Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Disusun Oleh :
Aditya Yusta Kalpika
(F1314125)
Dias Panggalih
(F1314137)
(F1314161)
Outline
SESI 3
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA DAN DAERAH
tahap
pengawasan
anggaran,
tahap
pengajuan
perhitungan
SEB
Menteri
Perencanaan/Kepala
Bappenas
dan
Menteri
masukan K/L.
Penyusunan RAPBN
Kemenkeu menyusun RAPBN untu dibahas dalam sidang kabinet yang
dipimpin Presiden untuk selanjutnya disusun RUU APBN beserta
pendukungnya, terdiri dari Nota Keuangan (NK) dan himpunan RKA-K/L
DPR
kedua,
disampaikan
laporan
hasil
pembicaraan tingkat III dan pendapat akhir tiap fraksi. Jika RUU APBN
disetujui DPR maka presiden mengesahkan menjadi UU APBN.
3) Tahap pelaksanaan UU APBN
Pelaksanaan dari UU APBN ditetapkan dengan keputusan presiden sebagai
pedoman bagi K/L dalam melaksanakan anggaran, yang memuat hal-hal yang
belum terperinci dalam UU APBN, misalnya alokasi dana perimbangan untuk
pemerintah daerah.
4) Tahap pengawasan pelaksanaan UU APBN
Pengawasan atas pelaksanaan UU APBN dilakukan baik secara intern, yaitu
oleh BPKP dan Itjen tiap K/L, maupun secara ekstern yaitu oleh BPK. BPK
merupakan lembaga pemeriksa yang bebas dan mandiri, yang memiliki
untuk
disampaikan
pada
presiden
dalam
rangka
memenuhi
yang
URAIAN
WAKTU
1
2
Penyusunan RKPD
Penyampaian KUA dan PPAS oleh
Ketua TAPD kepada kepala daerah
Penyampaian KUA dan PPAS oleh
kepala daerah kepada DPRD
KUA dan PPAS disepakati antara
kepala daerahdan DPRD
Surat Edaran kepala daerah perihal
Pedoman RKA-SKPD
Penyusunan dan pembahasan RKASKPD dan RKA-PPKD serta
penyusunan Rancangan APBD
Penyampaian Rancangan APBD
kepada DPRD
Pengambilan persetujuan Bersama
DPRD dan kepala daerah
3
4
5
6
7
8
10
LAMA
1 minggu
Pertengahan bulan
Juni
Akhir bulan Juli
Awal bulan Agustus
Awal Agustus
sampai dengan akhir
September
Minggu pertama
bulan Oktober
Paling lama 1 (satu)
bulan sebelum tahun
anggaran yang
bersangkutan
15 hari kerja (bulan
Desember)
Paling Lambat Akhir
Desember (31
Desember)
6
minggu
1 Minggu
7 Minggu
2 Bulan
negara
ditetapkan
setiap
tahun
dengan
undang-undang
dan
pengendalian
dalam
pelaksanaan
dan
pengelolaan
APBN
serta
ii)
Ekspor.
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), terdiri atas:
i)
Penerimaan SDA (Migas dan Non Migas).
ii)
Bagian Laba BUMN.
iii)
PNBP lainnya.
2. Hibah.
II. BELANJA NEGARA
1. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk
membiayai
kegiatan
pembangunan
Pemerintah
Pusat,
baik
yang
kemudian
masuk
dalam
pendapatan
APBD
daerah
yang
bentuk
pengeluaran
pemerintah
yang
masyarakat
meningkat
karena
tidak
perlu
A.
1. belanja pegawai;
2. penerimaan pajak;
B.
C.
2. belanja barang;
1. bantuan program;
2. bantuan proyek.
Sisi Pengeluaran
Penerimaan perpajakan
i.
1. Pajak penghasilan
a.
Migas
b.
Non migas
5. lain-lain.
D.
1. Bea masuk
2. Pajak/Pungutan ekspor
b)
Penerimaan SDA
1. Minyak bumi
2.
Gas alam
3.
Pertambangan umum
4.
Kehutanan
5.
Perikanan
Dana perimbangan
b) Dana otonomi khusus dan penyeimbang
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran (AB)
E. Pembiayaan (E1+E2)
E.1 Pembiayaan dalam negeri
E.2 Pembiayaan luar negeri (Neto)
STRUKTUR APBD
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, struktur APBD
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan
bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui
Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana.
Pendapatan daerah meliputi:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD),yaitu bagian dari pendapatan daerah yang
bersumber dari potensi daerah itu sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kewenangan daerah dalam memungut PAD dimaksudkan
agar daerah dapat mendanai pelaksanaan otonomidaerah yang bersumber
dari potensi daerahnya sendiri.
PAD terdiri dari:
i)
Pajak Daerah.
ii)
Retribusi Daerah.
iii)
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, yang mencakup:
a) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah
(BUMD);
b) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
iv)
b.
i)
ii)
iii)
pajak.
c. Pendapatan Lain-Lain yang Sah.
2. Belanja Daerah, meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh daerah.
3. Pembiayaan Daerah, adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang
bersangkutan
maupun
pada
tahun-tahun
anggaran
berikutnya.
Anggaran
pendapatan
dan
belanja
negara
adalah
keuangan
tahunan
pemerintahan negara/ daerah yang disetujui oleh legislatif. Yang menjadi dasar
hukum APBN/D adalah UU APBN/ Perda. Prinsip kebijakan APBN yang paling
utama adalah bahwa penerimaan dalam negeri yang berasal dari penerimaan
bukan migas harus menjadi tulang penerimaan negara. Siklus pengelolaan APBN
yang melalui lima tahap yaitu tahap perencanaan, tahap penetapan, tahap
pelaksanaan, tahap pengawasan, dan tahap perhitungan APBN. Mulai tahun 2000
kebijakan APBN antara lain ditentukan bahwa tahun anggaran dimulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember. Dilihat dari strukturnya, APBN disusun dalam
rekening I account dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan transparansi dan
mempermudah analisis komparasi mengenai perkembangan operasi fiskal.