keterangan 1 2 3 4 5 8 Moyo Utara 1. Pungkit / Olat Cabe 1,000 Sebewe & Kukin Pusuk Pepar SK. Bupati Limung 1,007 No. 650 Th. 2010 2. Penyaring Lenang N A P 100 Permohonan Masy 9 Lape 1. Lab. Kuris Pulau Ngali 600 Pulau Liang 400 Badi 300 Maja 300 10 Lopok 1. L o p o k Badi, Batuapi, Lenanggoal 800 Mate Jaran, Jeruk Bang, Liang Bungir, Liang Layar 2. M a m a Serara 260 Ponto 370 10 L u n y u k 1. Jelapang Jelapang 8 2. P l a r a Sampar Rau 10 3. K r i d a Lenang Kaliang 50 4. Mekar Sari Lapan Jontal 75 11 Moyo Hulu 1. Semamung Kuang Ai Suir 100 2. L i t o P e n u a 50 Labakung 100 3. Batu Tering Sangka Bulan 30 Ragan Goa 100 Seberak 100 12 R o p a n g 1. Ropang / Lebin Kake, Sampar Selam, 3,000 Sebunga Sampar Pola, Telamir, 2,000 Popok, Penak 13 Lenangguar 1. Lenangguar Sedado, Sering 1,000 Uma Ramung 500 2. Tatebal Sampar Bukal 1,500 Buin Balit, Temutung 500 14 Lantung 1. L a n t u n g Sampar Klisu 1,000 Sampar Liang Jonge 1,000 15 Alas Barat 1. Mapin Kebak Bara Mayung 75 (Dsn. Ai Jati ) Ai Selayar 100 Total Seluruh Luas 27.283 Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010 4. Jumlah pengeluaran ternak Jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah yang tercatat di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. II - 10
Tabel 2.16. Pengeluaran Ternak ke Luar Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No. Tujuan Sapi Kerbau Kuda Kuda Potong Hissar Bibit Potong Betina NP Bibit Potong Poni 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Tahun 2010 8,162 89 200 2,301 - - 1,632 23 2 Tahun 2009 8,764 1,581 80 3,466 - 86 3,228 12 3 Tahun 2008 7,792 125 2,170 4,936 - - 2,759 26 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)
5. Jumlah pemotongan ternak Jumlah pemotongan ternak di Kabupaten Sumbawa yang tercatat melalui Rumah Potong Hewan (RPH) disajikan sebagai berikut. Tabel 2.17. Pemotongan Ternak dan Penerimaan Retribusi Tiap RPH di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No RPH Jenis Ternak (Ekor) Jumlah Pejagal (Orang) Sapi Kerbau Kuda Kambing 1 2 3 4 5 6 7 1 RPH Bangkong 1,740 652 667 2,996 15 2 RPH Sabang 651 154 - - 7 3 TPH Moyo Hulu - - - - 1 4 TPH Lenangguar - - - - 1 5 TPH Lunyuk 58 16 6 - 2 6 RPH Langam 138 445 - - 3 7 RPH Plampang 224 199 31 - 4 8 RPH Empang 111 316 133 - 4 9 RPH Utan 86 320 - - 4 10 RPH Alas 133 1,481 - 44 5 Jumlah 3,141 3,583 837 3,040 46 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan) 6. Kasus kematian ternak Salah satu masalah peternakan adalah adanya penyakit ternak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian ternak. Kasus kematian ternak yang ditangani di Kabupaten Sumbawa sebagai berikut. Tabel 2.18. Kasus Penyakit Ternak Yang di Tangani di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 No Jenis Penyakit Jumlah Kasus 1 2 3 1 SC = Scabies 147 2 BEF = Bovine Epiferal Fever 312 3 HEL = Helminsiasis 861 4 AT = Anthrax 0 5 COC = Coccidiosis 8 6 PE = Pink Eye 7 7 SE = Septicaemi Epizootica 304 8 MCF = Malignant Cataral Fever 14 9 STR = Strangles 83 10 ORF
8 11 SA = S u r r a 26 12 TEL = Teleziasis 256 II - 11
13 BZ = Baliziekte 61 14 SNOT
79 15 SAL = Salmonella 0 16 FA = Facsiliosis 14 17 Tym = Tympani 9 18 DEM = Demodex 1 19 PUL = Pulorum 0 20 ENTR = Enteritis 1 Jumlah 2.195 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)
c. Perkebunan 1. Produktivitas lahan perkebunan Komoditas perkebunan di Kabupaten Sumbawa terdiri dari kelapa, kopi, jambu mente, kakao, kemiri, asam, kapuk, pinang, vanili, lontar dan jarak pagar. Adapun luasan areal perkebunan serta produksinya berdasarkan jenis komoditasnya disajikan secara berturut-turut sebagai berikut. Tabel 2.19. Luas Areal (Ha) Komoditas Perkebunan Kab. Sumbawa Komoditas Tahun Rata-rata pertumb. (%) 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Kelapa 5,337.51 5,387.51 5,193.33 5,193.33 (0.89) Kopi 4,697.00 4,759.00 4,060.19 4,290.19 (2.57) Jambu Mente 7,671.79 7,701.79 7,479.94 6,912.93 (3.36) Kakao 69.13 119.13 67.13 92.13 21.97 Kemiri 977.92 977.92 971.48 971.57 (0.22) Asam 686.85 686.85 675.90 675,90 1.39 Kapuk 444.18 437.98 443.95 441.85 (0.17) Pinang 143.42 78.37 146.17 106.17 4.60 Vanili 3.63 3.63 3.63 3.63 - Lontar 33.25 33.75 39.25 43.25 9.33 Jarak Pagar 857.25 857.25 992.50 1,006.00 5.71 JUMLAH 20,921.93 21,072.91 20,110.57 19,754.64 (1,87) Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010 Selanjutnya mengenai produksi masing-masing komoditas perkebunan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.20. Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Sumbawa Komoditas Tahun Rata-rata pertumbuhan (%) 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Kelapa 2,969.14 2,987.24 2,239.85 2,922.10 2.02 Kopi 1,600.54 1,609.98 1,726.80 2,206.01 11.87 Jambu Mente 1,536.98 1,551.38 846.20 1,692.78 18.51 Kakao 0.30 0.30 0.23 0.39 15.41 Kemiri 345.56 349.95 92.89 293.54 47.94 Asam 705.70 1,293.20 278.61 569.17 36.36 Kapuk 99.28 101.90 42.99 123.14 43.76 Pinang 5.92 6.75 14.53 25.26 67.71 Vanili 0.47 0.47 0.47 - (33.33) Lontar 36.60 37.50 10.44 40.97 74.24 Jarak Pagar 508.11 558.22 558.22 486.80 (0.98) Jumlah 7,808.60 8 ,602.67 5,558.05 9,361.00 14,40 Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010
Dengan memperbandingkan jumlah produksi dengan luasan areal setiap komoditas perkebunan diperoleh tingkat profuktivitas areal perkebunan sebagai berikut. II - 12
Memperhatikan table diatas, jika dilakukan perbandingan/menghitung produktivitas tiap-tiap komoditas, menunjukan bahwa produktivitasnya sangat kecil, hal ini desebabkan karena di dalam angka luas areal tanaman tersebut terdapat Tanaman Menghasilan (TM) dan tanaman yang belum menghasilkan (TBM).
2.3.2.3. Kehutanan Gambaran umum kondisi daerah terkait denganh urusan kehutanan dilihat dari beberapa indikator, seperti luasan kawaan hutan, persentase hutan dan lahan kritis yang di- direhabilitasi, serta kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB. a. Luas kawasan Hutan Kawasan hutan di Kabupaten Sumbawa terdiri atas kawasan hutan lindung (43,17%), kawasan hutan konservasi (7,19%), dan kawasan hutan produksi (49,64), dengan luas kawasan hutan seluruhnya sebesar 398,108.35 Ha. Bila dibandingkan dengan luas wilayah daratan Kabupaten Sumbawa sebesar 6643.98 km2, maka luas kawaan hutan di Kabupaten Sumbawa mencapai 59.92%. Selengkapnya disajikan sebagai berikut. Tabel 2.22. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Tata Guna Hutan Provinsi NTB Tahun 2010 No. Tata Guna Hutan Luas (Ha) Persentase (%) 1 2 3 4 A Hutan Lindung 171,853.62 43.17 B Kawasan Konservasi 28,638.40 7.19 1. Taman Buru 22,537.90 5.66 2. Taman Wisata Alam 6,100.50 1.53 C Hutan Produksi 197,616.33 49.64 1. Hutan Produksi Tetap 53,691.88 13.49 2. Hutan Produksi Terbatas 135,491.45 34.03 3. Hutan Produksi yang dapat dikonversi 8,433.00 2.12 JUMLAH 398,108.35 100.00 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa (2010)
b. Penanganan lahan kritis II - 13
Selanjutnya gambaran umum kondisi daerah terkait dengan luasan lahan kritis di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.23. Lahan Kritis di Kabupaten Sumbawa (2004-2009) No Periode Identifikasi Prioritas Kekritisan Tingkat Kekritisan Kawasan Budidaya Dalam Kwsn Luar Kwsn Luas (Ha) Alat dan Sumber Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2004 1 2004 Prioritas I Sangat Kritis 1,894.70 205.17 9,638.34 9,843.51 Citra Landsat TM 7 Kritis 8,690.15 13,644.92 11,107.29 24,752.21 BP-DAS Dodokan Moyosari NTB Jumlah Prioritas I 10,584.85 13,850.09 20,745.63 34,595.72 2004 Prioritas II Agak Kritis 20,508.61 57,762.27 21,508.73 79,271.00 Potensial Kritis 46,509.30 117,524.87 71.252,09 117,524.87 Jumlah Prioritas II 67,017.91 175,287.14 21,508.73 196,795.87 Jumlah Total 2004 77,602.76 189,137.23 42,254.36 231,391.59 Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2009 2 2009 Prioritas I Sangat Kritis 42.09 0.07 1,729.59 1,771.75 Citra Landsat TM 7
Kritis 3,889.08 4,297.63 458.14 8,644.84 BP-DAS Dodokan Moyosari NTB Jumlah Prioritas I 3,931.17 4,297.70 2,187.73 10,416.59
2009 Agak Kritis 59,824.07 32,925.94 26,108.98 118,858.99
Jumlah Prioritas II 211,974.13 208,588.56 129,559.17 550,121.85 Total 2009 215,905.30 212,886.26 131,746.90 560,538.44 3 Perubahan Prioritas I Sangat Kritis -1,852.61 -205.10 -7,908.75 -8,071.76
2004-2009
Kritis -4,801.07 -9,347.29 -10,649.15 -16,107.37
Jumlah Prioritas I -6,653.68 -9,552.39 -18,557.90 -24,179.13
Perubahan Prioritas II Agak Kritis 39,315.46 -24,836.33 4,600.25 39,587.99
Jumlah Prioritas II 144,956.22 33,301.42 36,798.35 353,325.98
Total (2009-2004) 138,302.54 23,749.03 18,240.45 329,146.85
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah) Berdasar data tersebut selanjutnya dapat dilihat tingkat kenaikan/penurunan luas lahan kritis pada tahun 2004 dengan tahun 2009, dimana secara keseluruhan terjadi peningkatan luaan lahan kritis di Kabupaten Sumbawa baik pada kawasan budidaya, dalam kawasan maupun luar kawasan. Meskipun demikian, penanganan terhadap lahan kritis yang menjadi prioritas I sudah menunjukkan penurunan luas pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2004. Gambaran umum penanganan penanaman untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Sumbawa selama periode tahun 2005-2010 adalah sebagai berikut. Tabel 2.24. Perkembangan Penanaman Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kabupaten Sumbawa No Jenis Kegiatan Luas (Ha) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Gerhan 1,450 200 2,100 315 158 0 2 BBS (Bibit Bakti Sosial) 475 1,880 2,250 1,875 570 3 Rehabilitasi Daerah Tangkapang Air dan Sumber2 Mata air 0 160 70 80 80 4 Rehabilitasi Bantaran sungai 0 0 14 7 200 0 5 Pengembangan Mangrove 0 0 10 0 0 45 6 Rehabilitasi Lahan Kritis Luar dan dalam kawasan 0 0 0 0 0 100 7 Pengembangan Hutan Tanaman (NTB - WRMP) Bank Dunia/Loan 0 0 0 0 75 150 8 Kebun Bibit Rakyat (KBR) 0 0 0 0 0 6,500 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah)
II - 14
2.3.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan energi dan sumberdaya mineral antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.
a. Potensi Sumberdaya Mineral Berdasarkan keadaan geologi, wilayah Kabupaten Sumbawa memiliki keanekaragaman sumberdaya dan cadangan mineral tambang baik untuk mineral logam, mineral bukan logam dan mineral batuan.Untuk potensi emas di lokasi Dodo dan sekitarnya secara terukur sebesar 1.671 ton dengan areal 200 Ha, dan potensi pasir besi di sepanjang pantai selatan. Potensi mineral di Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu keunggulan komparatif wilayah. Jenis mineral yang didentifikasi meliputi sirtu, batu bangunan, tanah urug, batu lempung/ tanah liat, kaolin, gipsum, batu gamping, marmer, krisopras, batuan silika, kalsedon, emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), pasir besi. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap beberapa jenis bahan galian serta lokasi dan luasan serta potensi sumberdayanya baik yang sudah ditambang maupun belum yang ada di Kabupaten Sumbawa dapat menunjukkan potensi daerah ini, sebagai berikut.
1. Bahan Galian Industri Lokasi bahan galian industri berupa sirtu, batu bangunan dan tanah urug yang selama ini cukup potensial untuk ditambang di Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa lokasi sebagai berikut. Tabel 2.25. Potensi Bahan Galian Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010) No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Bahan Galian Industri a. Sirtu Kecamatan Sumbawa 1 S. Brang Biji, Ds. Kr. Cemes. 50.625 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke lokasi 2 S. Brang Bara, Kel. Brang Bara 13.500 Kecamatan Badas 3. S. Dsn. Kanar, Ds. Labuan Badas 11.750 Ditambang 4. Alur Brang Kanar, Ds. Labuan Badas. 5.000 Kecamatan Utan Rhee 5. S. Rhee, Dsn/Ds. Rhee Beru 78.750 Belum ditambang, rencana akan ditambang. 6. S. Rhee, Dsn Rhe Loka, Ds. Rhee Beru. 106.250 7. Brang Utan, Desa Tengah 115.000 Kecamatan Alas 8. Brang Perenang, Ds labuan Burung 15.750 Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi 9. S. Alas, Dsn. Kalimango, Ds. Juran 13.875 Kecamatan Ropang 10. Aliran Brang Ledang, Desa Tatebal 92.500 Ditambang, pembeli ke lokasi Kecamatan Moyo Hilir 11. Sungai Serading 50.000 Ditambang, tanpa ijin Kecamatan Moyohulu 12. Sungai Batubulan, Desa Batubulan 100.000 Ditambang oleh penduduk 13. Brang Sebasang, Desa Sebasang 50.000 Penambangan setempat-setempat oleh penduduk Kecamatan Lape Lopok 14. Brang Langam, Desa Lopok 90.000 Belum ditambang II - 15
No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 b. Batu Bangunan Kecamatan Sumbawa 15. Perbukitan Sering, Desa Kerato dan Desa Jorok 39.062.500 Pernah di tambang penduduk, pembeli datang ke lokasi. Kecamatan Badas 16. Dusun Karang Dima, Ds. Karang Dima - Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke lokasi. 17. Dusun Bangkong, Desa Karang Dima 2.812.500 18. Dusun Kanar, Desa Labuan Badas 2.421.875 Kecamatan Utan Rhee 19. Bukit Dusun Bale keban, Desa Sebedo 14.062.500 Belum ditambang Kecamatan Alas 20. Olat Jelangu, Dsn. Kalabeso 12.500.000 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke lokasi. 21. Olat Rea, Ds Terusa 8.333.333 22. Lereng Bt. Desa Mapin Kebak 91.250.000 Kecamatan Moyo Hilir 23. Tengke, Desa Poto 540.000 Ada kegiatan penambangan secara manual Kecamatan Moyo Hulu 24. Bukit Batutering, 1 Km dari Liang Petang ke selatan 750.000 Belum ditambang Kecamatan Lape Lopok 25. Olat Pesinar, Ds Lopok ( Km 20-21 Sbw Dompu ) 15.000.000 - 26. Olat Loka, Dsn Mamak, Ds Berora 3.750.000 - 27. Olat Bini Laki, Desa Dete. 1.200.000 Prospek, namum Belum ditambang 28. Olat Batang, Ds. Lape 10.000.000 Penambangan oleh penduduk sekitar. Kecamatan Plampang 29. Olat Pajangarea Dsn. Sanggoro Ds. Maronge 5.000.000 - 30. Olat Malang, Ds Teluk Santong 60.000.000 - 31. Baturasak, Ds. Sepakat 2.500.000 - 32. Brang Plampang, Dsn Sanggoro Ds. Maronge 45.000 c. Tanah Urug Kecamatan Sumbawa 23. Kp. Irian Atas, Kel. Uma sima 1.937.500 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke lokasi 24. Unter Setia, Kp. Kebayan, Kel. Brang Biji. 2.640.166,7 Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa 2. Bahan Galian Keramik Potensi bahan galian keramik teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.26. Potensi Bahan Galian Keramik Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010) No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Bahan Galian Keramik a. Batu Lempung / Tanah Liat Kecamatan Sumbawa 1. Osapsio, Kelurahan Brang Biji 475.500 Ditambang penduduk, dibeli pem-borong bangunan. 2. Jalan lingkar barat Sumbawa Besar, Kel. Kerato. 212.500 II - 16
No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Kecamatan Labuan Badas 3. Bantaran Sungai Desa Kanar 50.000 Ditambang, pembeli ke lokasi 4. Dataran sebelah utara jalan ke arah Desa Bangkong 281.250 Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke lokasi Kecamatan Alas dan Alas Barat 5. Dusun Dalam 656.250 Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi. 6. Desa Gontar 2.625.000 Kecamatan Lunyuk 7. Desa. Sumber Sari. 287.500 Ditambang, dibeli penduduk sekitar Kecamatan Moyo Hilir 8. Perbukitan Rendah Desa Ngeru 337.500 Belum ditambang Kecamatan Moyo Hulu 9. Dataran Leseng, Desa Batubulan 1.000.000 b. Kaolin Kecamatan Lunyuk 9. Desa Sumber Sari. - Belum di tambang 10. Bukit sekitar Brang Lamar. - c. Gipsum Kecamatan Alas 11. Labuan alas - Belum di tambang Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa
3. Bahan Galian Aneka Industri Potensi bahan galian aneka industry yang teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut. Tabel 2.27. Potensi Bahan Galian Aneka Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010) No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Bahan Galian Aneka Industri a. Batugamping Kecamatan Sumbawa 1. Lereng utara Olat Langko, Kampung Raberas 41.500.000 Ditambang penduduk dan CV, pembeli datang ke lokasi. 2. Tanjung Batubeling, Kel. Brang Biji. 2.687.500 Ditambang, pembeli ke lokasi Kecamatan Badas 3. Bt. Labuan Badas, Ds. Labuan Badas 1.718.750 Ditambang, pembeli ke lokasi 4. Bukit Desa Kencana 97.656,25 Belum ditambang 5. Tj. Batugong, Ds Labuan Badas 195.312,5 Kecamatan Utan dan Rhee 6. Ds. Jati Sari, Ds. Rhee Beru 875.000 Ditambang penduduk, pem-beli datang ke lokasi. 7. Unter Beringin, Dsn. Badang, Ds Jorok. 48.515.625 8. Dsn, Seseng, Desa Rhee Loka 100.000 Ditambang oleh penduduk Kecamatan Alas Barat 9. Perbukitan Ds. Labuan Mapin 1.562.500 Ditambang, pembeli ke lokasi. Kecamatan Lenangguar 10 Dsn. Karang Jati, Ds. Tatebal. 1.612.500 Belum ditambang Kecamatan Lunyuk 11. Desa Sumbersari. 1.625.000 Ditambang, pembeli ke lokasi. Kecamatan Moyo Hilir dan Moyo Utara II - 17
No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 12. Senampar, Desa Penyaring 1.350.000 Belum ditambang 13. Bukit Liang Ular, Desa Moyo 187.500 Belum ditambang Kecamatan Moyo Hulu 14. Pernek, Desa Pernek (Km 11 Sbw Lunyuk ) 15.000 Prospek untuk kapur tohor, belum ditambang. 15. Olat Monte, Kp. Monte, Ds. Pernek 10.000.000 Belum ditambang 16. Olat Mokong, Desa Mokong 90.000.000 - 17. Bukit Desa Batubulan (35 km dr Sbw) 20.000.000 Belum ditambang 18. Perbukitan Ds Batutering, 30.000.000 Belum ditambang Kecamatan Labangka 19. Labangka, 23 km dari Plampang 20.000.000 Belum ditambang Kecamatan Empang 20. Kp. Lamenta Ds. Lamenta 2.250.000 Belum ditambang b. Marmer Kecamatan Sumbawa 21. Bt. Kp. Raberas, Kel. Seketeng (satu tubuh dng Bgp-1) 41.500.000 Belum ditambang. Kecamatan Alas Barat 22. Bt.Ds.Labuan Mapin (satu tubuh Bgp- 8) 1.562.500 Belum ditambang. Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa
4. Bahan Galian Batu Hias Potensi bahan galian batu hias teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.28. Potensi Bahan Galian Batu Hias Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010) No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Bahan Galian Batu Hias a. Krisopras Kecamatan Lunyuk 1. Brang Lamar - Lemar Lempu, Ds. Padasuka - Belum ditambang b. Batuan Silika Kecamatan Lenangguar 1. Dusun Ledang, - Digali untuk bahan bangunan c. Kalsedon Kecamatan Lunyuk 1. Brang Sedempit, Ds. Lunyuk Rea - Belum ditambang Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa 5. Bahan Galian Logam Potensi bahan galian logam yang telah teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
II - 18
Tabel 2.29. Potensi Bahan Galian Logam Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010) No Lokasi Bahan Galian Sumber Daya (m3) Prospek Pengembangan 1 2 3 4 Bahan Galian Logam a. Emas (Au) Kecamatan Ropang 1. G. Dodo, - Akan ditambang PT. NNT Kecamatan Lunyuk 2. Teluk Puna - Belum ditambang Kecamatan Lape 3. Olat labaong - Ditambang oleh masyarakat. Kecamatan lantung 4. Lantung - Ditambang oleh masyarakat. 5. Dan tersebar di Kecamatan lainnya wilayah Kabupaten Sumbawa - b. Perak (Ag) Kecamatan Batulante 1. Desa Semongkat. - Belum ditambang Kecamatan Lenangguar 2. Ledang - Belum ditambang, sedang di eksplorasi oleh PT. NNT 3. Lemurung - c. Tembaga (Cu) Kecamatan Ropang 1. G. Dodo. - Sedang eksplorasi PT NNT d. Pasir Besi Kecamatan Rhee 1. Pantai Muara Brang Rhee - Belum ditambang 2. Pantai Jatisari - Kecamatan Lunyuk 3. Pantai Teluk petani, Ds. Padasuka 125 Ditambang penduduk setempat, untuk kebutuhan sendiri. 4. Pantai Babar, Dsn Mekar Sari, Ds Lunyuk Ode. 66 Belum ditambang 5. Pantai Muara Brangbeh, Desa Padasuka. 175 6. Pantai Telonang 28,5 7. Sepanjang Pantai Selatan dari Lunyuk Tarano - Belum ditambang Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa
b. Potensi Sumberdaya Energi Listrik Potensi sumberdaya energy listrik teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut. Tabel 2.30. Sumberdaya Energi Air di Kabupaten Sumbawa No Kecamatan Sungai/ Bendungan Volume (m3) Debit (m3/dtk) Head (m) Energi (MWh/Thn) 1 Lunyuk Brang Beh - 70,3 2 7.249,527 2 Alas Brang Ode (marente) - 3,27 2 337,211 3 Moyo Hulu Bendungan Batu Bulan 46,5 Juta 1.635 38,5 8.377,170 4 Lape Lopok Bendungan Mamak 32,5 juta 1.490 41,5 4.600,560 5 Plampang Bendungan Tiu Kulit 10,8 juta 408 31,7 2.451,740 6 Empang Bendungan Gapit 10,3 juta 380 29 1.001,840 Sumber data: Laporan Tahunan Dinas Pertambangan dan Energi Tahun 2010
II - 19
c. Potensi Sumberdaya Energi Panas Bumi Energi panas bumi sangat berpeluang untuk dikembangkan apalagi ketersediaannya di Indonesia sangat besar. Dari hasil survey teridentifikasi 251 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. 3 (Tiga) Lokasi berada di Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) diantaranya terdapat di Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Maronge.
Gambar 2.12 Lokasi Energi Panas Bumi di NTB
Berdasarkan hasil penyelidikan energi panas bumi yang ada di Desa Maronge yang diindikasikan dengan munculnya berupa mata air panas dan umumnya bertipe bikarbonat dengan temperature 3543 O C. Estimasi temperatur reservoir berdasarkan hasil perhitungan geothermal dengan menggunakan silica mixing sekitar 102 O C dengan potensi energi sebesar 6 MWe. Data teknisnya dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 2.31. Tingkat Penyelidikan Lapangan Panas Bumi di NTB Lapangan/ Daerah Panas Bumi Tingkat Penyelidikan Metode Saran Penyelidikan Selanjutnya Geologi Geokimia Geofisika Sembalun, Lombok Timur (~ 1300 m dpl) Survei : -Pendahuluan (Dit. Vulkanologi, 1984) - Rinci (PLN, 1993)
Mapping
Hg & CO2 Survey
Tahanan Jenis Survey : Head On, MT/CSAMT Pemboran dangkal (Landaian suhu) Huu, Dompu (10 1000 M dpl) Survei : -Pendahuluan (Dit. Vulkanologi, 1981) - Rinci (PLN, 1995; DIM, 2004)
SP - Tabel 2.32. Ringkasan Karakteristik Lapangan Panas Bumi di NTB Lapangan/Daerah Panas Lingkungan Manifestasi II - 20
Bumi Geologi Jenis Temperatur ( o C) Tipe Fluida Sembalun, Lombok Timur (~ 1300 m dpl) Gunung api Kuarter dan kaldera, patahan- patahan/ kekar-kekar intensif. Mata air panas, batuan ubahan 42 -62 SO 4, Cl - SO 4,
Huu, Dompu (10 1000 M dpl) Vulkanik Tersier (tufa dasitik & kerucut andesit), intrusi, patahan-patahan normal, graben Mata air panas, Fumarol ?, batuan ubahan 37 82 HCO 3 , Cl - SO 4,
Maronge, Sumbawa ( ~ 100 m dpl) Batuan Tersier, graben, intrusi Mata air panas 35 43 HCO 3 , Cl. Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sumbawa (2010) Tantangan pengembangan energi panas bumi antara lain adalah pengembangan panas bumi sangat padat modal terutama pada tahap awal yaitu tahapan eksplorasi yang berdampak kepada aspek pembiayaan dan nilai dari keseluruhan proyek serta penentuan harga steam yang diperoleh. Namun dalam waktu jangka panjang biaya pengembangan panas bumi akan lebih kecil karena pasokan energi terus berlangsung. 2.3.2.5. Kepariwisataan Penyelenggaraan urusan pilihan pariwisata dalam rangka memfasilitasi pengembangan inovasi dibidang kepariwisataan, pemerintah daerah telah berupaya mengembangan sarana dan prasarana obyek dan daya tarik wisata. Sasaran yang ingin dicapai adalah penataan obyek wisata dan daya tarik wisata. a. Rasio obyek wisata yang ditangani Maraknya pembangunan pariwisata di berbagai daerah termasuk di Nusa Tenggara Barat seperti yang selama ini berlangsung, ternyata belum mampu terkejar oleh pembangunan pariwisata Kabupaten Sumbawa, meskipun dari aspek sumberdaya alam yang dapat menjadi obyek wisata dapat dikatakan cukup memadai, Kabupaten Sumbawa juga memiliki peluang untuk mengembangkan destinasi unggulan pariwisata di NTB dengan pariwisata budayanya. Pengembangan-pengembangan obyek wisata terus dilanjutkan, untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara sebagai salah satu upaya dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah. Dilihat dari segi potensi kebudayaan dan potensi obyek wisata dan daya tarik wisata sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 129 Tahun 2005 tentang Lokasi Obyek Wisata dan Tempat Rekreasi, terdapat 53 satuan obyek/kawasan wisata, yaitu 25 obyek wisata alam, 23 jenis obyek wisata budaya dan 5 jenis obyek wisata minat khusus. 23 obyek wisata diantaranya telah memiliki sarana dan prasarana wisata. Dari 53 obyek wisata tersebut, 10 obyek diantaranya dikategorikan sebagai satuan kawasan wisata unggulan, dan hingga saat ini baru sebanyak 15 obyek wisata yang tertangani (28,30%). Secara rinci 53 obyek seperti disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.33. Obyek Wisata di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak Aksesibilit as Sarana Transportasi 1 2 3 4 5 6
1 Dalam Loka/Istana Raja Sumbawa Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa 0 km Jalan Aspal Kend. Umum 2 Bala Kuning/Rumah Keluarga Sultan Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa 0 km Jalan Aspal Kend. Umum 3 Wisma Praja/Istana Sultan Kel. Brang Bara, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspal Kend. Umum 4 Batu Gong/Gong Batu Orong Bawa, Kec. Utan 49 km Jalan Aspal Kend. Umum 5 Makam Karongkeng/Kuburan Keramat Karongkeng, Kec. Empang 96 km Jalan Aspal Kend. Umum 6 Liang Petang/Gua Alam Desa Batu Tering, Kec. Moyo Hulu 25 km Jalan Aspal Kend. Umum 7 Sarkofagus/Kuburan Tua Ai Renung Batu Tering , Kec. Moyo 19 km Jalan Aspal Kend. Umum II - 21
No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak Aksesibilit as Sarana Transportasi 1 2 3 4 5 6 Hulu 8 Saliper Ate/Pantai, Taman Rekreasi Labuhan Sumbawa, Kec. Lab. Badas 5 km Jalan Aspal Kend. Umum 9 Batu Kuping/Pantai Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspal Kend. Umum 10 Tanjung Menangis/Pantai Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa 10 km Jalan Biasa Kend. Umum 11 Pantai Tanjung Pasir/Snorkling Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas 19 km Jalan Aspa Kend. Umum & l Perahu 12 Ai Manis/Pantai, Snorkling Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas 19 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 13 Pantai Goa/Tanjung Pengamas Karang Dima, Kec. Lab. Badas 8 km Jalan Aspal Kend. Umum 14 Pantai Empan Ds. Empan, Kec. Lab. Badas 12 km Jalan Aspal Kend. Umum 15 Pantai Batu Gong Ds. Labuhan Badas, Kec. Lab. Badas 15 km Jalan Aspal Kend. Umum 16 Pulau Moyo/Pantai, Taman Laut, Taman Buru Labuan Aji, Pulau Moyo Kec.Lab. Badas 19 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 17 Pulau Dangar/Taman Laut Labuhan Ijuk, Kec. Moyo Utara 25 km Jalan Aspal Kend. Umum 18 Labuan Sawo/Pantai Ds. Penyaring, Kec. Moyo Utara 17 km Jalan Aspal Kend. Umum 19 Batu Bulan/Bendungan Batu Bulan, Kec. Moyo Hulu 12 km Jalan Aspal Kend. Umum 20 Pulau Ngali/Pantai Labuhan Kuris, Kec. Lape 40 km Jalan Aspal Kend. Umum 21 Bendungan Mamak Desa Mamak, Kec. Lape 28 km Jalan Aspal Kend. Umum 22 Pantai Sekokat Labangka , Kec. Labangka 80 km Jalan Aspal Kend. Umum 23 Gili Sentigi/Pulau, Pantai Labuhan Jontal, Kec. Maronge 75 km Jalan Aspal Kend. Umum 24 Telaga Lompa/Danau, Alun, Pegunungan Muer, Kec. Maronge 62 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 25 Liang Dewa/Pegunungan, Pantai Labangka , Kec. Labangka 80 km Jalan Aspal Kend. Umum 26 Tiu Kulit/Bendungan Simu, Kec. Maronge 64 km Jalan Aspal Kend. Umum 27 Gili Tapan/Pulau Plampang , Kec. Plampang 51 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 28 Jemplung/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano 100 km Jalan Aspal Kend. Umum 29 Pantai Maci/Pantai, Selancar Mata, Kec. Tarano 143 km Jalan Aspal Kend. Umum 30 Pulau Rakit/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano 100 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 31 Pulau Depi/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano 100 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 32 Brang Bako/Pantai Jotang, Kec. Empang 115 km Jalan Aspal Kend. Umum 33 Teluk Saleh/Pantai Labuhan Jambu, Kec. Tarano 125 km Jalan Aspal Kend. Umum 34 Pulau Raja Kepe/Pulau, Pantai Empang, Kec. Empang 93 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 35 Pantai Sili/Selancar Mata, Kec. Tarano 143 km Jalan Aspal Kend. Umum 36 Gili Bedil/Pulau, Pantai, Alam Laut Lab. Padi Kec. Utan 53 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 37 Gili Keramat/Pulau, Pantai, Alam Laut Lab. Padi, Kec. Utan 53 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 38 Bendungan Beringin Sila Stowe Brang, Kec. Utan - Jalan Aspal Kend. Umum 39 Pulau Bungin/Pulau, Pantai Desa Bungin, Kec.Alas 75 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu 40 Lampin/Pantai Lunyuk, Kec. Lunyuk - Jalan Aspal Kend. Umum 41 Pandan Sari/Pantai Lunyuk, Kec. Lunyuk - Jalan Aspal Kend. Umum 42 Pantai Tero Jotang, Kec. Empang 125 km Jalan Aspal Kend. Umum 43 Ai Mata Tiju/Air Terjun Pulau Moyo, Kec. Lab.Badas 22 km Jalan Aspal Kend. Umum 44 Semongkat/Kolam Renang, Alam Pegunungan Desa Semongkat, kec. Batulanteh 17 km Jalan Aspal Kend. Umum 45 Ai Beling/Air Terjun Desa Sempe, Kec. Moyo Hulu 38 km Jalan Aspal Kend. Umum 46 Teba Muren/Air Terjun Desa Lenangguar, Kec. Ropang 41 km Jalan Aspal Kend. Umum II - 22
No Nama/Jenis Daya Tarik Wisata Lokasi Jarak Aksesibilit as Sarana Transportasi 1 2 3 4 5 6 47 Tiu Pasai/Air Terjun Lape, Kec. Lape 36 km Jalan Aspal Kend. Umum 48 Ai Panas/Sumber Air Panas Maronge, Kec. Maronge 45 km Jalan Aspal Kend. Umum 49 Air Terjun Sebra Desa Marente, Kec. Alas - Jalan Aspal Kend. Umum 50 Dusun wisata Pamulung/Dusun Tradisional Karang Dima, Kec. Lab. Badas 9 km Jalan Aspal Kend. Umum 51 Dusun wisata Perung/Rumah Tradisional Desa Pelat, Kec. Sumbawa 5 km Jalan Aspa Kend. Umum l 52 Desa Wisata Tepal/Rumah Tradisional Desa Tepal, Kec. Batulanteh 42 km Jalan Aspal Kend. Umum 53 Desa Wisata Poto/Pengrajin Tenun Desa Poto, Kec. Moyo Hilir 11 km Jalan Aspal Kend. Umum & Perahu
Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)
Kendala yang dirasakan selama ini terkait dengan pengembangan destinasi pariwisata adalah belum terpolanya tema-tema obyek wisata yang ada, sehingga menyulitkan dalam perencanaan pembangunan dan penataannya, lemahnya aksesibilitas lokasi obyek-obyek wisata alam yang potensial, yang pada akhirnya belum mampu menggerakkan masyarakat dan dunia usaha untuk secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama bergerak membantu pemerintah untuk menggeliatkan potensi tersebut.
b. Tingkat Hunian Hotel Tingkat hunian hotel/losmen dapat juga dijadikan sebagai salah satu indikator dalam melihat kunjungan ke Kabupaten Sumbawa, meskipun tidak semua tamu hotel merupakan wisatawan yang akan mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sebagai gambaran tingkat hunian hotel pada tahun 2009-2010 di Kabupaten Sumbawa, disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.34. Jumlah Tamu Hotel di Kabupaten Sumbawa (2009-2010) No Bulan Kewarganegaraan Tahun Peningkatan (%) 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1 Januari WNI 1794 2255 25.7 WNA 79 52 -34.2 2 Februari WNI 2000 2433 21.7 WNA 70 41 -41.4 3 Maret WNI 2175 2600 19.5 WNA 60 36 -40 4 April WNI 2212 2713 22.6 WNA 43 43 0 5 Mei WNI 2873 2725 -5.15 WNA 112 69 -38.4 6 Juni WNI 2674 2487 -6.99 WNA 164 96 -41.5 7 Juli WNI 2895 2459 -15.1 WNA 219 225 2.74 8 Agustus WNI 2642 2831 7.15 WNA 290 241 -16.9 9 September WNI 2301 2371 3.04 WNA 134 188 40.3 10 Oktober WNI 2654 1647 -37.9 WNA 230 115 -50 11 November WNI 2627 2619 -0.3 WNA 55 54 -1.82 12 Desember WNI 2324 2602 12 II - 23
No Bulan Kewarganegaraan Tahun Peningkatan (%) 2009 2010 1 2 3 4 5 6 WNA 88 91 3.41 WNI 29171 30742 5.39 Jumlah WNA 1544 1251 -19 Total 30715 31993 4.16 Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Seni Budaya Kab. Sumbawa (2010)
2.3.2.6. Perindustrian Gambaran umum jumlah usaha industri di Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir ini disajikan sebagai berikut. Tabel 2.35. Jumlah Usaha Perindustrian di Kabupaten Sumbawa No Uraian Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Jumlah IKM unit 3,223 3,303 3,429 3,490 3,505 2 Sentra IKM :
- Jumlah sentra Sentra 138 114 114 136 141 143
- Jumlah unit usaha sentra Unit 2,776 2208 2,208 2,760 2,760 2,782 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)
2.3.2.7. Perdagangan a. Jumlah usaha perdagangan Dalam rangka pengembangan usaha perdagangan dalam negeri, maka layanan pembinaan dan layanan fasilitasi perizinan dilaksanakan terhadap unit-unit usaha. Sebagai gambaran kinerja dalam pertumbuhan usaha perdagangan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.36. Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Sumbawa No Uraian Unit Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah usaha mikro perdagangan Unit 5,762 5,762 5,762 5,762
Jumlah usaha kecil perdagangan Unit 4,108 4,504 4,860 5,325 4,774
Jumlah usaha kecil perdagangan yang dibina Unit 458
Jumlah usaha menengah perdagangan Unit 158 154 156 160 268
Jumlah usaha besar Unit 19
WDP
2,057 2,408 2,797 3,252 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan) b. Sarana dan prasarana perdagangan Ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tumbuhkembangnya usaha perdagangan di Kabupaten Sumbawa. Tabel 2.37. Ketersediaan Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa No Jenis Pasar Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 II - 24
1. Pasar Induk 0 0 0 0 0 2 Pasar Tradisional 14 14 14 15 15 Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan) Ketersediaan prasarana pasar induk hingga saat ini belum ada di Kabupaten Sumbawa, dan pasar tradisional belum merata ada di setiap kecamatan. Sebaran ketersediaan prasarana pasar di kecamatan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.38. Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa (2010) No Kecamatan Pasar Jumlah Induk Tradisional 1 2 3 4 5 1 Lunyuk - 1 1 2 Orong Telu - - - 3 Alas - 1 1 4 Alas Barat - - - 5 Buer - 1 1 6 Utan - 1 1 7 Rhee - - - 8 Batulanteh - - - 9 Sumbawa - 3 3 10 Labuhan Badas - 1 1 11 Unter Iwes - - - 12 Moyo Hilir - 2 2 13 Moyo Utara - - - 14 Moyu Hulu - - - 15 Ropang - - - 16 Lenangguar - 1 1 17 Lantung - - - 18 Lape - - - 19 Lopok - 1 1 20 Plampang - 1 1 21 Labangka - 22 Maronge - 1 1 23 Empang - 1 1 24 Tarano - - - Jumlah 15 15 Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010) Selanjutnya gambaran tera/tera ulang dalam beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut. Tabel 2.39. Persentase Tera/Tera Ulang di Kabupaten Sumbawa No Uraian Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah alat kemetrologian ( UTTP ) yang ada Unit 5,328 5,084 5,084 4,500 4,721 5,084
Jumlah alat kemetrologian yang diuji/ Tera Unit 5,084 3,519 3,942 2,706 4,487 Blm ada tera ulang
Persentase % 95.42 69.22 77.54 60.13 95.04
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010)
2.3.2.8. Ketransmigrasian II - 25
Transmigrasi pada dasarnya merupakan strategi pembangunan wilayah dalam rangka peningkatan taraf hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara terintegrasi dan lintas sektoral, dalam rangka pemerataan penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi baru dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah yang dapat menjamin peningkatan taraf hidup transmigran dan masyarakat sekitarnya. Gambaran umum daerah terkait urusan transmigrasi diantaranya dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti perkembangan transmigran, perkembangan jumlah lokasi (UPT), dan peningkatan KTM. a. Perkembangan UPT dan transmigran Jumlah KK transmigran yang sudah ditempatkan sejak pertama kalinya pada tahun 1989 di Kabupaten Sumbawa hingga tahun 2006 sebanyak KK dan 12336 jiwa. Perkembangan jumlah Unit Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.40. UPT dan Perkembangan Transmigran di Kabupaten Sumbawa No Nama UPT Tahun Penempatan Jumlah 1989-1996 1997 1998 1999 2003 2004 2006 KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 `16 1 Labangka I 355 1709 355 1709 2 Labangka 2 250 1160 250 1160 3 Labangka 3 270 1268 270 1268 4 Labangka 4 275 1344 275 1344 5 Labangka 5 300 1164 300 1164 6 Tolo Oi 240 1017 240 1017 7 Prode SP I 0 0 100 395 100 395 8 Prode SP II 0 0 150 652 150 652 9 Prode SP III 0 0 0 0 283 1373 283 1373 10 Sampar Goal SP I 0 0 0 0 0 0 200 842 200 842 11 Sampar Goal SP II 0 0 0 0 0 0 0 0 100 408 100 408 12 Buin Batu SP III 200 1004 200 1004 Jumlah 1450 6645 240 1017 250 1047 283 1373 200 842 100 408 200 1004 2931 12336 Sumber : Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Sumbawa (2010)
Pemerintah daerah telah ikut melaksanakan program nasional melalui penempatan transmigran di UPT, dengan pola integrasi penduduk dari luar Kabupaten Sumbawa dengan 20% penduduk setempat. 2.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. 2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok ukur, sebagai berikut: a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita) Angka konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga, yang menggambarkan jumlah pengeluaran rumah tangga terhadap seluruh rumah tangga di suatu daerah dalam kurun waktu yang sama. Pada umumnya, pengeluaran konsumsi II - 26
rumah tangga terdiri atas pengeluaran untuk konsumsi pangan dan pengeluaran untuk konsumsi non pangan. Rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non pangan. Angka rata-rata pengeluaran rumah tangga dapat digunakan untuk melihat indeks pengeluaran rumah tangga per kapita dan tingkat kesejahteraan dari rumah tangga yang bersangkutan.
Tabel 2.41. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita) (2010) No Komponen Jumlah 1 2 3 1 Total Pengeluaran Rumah Tangga 138.048 2 Jumlah Rumah Tangga 108.938 Indeks Pengeluaran konsumsi RT per kapita 1,27 Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah)
Memperhatikan tabel tersebut, jumlah pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sumbawa sebesar 138.048, yang merupakan pengeluaran untuk konsumsi pangan dan konsumsi non pangan. Indeks Pngeluaran Rumah Tangga untuk konsumsi yang menunjukkan angka lebih besar dari 1 yaitu 1,27 berarti bahwa rata-rata rumah tangga di Kabupaten Sumbawa di dalam masih lebih besar membelanjakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi (baik untuk pangan maupun non pangan), yang seharusnya kelebihan sebesar 0,27 dapat disisihkan untuk saving (tabungan) atau yang lainnya. Selanjutnya untuk konsumsi non pangan rumah tangga di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.42. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan di Kabupaten Sumbawa No Komponen Jumlah 1 2 3 1 Total Pengeluaran Rumah Tangga non pangan 41.682 2 Total Pengeluaran Rumah Tangga 138.048 Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita 30,19% Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah) Tabel di atas memberikan gambaran bahwa 30,19 persen dari pendapatan rumah tangga yang mencapai angka 138.048, telah digunakan untuk keperluan non pangan seperti : biaya pendidikan, kebutuhan sandang dan papan (perumahan) dan lain-lain. Kenyataan tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi pangan lebih besar dari konsumsi non pangan. Apabila dikaitkan dengan kondisi PDRB Kabupaten Sumbawa yang menunjukkan peningkatan setiap tahun dengan proporsi lebih besar dari pertumbuhan penduduk, berarti pendapatan masyarakat perkapita juga meningkat, maka kondisi ini sesungguhnya sangat berlawanan dengan Hukum Engel yang menyatakan bahwa dengan asumsi selera seseorang adalah tetap, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk pangan akan semakin kecil seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan. b. Nilai tukar petani Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.Nilai Tukar Petani dihitung dengan II - 27
membandingkan faktor produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima (It) petani dan yang dibayar (Ib) petani. Nilai tukar petani khusus untuk di tingkat Kabupaten/Kota di NTB, NTP belum tersedia sedangkan nilai NTP ditingkat Provinsi telah dipublikasikan oleh BPS secara reguler. Sebagai gambaran NTP di Kabupaten Sumbawa, maka disajikan NTP tingkat provinsi NTB seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.43. Nilai Tukar Petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009) No Subsektor Bulan Persentase Perubahan Sep-09 Okt- 2009 1 2 3 4 5 1 Tanaman Pangan
- Indeks Yang Diterima (it) 114,39 115.81 1.24 - Indeks Yang Dibayar (ib) 125,39 125.07 -0,26 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 91,22 92.60 1.51 2 Holtikultura - Indeks Yang Diterima (it) 118.33 117.49 -0.71 - Indeks Yang Dibayar (ib) 125.47 125.13 -0.27 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 94.31 93.89 -0.45 3 Tanaman Perkebunan Rakyat - Indeks Yang Diterima (it) 114.35 115.86 1.32 - Indeks Yang Dibayar (ib) 121.97 121.86 -0.05 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 93.75 95.08 1.42 4 Peternakan - Indeks Yang Diterima (it) 139.79 140.15 0.26 - Indeks Yang Dibayar (ib) 119.62 119.79 0.14 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 116.86 117 0.12 5 Perikanan - Indeks Yang Diterima (it) 116.81 116.39 -0.36 - Indeks Yang Dibayar (ib) 121.86 121.44 -0.34 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 95.85 95.84 -0.01
Gabungan : - Indeks Yang Diterima (it) 119.15 119.89 0.62 - Indeks Yang Dibayar (ib) 123.81 123.57 -0.15 - Nilai Tukar Petani (NTPP) 96.23 97.02 0.82 Sumber: Statistik Provinsi NTB (2010)
2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Fasilitas wilayah atau infrastruktur merupakan salah satu aspek penunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sector baik di daerah maupun antarwilayah. Semakin memadai ketersediaan fasilitas wilayah, semakin kuat daya saing daerah tersebut.
2.4.2.1. Aksessibilitas Daerah a. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan merupakan salah satu indikator penting untuk melihat aksessibilitas daerah, sebagai gambaran ketersediaan prasarana jalan untuk menampung sejumlah kendaraan di daerah dalam rangka memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. II - 28
Tabel 2.44. Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaran Umum di Kabupaten Sumbawa No Sarana Angkutan Darat 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) 15 15 15 38 29 29 29 2 Angkutan Kota 185 214 137 158 130 138 91 3 Angkutan Pedesaan 370 370 204 255 245 216 186 4 Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) 46 46 47 98 98 98 98 5 Jumlah angkutan umum R4 616 645 403 549 502 481 404 6 Panjang Jalan (Pusat,Prov, dan Kab. 1377.14 1539.18 1539.18 1542.24 1581.71 1377.14 1539.18 7 Rasio pjg jalan thdp ketersediaan sarana angkutan 2.24 2.39 3.82 2.81 3.15 2.86 3.81 Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)
b. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan jumlah arus penumpang dan arus barang di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.45. Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No U r a i a n Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Jumlah arus penumpang 603,854 508,466 493,672 410,877 442,997 2 Jumlah arus barang (darat, laut, udara) 226,591,027 224,652,326 265,632,171 293,104,124 303,183,238 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan) 2.4.2.2. Fasilitas bank dan non bank Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnya jumlah kantor bank. Semakin berkembangnya perekonomian daerah dan tingginya persaingan untuk menarik nasabah mendorong bank untuk lebih meningkatkan dan melengkapi pelayanannya kepada masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah jaringan kantor pelayanan sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Data sampai Desember 2009 jumlah bank (bank umum dan BPR) yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa sebanyak 23 bank dengan jumlah kantor yang tersebar di wilayah Kabupaten Sumbawa sebanyak 44 kantor dengan status kantor terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan kantor unit. Tabel 2.46. Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank di Kabupaten Sumbawa No Uraian Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 Bank Umum Jumlah Bank 6 6 6 7 7 9 Jumlah Kantor 21 21 21 23 28 22
BPR Jumlah Bank 13 13 13 14 14 14 Jumlah Kantor 22 22 22 23 23 22 Sumber: Bank Indonesia, Mataram (Beberapa tahun terbitan)
II - 29
Bank-bank yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa terdiri dari bank umum dan bank BPR baik pemerintah, swasta maupun Pemda, selengkapnya disajikan berikut ini.
Tabel 2.47. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Kab. Sumbawa (2009) No Bank KP KC KCP KK KU Total 1 2 3 4 5 6 7 8 A Bank Umum 1. Pemerintah - PT. BNI 46 (Persero) - 1 1 - - 2 - PT. BRI (persero) - 1 - - 9 10 - PT. BPD NTB - 1 1 - - 2 - PT. BTN (Persero) - - - 1 - 1 - PT BANK MANDIRI (Persero), Tbk - - 1 - - 1
2. Swasta
- PT. Bank Danamon Indonesia - - 3 - - 3 - PT. Bank Mega - 1 - - - 1 - PT. Bank Syariah Mandiri - - 1 - - 1 - PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara - - 1 - - 1 B BPR 1. Pemda
- PT. BPR Kabalong Abdi Swadaya 1 - - - - 1 - PT. BPR Lopok Ganda 1 - - 1 - 1 - PT. BPR Samawa Kencana 1 2 - 6 - 9 Ket: KP = Kantor Pusat; KC = Kantor Cabang; KCP = Kantor cabang Pembantu; KK = Kantor KasKU = Kantor Unit. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Nusa Tenggara Barat - Bank I ndonesia Mataram, 2010 2.4.2.3. Ketersediaan Restoran/rumah makan Ketersediaan restoran/rumah makan di suatu daerah dapat menunjukkan indikator tingkat daya tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Perkembangan ketersediaan restoran/rumah makan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. Tabel 2.48. Jumlah Restoran/Rumah Makan Kabupaten Sumbawa No Uraian Tahun 2006 Tahun 2010 Jumlah Usaha Jumlah Kursi Jumlah Usaha Jumlah Kursi 1 2 3 4 5 6 1. Restoran 6 188 8 294 2. Rumah makan/Caf/Depot 151 2284 164 2483 Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan) II - 30
2.4.2.4. Jumlah penginapan/hotel Ketersediaan hotel/penginapan sangat menunjang dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian suatu daerah termasuk peluang-peluang yang ditimbulkannya. Gambaran ketersediaan hotel/penginapan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.49. Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Sumbawa No Jenis Penginapan/Hotel Tahun 2006 Tahun 2010 Jumlah Hotel Jumlah Kamar Jumlah T. Tidur Jumlah Hotel Jumlah Kamar Jumlah T. Tidur 1 2 3 4 5 6 7 8 A Hotel Berbintang:
1 Hotel Bintang 5 0 0 0 0 0 0 2 Hotel Bintang 4 1 19 19 1 19 19 3 Hotel Bintang 3 0 0 0 0 0 0 4 Hotel Bintang 2 1 7 15 1 7 16 5 Hotel Bintang 1 1 29 56 1 24 50 b. Hotel Non Bintang:
1 Hotel Melati 20 370 680 21 381 695 Total jumlah penginapan/Hotel 23 425 770 24 431 780 Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
Dari data pada table tersebut diketahui bahwa jumlah hotel di Kabupaten Sumbawa dalam lima tahun terakhir hanya bertambah satu buah hotel melati dengan penambahan jumlah kamar sebanyak 6 kamar dan penambahan jumlah tempat tidur sebanyak 10 buah.
2.4.2.5. Persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan akses air bersih Dari 109.953 unit rumah di Kabupaten Sumbawa, sebanyak 47.273 yang telah menggunakan akses air bersih (42,99%). Gambaran umumnya disajikan pada table berikut. Tabel 2.50. Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Akses Air Bersih No Kecamatan Penduduk Jumlah rumah Jumlah Keluarga Jumlah RT Yang Menggunakan Akses Air Bersih % 1 2 3 4 5 6 7 1 Tarano 15203 3,662 3.543 1383 37.77 2 Empang 21580 5,651 5.415 1885 33.36 3 Plampang 27813 7,045 7.408 2274 32.28 4 Labangka 10148 2,834 2.834 639 22.55 5 Maronge 9767 2,459 2.641 1100 44.73 6 Lape 16131 4,289 4.364 2463 57.43 7 Lopok 17550 4,693 4.735 2575 54.87 8 Moyo Hilir 22238 5,928 5.941 1386 23.38 9 Moyo Utara 9023 2,833 2.4 1276 45.04 10 Moyo Hulu 19871 5,819 5.414 2204 37.88 11 Ropang 5017 1,394 872 393 28.19 12 Lenangguar 6286 1,754 1.456 850 48.46 13 Lantung 2767 911 1.803 574 63.01 14 Lunyuk 18123 4,721 4.348 1460 30.93 15 Orong Telu 4530 1,128 1.166 203 18.00 16 Batu Lanteh 10127 2,714 2.77 543 20.01 17 Unter Iwes 18108 4,594 4.766 2756 59.99 II - 31
18 Sumbawa 56649 15,082 13.052 8494 56.32 19 Lab. Badas 28870 6,572 6.669 2893 44.02 20 Rhee 6908 1,838 1.779 670 36.45 21 Utan 28828 7,771 7.471 3316 42.67 22 Buer 13408 3,593 3.818 1561 43.45 23 Alas 27993 7,359 7.279 3590 48.78 24 Alas Barat 18425 5,309 5.267 2785 52.46 Jumlah (Kab/Kota) 415363 109953 978.339 47.273 42,99 Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)
2.4.2.6. Fasilitas listrik Faktor pendukung keberhasilan pembangunan banyak ditentukan oleh keberadaan listrik. Listrik memiliki fungsi yang sangat strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa yang mempunyai listrik mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik tentunya dibandingkan desa yang belum memiliki listrik. Setiap tahun jumlah pelanggan listrik terus bertambah baik untuk keperluan rumah tangga, kebutuhan industri maupun kebutuhan lainnya. Berikut ini adalah gambaran layanan listrik PLN sampai dengan tahun 2010. a. Ketersediaan Listrik Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memajukan kesejahteraan masyarakat. Penyedia utama layanan listrik di Kabupaten Sumbawa selama ini adalah PT. PLN, yang kapasitas layanannya disajikan sebagai berikut. Tabel 2.51. Ketersediaan Listrik PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. Daya tersambung (kVA) 49.532,34 53.018,69 59.639,10 64.400,35 67,607,80 2. KWH Jual (kWh) 76.309.507 88.004.933 98.376.659 108.597.276 118.609.493 3. JTM (kms) 832,370 832,370 812,040 821,090 755,915 4. JTR (kms) 765,050 765,050 728,480 696,000 843,924 5. Gardu (buah) 324 331 333 374 546 6. Trafo (buah) 324 331 333 374 546 7. Kapasitas Trafo (kVA) 21.077 21.977 22.127 31.276 38.672 8. kWH Jaringan 84.129.012 96.364.635 106.913.686 122.333.260 132.521.420 9. kWH pemakaian 75.562.853 88.035.254 98.449.388 108.597.276 118.609.493 10. Jumlah Desa Terlayani Listrik PLN 123 123 123 123 158 11 Jumlah Pelanggan PLN (Sambungan) 53.998 54.781 56.645 57.454 71.721 Sumber : PLN Cabang Sumbawa (2010)
b. Banyak VA Tersambung Ketersediaan daya listrik yang memadai menunjukkan kapasitas kemampuan layanan listrik yang diberikan kepada masyarakat konsumen. Jumlah VA daya listrik tersambung di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.52. Jumlah VA Tersambung Pada Layanan PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Klasifikasi Pelanggan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Sosial (VA) 1.209.200 1.433.050 1.590.350 1.813.200 2.324.250 II - 32
2 Rumah Tangga (VA) 29.721.000 30.971.300 33.684.300 35.197.100 44,083,700 3 Usaha (VA) 4.581.750 4,939.850 5.189.300 6.370.550 9,138,650 4 Industri (VA) 3.448.600 3.888.000 5.579.050 6.034.400 6,342,600 5 Gedung dan Jasa (VA) 1.626.930 1.777.100 1.968.400 2.194.550 3,280,900 Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan) Berdasarkan data tersebut, konsumen terbesar yang memanfaatkan daya lisrik di Kabupaten Sumbawa adalah rumah tangga, sedangkan dari klasifikasi sosial merupakan konsumen terendah.
c. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Hingga tahun 2010, dari seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa sudah sebanyak 158 desa/kelurahan yang sudah terlayani listrik PLN (93,54%), dengan jumlah pelanggan seluruhnya sebanyak 71.721 pelanggan pada semua klasifikasi. Perkembangan jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut. Tabel 2.53. Jumlah Pelanggan Listrik Di Kab. Sumbawa (2006-2010) No Klasifikasi Pelanggan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Sosial 1.014 1.121 1.188 1.255 1.586 2 Rumah Tangga 51.033 51.644 53.382 54.133 67.085 3 Usaha 1.537 1.581 1.611 1.578 2.349 4 Industri 39 44 54 59 65 5 Gedung dan Jasa 375 391 410 429 636 Jumlah 53.998 54.781 56.645 57.454 71.721 % Rumah Tangga 94,51 94,27 94,25 94,22 93,54 Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Sumbawa menunjukkan peningkatan setiap tahunnya untuk semua klasifikasi pelanggan. Dari total pelanggan yang ada, 93-95% adalah rumah tangga. Selanjutnya gambaran rasio elektrifikasi pada setiap tahun disajikan sebagai berikut. Tabel 2.54. Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) No Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Rumah Tangga Seluruhnya 100355 101193 105568 108938 109953 2 Rumah Tangga Berlistrik 51033 51644 53382 54133 67085 3 % Rumah Tangga Berlistrik terhadap total rumah tangga (Rasio elektrifikasi) (%) 50.85 51.04 50.57 49.69 61.01 Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
Gambaran data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga masyarakat berlistrik di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa berkisar pada skala 49-62% dari total rumah tangga yang ada. Selain pasokan energi listrik dari PLN, di Kabupaten Sumbawa juga terdapat layanan pasokan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). 2.4.3. Iklim Berinvestasi a. Keamanan dan ketertiban II - 33
1. Angka kriminalitas yang tertangani Keberadaan kehidupan sosial masyarakat, salah satunya dapat terlihat dari kasus-kasus tindak kriminal yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat daerah. Semakin banyak jumlah kasus tindak kriminal menunjukkan bahwa kehidupan sosial kemasyarakatan di satu sisi belum sepenuhnya mampu mewujudkan ketenteraman, dan di sisi lain menunjukkan bahwa tingkat kesadaran hukum yang masih rendah. Permasalahan-permasalahan sosial yang kerap terjadi Kabupaten Sumbawa dapat terlihat dari jumlah tindak kriminal yang terjadi sepanjang tahun 2010, yakni sebanyak 3.349 kasus (0,80%). Hal ini menggambarkan keamanan Kabupaten Sumbawa masih dapat dikatakan kondusif. Pada tahun-tahun sebelumnya dalam kurun ewaktu lima tahun terakhir juga menunjukkan statistik yang tidak terlalu berbeda. Tabel 2.55. Kasus Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Sumbawa No Jenis Kriminal Yang Telah Tertangani Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. Jumlah kasus pembunuhan 3 4 4 0 2. Jumlah kasus pencurian 182 128 321 128 3. Jumlah kasus criminal lainnya 435 430 833 636 4. Jumlah tindak kriminal selama 1 tahun 620 562 1.158 764 3.349 5. Jumlah penduduk 401.209 406.888 413.869 420.750 415.363 6. Angka kriminalitas (4)/(5) 0.0015 0.0014 0.0028 0.0018 0.0081 Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)
2. Jumlah Demonstrasi Aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang dewasa ini cenderung menjadi media penyampaian aspirasi, kritik ataupun aksi solidaritas dan tuntutan lainnya, meskipun frekwensinya tidak terlalu tinggi dengan volume gerakan yang relatif kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa aksi-aksi tersebut tetap muncul setiap tahun di Kabupaten Sumbawa. Jumlah unjuk rasa yang terjadi pada tahun 2006, 43 kali, meningkat menjadi 52 kali pada tahun 2010 dengan mengangkat isu-isu bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Meskipun demikian, namun aksi-aksi tersebut merupakan aksi damai dan tidak sampai melebar menjadi anarkhis ataupun berubah fokus sehingga menimbulkan korban baik barang/aset maupun orang, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan aksi-aksi massa yang ada selama ini tidak menimbulkan inkondusifitas daerah.
Tabel 2.56. Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Sumbawa No Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Jumlah unjuk rasa 43 28 37 63 52 Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan) b. Kemudahan Perijinan Iklim investasi di suatu daerah, selain ditentukan oleh factor tinggi rendahnya potensi dan peluang pengembangan potensi sumberdaya yang dimiliki, serta orientasi penanaman modal para investor pada daerah tersebut juga dipengaruhi oleh kepastian hukum serta kepastian waktu layanan perijinan yang diberikan. Dalam hal waktu layanan perijinan di Kabupaten Sumbawa, melalui tabel berikut disajikan berbagai jenis dan lama proses perijinan sebagaimana sudah ditetapkan dalam ketentuan peraturan yang berlaku. II - 34
Tabel 2.57. Jenis Ijin Dan Lama Proses Pengurusan N o Jenis Izin Masa Berlaku Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum Waktu (Hari) SOP 1 2 3 4 5 6 1 Peruntukan Penggunaan Tanah Selamanya Bag. Pemerintahan perda No.14/1997 6 2 IMB Selamanya Tim Teknis perda No.64/1999 7 3 Gangguan/Tempat Usaha 3 tahun Tim Teknis Perda 15/1999 6 4 Penggilingan Padi Huller dan Penyosoh Beras 3 tahun Dipertapang Perda 32/2001 7 5 IUJK 3 tahun Bag. APP Perda 19/2002 4 6 Izin Reklame Disesuaikan Dishubkominfo Perda 2/1999 4 7 Izin Penyimpanan/Penimbunan BBM 3 tahun Distamben Perda Prop.7/1995 5 8 IU Perdagangan 3 Tahun Diskoperindag Perda 28/2001 3 9 Izin Usaha Industri 3 Tahun Diskoperindag Perda 29/2001 5 10 TDP 5 Tahun Diskoperindag Perda 30/2001 3 11 Izin Usaha Penyediaan Jasa Listrik 3 tahun Distamben Perda 10/2002 3 12 Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Milik (IPKTM) 1 bulan Dsihutbun Perda 26/2006 5 13 Izin Menimbun dan Mengecer Kayu 1 Tahun Dsihutbun Pergub 26/2007 5 14 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu 6 bulan Dsihutbun Perda 24/2002 5 15 Usaha Pembudidayaan 3 Tahun Dislutkan Perda 16/2007 5 16 Izin Pembelian, Pengumpulan dan Pemasaran Hasil Perikanan 3 Tahun Dislutkan Perda 16/2007 5 17 Izin Hotel 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 18 Izin Cottage 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 19 Izin Pondok Wisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 20 Izin Hunian Wisata/Service Apartemen 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 21 Izin Restaurant dan Rumah Makan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 22 Izin BAR 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 23 Izin Jasa Boga/Cattering 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4 24 Izin Karaoke, PlayStation dan VideoGame(tertutup) 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 25 Izin Kolam Memancing 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 26 Izin Biro Perjalanan Wisata dan Agen Pariwisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 27 Izin Wisata Tirta 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 28 Izin Penginapan Remaja 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4 29 Izin Perkemahan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4 30 Izin Tempat Konvensi, Pameran dan Balai Pertemuan 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4 31 Izin Bioskop/Teather (Panggung Terbuka dan tertutup) 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 4 32 Izin pasar Seni dan Soveneir Shop 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 33 Izin Pulau Untuk Wisata 1 Tahun Disporabudpar Perda 17/2002 7 34 Izin Petambangan Daerah Exploitasi 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 35 Izin Petambangan Daerah Pengolahan/Pemurnian 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 36 Izin Petambangan Daerah Explorasi 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 37 Izin Petambangan Daerah Pengangkutan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 38 Izin Petambangan Daerah Penjualan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 39 Izin Petambangan Daerah Penyelidikan Umum 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 40 Izin Petambangan Daerah Jasa Usaha Pertambangan 2 Tahun Distamben Perda 12/2002;8/2002 7 41 Izin Explorasi Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 14 42 Izin Pengeboran Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 43 Izin Pengambilan Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 44 Izin Penurapan Air Bawah Tanah 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 45 Izin Pengambilan Mata Air (SIPMA) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 46 Izin Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah (SIPPAT) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 47 Izin Juru Bor (IJB) 1 Tahun Distamben Perda 14/2002:11/2002 7 48 Izin Usaha Peternakan Unggas 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 49 Izin Usaha Peternakan Kambing/Domba 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 50 Izin Usaha Peternakan Sapi Potong 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 51 Izin Usaha Peternakan Kerbau Potong 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 52 Izin Usaha Peternakan Sapi Perah 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 53 Izin Usaha Peternakan Kerbau Perah 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 54 Izin Usaha Peternakan Kuda 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 55 Izin Usaha Peternakan Sapi Bibit 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 56 Izin Usaha Peternakan Kerbau Bibit 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 57 Izin Usaha Pengiriman Ternak dan Bahan Hasil Ternak Antar pulau 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 II - 35
N o Jenis Izin Masa Berlaku Pemberi Pertimbangan Dasar Hukum Waktu (Hari) SOP 1 2 3 4 5 6 58 Izin Usaha Pemotongan Hewan 1 Tahun Disnak Perda 15/2002 4 59 Izin Praktek Berkelompok Dokter Umum 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 60 Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 61 Izin Praktek Berkelompok Bidan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 62 Izin Praktek Berkelompok Keperawatan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 63 Izin Balai Pengobatan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 64 Izin Rumah Bersalin 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 5 65 Izin Balai Kesehatan Ibu dan Anak 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 66 Izin Balai Klinik Rawat Inap 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 67 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Dasar Lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 68 Izin Praktek Berkelompok Dokter Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 69 Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 70 Izin Rumah Sakit Umum 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 12 71 Izin Klinik Spesialis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 12 72 Izin Klinik Kecantikan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 73 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Spesialis lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 74 Izin Apotek 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 21 75 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Medis 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 76 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 77 Izin Penyelenggaraan Laboratorium Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 78 Izin Penyelenggaraan Optikal 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 79 Izin Toko Obat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7 80 Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Penunjang Lain 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 81 Izin Sinshe 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 82 Izin Tabib 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 83 Izin Akupunktur 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 84 Izin Batra Refleksi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 85 Batra Pijat Urat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 86 Batra Patah Tulang 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 87 Batra Ramuan 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 88 Batra Tenaga Dalam 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 89 Batra Tusuk Jari 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 90 Batra Pendekatan Agama 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 91 Batra Paranormal 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 92 Batra Sunat 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 93 Batra Tukang Gigi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 94 Batra Gurah 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 95 Batra Dukun Bayi 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 96 Batra Reikey Master 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 97 Batra Q Gong 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 98 Batra Chiropractie 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 4 99 Surat Terdaftar Sarana Pengobatan dan Pengobatan Tradisional Lainnya 5 Tahun Dinas Kesehatan Perda 8/2003 7
Rata-rata waktu yg dibutuhkan untuk mengurus perijinan 6 Sumber : KPPT Kabupaten Sumbawa (2010)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 jenis perijinan yang mendukukung iklim investasi. Dalam pengurusan Izin Usaha berdasarkan Standard Operating Prosedure (SOP) pelayanan perizinan Kabupaten Sumbawa melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mengeluarkan Izin Usaha, rata-rata 6 hari kerja.
c. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah) Sebagai implementasi dari Peraturan Daerah di atas, telah di tetapkan beberapa macam dan jenis pajak dan retribusi daerah sebagai berikut. Tabel 2.58. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi daerah No. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah 1 2 I Pajak Daerah II - 36
No. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah 1 2 1 Pajak Hotel 2 Pajak Restoran 3 Pajak Hiburan 4 Pajak Reklame 5 Pajak Penerangan Jalan 6 Pajak Mineral bukan Logam dan batuan 7 Pajak Sarang Burung Walet 8 Pajak Parkir 9 Pajak Air Tanah 10 Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
II Retibusi Daerah A Retribusi Jasa Umum 1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 2 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 3 Retribusi Penggantian Biaya KTP/Akta cat. Sipil 4 Retribusi Pelayanan PArkir di tepi jalan umum 5 Retribusi Pelayanan Pasar 6 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 7 Retribusi Pelayanan Kesehatan Ternak
B Retribusi Jasa Usaha 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2 Retribusi Pasar Grosir 3 Retribusi Terminal 4 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa 5 Retribusi Rumah Potong Hewan 6 Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan 7 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 8 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 9 Retribusi sewa kios/MCK/PKL terminal
C Retribusi Perizinan Tertentu 1 Retibusi Izin Mendirikan Bangunan 2 Retribusi Izin Gangguan/Keramaian 3 Retribusi IzinTrayek 4 Retribusi Izin Usaha Perikanan 5 Retribusi Izin Peruntukan Tanah 6 Retribusi Izin Pengambilan Hasil Hutan Ikutan 7 Retribusi Izin Tanda Daftar Perusahaan 8 Retribusi Tanda Daftar Gudang 9 Retribusi Izin Usaha Perdagangan 10 Retribusi IUP Padi Heuller dan Penyimpanan Beras 11 Retribusi Izin Usaha Perindustrian 12 Retribusi Izin Usaha Pertambangan Umum 13 Retribusi Izin Penggunaan dan Pemanfaatan ABT 14 Retribusi Izin Ketenagalistrikan 15 Retribusi Izin Usaha Sarana Pariwisata 16 Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi 17 Retribusi Izin Ketenagakerjaan Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa
d. Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam mendorong Investasi, telah menetapkan Perda yang mendukung iklim investasi, sebagai berikut. 1) Peraturan Daerah nomor 20 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol;
II - 37
2) Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kab. Daerah Tk II Sumbawa Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Trayek;
3) Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Usaha Perikanan 4) Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 34 tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan;
5) Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
6) Peraturan Daerah Nomo 33 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 7) Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah 2.4.4. Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk. Kualitas manusia yang memajukan peradaban tersebut pada umumnya berada pada usia produktif 15-64 tahun. Oleh karena itu ada-tidaknya, besar-kecilnya kelompok usia tersebut menjadi bonus demografis yang dapat menjadi pendorong kemajuan. Kabupaten Sumbawa memiliki kelompok usia produktif lebih dari 60%, sehingga prasyarat untuk menghasilkan manusia unggul telah tersedia. Komposisi penduduk seperti terlihat pada tabel berikut, yang menunjukkan bahwa ada bonus demografi dalam 15-30 mendatang di Kabupaten Sumbawa.
Tabel 2.59. Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungan (RK) Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010 Tahun 0-14 tahun 15-64 tahun > 65 tahun RK (%) (%) (%) (%) 1 2 3 4 5 2005 31,56 64,59 3,85 54,82 2006 33,44 62,69 3,87 59,52 2007 33,43 62,70 3,87 59,49 2008 30,13 66,26 3,61 50,92 2009 30,45 66,45 3,1 50,49 2010 30,44 64,68 4,88 54,61 Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011
Berdasarkan komposisi penduduk tersebut diatas, tergambar rasio ketergantungan (dependency ratio), yakni perbandingan antara penduduk kelompok usia tidak produktif (penduduk usia muda 0-14 tahun dan usia tua di atas 65 tahun) terhadapkelompok usia produktif (penduduk usia antara 15-64 tahun). Perkembangan rasio ketergantungan Kabupaten Sumbawa terlihat melalui gambar berikut. II - 38
Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011 Gambar 2. 13 Perkembangan Rasio Ketergantungan Kabupaten Sumbawa
Potensi sumberdaya manusia Kabupaten Sumbawa terlihat dari kesadarannya terhadap pendidikan.Tingkat pendidikan masyarakat relatif lebih baik terlihat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah diatas NTB.Pendidikan bagi anak juga masih menjadi prioritas keluarga, oleh karena itu APK dan APM pendidikan dasar di Kabupaten Sumbawa juga diatas rata-rata provinsi. Penguasaan Bahasa Indonesia dalam masyarakat juga amat baik hingga ke pelosok desa, hal ini menjadikan manusia sumbawa dapat menerima informasi secara baik. Disamping itu, kultur masyarakat yang egaliter, terbuka dan memiliki etos sate to dan kangila menjadi modal sosial keberhasilannya dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini terbukti banyak tokoh-tokoh berpengaruh di tingkat provinsi dan nasional yang berasal dari Sumbawa.Disamping itu, perkembangan yang menggembirakan adalah mulai maraknya perguruan tinggi dari berbagai disiplin ilmu (universitas, institut, akademi dan sekolah tinggi). Dari berbagai aspek tersebut, terdapat berbagai masalah terkait SDM seperti peningkatan rasio ketergantungan (dari 50,49% tahun 2009 menjadi 54,61% tahun 2010), masalah ekonomi menjadi penghalang utama akses masyarakat ke jenjang pendidikan tinggi, belum berkembang skill kewirausahaan terutama dikalangan usia muda dan lulusan sarjana masih berorientasi bekerja sebagai PNS atau disektor formal lainnya. Belum banyak sarjana yang terjun secara totalitas di bidang agribisnis.
54.82 59.52 59.49 50.92 50.49 54.61 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 P e r s e n t a s e