Kesalahan Berbahasa
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan Berbahasa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran
merupakanhal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti
nyatabahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan
secarabertahap. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa sebagai sebuah
prosesdari belajar bahasa.Belajar bahasa merupakan sebuah proses untuk dapat
menggunakan bahasa yangdipelajari (bahasa target).
Dalam prosesnya, pembelajaran ini akan diarahkan pada kegiatan menerima
bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatanmemproduksi bahasa
(produktif). Kedua proses tersebut, reseptif-produkif merupakan proses yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajar akanmampu memproduksi
bahasa dengan baik bila pada awalnya telah melalui prosesreseptif secara baik.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini disusun agar:
1. Mahasiswa mengetahui Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2. Mahasiswa mengetahui Kategori kesalahan berbahasa.
3. Mahasiswa mengetahui Sumber kesalahan berbahasa
4. Mahasiswa mengetahui Metodelogi
Analisis Kesalahan
Berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesalahan Berbahasa
H.V.
George
mengemukakan
bahwa
kesalahan
tidak
pengajaran
diinginkan
bahasa.
oleh
penyusun
Bentuk-bentuk
program
tuturan
dan
yang
guru
tidak
dan
analisis
kesalahan
berbahasa
adalah
Pelanggaran
juga
ini
bukan
hanya
merupakan
tanda
kurang
bersifat
fisik,
sempurnanya
tentang
pengertian
berbahasa
merupakan
kesalahan
Untuk
itu,
berbahasa
pengertian
memiliki
pengertian
yang
kesalahan
berbahasa
perlu
adalah
kesalahan
berbahasa
akibat
penutur
lain,
sehingga
itu
berdampak
pada
kekurang
terhadap
penggunaan
bahasa,
terjadi
3) Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak
tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu
situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan
akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang
diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan
bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan
yang tidak benar.3
Selama
bertahun-tahun
pengajaran
bahasa
selalu
lama-kelamaan
ia
mendapatkan
keseimbangan
mengetik,
atau
membaca
kesemuanya
kesalahan
itu
pembelajar
tersebut
mengadakan
pembelajar
yang
lain.
Kekeliruan
yang
diperbuat
oleh
berusaha
menguasai
bahasa
ke
dua
harus
berbahasa
demikian,
Corder
penyimpangan
bentuk
lahir
karena
beralihnya
pusat
terjadi
sepenuhnya
karena
kaidah
timbulnya kesilapan
pemakai
bahasa.
belum
Faktor
menguasai
yang
mendorong
oleh lapses
oleh
Corder
disebut
sebagai
errors
of
yang
berhubungan
dengan
kesilapan
struktur
B2
tetapi
akan
selalu
muncul
betapa
pun
usaha
tanpa
melakukan
kekhilafan
(kesalahan)
dari
kreativitas,
bukan
suatu
kesalahan
berbahasa.
Kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu
dialami oleh anak (siswa) dalam proses pemerolehan dan
pembelajaran bahasa kedua. Hal itu merupakan implikasi
4 Samsuri, Analis Bahasa(Jakarta : Erlangga, 1985), 22
untuk
(input),
bahwa
suatu
berbahasa
bahasa
dapat
melakukan
pada
waktu
mereka
kesalahan-
menggunakan
telah
10
kaidah-kaidah
gramatika
(grammatical
keterampilan
keterampilan
berbahasa
kesalahan-kesalahan
berbahasa.
itu
antara
berbahasa.
Ujud
lain
kurangnya
disebabkan
oleh
Kesalahan-kesalahan
Jawa,
gramatika
tertentu,
kesalahan-kesalahan
maupun
kesalahan
misalnya
berbahasa
yang
dalam
baik
berkenaan
tersebut.
Termasuk
kesalahan
berbahasa
yang
11
berusaha
untuk
memakai
bahasa
sesuai
dengan
kaidah
konteksnya.
Dalam
masyarakat
Jawa,
identifikasi
pengajaran
bahasa
perhatian
terhadap
perhatian
penulis
terhadap
kesalahan
berbahasa.
yang
relatif
perkembangan.
singkat
Perkembangan
telah
banyak
pemikiran
mengalami
yang
berkenaan
puluhan,
pandangan
terutama
pendekatan
pengajaran
bahasa,
pentingnya
latihan-latihan
untuk
menguasai
12
generalisasi
gramatika.
Anggapan
dasar
yang
menopang
dari ungkapan
pengajur
kesalahan
pendekatan
berbahasa
dengan
audiolingual
perspektif
bahasa lebih
memandang
yang
bersifat
pula
metode
untuk
menghindari
terjadi
13
akhir
dasawarsa
enam
puluhan
dan
menginjak
pesat.
Hal
ini
ditandai
oleh
timbulnya
dan
gramatika
generatif
transformasi.
Pengajaran
pembentukan
kemampuan
berkomunikasi
daripada
yang
terakkhir
itu,
kesalahan
sebagai
harus
suatu
yang
semata-mata
berbahasa
dihindari
dan
14
tidak
menjadi
kebiasaan.
Apabila
suatu
kesalahan
berbahasa
sebagai suatu yang wajar. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan
pada proses penguasaan bahasa pertama pada anak-anak di
mana pun. Dala proses penguasaan bahasa pertama itu, anakanak
membuat
kesalahan
berbahasa,
tetapi
kesalahan
Kesalahan
berbahasa
dapat
disebabkan
oleh
kesalahan
berbahasa
menjadi
kesalahan
atau
15
1.
2.
3.
4.
SD
di
DIY
oleh
Dr.Soepomo
menunjukkan
bahwa
semua
guru
menguasai
BI
secara
baik
sedang
16
berbagai
metode,
teknik
dan
pendekatan
dalam
pengajaran BI.
Betapapun demikian, guru yang bertanggung jawab terhadap
tercapainya kemampuan ber-BI para siswa harus berusaha
dengan
berbagai
strategi
mengajar
untuk
tetap
dapat
17
Huruf Kapital/Besar
B.
Penulisan Kata
C.
Tanda Baca
Contohnya : 1. Amat percayakan anak bongsunya itu
C. Sumber dan analisis kesalahan berbahasa
Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh penutur, terutama
anak (siswa) dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa
berdasarkan kategori taksonomi kesalahan atau kekeliruan
bahasa sudah dijelaskan diatas.
Apabila kesalahan dicari secara rinci, maka dapat didapat dari
sumber-sumber ini:8
1. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi.
a. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
b. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
c. Fonem /e/ diucapkan menjadi /e/.
d. Fonem /e/ diucapkan menjadi /e/.
e. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.
f. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.
g. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.
h. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
i. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat global.
j. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
k. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
l. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
8 Dian Indihadi, Analisis Kesalahan Berbahasa (PDF), diakses pada tanggal
20 April 2013
18
dan te-.
Penulisan morfem yang salah.
Pengulangan yang salah.
Penulisan majemk serangkai
Pemajemukan berafikasi.
Pemajemukan dengan afiks dan sufiks
Perulangan kata mejemuk.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran frase, antara
lain:
a. Frase kata depan tidak tepat.
b. Salah penyusunan frase.
c. Penambahan kata yang dalam frase benda (nominal)
(N+A).
d. Penambahan kata dari atau pada dalam frase verbal
(V+Pr).
e. Penambahan
kata
untuk
dan
yang
dalam
frase
nominal (N+V).
f. Penambahan kata untuk dalam frase nominal (V+yang+
Vpasif)
19
g. Penghilangan
preposisi
(Vintransitif+preposisi+N).
h. Penghilangan kata oleh
(Vpasif+oleh+A)
i. Penghilangan
kata
dalam
dalam
yang
frase
frase
dalam
verbal
verbal
frase
pasif
adjektif
(lebih+A+daripada+N/DEM).
Sumber kesalahan dalam tataran klausa, antara lain:
a. Penambahan preposisi diantara kata kerja dan objek
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
klausa pernyataan.
Penghilangan kata yang dalam klausa nominal.
Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
Penghilangan kata untuk dalam klausa pasif.
Penggantian kata daripada dengan kata dari dalam
klausa bebas.
j. Pemisahan kata kerja dalamklausa medial.
k. Penggunaan klausa rancu.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis,antara
lain:
a. Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada
dan untuk.
b. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
1.) Kalimat tidak efektif.
2.) Kalimat tidak normatif.
3.) Kalimat tidak logis.
4.) Kalimat rancu.
5.) Kalimat ambigu.
6.) Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
20
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
gejala hiperkorek.
gejala pleonasme.
bentukan ambiguitas.
diksi (pemilihan kata).
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
selesai.
Analisis bahasa ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan
dalam berbahasa dalam bentuk-bentuk yang sudah disebutkan
diatas. Kemudian setelah tau kesalahan-kesalahan tersebut
dapat diperbaiki.
D. Metodelogi Analisis Kesalahan Berbahasa
Untuk menganalisis kesalahan berbahasa dapat menggunakan
taksonomi
kategori
strategi
performasi,
taksonomi
strategi
21
kategori
linguistik
ditemukan
20
tataran
kekhilafan,yaitu:
1. Penanggalan S, P,O, Ber-,meN-, di-,ter-, ke-, dan kata ganti
bilangan.
2. Penambahan
subjek
pronomina,
penggunaan
adverbia
rangkap, enklitiknya.
3. Kesalahbentukan: di,ke, penggunaan kata sendiri,enklitiknya.
4. Kesalahurutan : penggunaan urutan pokok keterangan.
Berdasarkan
kategori
komparatif,
ditemukan
dua
tataran
kekhilafan yaitu:
1. Kekhilafan interlingual.
2. Kekhilafan intralingual.
Berdasarkan kategori kekhilafan, ditemukan bahwa strategi
pemerolehan konstruksi kalimat bahasa indonesia pada siswa
berusia delapan tahun yang berbahsa pertama (B1) bahasa
jawa adalah:
1. Menaggalkan unsur-unsur linguistik yang diperlukan dalam
bahasa indonesia.
2. Menambahkan unsur-unsur linguistik yang tidak diperlukan
dalam bahasa indonesia.
3. Menyusun unsur-unsur linguistik
diluar
kaidah
bahasa
indonesia.
9 Samsuri, Analisis Bahasa, memahami bahasa secara ilmiah (Jakarta:
Erlangga, 2009), h.79
22
penelitian
pemakaian
bahasa
yang
dilakukan
indonesia
di
oleh
Sujai
lingkungan
tentang
masyarakat
pada
penggunaan
kaidah
bahasa
kekhilafan
akibat
intralingual
(kekhilafan
23
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentukbentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata,
kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah
bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda
baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca
24
yang
taksonomi
kategori
strategi
performasi,
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2000. Cermat BerbahasaIndonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
AkademikaPrescindo
25
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa, Bandung: Angkasa
Wojowasito. 1977. Pengajaran Bahasa Kedua (Bahasa Asing, Bukan Bahasa Ibu),
Bandung: Shinta Dharma