Evaluasi Ergonomi Pada Mesin Pemupuk Kelapa Sawit
Evaluasi Ergonomi Pada Mesin Pemupuk Kelapa Sawit
Evaluasi Ergonomi Pada Mesin Pemupuk Kelapa Sawit
Oleh:
Muhammad Achirul Nanda
(F151150241)
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Praktikum ini dilakukan di bengkel alat mesin pertanian Institut Pertanian Bogor pada
tanggal 2 November 2015. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran yang
berfungsi untuk mengukur dimensi mesin, kamera yang digunakan untuk mengambil gambar, mesin
pemupuk kelapa sawit, software Microsoft Excel 2010 dan AutoCAD 2009.
Prosedur Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah melakukan observasi dan pengukuran
data dimensi pada ruang kemudi mesin pemupuk kelapa sawit. Adapun data yang akan diambil
pada proses pengukuran adalah dimensi operator terhadap bagian bagian mesin pada ruang
kemudi, seperti dimensi tempat duduk, jarak operator terhadap display kendali, jarak operator
terhadap stang, dan lain sebagainya. Data hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan
menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan AutoCAD 2009.
Data Sekunder
Data antropometri yang digunakan merupakan beberapa parameter yang terkait dengan
pengoperasian pada tata letak alat kendali, mencakup nilai mean (rata-rata), standar deviasi
(simpangan baku), serta data persentil.
1. Mean
Penjelasan kelompok yang didasarkan nilai dari sampel yang diambil dalam kelompok. Cara
menghitung menggunakan persamaan berikut ini:
Dimana: n = jumlah data
xi = data ke-i
2. Standar Deviasi
Perbandingan penyebaran atau penyimpangan data dari dua kelompok atau lebih. Menghitung
standar deviasi (s) dapat menggunakan rumus di bawah ini (Rahmawan, 2011):
Dimana :
Responden yang digunakan pada praktikum ini hanya berjumlah satu orang mahasiswa. Karena
keterbatasan jumlah koresponden maka data pendukung mengenai antropometri diambil dari hasil
pengukuran antropometri pria di Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur (Mardiansyah dan Yamin,
2012).
Tabel 2. Nilai mean, standar deviasi, serta data persentil antropometri petani pria di Kecamatan
Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (satuan cm)
persentil ke-95. Karena, persentil ke-95 menunjukkan 95% ukuran populasi petani yang berada
pada ukuran tersebut atau dibawahnya.
units: centimeter
(a)
(b)
Gambar 2. Desain ruang kemudi dengan persentil 95% (a) dan kursi ruang kemudi (b)
Berdasarkan Gambar 2 (a) dapat dijelaskan bahwa proses desain kursi, jarak stang, dan jarak
pedal rem diperoleh dari data antropometri persentil ke 95 pada tabel 2. Pada ruang kemudi
memiliki tinggi sandaran 66 cm, panjang kursi 63 cm, tinggi kursi 54 cm, lebar kursi 63 cm, jarak
lutut ke pedal rem 41 cm, jarak lengan ke stang 78 cm. Proses menentukan ukuran adalah sebagai
berikut:
- Tinggi sandaran
= Tinggi bahu tinggi dudukan
= 112 54
= 66 cm
- Panjang kursi
= Panjang kedudukan hingga lutut
= 63 cm
- Panjang lutut ke kaki = tinggi lutut
= 62 cm
- Jarak stang
= Jangkauan depan menggenggam
= 78 cm
3. Ergonomi Visual Display
Pada mesin pemupuk kelapa sawit warna dipilih adalah warna kuning, karena warna kuning
memberikan kesan luas dan terang apabila ditempatkan di perkebunan kelapa sawit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Laksmi (2003) yang mengatakan bahwa permainan warna dalam desain memberi
dampak psikologis bagi pengamat dan pemakainya, misalnya warna merah memberi kesan
merangsang, kuning memberi kesan luas dan terang, hijau atau biru memberi suasana sejuk dan
segar, gelap memberi kesan sempit, permainan warna-warna terang memberi kesan luas.
4. Evaluasi Faktor Keamanan
Faktor keamanan pada mesin pemupuk kelapa sangat penting untuk diperhatikan. Karena
dengan memperhatikan faktor keamanan maka mesin tersebut akan aman apabila dioperasikan oleh
pengguna. Namun, pada mesin pemupuk kelapa sawit masih terdapat bagian bagian mesin yang
masih perlu dievaluasi mengenai faktor keamanannya. Berikut adalah hasil evaluasi faktor
keamanan mesin pemupuk kelapa sawit:
- Jarak stang terhadap ruas berputar
Berdasarkan gambar 2. Dapat dijelaskan bahwa jarak antara stang dan ruas yang berputar
terlalu dekat selain itu juga pada ruas yang berputar tidak dilengkapi dengan penutup. Karena
apabila ruas berputar tidak dilengkapi dengan penutup, faktor keamanan ketika pengguna
memegang stang akan rawan terjadi kecelakaan kerja. Hasil evaluasi yang disarankan pada hal
ini adalah perlu diberi penutup pada ruas yang berputar dan perlu diubah jarak antara stang dan
ruas yang berputar.
KESIMPULAN
Hasil evaluasi ergonomi pada ruang kemudi memiliki tinggi sandaran 66 cm, panjang kursi
63 cm, tinggi kursi 54 cm, lebar kursi 63 cm, jarak lutut ke pedal rem 41 cm, dan jarak lengan ke
stang 78 cm. Desain tersebut didasarkan atas data antropometri pada persentil ke-95. Pada evaluasi
ergonomi visual display mesin pemupuk kelapa sawit memilih warna kuning sebagai warna rangka
mesin, hal ini dikarenakan warna kuning memberikan kesan luas dan terang apabila ditempatkan di
perkebunan kelapa sawit. Faktor keamanan yang perlu diperhatikan pada mesin pemupuk kelapa
sawit adalah jarak stang terhadap ruas berputar yang seharusnya jarak tidak terlalu dekat dan diberi
penutup pada ruas yang berputar, letak asap buangan seharusnya berada diluar ruang kemudi,
penambahan spion, nilai kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin di ruang kemudi tidak boleh lebih
dari 85 dB, dan nilai ambang batas getaran maksimal adalah 4 m/s2 atau 0,40 Grav.
DAFTAR PUSTAKA
Laksmi, K.W. 2003. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan Desain. Dimensi interior, Vol. 1,
Hal: 61 73.
Mardiansyah, R. dan Yamin, M. 2012. Analisis Antropometri terhadap Ruang Kendali Traktor
Roda Empat Buatan Jepang K dan Eropa N. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol. 26,
No. 2. Hal: 76-79.
Rahmawan, M.D. 2011. Antropometri Petani Pria dan Aplikasinya pada Desain Tangkai
Cangkul (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
SNI. 2004. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, Getaran Tangan-Lengan
Dan Radiasi Sinar Ultra Ungu Di Tempat Kerja.