Ihr
Ihr
Ihr
Oleh :
IDA AYU DWI ASTUTI MINAKA
1492161047
A. PENGERTIAN IHR
International Health Regulation (IHR) atau Peraturan Kesehatan Internasional
merupakan suatu dokumen perjanjian Internasional yang mengikat negara-negara yang
menyepakatinya baik seluruh negara anggota WHO maupun yang bukan anggota WHO
dan diterapkan di negaranya untuk mengatur tata cara dan pengendalian penyakit, baik
penyakit menular yang ada, baru, dan yang muncul kembali maupun tidak menular
(contoh: bahan radio-nuklear dan bahan kimia) dalam terminologi lain disebut NUBIKA
(Nuklir, Biologi dan Kimia).
B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP IHR
- Untuk membantu negara-negara untuk bekerja sama menyelamatkan nyawa dan mata
pencaharian yang terancam oleh penyebaran penyakit dan risiko kesehatan lainnya
atau dengan kata lain untuk mencegah, melindungi, dan mengendalikan terjadinya
penyebaran penyakit secara internasional, serta melaksanakan public health response
sesuai dengan risiko kesehatan masyarakat, dan menghindarkan hambatan yang tidak
-
c. WHO harus secepat dan seefisien mungkin mengirimkan informasi yang diterima
secara relevan kepada seluruh negara anggota dan juga kepada organisasi antar
pemerintah.
d. WHO harus menggunakan informasi yang diterima, untuk verifikasi, penilaian dan
mempersiapkan bantuan sesuai dengan IHR. Apabila negara bersangkutan tidak
menyetujui, informasi ini tidak akan diteruskan ke negara anggota lainnya, kecuali
ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya :
besar kemungkinan kejadian/KLB tersebut bisa menjadi PHEIC; atau
WHO membuktikan, secara epidemiologis, telah terjadi penyebaran infeksi atau
c. Perpanjangan SSCEC dalam waktu satu bulan, sampai alat angkut tiba di pelabuhan
di mana SSCEC bisa diperbaharui.
4. Setiap Negara anggota harus memberitahu WHO setiap perubahan yang terjadi pada
daftar bandara/pelabuhan yang telah disampaikan sebelumnya.
5. WHO, atas permintaan Negara anggota, dapat mengeluarkan sertifikat, setelah
melalui penilaian tertentu yang menyatakan bahwa suatu bandara/pelabuhan di
wilayahnya telah memenuhi syarat. Sertifikat yang telah dikeluarkan akan ditinjau
secara periodik oleh WHO, dengan sepengetahuan Negara anggota yang
bersangkutan.
6. WHO, bekerja sama dengan instansi antar pemerintah yang berwenang dan lembaga
internasional, harus membuat pedoman sertifikasi bagi bandar udara dan bandar laut.
WHO harus menerbitkan daftar bandar udara dan bandar laut yang sudah memperoleh
sertifikat.
Perlintasan Darat
1. Bila diperlukan karena alasan kesehatan masyarakat, suatu Negara anggota dapat
menetapkan
perlintasan
darat
yang
harus
mempunyai
kapasitas,
dengan
mempertimbangkan:
a) volume dan frekuensi lalu-lintas internasional, dibandingkan dengan pintu masuk
lain di Negara tersebut, dan
b) adanya faktor risiko di wilayah di mana lalu-lintas internasional berawal, atau
melalui wilayah itu, sebelum sampai di perlintasan darat tersebut.
2. Negara anggota yang memiliki perbatasan bersama hendaknya mempertimbangkan:
a) membuat perjanjian atau pengaturan bilateral atau multilateral mengenai
pencegahan atau pengendalian penularan penyakit pada perlintasan darat; dan
b) penetapan bersama perlintasan darat yang berdekatan yang memiliki kapasitas
b) memastikan, sejauh mungkin, bahwa fasilitas umum pada pintu masuk dalam kondisi
bersih dan bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor penyakit dan
reservoir;
c) Bertanggung jawab terhadap pengawasan setiap kegiatan hapus tikus, hapus hama,
hapus serangga atau dekontaminasi dari bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang,
paket pos dan jenazah manusia atau tindakan sanitasi bagi orang sesuai dengan IHR
ini;
d) memberitahu para operator alat angkut seawal mungkin mengenai rencana tindakan
yang akan diambil, metode yang akan digunakan pada tindakan tersebut, bila tersedia,
harus diberikan secara tertulis;
e) bertanggung jawab/mensupervisi keamanan pembuangan air atau makanan yang
tercemar, limbah manusia atau hewan, air limbah dan benda lain yang terkontaminasi
yang dibawa alat angkut;
f) mengambil segala tindakan yang dimungkinkan, sesuai dengan IHR, untuk memantau
dan mengawasi kapal yang membuang limbah cair, limbah padat, pemberat dan benda
lain yang dapat menyebabkan penyakit dan berpotensi mencemari air di pelabuhan,
sungai, kanal, selat, danau atau perairan internasional lainnya;
g) bertanggung jawab dalam mengawasi penyedia layanan penumpang, bagasi, kargo,
petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah manusia pada pintu masuk,
termasuk melakukan pemeriksaan medik bila diperlukan;
h) memiliki rencana kontingensi dalam menghadapi kejadian/KLB luar biasa dan
melapor ke Focal-Point IHR Nasional mengenai tindakan yang diambil, sesuai dengan
IHR.
2. Tindakan yang direkomendasikan oleh WHO bagi para penumpang, bagasi, kargo,
peti kemas, alat angkut, barang, paket pos, dan jenazah manusia yang tiba dari
wilayah yang terpapar dapat diulang pada saat kedatangan bila ada indikasi atau bukti
kuat bahwa tindakan yang dilakukan pada saat keberangkatan dari daerah terpapar
gagal.
3. Hapus serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi dan tindakan sanitasi
lainnya harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari cedera dan
ketidaknyamanan bagi orang, atau kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masyarakat, atau kerusakan terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,
barang dan paket pos.
I. PENGUKURAN INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PHEIC
Public Health measure/ukuran Kesehatan Masyarakat:
Lori, kereta api sipil dan kendaraan darat saat berada di pintu masuk
C. Ketentuan khusus bagi para pengunjung
pengunjung
3. Apabila tindakan kepada penumpang sesuai dengan IHR dikenakan biaya, di masingmasing Negara anggota harus berlaku satu tarif dan setiap biaya yang dikenakan
harus:
a) sesuai dengan tarif ini;
b) tidak melebihi biaya dari layanan yang diberikan; dan
c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan, atau tempat tinggal dari
penumpang tersebut;
4. tarif, dan setiap perubahannya, harus diterbitkan sekurang-kurangnya 10 hari sebelum
pemberlakuannya.
5. IHR tidak menghalangi Negara anggota untuk meminta pembayaran atas pengeluaran
bagi:
a) operator atau pemilik alat angkut bagi karyawannya yang bepergian; atau
b) asuransi penumpang.
6. Tidak dibenarkan sama sekali adanya larangan berangkat bagi penumpang atau
operator alat angkut dari wilayah negara anggota yang menunggak pembayaran biaya.
Biaya Untuk Bagasi, Kargo, Petikemas, Alat Angkut, Barang Atau Paket Pos
1. Apabila dipungut biaya untuk melakukan tindakan terhadap bagasi, kargo, petikemas,
alat angkut, barang atau paket pos sesuai dengan IHR, setiap Negara anggota
diharuskan hanya memiliki satu tarif untuk biaya tersebut dan setiap biaya harus:
a) sesuai dengan tarif yang berlaku;
b) biaya tidak melebihi biaya yang dibutuhkan bagi layanan tersebut; dan
c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan, bendera, kepemilikan bagasi,
kargo, petikemas, alat angkut, barang atau paket pos. Khususnya, tidak ada
perbedaan tarif bagi bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang atau paket pos
milik nasional dan asing.
2. Tarif, dan setiap perubahannya, harus diberitahukan sekurang-kurangnya sepuluh hari
sebelum diberlakukan.