100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
244 tayangan34 halaman

Penyakit Gangguan Endokrin

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 34

PENYAKIT GANGGUAN

ENDOKRIN

Penyakit Gangguan Endokrin

Gangguan
Kelenjar Hipofisis

Gangguan
Kelenjar Tiroid

Gangguan
Kelenjar Adrenal

Hiperpituitarisme
Hipopituitarisme

Hipertiroidime
Hipotiroidisme
Hiperparatiroidisme

Penyakit Addison
Diabetes Mellitus

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hiperpituitarisme


A. Pendahuluan
. Hiperpituitarisme: produksi hormon pertumbuhan (Growth Hormone) yang berlebihan oleh kelenjar pituitari anterior.
. Dapat disebabkan oleh tumor benigna hipofisis (adenoma pituitaria) yang menghasilkan GH/karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara
berlebihan.
. Hipersekresi GH:
- sebelum masa pubertas
gigantisme
- masa dewasa
akromegali.

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hiperpituitarisme


B. Gambaran Klinis dan Manifestasi di RM
Gigantisme:
- pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat
- tjd pertumbuhan yg berlebihan dr keseluruhan tulang
- tingginya bisa > 8 kaki, berat beberapa ratus pon
- pada dewasa akan mengalami sakit kepala, keletihan yg kronis, dan sakit pada
sendi dan otot
Akromegali:
- dpt tjd pada laki-laki maupun perempuan
- sering tjd pada dekade ke-4 dari kehidupan
- awalnya perlahan, tersembunyi, dan membahayakan
- penglihatan kabur, sensitif thd cahaya
- pembesaran pd tangan dan kaki

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hiperpituitarisme

- pembesaran pd tangan dan kaki (tangn berbentuk persegi empat/spt sekop, kaki
menjadi lebih besar dan lebar)
- jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul
- penambahan ukuran tulang rusuk
- pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang,
peningkatan pertumbuhan jaringan lunak
- perubahan fasial meliputi:
> pmbsrn maksila dan mandibula
pemisahan gigi, maloklusi (crossbite post
yg komplit) dan prognasi
> penebalan mukosa mulut, bibir
> makroglossia
> penambahan jar kelenjar saliva
> frontal bossing (pembesaran tl dahi)
> pmbsrn tl hidung,

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hiperpituitarisme

> penebalan kulit kepala


> penonjolan tl pipi
> pmbsrn sinus maksilaris
- pemeriksaan radiografik kranium: pembesaran sinus paranasalis, penebalan
kalvarium, deformitas mandibula (mnyerupai bumerang), penebalan dan
destruksi sela tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.
- bila akromegali berkaitan dengantumor hipofisis, maka pasien mungkin
mengalami nyeri kepala bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor tsb dan
penekanan kiasma optikum

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hiperpituitarisme


C. Diagnosis dan Perawatan
- Diagnosis melibatkan ukuran hormon pertumbuhan.
Pasien akromegali: kadar basal GH dan IGF-1 tinggi
- pemberian glukosa oral pd pasien akromegali atau gigantisme: kadar GH gagal
ditekan (N= induksi hiperglikemia dgn glukosa akan menekan kadar GH)
- CT Scan dan MRI: sela tursika memperlihatkan mikroadenomahipofisis, serta
makroadenoma yang meluas keluar sela mencakup juga sisterna di atas sela,
daerah sekitar sela, atau sinus sphenoid.
Pengobatan akromegali atau gigantisme dapat menggunakan octreotide, suatu
analog somatostatin dapat menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan
ukuran tumor, dan memperbaiki gambaran klinis.
Seringkali juga melibatkn operasi kelenjar pituitaria.

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hipopituitarisme

A. Pendahuluan
. Berhubungan dengan defisiensi satu/lebih hormon2 yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitari
. Kerusakan dapat terjadi pada hipotalamus/kelenjar pituitari

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hipopituitarisme


B. Manifestasi Klinis
Sindrom klinis yang diakibatkan oleh pan hipopituitarisme pada anak2 dan dewasa berbeda
Anak-anak
- Dwarfisme hipofisis (kerdil)
- Ketika mncapai masa pubertas, tanda2 seksual
sekunder dan genitalia gagal berkembang
- Sering ditemukan berbagai derajat insufiensi
adrenal dan hipotiroidisme
- perkembangan intelektual yg lamban
- kulit biasanya pucat karena tdk adanya MSH

Dewasa
-Tinggi badan normal
- kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti
kronologis sbb: def GH, hipogonadisme,
hipotiroidisme, dan insufiensi adrenal
-Bersamaan dgn hipogonadisme:
> laki-laki: penurunan libido, impotensi,
pengurangan progresif pertumbuhan rambut
di tubuh, jenggot, berkurangny perkembangan
otot
> perempuan: amenorrhea, atrofi payudara dan
genitalia eksterna
- Kurangnya MSH: kulit pasien terlihat pucat

Gangguan Kelenjar Hipofisis: Hipopituitarisme


C. Penatalaksanaan
Pengobatan mencakup penggantian homon2 yg kurang.
Defisiensi GH (GH manusia rekombinan)
disuntikan (setiap hari)
- anak-anak dwarfisme hiposfisis
peningkatan tinggi badan
- dewasa
sbg hormon pengganti pd penderita panhipopituitarisme
Def sekresi ACTH: hidrokortison oral.
Hipotiroidisme (defisiensi TSH): tiroksin oral.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipertiroidisme

A. Pendahuluan
Tiroid adalah suatu kelenjar endokrin murni berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas
2 lobus yang dihubungkan dengan suatu isthmus yang terletak tepat di bawah
kartilago krikoid pada leher.
Hipertiroidisme = Tirotoksikosis = respon jaringan tubuh thd pengaruh metabolik
produksi hormon tiroid yang berlebihan, karena hiperfungsi kelenjar tiroid.
Ciri: hormon tiroid triodotironin (T3) dan tiroksin (T4) yang berlebih atau
penambahan kadar TSH (Thyroid-stimulating hormone) dan dihubungkan dengan
hipermetabolisme.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipertiroidisme

Terdapat 2 tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai:


(1) Penyakit graves
(2) Goiter nodular toksik
Penyebab hipertiroid yang lain: hiperplasia kelenjar, tumor benigna dan maligna dr
tiroid, penyakit kel pituitaria, dan tumor metastase.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipertiroidisme

B. Gambaran Klinis
Manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang berlebihan:
- pasien mengeluh lelah
- gemetar
- tidak tahan panas
- keringat semakin banyak bila panas
- kulit lembab
- BB menurun sering disertai dengan nafsu makan yg meningkat
- Palpitasi dan takikardia
- diare
- kelemahan dan atrofi otot

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipertiroidisme


Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya
terbatas pada tungkai bawah.
Penyakit graves: dapat timbul sbg manifestasi ganggun autoimun
Goiter nodular toksik paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia sbg komplikasi
goiter nodular kronik.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipertiroidisme


C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertiroidisme termasuk satu atau beberapa tindakan berikut ini:
1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid: propiltiourasil atau
metimazol
paling sedikit slm 1 thn
fx: menyekat sintesis dan pelepasan toksin.
2. Penyekat beta: propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obatan antitiroid.
3. Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil prabedah.
4. Pengobatan dengan Iodium Radioaktif (RAI)
indikasi
: kebanyakan pasien dewasa dgn penyakit graves
kontraindikasi: anak-anak dan wanita hamil
5. Goiter nodular toksik: obat-obat antitiroid atau terapi ablative dgn RAI.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipotiroidisme

A. Pendahuluan
. Hipotiroidisme terjadi karena berkurangnya produksi hormon tiroid.
. Masa kehamilan dan anak-anak: kretinisme.
stlh masa pertumbuhan dan dewasa: myxedema.
. Penyebab: gangguan perkembangan, penyakit autoimun, def. iodium, obat-obatan,
dan penyakit pituitari.
. Pada bayi, tjd perubahan fasial dan oral meliputi penebalan bibir, pembesaran
lidah, dan erupsi gigi yang terlambat.
. Dewasa: lidah membesar.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipotiroidisme

B. Klasifikasi Hipotiroidisme
Berdasarkan lokasi timbulnya masalah:
1. Primer, bila timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid.
2. Sekunder, akibat defisiensi sekresi TSH hipofisis
Berdasarkan usia:
3. Hipotiroidisme dewasa (miksedema)
4. Hipotiroidisme juvenilis(muncul stlh usia 1-2 tahun)
5. Hipotiroidisme congenital (kreatinin), disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid
sebelum/segera sesudah lahir.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipotiroidisme

C. Manifestasi Klinis
Bentuk dewasa dan juvenilis: lelah, suara parau, tidak tahan dingin, keringat
berkurang, kulit dingin dan kering, wajah membengkak, gerakan lamban, aktivitas
motorik dan intelektual lambat, relaksasi ambat dari refleks tendon dalam.
Hipermenore (pd perempuan).
Manifestasi dini kretinisme (hipotiroidisme kongenital): ikterus fisiologik yang
menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan kesulitan makan. Selanjutnya
anak menunjukkan kesulitan mencapai perkembangan normal, tubuh yg pendek,
profil kasar, lidah yg menjulur keluar hidung yg lebar dan rata, mata yg jaraknya
jauh, rambut jarang, kulit kering, perut menonjol, dan hernia umbilikalis.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipotiroidisme

Pemeriksaan radiologi rangka menunjukkan tulang yg mengalami keterlambatan dlm


pertumbuhan, dan keterlambatan perkembangan gigi.
komplikasi utama hipotiroidisme kongenital dan h. Juvenilis: retardasi mental.
keadaan ini dpt dicegah dgn memperbaiki hipotiroidisme secara dini.
D. Diagnosis
Tes laboratorium: kadar tiroksin dan triyodotironin serum yg rendah, BMR rendah,
peningkatan kolesterol serum.
kadar TSH serum bisa tinggi/rendah, tergantung jenis hipotiroidisme.
Hipotiroidisme primer: kadar TSH serum tinggi, kadar tiroksin rendah.
hipotiroidisme sekunder: kadar TSH dan tiroksin rendah.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hipotiroidisme

E. Pengobatan
Pemberian tiroksin (T4), dimulai dlm dosis rendah (50 g/hari) khususnya pada
pasien yg lebih tua atau pada pasien dgn miksedema berat, dan stlh bbrp hari atau
minggu sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis
pemeliharaan maksimal 150 g/hari.
Pada dewasa muda, dosis pemeliharaan maksimal dapat dimulai secepatnya.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hiperparatiroidisme

A. Pendahuluan
. Hiperparatiroid tjd karena sekresi hormon paratiroid (parathormon/PTH) yg
berlebihan dari kelenjar parairoid.
. Hormon paratiroid berperan penting dlm metabolisme kalsium dan fosfor.
. Tanda-tanda hiperparatiroid: kenaikan kadar kalsium darah (hiperkalsemia),
rendahnya kadar fosfor darah (hipofosfatemia) dan metabolisme tulang yang
abnormal.
. Dapat disebabkan oleh: hiperplasia kelenjar paratiroid, tumor benigna satu atau
lebih kelenjar paratiroid (adenoma paratiroid) atau tumor maligna parairoid.
. Penyakit ini ditemukan pada dewasa usia pertengahan.
. Prevalensi Wanita > laki-laki.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hiperparatiroidisme

B. Gambaran Klinis

Bervariasi.
Pasien dgn kasus ringan biasanya tidak menunjukkan gejala.
Sakit atau kekakuan sendi bisa terjadi.
Dapat mempengaruhi ginjal, sistem skeletal, dan gastrointestinal.
Pada kasus berat, kelesuan dan koma dapat terjadi.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hiperparatiroidisme


C. Manifestasi di Rongga Mulut

Perubahan tulang maksila dan mandibula.


manifestasi utama terlihatnya gambaran radiolusen unilokular atau multilokular.
secara mikroskopis lesi ini tdk dapat dibedakan dengan sentral granuloma sel giant.

Telah dilaporkan beberapa kasus granuloma sel giant peripheral dihubungkan dgn
hiperparatiroidisme.
Pada radiografik perubahan yg terjadi pd hiperparatiroid meliputi bercak-bercak
pada tulang yg menyeluruh dan kehilangan parsial lamina dura.
kehilangan gigi juga dapat tjd.

Gangguan Kelenjar Tiroid: Hiperparatiroidisme


D. Diagnosis dan Perawatan
Diagnosis hiperparatiroid melibatkan kadar hormon paratiroid darah dan dapat juga

melibatkan kadar kalsium dan fosfor serum.


Perawatan secara langsung dgn koreksi penyebab penambahan produksi hormon.
Penyebab penambahan produksi hormon: tumor, penyakit ginjal, dan defisiensi
vitamin D.
lesi pada tulang berubah ketika hiperparatiroid berhasil dirawat.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Addison Disease


A. Pendahuluan
. Penyakit Addison diketahui sbg insufisiensi korteks adrenal primer, karena terjadi
suatu proses patologik di korteks adrenal sehingga produksi steroid adrenal tidak
mencukupi.
. Keterlibatan ketiga zona korteks sehinga tjd defisiensi semua sekresi korteks
adrenal: kortisol, aldosteron, dan androgen.
. Penyakit Addison jarang dijumpai dan memiliki prevalensi 4:100.000 orang, 2/3
pasienn adl perempuan.
. Usia 20-50 tahun.
. Dahulu, TB mrpkn penyebab utama penyakit Addison.
. Penyakit Addison dapat timbul bersamaan denga penyakit endokrin lain yg memiliki
dasar autoimunitas: tiroiditis Hashimoto, bbrp kasus DM tipe I, dan
hipoparatiroidisme.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Addison Disease


B. Gambaran Klinis
Addison Disease tjd akibat kurangnya kortisol, aldosteron, dan androgen.
Insufisiensi kortisol menyebabkan berkurangnya glukogenesis, penurunan glikogen
hati, dan peningkatan kepekaan jaringan perifer thd insulin.
Manifestasi penyakit Addison dapat berupa:
1. kelemahan dan kelelahan yg progresif.
2. anoreksia.
3. penurunan berat badan.
4. hipotensi (tekanan darah rendah).
5. hipotensi ortostatik.
6. hiperpigmentasi.
7. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit-hiperkalemia, hiponatermia,
hipovolemia, asidosis metabolik.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Addison Disease

8. hipoglikemia puasa.
9. gangguan sistem reproduksi-amenorea dan hilangnya rambut ketiak dan pubis
pada perempuan.
Hiperpigmentasi tubuh pada daerah yg terpajan matahari,puting payudara, genital,
mukosa pipi, garis tangan, disebabkan oleh meningkatnya sekresi melanocytestimulating hormone (MSH).
MSH adalah bagian molekul ACTH yang besar, yg kadarnya meningkat.
Penyakit Addison dihasilkan karena berkurangnya produksi steroid adrenal, tjd
penambahan produksi hormon adrenokortikotropik (ACTH) oleh kelenjar pituitaria.
Hormon tsb mirip dgn MSH dan menyebabkan rangsangan melanosit. Terjadi
pigmentasi berwarna coklat dan makula melanotik dapat berkembang pada mukosa
mulut.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Addison Disease

Pasien dgn defisiensi kortisol tidak dapat menahan stres bedah, anestesi, trauma,
infeksi, dan penyakit demam lainnya.
Pada keadaan ini pasien mungkin mengalami insufisiensi adrenal akut yg
mengancam nyawa.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Diabetes Mellitus

A. Pendahuluan
. DM mrpkn serangkaian gangguan metabolisme yang ditandai dengan defisiensi
insulin absolut maupun relatif atau resistensi insulin (atau keduanya).
. DM ditandai dgn: hiperglikemi pada saat puasa dan sesudah makan, aterosklerotik,
dan penyakit mikroangiopati pembuluh darah dan neuropati.
. Manifestasi klinis hiperglikemi biasanya sudah bertahun-tahun mendahului
timbulnya kelainan klinis dari penyakit askularnya.
. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa (gangguan glukosa puasa dan gangguan
toleransi glukosa) dapat tetap berisikomengalami komplikasi metabolic diabetes.
. Insulin adalah hormon penurun kadar glukosa darah, meningkat dlm waktu bbrp
menit stelah makan dan kembali turun ke nilai dasar dlm waktu 3 jam.
. Pada penderita DM, daya tahan thd infeksi menurun.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Diabetes Mellitus

B. Etiologi
DM tipe I ditandai dengan kekurangan absolut insulin endogen akibat destruksi
imunologik sel beta pankreas dalam pulau langerhans, atau mungkin bersifat
idiopatik. Tubuh menunjukkan ketidakmampuan utk memproduksi insulin shg
mnjadi rentan terhadap fluktuasi kadar gula darah.
DM tipe I sering didahului oleh infeksi virus spt campak, CMV, inflluenza, rubela,
dan koksaki.
DM tipe II mempunyai pola familial yang kuat.
Sekitar 80 % DM tipe II mengalami obesitas, karena obesitas berkaitan dengan
resistensi insulin maka kelihatannya akan timbul kegagalan toleransi glukosa yg
menyebabkan diabetes tipe II.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Diabetes Mellitus


C. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Menurut ADA (American Diabetes Association) berdasarkan patogenesis sindrom
diabetes dan gangguan toleransi glukosa yg telah disahkan oleh WHO:
1. DM tipe I dan II
2. Diabetes gestasional (diabetes kehamilan)
3. tipe khusus lain
4. Gangguan Toleransi Glukosa (IGT)
5. Gangguan glukosa puasa
Tipe khusus lain adalah: kelainan genetik dlm sel beta, kelainan genetik pada kerja
insulin, penyakit pada eksokrin pankreas (pankreatitis kronik), penyakit endokrin
(spt cushing sindrome dan akromegali), obat2 yg bersifat toksik thd sel beta, damn
infeksi.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Diabetes Mellitus

D. Manifestasi Klinis
DM tipe I: polidipsia, poliuria, turunnya BB, polifagia, lemah, somnolen yg terjadi
selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat menjadi sakit berat dan
timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal jika tidak mendapat perawatan segera.
DM tipe II: pada hiperglikemi yg lebih berat pasien tsb mungkin menderita
polidipsia, poliuria, lemah, dan somnolen.
Biasanya mereka tdk mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak def insulin
secara absolut namun hanya relatif.

Gangguan Kelenjar Adrenal: Diabetes Mellitus


E. Manifestasi di Rongga Mulut
Lidah terasa kering/terbakar dan gusi lunak.
Papil sentral lidah mengalami atropi pada 17 % penderita diabetes dan pada 43 %
keadaan tsb dijumpai hifa kandida.
Xerostomia biasanya tdpt pada pasien DM tdk terkontrol.
Perubahan flora sub gingiva, perubahan imunologi, dan saliva.
Kecenderungan embentukan plak.
Hiperplasia dan eritematous pada gingiva.
Gingiva dpt mjd hipertofik/menampakkan proliferasi yg tdk biasa.
Dpt tjd abses gingiva.
Gingiva mudah berdarah.
Warna gingiva lembayung.
Pembentukan poket pada anak-anak.
Gigi goyah, kehilangan tl periodontal yg eksisif, dan dpt terjadi kehilangan gigi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai