Makalah DBD
Makalah DBD
Makalah DBD
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan tugas makalah yang
berjudul Demam Berdarah Dengue .
Makalah ini kami buat untuk menjelaskan kepada semua pembaca tentang penyebab, gejala,
pencegahan dan pengobatan DBD.
Makalah yang kami buat ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............ ......................... 1
1.1 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyebab dan Ciri-ciri.............................................................................. 2
2.2 Gejala ........................................................................................................ 2
2.3 Pencegahan................................................................................................ 3
2.4 Cara Pengobatan ....................................................................................... 3
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan................. 5
3.2 Saran................... 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit endemis di
Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.
Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai
dengan panas mendadak selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi
perdarahan, seperti petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran
menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan
sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon
kasus ini (http;//www.litbang.depkes.go.id, 2005).
BAB II PEMBAHASAN
Sulit untuk ditangkap karena mereka bergerak sangat cepat, melesat maju mundur.
Bersembunyi di bawah perabot dan sering menggigit orang di sekitar kaki atau
pergelangan kaki
Gigitan relatif tidak sakit, sehingga orang mungkin tidak melihat mereka sedang
tergigit.
Nyamuk demam berdarah dewasa lebih memilih untuk beristirahat di daerah gelap.
Tempat beristirahat favorit berada di bawah tempat tidur, meja dan kursi, di lemari pakaian
atau lemari, di tumpukan cucian kotor dan sepatu; dalam wadah terbuka, di ruang yang gelap
dan tenang, dan bahkan pada objek gelap seperti pakaian atau perabot.
Nyamuk demam berdarah lebih suka menggigit manusia pada siang hari. Sebuah cara
yang efektif untuk membunuh nyamuk dewasa adalah untuk menerapkan sisa insektisida ke
daerah di mana mereka lebih suka untuk beristirahat.
Nyamuk demam berdarah terkadang dijuluki kecoa nyamuk karena benar-benar
dijinakkan dan lebih memilih untuk tinggal di sekitar rumah-rumah penduduk. Mereka
berkembang biak bukan di rawa-rawa atau saluran, dan sangat jarang menggigit pada malam
hari.
2.2 Gejala DBD
Masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai
berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis),
Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lainlainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah
100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai
normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Setelah pasien dengan dehidrasi yang stabil, mereka biasanya membutuhkan cairan
infus tidak lebih dari 24-48 jam. cairan intravena harus dihentikan ketika tingkat hematokrit
turun dibawah 40% dan volume intravaskuler cukup.
Transfusi plasma platelet segar beku mungkin diperlukan untuk mengontrol
pendarahan parah. Sebuah laporan kasus baru-baru ini menunjukkan perkembangan yang
baik setelah pemberian globulin intravena anti-D di dua pasien. Sebelum mengakhiri,
sebelum pengobatan demam berdarah dilakukan, khendaknya pemeriksaan atau konsultasi
kepada dokter adalah jalan yang terbaik, pastikan penderita berada pada kondisi yang stabil
karena jika dibiarkan akan menjadi semakin parah sehingga menyebabkan kematian.
1.
2.
3.
4.
3.2 Saran
Beberapa ada cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode
pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah:
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat.
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt.H-14).
Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong
air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmijo.S.1999.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Edisi 1 Rineka Cipta :
Jakarta.