TM 1
TM 1
TM 1
I. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengetahui dan mempelajari karakteristik termometer.
-
e. Botol aquadest.
III.
DASAR TEORI
Temperatur adalah ukuran panas dinginnya suatu benda. Panas dinginnya suatu benda
berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi termisnya,
makin besar temperaturnya. Temperatur suatu benda dapat diukur menggunakan alat bernama
termometer. Termometer adalah alat yang digunakan utnuk mengukur suhu dan perubahannya. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk
mengukur.
a. Pengukuran suhu dengan efek mekanik
Pengukuran suhu dengan efek mekanik adalah pengukuran suhu dengan instrumentasi yang
bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat perubahan suhu.
Termometer air raksa disebut termometer maksimum, bekerja dengan adanya katup
pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup
oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun, air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali
ke bohlam, membuat raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca
temperatur maksimum selama waktu yang ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya,
termometer harus diayunkan dengan keras.
2. Termometer tekanan uap
Pada termometer tekanan uap, cairan yang mudah menguap sebagian mengisi bulb.
Temperatur yang berbeda pada bulb akan menyebabkan perubahan tekanan pada uap jenuh
di atas permukaan cairan di bulb. Perubahan tekanan akan diteruskan ke tabung bourdon,
indikasi tekanan berlaku sebagai ukuran temperatur pada bulb. Jangkauan pengukuran
temperatur berkisar dari -15C sampai 260C. Cairan yang biasa digunakan adalah metil
klorida, eter, etil alkohol, dan toluena.
b. Pengukuran suhu dengan efek listrik.
1. Termistor
Prinsip kerja dari termistor yaitu ketika suhu naik, maka hambatan termistor turun.
Hambatan listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang
dikalibrasi dalam derajat suhu. Keuntungan penggunaan termistor yaitu dapat dihubungkan
ke rangkaian lain ataupun komputer. Kerugiannya ialah jangkauan suhunya yang terbatas
yaitu dari -25C dampai 180C.
2. Termokopel
Termokopel merupakan sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang
sederhana dapat dipasang, memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur
temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar yaitu -200C sampai 1800C dengan
batas kesalahan pengukuran kurang dari 1C.
Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia beranam Thomas Johann Seebeck
menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara
gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut efek termoelektrik. Untuk
mengukur perubahan panas ini, gabungan 2 macam konduktor sekaligus sering dipakai pada
ujung benda panas yang diukur. Menggunakan logam yang berbeda akan menghasilkan
tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan yang memungkinkan kita
melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya
berkisar antara1-70 mikrovolt tiap derajat celcius.
Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai
temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Termokopel
dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap
sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke
suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik,
yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi.
3. Termometer tahanan listrik RTD (Resistance Temperature Detectors)
Resistance Temperature Detectors (RTD) adalah sensor suhu yang pengukurannya
menggunakan prinsip perubahan resistensi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi
oleh perubahan suhu. RTD merupakan salah satu sensor suhu yang paling banyak digunakan
dalam otomatisasidan proses kontrol.
Pada tipe standar, RTD terbuat dari kawat yang tahan korosi, yang dililitkan pada
bahan keramik atau kaca, yang kemudian ditutup dengan selubung probes sebagai
pelindung, biasanya terbuat dari inconel (paduan besi, chrom, dan nikel). Inconel dipilih
karena tahan korosi dan ketika ditempatkan dalam medium cair atau gas dapat dengan cepat
mencapai suhu medium tersebut. Antara kawat RTD dan selubung juga terdapat keramik
sebagai pencegah hubungan pendek antara kawat platina dan selubung pelindung.
Sedangkan jenis logam untuk kawat RTD umumnya adalah Platina. Karena platina memiliki
tingkat akuransi yang lebih baik dan rentang suhu yang lebih luas.
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistensi elemen tersebut juga akan
meningkat. Elemen RTD biasanya ditentukan dengan resistensi mereka dalam ohm pada
0C. Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 (RTD Pt-100) yang berarti bahwa
pada suhu 0C, elemen RTD harus menunjukkan nilai resistensi 100.
IV.
-
PROSEDUR PERCOBAAN
Pemanasan Air
g. Mencatat kenaikan temperatur ketika termometer air raksa mengalami kenaikan suhu
10C pada semua termometer.
h. Bila uap keluar dari tutup water batch, memutar tombol merah ke skala 0.
Isoterm
Pemanas Udara
a. Meletakkan semua termometer pada alat blower.
b. Memutar tombol pada elektronik menjadi 30C.
c. Menghubungkan kabel pada Temperature Measurement ke stop kontak.
d. Memutar Main Supply pada posisi ON, lampu indikator main on akan menyala.
e. Menekan tombol stand by dan tombol warna hijau pada blower bersamaan dengan
menghidupkan stop watch.
f.
g. Mematikan stop watch bila salah satu termometer telah mencapai temperatur 30C.
h. Memutar tombol hijau ke arah 0 dan tombol standby.
i.
Mematikan alat dengan cara memutar Main Supply pada posisi OFF.
j.
V.
-
DATA PERCOBAAN
Pemanasan Air
TEMPERATUR (C)
AIR RAKSA
TEKANAN
UAP
Pt-100
TERMOKOPEL
TIPE K
TERMISTOR
30
25
26,6
28,4
26,7
40
31,5
35,5
37,7
26,8
50
40
46,1
48,2
26,8
60
46
54,5
55,9
26,8
70
53,5
63
65
26,8
80
66,5
76,2
77,3
26,8
90
75
85,4
86,7
26,8
100
89
97,1
97,9
26,9
80
Termometer Air Raksa (C)
Pt-100
60
AIR RAKSA
TERMOKOPEL TIPE K
40
TERMISTOR
20
0
0
100 200
Isoterm
WAKTU
(menit)
TEMPERATUR (C)
AIR
RAKSA
TEKANAN
UAP
Pt-100
TERMOKOPEL
TIPE K
TERMISTOR
19
18
10,4
27
26,6
18,5
16
10,1
24
26,6
18
15
10,1
23
26,6
17
15
10,1
22,3
26,6
13
16,5
10,1
21,8
26,6
13
16
10,1
21,3
26,6
13
15,5
10,2
21,1
26,7
12
15
10,2
20,9
26,7
12
15
10,3
20,8
26,7
11
15,5
10,3
20,6
26,7
10
10,5
16
10,4
20,5
26,7
Grafik Isoterm
AIR RAKSA
TEKANAN UAP
Pt-100
TERMOKOPEL TIPE K
TERMISTOR
Waktu (menit)
Pemanas Udara
WAKTU
(menit)
TEMPERATUR (C)
AIR
RAKSA
TEKANAN
UAP
Pt100
TERMOKOPEL
TIPE K
TERMISTOR
30
21
27,8
29,5
26,4
35
40
49,4
93,8
26,4
38,5
41,5
41,8
66,8
26,4
38
39
35,3
51,4
26,4
37
37
31,8
42
26,4
31
36,5
30,6
37,5
26,4
30
35
29,9
34,6
26,5
AIR RAKSA
TEKANAN UAP
Pt-100
TERMOKOPEL TIPE K
TERMISTOR
02468
Waktu (menit)
VI.
ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa mengenai perbedaan suhu yang
ditunjukkan oleh beberapa termometer. Hal ini dikarenakan kemampuan termometer yang
digunakan pada saat praktikum berbeda-beda. Percobaan yang dilakukan menggunakan piranti
pengukuran suhu efek mekanik dan pengukuran suhu efek listrik. Pengukuran suhu efek
mekanik yang digunakan yaitu termometer air raksa dan termometer tekanan uap. Sedangkan
pengukuran suhu efek listrik yang digunakan yaitu termistor, termokopel tipe K, dan Pt-100.
Setelah dilakukan pengamatan, didapatkan hasil yang berbeda pada setiap
pengukuran suhu dari termometer yang digunakan. Hal ini dikarenakan pada karakteristik
termometer itu sendiri. Pada pemanasan air, digunakan satu set temperature measurement dan
water batch. Yang menjadi acuan pada pengukuran ini yaitu suhu dari termometer air raksa
mulai dari suhu 30C hingga mencapai 100C yang diukur setiap kenaikan 10C. Temperatur
air raksa dijadikan acuan karena responnya terhadap pemanasan air yang relatif stabil. Respon
yang relatif cepat dan cenderung mendekati termometer air raksa yaitu termometer termokopel
tipe K. Pada termometer tekanan uap dan termometer Pt-100 terjadi kenaikan suhu yang stabil.
Sedangkan pada termometer termistor tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan.
Pada isoterm, hasil pengukuran yang didapat juga menunjukkan bahwa termokopel
memberikan respon lebih cepat pada pengukuran dibandingkan termometer lainnya. Nilai suhu
yang didapat pada isoterm ini cenderung konstan. Nilai pengukuran terus berada pada suhu
yang stabil walaupun terjadi perubahan hanya sedikit dan kemudian kembali stabil.
Pada pemanas udara, digunakan blower yang akan mengeluarkan uap panas. Nilai
suhu yang didapat pada setiap termometer naik dan turun di setiap menitnya, kecuali
termometer termistor yang stabil dari menit awal dan tidak menunjukkan perubahan.
Berdasarkan hasil pengamatan, dari kelima termometer yang digunakan piranti
pengukuran yang paling baik untuk suhu yaitu dengan menggunakan Pt-100. Termometer Pt100 memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, jangkauan rangenya luas dibandingkan termometer
lainnya. Namun, respon yang paling cepat terhadap suhu ialah termometer termokopel.
VII.
TUGAS
1. Analisis mengapa respon kenaikan temperatur untuk pemanasan air dan udara ada
perbedaan pada setiap termometer yang digunakan?
2. Apa yang dimaksud isoterm?
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Respon dari beberapa
termometer berbeda-beda,
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, Penuntun Praktikum Instrumen dan Pengukuran, Politeknik Negeri
Sriwijaya : Palembang. 2016.
Anonim,
http://irwannakbugis.blogspot.co.id/2012/08/jenis-termometer-dankarakteristiknya.html
Anonim, faculty.petra.ac.id>Fisika1>12-suhu.
Anonim, http://iputuyuliawanappp.blogspot.co.id/2012/02/jenis-jenis-termokopel.html
Anonim,
http://trikuenidesainsistem.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-ResistanceTemperature-Detector.html
Anonim, http://teknoastik.blogspot.co.id/2012/12/sensor-termal-dan-aplikasi-infrared.html
Anonim, http://scribd.com/doc/293090028/LaporanTM-1.html
GAMBAR ALAT
Temperature Measurement