Kolostomi
Kolostomi
Kolostomi
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Konsep Kolostomi
1.2. Stoma
Stoma adalah sebuah lubang yang dibuat di abdomen dan usus dan dilekatkan pada
kulit.Hal ini memungkinkan terjadinya pengosongan usus melalui lubang tersebut, bukan
melalui rektum. (Dewi Elizadiani, 2012). Untuk mengambil isi stoma biasanya diperlukan
kantong yang diletakkan pada stoma.Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis atau dua lapis
dengan barier kulit hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal.Kantong
harus cukup besar untuk menampung feses dan flatus dalam jumlah sedang.Perlindungan kulit
peristomal adalah aspek penting dari perawatan stoma.Peralatan yang sesuai ukurannya
merupakan hal penting untuk mencegah kebocoran isi (Wong, 2009).
Lokasi kolostomi menentukan konsistensi tinja baik padat ataupun cair.Pada
kolostomi transversum umumnya menghasilkan feses lebih padat.Lokasi kolostomi ditentukan
oleh masalah medis pasien dan kondisi umum. Terdapat tiga jenis bentuk kolostomi, yakni:
1. Loop kolostomi
Loop kolostomi biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis yang
nantinya kolostomi tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini biasanya mempunyai
stoma yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal dan bersifat sementara.
Pembedahan dilakukan dengan
dengan menggunakan suatu peralatan penyokong eksterna, seperti batang plastik atau
kateter karet ditempatkan sementara waktu dibawah lengkung usus untuk
memepertahankannnya sehingga tidak tergelincir. Kemudian usus di buka dan dijahit
ke kulit abdomen. Suatu dingding penghubung tetap berada diantara usus distal dan
usus proksimal. Lengkung ostomi memiliki dua buah lubang stoma, ujung proksimal
mengeluarkan feses sedangkan bagian distal mengeluarkan lendir.
2. End kolostomi
End kolostomi terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung proksimal usus
dengan bagian distal saluran GI dapat dibuang atau di jahit tertutup dan di biarkan di
dalam rongga abdomen. Pada banyak klien, end kolostomi merupakan hasil terapi
bedah pada kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.
3. Double- barrel colostomi
Berbeda dengan loop colostomi, Double-barrel colostomi di potong melalui
pemebedahan kedalam, double-barrel colostomi terdiri dari dua stoma yang berbeda,
stoma proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi. (Potter, Perry,
2006).
Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus,
dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut
terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas
dan retensi cairan pengirigasi.
2.
Konsep Keluarga
2.1.
Defenisi Keluarga
Friedman (1998 dalam Suprajitno, 2004) mendefenisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Sayekti
(1994 dalam Suprajitno, 2004) menyebutkan bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anak sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut Dep. Kes RI
(1983 dalam Setiawati dan Dermawan, 2008) meyatakan keluarga merupakan satu kelompok
atau sekumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang
terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lain.
Meraka hidup bersama dalam satu rumah, dibawah asuhan seorang kepala keluarga dan
makan dalam satu periuk.
Menurut Stuart ( ICN, 2001 dalam Setiawati dan Dermawan, 2008) menyatakan ada
lima hal penting pada defenisi keluarga, yaitu (1). Keluarga adalah suatu sistem atau unit. (2).
Komitmen dan ketertarikan antar anggota keluarga yang meliputi kewajiban di masa yang
akan datang. (3). Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi perlindungan,
pemberian nutrisi dan sosialisasi untuk seluruh anggota keluarga. (4). Anggota-anggota
keluarga mungkin memiliki hubungan dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada
hubungan dan tinggal terpisah. (5). Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga
tidak.
Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi keluarga ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2.
Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan soaial sebelum meninggalakan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
3.
Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga
4.
Fungsi ekonomi
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang
kesehatan.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang
kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan, meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga
yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan kerena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari
adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi
dan seberapa besar perubahannya.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada
orang dilingkungan tinggal keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali keluarga telah
mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang
telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang
Dukungan nyata
Dukungan nyata adalah suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
memecahkan masalah praktis. Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmani seperti
pelayanan, bantuan finansial, dan materi berupa bantuan nyata (instrument support/material
support). Bantuan langsung merupakan bagian dari dukungan nyata, seperti pada saat
seseorang memberi atau meminjam uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan
pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit, ataupun depresi yang dapat
membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata tidak sebatas hanya memberikan bantuan
tersebut. Hal ini erat hubungannnya dengan ketepatan hubungan yang diberikan, dalam arti
bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya, karena sesuatu
yang actual dan memberikan kepuasan. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk
mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
b.
Dukungan pengharapan.
Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan motivasi yang
diberikan keluarga kepada individu. Dukungan ini terjadi bila ekspresi penilaian yang positif
terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah
mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,
penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif
seseoarang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan pengharapan
meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi yang baik dan juga
sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam mengahadapi stressor.
Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategistrategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.
c.
Dukungan informasi
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,
termaksud di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan,
saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan seseorang. Keluarga dapat menyediakan
informasi dengan menyarankan tentang dokter, tetapi yang baik bagi dirinya dan tindakan
spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai
penghimpun informasi dan pemberi informasi.
d.
Dukungan emosional
Dukungan emosional merupakan suatu dukungan yang dapat menggantikan atau
menguatkan perasaan-perasaan seseorang. stress yang tidak terkontrol dapat berakibat pada
hilangnya harga diri, jika hal ini terjadi jaringan pendukung memainkan peran yang berarti
dalam meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri.