Laporan Praktikum 4 Spirometri
Laporan Praktikum 4 Spirometri
Laporan Praktikum 4 Spirometri
I.
II.
III.
Acara Latihan
Percobaan Pengukuran Volume-Volume Hawa Pernafasan (Spirometri)
Tujuan Latihan
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat melakukan spirometri dan
meguraikan cara pencatatan spirogram dengan menggunakan spirometer.
Dasar Teori
Paru-paru merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia.
Fungsinya sebagai bagian utama dari system respirasi tubuh memegang
peranan yang cukup besar. Dalam kekompleksannya paru juga tak lepas
dari fungsi yang sangat besar, terutama dalam proses hemostasis tubuh.
Sering kali kita melihat orang yang memilki kecepatan pernapasan
dan kedalaman pernapaan berbeda-beda. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan penyeimbangan kondisi tubuh/homeostasis. Misalnya ketka
seseorang sedang melakukan pekerjaan berat sehingga harus melakukan
inspirasi maksimal untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O 2. Namun
sayangnya, ada kondisi patologis dimana perbedaan frekuensi nafas yang
menyebabkan perbedaan kapasitas dan volume paru seseorang justru
mengindikasikan adanya suatu peyakit. Misalnya saja penyakit yang
disebabkan gangguan ventilasi sehingga bagian dari paru-paru akan
melakukan adaptasi seperti penyempitan jalan napas dan inflamasi yang
mengakibatkan seseorang menjadi sesak napas atau batuk. Dan akhirnya
menurunkankapasitas dan volume pada paru.
Olehnya itu, untuk mengetahui paru-paru lebih lanjut tertutama
mengenai
volume
dan
kapasitasnya,
dilakukanlah
praktikum
ini.
Faring mempunyai
sakuran
udara
dan
bertindak
sebagai
Dalam laring
dengan silia dan sel goblet. Sel goblet menghasilkan mucus dan silia
berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan di hidung, ke
arah faring untuk kemudian di telan / di ludahkan / di batukkan. Panjang
trakea 9-10 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh
otot polos. Batang tenggorok dapat berfungsi dalam mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama udara pernafasan yang
dilakukan oleh sel-sel bersilia.
5. Cabang tenggorok
Cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trajea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke 4 san ke 5. Bronkus
mempunyai struktur serupa dengan trajea dan di lapisi oleh jenis sel yang
sama. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dan terdiri dari 6-8
cincin, punya 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan ramping, dan
terdiri daari 9-12 cincin punya 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang yang
lebih kecil disebut bronchiolus dan terdapat gelembung paru atay
gelembung hawa / alveoli.
6. Paru
Paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa / alveoli). Gelembung ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Pada lapisan inilah terjadi pembentukan udara,
oksigen masuk kedalam darah dan karbodioksida dikeluarkan dfari darah.
Pembagian paru ada 2 yaitu : Paru kanan terdiri dari 3 lobus (bedah
Paru), lobus pulma dekstrasuperior, lobus media dan lobus superior. Tiap
lobus tersusun oleh labulus. Tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang
lebih kecil bernama segmen.
Paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ketengah
rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat
tumpuk paru/hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru di
bungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi 2 yaitu :
1. Pleura Viseral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru
yang langsing membungkus paru
2. Pleura Parietal , yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum
Pleura)
pertukaran
oksigen
dan
ini
penderita
asma
terjadi
penurunan
kecepatan
dan
kecepatan
volume
udara
sisa
dalam
paru-paru
setelah
membatasi
pengembangan paru (gangguan restriktif) akan mengurangi volumevolume ini. Sebaliknya, penyakit yang menyumbat saluran nafas hampir
selalu dapat meningkatkan FRC dan RV akibat hiperinflasi paru. Dengan
alat spirometri dapat di ukur beberapa parameter faal paru yaitu:
a. Kapasitas vital paksa (KVP) adalah jumlah udara yang bisa di
ekspirasi maksimal secara paksa setelah inspirasi maksimal.
b. Volume ekspirasi paksa detik pertama (VEPI) adalah jumlah
udara yang bisa di ekspirasi maksimal secara paksa detik
pertama.
c. Rasio VEPI/VKP
d. Arus puncak ekspirasi (APE)
Apabila nilai VEPI kurang dari 80% nilai dugaan, rasio VEPI/KVP
kurang dari 75 % menunjukkan obstruksi saluran napas. Bila digunakan
spirometri yang lebih lengkap dapat di ketahui parameter lain :
Kapasitas Vital (KV), jmlah udara yang dapat di ekspirasi maksimaal
setelah inspirasi maksimal
Kapasitas paru total (KPT) yaitu jumlah total udara dalam paru pada saat
inspirasi maksimal.
Kapasitas residu fungsional (KRF) , yaitu jumlah udara dalam paru saat
akhir ekspirasi biasa
Volume residu (VR), jumlah udara yang tertinggal dalam paru pada akhir
ekspirasi maksimal
Air trapping selisih antara KV dengan KVP
Pada obstruksi saluran nafas diperlukan peningkatan volume residu,
kapasitas residu fungsional, kapasitas paru total, rasio VR/KRF, rasio
KRF/KPT dan ir trapping pemeriksaan VEPI, dan rasio VEPI/KVP
merupakan pemeriksaan yang standar, sederhana, reproducible,dan
akurat. Pengukuran ini paling sering digunakan untuk menilai obstruksi
saluran nafas
Pemeriksaan lain yang juga dapat digunakan untuk melihat
obstruktif adalah flow volume curve pada pemeriksaan ini akan terlihat
gambar hubungan antara volume dan arus udara yang di ekspresikan.
Dengan melihat grafik yang terjadi dapat di ketahui apakah seseorang itu
mempunyai Faal paru, biasanya penderita sudah mempunyaai gejalagejala obstruksi
Beberapa pemeriksaan faal paru dapat mendeteksi kelainan
sebelum gejala-gejala obstruktif timbul. Pemeriksaan ini lebih
rumit,
memerlukan waktu serta alat yang canggih. Selain pemeriksaan faal paru
atau ventilasi ,pemeriksaan faal paru yaitu kapasitas difusi juga
mmepunyai arti diagnostic pada penyakit paru obstruktif. Pemeriksaan
difusi biasanya dilakukan dengan menggunakan gas monoksida (CO)
untuk menilai kemampuan paru menangkap oksigen dari alveoli dan
melepaskan karbondioksida, pada emfisema penurunan kapasitas, difusi
Pengukuran
Simbol
rata lakilaki
Definisi
dewasa
Jumlah udara yang di
1
Volume tidal
Vr
500
inspirasi (Hawa
IRV
3100
Komplementer)
ekspirasi (Hawa
ERV
1200
Suplementer)
Volume Residu
Volume cadangan
3
Volume cadangan
2
RV
1200
TLC
6000
Kapasitas Vital
VC
4800
dapat di ekspirasikan
sesudah ekspirasi normal
Jumlah udara maksimal yang
Kapasitas inspirasi
Kapasitas residu
fungsional
IC
3600
FRC
2400
(Comroe,Jh. 1971)
IV.
V.
nilai
volume
cadangan
ekspirasi
normal
untuk
laki-laki
yaitu1200ml.
Untuk pengukuran kapsitas vital diperoleh dengan penjumlahan
Volume Tidal + Volume cadangan Inspirasi + Volume cadangan ekspirasi
diperoleh hasil 4000ml. Hasil pengukuran ini diatas nilai normal menurut
Comroe JH, dimana nilai normal untuk laki-laki adalah 4800. Kemudian di
peroleh hasil kapasital total dengan penjumlahan Kapasital Vital dengan
volume residual yaitu sebesar 5200ml.
VIII.
IX.
Daftar Pustaka
Jan Tambayong. 2 001 . Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan . Jakarta : Rineka Cipta
Syaifudin. 1997 . Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Peraw at. Jakarta :EGC