Pengendalian Sumur
Pengendalian Sumur
Pengendalian Sumur
The Hard
Shut In adalah penutupan sumur dimana annular preventer dengan segera ditutup setelah
pompa dimatikan. Sedangkan Soft Shut In adalah proses penutupan sumur dimana choke
dibuka terlebih dahulu sebelum penutupan annular preventer. Alasan penggunaan Soft Shut In
adalah untuk mencegah adanya tumbukan keras dari fluida formasi yang menghantam
preventer karena adanya penutupan yang dilakukan secara tiba-tiba, hal ini disebut sebagai
Low Choke Pressure Method yang akan membuat naiknya tekanan pada casing.
Sebenarnya metode penutupan secara Soft maupun Hard ini tidak banyak
berbeda, keduanya dapat dipakai dan menghasilkan penutupan yang bagus. Efek dari
hantaman fluida terhadap peralatan maupun efek negatif lain belum dapat dibuktikan.
Penutupan sumur ketika pipa didalam sumur atau pada waktu drilling
prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Memberi peringatan pada kru
2. Dengan segera tarik kelly keatas sampai tool joint diatas rotary table
3. Menghentikan putaran Rotary table dan mematikan pompa
4. Memerikasa aliran dari dalam sumur dan bila ada aliran kita lakukan prosedur
penutupan sumur yaitu dengan :
a) Metode Hard Shut In
-
b) Metode Modifikasi
-
Menutup Choke dan melihat tekanan casing untuk meyakinkan tidak ada
tekanan yan terjebak.
Circulation Penyebab lost circulation adalah adanya celah terbuka yang cukup
besar di dalam lubang bor,yang memungkinkan lumpur untuk mengalir kedalam formasi
.Celah
tersebut
dapat
terjadi
secara
alami
dalam
formasi
yang
caver
menyebabkan lost circulation tidak di ketahui secara nyata, namun dapat di pastikan bahwa
formasi tersebut mesti berisi lubang pori yang lebih besar dari ukuran partikal lumpur. Hal ini
di tunjukan dalam kasus bahwa phase solid dari lumpur tidak akan masuk ke pori dari
formasi yang terdiri dari clay shale dan sand stone denan permeabilitas normal. a.
Coarse
dan Gravel yang mempunyai variasi permeabilitas Studi menunjukan bahwa formasi
memerlukan permeabilitas yang besar untuk di masuki lumpur. Permeabilitas yang besar ini
dapat terjadi pada shallow sand dan lapisan gravel. Formasi yang berkonsulidasi dengan baik
dapat menyebabkan keguguran dinding sumur yang membentuk gua gua, hal ini dapat
terjadi karena adanya tekanan overburden dari berat rig. b.
karena adanya eart stress yang menghasilkan rekahan, rekahan yang terjadi dapat
menyebabkan lost circulation. c.
cavernous atau vugular terjadi pada formasi limestone, pada formasi limestone di hasilkan
oleh aliran yang kontinyu dari alami yang menghancurkan bagian dari matriks batuan
menjadi encer dan larut, ketika formasi ini di tembus lumpur akan cepat hilang ke dalam
formasi, volume lumpur yang hilang tergantung pada derajat vugs yang saling berhubungan
sedangkan cavernous dapat terjadi karena pendinginan magma. d.
Lost circulation juga terjadi jika formasi cracked dan adanya frackture, selain itu juga terjadi
karena depleted zone, depleted sand sangat potensial untuk terjadinya lost, karena jika
formasi produktif dalam lapangan yang sama menyebabkan tekanan sub normal akibat
produksi dari sumur sebelumnya, ( sumur pengembangan ). Dalam kasus ini brat lumpur
yang di perlukan untuk mengontrol tekanan formasi yang lebih dangkal mungkin terlalu
tinggi untuk lapisan sand di bawah nya akibat nya lapisan sand menjadi rekah dan akan di
masuki lumpur. 2.
yang dapat menyebabkan lost, lost circulation dapat juga terjadi karena kesalahan yang
dilakukan pada saat operasi pemboran yang berkaitan dengan tekanan misal nya : a.
Memasang intermediet casing pada tempat yang salah jika casing diatas zona transisi antara
zona yang bertekanan normal maka di perlukan lumpur yang berat untuk mengimbangi
tekanan yang abnormal. b.
menurunkan pipa yang terlalu cepat, pipe whipping, sloghing shale, peningkatan tekanan
pompa yang terlalu cepat, lumpur yang yang berat. 4.3 Penangulangan Lost Circulation Lost
circulation dapat menimbulkan beberapa masalah dan kerugian misalnya, hilangnya
lumpur,bahaya terjepitnya pipa, formation damage, kehilangan waktu, tidak di perolehnya
cuttng untuk sample log, gas kick dan penurunan permukaan lumpur yang dapat
menyebabkan blowout pada formasi berikutnya. Beberapa metode yang di lakukan untuk
menanggulangi lost circulation, yaitu : 1.
circulation dapat di ketahui dari flow sensor, atau berkurangnya lumpur di mud pit. Bila berat
lumpur normal dan tekanan abnormal bukanlah faktor penyebab, langkah utama dan paling
mudah dilakukan adalah mengatur tekanan pompa dan berat lumpur. Tekanan sirkulasi
lumpur berkisar antara 900 Psi sampai 3000 Psi, fungsi dari tekanan ini adalah unutuk
menanggulangi kehilangan tekanan selama pengaliran lumpur. 2.
Salah satu fungsi lumpur pemboran adalah untuk mengimbangi tekanan fomasi, semakin
besar berat lumpur semakin besar diferensial pressure antara kolam lumpur dan formasi,
lumpur yang terlalu berat dapat menyebabkan pecah nya formasi, jadi jika lost yang yang
terjadi cukup kecil maka langkah yang harus di ambil yaitu menurunkan berat lumpur sambil
melanjutkan drilling dan monitoring circulation. 3.
shalow dept, lost sirculation umumnya di sebabkan oleh formasi yang porous yang terdiri dari
coarse, gravel atau cavernous, peningkatan viscositas dan gel streng akan membantu
memecahkan masalah ini. 4.
hasilkan dari penurunan pipa kedalam lubang bor yang terlalu cepat, kondisi ini dapat
memecahkan formasi, untuk itu drill string mesti di turunkan dengan lambat untuk
mengurangi tekanan surge yang dapat memecahkan formasi. 5.
beberapa metode di atas gagal ataupun lost yang terjadi cukup besar biasanya di tambah lost
Cement Plug
Penggunaan semen untuk mengatasi hilang lumpur terutama di daerah yang banyak
mengandung gerowong sebagaimana terdapat pada formasi karbonat. 7.
Blind Drilling
Drilling blind adalah pemboran yang dilakukan secara membabi buta dimana sirkulasi
lumpur tidak ada karena semua lumpur hilang ke formasi, drilling blind sangat berbahaya
karena cuting yang tidak terangkat ke permukaan dapat menjepit pipa/ stuck. 8.
Aerated
drilling Aerated drilling mud di lakukan dengan tujuan untuk menurunkan densitas lumpur,
metode ini sangat cocok di terapkan untuk mengatasi lost circulation yang di jumpai pada
formasi cavernous, vugs yang besar, metode ini di lakukan dengan memompa campuran air
dan udara kedalam lubang. Jumlah air yang di pompa ke dalam lubang dapat di atur sesuai
dengan kebutuhan, setelah daerah vugular di lewati, pipa dapat di set atau aerated drilling
dapat di teruskan. 4.4 Pipe Stuck Jika pada suatu pemboran terjadi kondisi dimana drillpipe
sudah dapat di naikan, diturunkan atau bahkan di putar. Pipe stuck di bagi menjadi 4 situasi,
yaitu ; 1.
Undergauge hole. 4.
Pipe Stuck Pipe stuck disebabkan karena adanya swealing, clay swealing terbentuk karena
mud weight yang terlalu rendah sehingga clay akan mengembang bisa juga karena komposisi
kimawi dari drilling fluid yang tidak sesuai dengan jenis lempungnya sehingga saat clay
mengembang menyebabkan rangkaian pipa bor akan terjepityang di kenal dengan istilah Pipe
Stuck. 4.5.1 Penanggulangan Pipe Stuck 1. Jika karena differential sticking penanggulangan
nya dengan cara menurunkan mud weight bersaan dengan proses sirkulasi. 2. Jika mud
weight kurang maka mud weight harus di tambah atau dengan menggunakan clay inhibitor
yang di sesuaikan dengan jenis clay nya. 3. Dengan cara cabut masuk rangkaian drillstring.
4.6 Hole Pack Off Hole pack off adalah terjepitnya rangkaian pipa pengeboran akibat
runtuhnya dinding lubang bor ataupun sebagai akibat dari adanya perbedaan tekanan antara
tekanan formasi dengan tekanan dari permukaan serta tekanan dari lubang sumur.