Evaluasi Ergonomi Pada Mesin Pemupuk Kelapa Sawit

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH ERGONOMIKA

EVALUASI ERGONOMI PADA MESIN PEMUPUK KELAPA SAWIT

Oleh:
Muhammad Achirul Nanda
(F151150241)

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

EVALUASI ERGONOMI PADA MESIN PEMUPUK KELAPA SAWIT


Oleh: Muhammad Achirul Nanda (F151150241)
PENDAHULUAN
Mesin pemupuk kelapa sawit merupakan mesin yang berguna untuk memberikan pemupukan
pada tanaman kelapa sawit pada bagian akar dengan menyibakkan daun kelapa sawit. Penggunaan
mesin pemupuk kelapa sawit telah digunakan oleh perusahaan perkebunan sawit untuk
meningkatkan efisiensi kerja bila dibandingkan dengan pemupukan manual. Namun, mesin
pemupukan kelapa sawit yang digunakan di Indonesia sebagian besar belum memperhatikan aspek
ergomoni mesin. Padahal dalam merancang suatu produk/peralatan selain agar dapat memenuhi
fungsinya juga harus memperhatikan kepuasan operator antara lain dari unsur kesehatan,
keselamatan, kenyamanan, dan keserasian dalam penggunaannya. Oleh karena itu diperlukan
pendekatan ergonomi dalam hal ini bidang antropometri.
Analisis antropometri diperlukan guna memberikan rekomendasi ruang kerja yang optimum
bagi operator dan nantinya dapat bermanfaat bagi industri yang akan merancang alat mesin
pertanian yang ditujukan khusus untuk petani. Hasil yang diharapkan dari praktikum ini nantinya
adalah mengetahui kesesuaian rancangan ruang kemudi mesin pemupuk kelapa sawit terhadap
antropometri petani. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengevaluasi berbagai aspek ergonomi
pada mesin pemupuk kelapa sawit. Adapun aspek yang akan dievaluasi adalah mengenai ergonomi
pada ruang kemudi, evaluasi faktor keamanan mesin, dan evaluasi ergonomi visual display.

METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Praktikum ini dilakukan di bengkel alat mesin pertanian Institut Pertanian Bogor pada
tanggal 2 November 2015. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran yang
berfungsi untuk mengukur dimensi mesin, kamera yang digunakan untuk mengambil gambar, mesin
pemupuk kelapa sawit, software Microsoft Excel 2010 dan AutoCAD 2009.
Prosedur Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah melakukan observasi dan pengukuran
data dimensi pada ruang kemudi mesin pemupuk kelapa sawit. Adapun data yang akan diambil
pada proses pengukuran adalah dimensi operator terhadap bagian bagian mesin pada ruang
kemudi, seperti dimensi tempat duduk, jarak operator terhadap display kendali, jarak operator
terhadap stang, dan lain sebagainya. Data hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan
menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan AutoCAD 2009.
Data Sekunder
Data antropometri yang digunakan merupakan beberapa parameter yang terkait dengan
pengoperasian pada tata letak alat kendali, mencakup nilai mean (rata-rata), standar deviasi
(simpangan baku), serta data persentil.
1. Mean
Penjelasan kelompok yang didasarkan nilai dari sampel yang diambil dalam kelompok. Cara
menghitung menggunakan persamaan berikut ini:
Dimana: n = jumlah data

xi = data ke-i

2. Standar Deviasi
Perbandingan penyebaran atau penyimpangan data dari dua kelompok atau lebih. Menghitung
standar deviasi (s) dapat menggunakan rumus di bawah ini (Rahmawan, 2011):

= data ke-i, mean = nilai rata-rata


Dimana: n
= jumlah data, xi
3. Persentil
Persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari
nilai tersebut. Pada analisis antropometri persentil sudah diklasifikasikan dari 1 hingga 99%
(Tabel 1).
Tabel 1. Persentil

Dimana :
Responden yang digunakan pada praktikum ini hanya berjumlah satu orang mahasiswa. Karena
keterbatasan jumlah koresponden maka data pendukung mengenai antropometri diambil dari hasil
pengukuran antropometri pria di Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur (Mardiansyah dan Yamin,
2012).

Tabel 2. Nilai mean, standar deviasi, serta data persentil antropometri petani pria di Kecamatan
Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (satuan cm)

Sumber : (Mardiansyah dan Yamin, 2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengukuran Ruang Kemudi
Hasil pengukuran ruang kemudi dilakukan dengan menggunakan manusia sebagai objek
pengukuran terhadap kondisi ruang kemudi. Namun, pada desain mesin pemupuk kelapa sawit
belum didasarkan atas analisis antropometri. Apabila terdapat operator yang tidak memenuhi
ukuran penempatan kondisi ruang kemudi, tentunya nilai kenyamanan akan berkurang dan operator
tidak dapat menjalankan mesin dengan maksimal. Oleh karena itu kondisi ruang kemudi perlu
dievaluasi kembali berdasarkan antropometri petani Indonesia. Hasil pengukuran (dalam satuan cm)
pada ruang kemudi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tampak samping ruang kemudi


Pada Gambar 1. dapat dijelaskan bahwa dimensi tempat duduk memiliki panjang, lebar dan
tinggi secara berurutan adalah sebesar 40, 40, 40 cm. Posisi jarak tangan ke stang adalah sebesar
68 cm, jarak kaki ke rem adalah 40 cm, dan jarak mata ke display 53 cm.
2. Evaluasi Ergonomi Ruang Kemudi
Evaluasi ukuran kursi, penempatan stang dan pedal rem perlu ditinjau ulang karena pada desain
kursi, posisi stang, dan pedal rem berada pada persentil ke-50. Apabila dioperasikan oleh operator
yang memiliki persentil 95% maka mesin pemupuk kelapa sawit tidak dapat dioperasikan dengan
nyaman atau kurang ergonomis. Proses evaluasi ergonomi pada mesin pemupuk kelapa sawit
mengacu pada hasil pengukuran data antropometri petani pria yang dilakukan oleh Mardiansyah
dan Yamin (2012). Data yang diperlukan untuk mendesain ergonomi ruang kemudi dapat dilihat
pada Tabel 2. Pada proses desain tempat duduk berdasarkan data antropometri diambil pada

persentil ke-95. Karena, persentil ke-95 menunjukkan 95% ukuran populasi petani yang berada
pada ukuran tersebut atau dibawahnya.

units: centimeter

(a)

(b)

Gambar 2. Desain ruang kemudi dengan persentil 95% (a) dan kursi ruang kemudi (b)
Berdasarkan Gambar 2 (a) dapat dijelaskan bahwa proses desain kursi, jarak stang, dan jarak
pedal rem diperoleh dari data antropometri persentil ke 95 pada tabel 2. Pada ruang kemudi
memiliki tinggi sandaran 66 cm, panjang kursi 63 cm, tinggi kursi 54 cm, lebar kursi 63 cm, jarak
lutut ke pedal rem 41 cm, jarak lengan ke stang 78 cm. Proses menentukan ukuran adalah sebagai
berikut:
- Tinggi sandaran
= Tinggi bahu tinggi dudukan
= 112 54
= 66 cm
- Panjang kursi
= Panjang kedudukan hingga lutut
= 63 cm
- Panjang lutut ke kaki = tinggi lutut
= 62 cm
- Jarak stang
= Jangkauan depan menggenggam
= 78 cm
3. Ergonomi Visual Display
Pada mesin pemupuk kelapa sawit warna dipilih adalah warna kuning, karena warna kuning
memberikan kesan luas dan terang apabila ditempatkan di perkebunan kelapa sawit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Laksmi (2003) yang mengatakan bahwa permainan warna dalam desain memberi
dampak psikologis bagi pengamat dan pemakainya, misalnya warna merah memberi kesan
merangsang, kuning memberi kesan luas dan terang, hijau atau biru memberi suasana sejuk dan
segar, gelap memberi kesan sempit, permainan warna-warna terang memberi kesan luas.
4. Evaluasi Faktor Keamanan
Faktor keamanan pada mesin pemupuk kelapa sangat penting untuk diperhatikan. Karena
dengan memperhatikan faktor keamanan maka mesin tersebut akan aman apabila dioperasikan oleh

pengguna. Namun, pada mesin pemupuk kelapa sawit masih terdapat bagian bagian mesin yang
masih perlu dievaluasi mengenai faktor keamanannya. Berikut adalah hasil evaluasi faktor
keamanan mesin pemupuk kelapa sawit:
- Jarak stang terhadap ruas berputar
Berdasarkan gambar 2. Dapat dijelaskan bahwa jarak antara stang dan ruas yang berputar
terlalu dekat selain itu juga pada ruas yang berputar tidak dilengkapi dengan penutup. Karena
apabila ruas berputar tidak dilengkapi dengan penutup, faktor keamanan ketika pengguna
memegang stang akan rawan terjadi kecelakaan kerja. Hasil evaluasi yang disarankan pada hal
ini adalah perlu diberi penutup pada ruas yang berputar dan perlu diubah jarak antara stang dan
ruas yang berputar.

Gambar 3. Jarak stang dan ruas berputar


- Posisi asap buangan
Pada mesin pemupuk kelapa sawit posisi asap buangan seharusnya berada jauh dari ruang
kemudi. Karena, apabila mesin dinyalakan buangan asap akan mengenai operator sehingga akan
berdampak pada kesehatan operator.

Gambar 4. Posisi asap pembuangan


- Roda
Pada bagian poros roda seharusnya tidak gabung karena apabila mesin melewati suatu jalan
yang menanjak maka posisi mesin akan mengikuti tanjakan dan kemudian turun secara
mendadak. Seharusnya desain poros roda diberikan gabungan setiap bagian, agar ketika
melewati jalan yang menanjak mesin akan mengikuti profil tanah, begitu juga pada saat turun.

Gambar 5. Posisi asap pembuangan


- Penambahan spion
Penambahan spion pada mesin pemupuk kelapa sawit juga berguna sebagai keamanan saat
mengoperasikan mesin. Karena apabila mesin akan berbelok akan melihat kearah samping
kanan dan kiri, oleh karena itu dengan memberikan spion akan sangat membantu.
- Penempatan mesin di ruang kemudi
Penempatan mesin pada ruang kemudi juga sangat mengganggu keamanan operator, karena
apabila mesin dinyalakan tentunya kebisingan dan getaran yang berasal dari mesin akan
mengganggu konsentrasi operator. Nilai ambang batas kebisingan menurut SNI No.16-70632004 adalah maksimal 85 dB. Sedangakan nilai ambang batas getaran maksimal adalah 4 m/s2
atau 0,40 Grav. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah mesin dapat ditutup dengan cover dan
diletakkan di bagian depan.
Pada ruang kemudi terdapat tiga tuas yakni tuas transmisi, tuas high-low, dan tuas kopling.
Posisi ketiga tuas ini berada pada sisi sebelah kiri operator atau pengemudi. Dari hasil uji coba
yang telah dilakukan, pengemudi memiliki kendala dalam mengubah posisi tuas, terutama tuas
kopling. Pengemudi membutuhkan tenaga yang besar untuk memindahkan tuas kopling, terbukti
bahu kiri pengemudi sedikit terangat dari posisi duduk normalnya.

KESIMPULAN
Hasil evaluasi ergonomi pada ruang kemudi memiliki tinggi sandaran 66 cm, panjang kursi
63 cm, tinggi kursi 54 cm, lebar kursi 63 cm, jarak lutut ke pedal rem 41 cm, dan jarak lengan ke
stang 78 cm. Desain tersebut didasarkan atas data antropometri pada persentil ke-95. Pada evaluasi
ergonomi visual display mesin pemupuk kelapa sawit memilih warna kuning sebagai warna rangka
mesin, hal ini dikarenakan warna kuning memberikan kesan luas dan terang apabila ditempatkan di
perkebunan kelapa sawit. Faktor keamanan yang perlu diperhatikan pada mesin pemupuk kelapa
sawit adalah jarak stang terhadap ruas berputar yang seharusnya jarak tidak terlalu dekat dan diberi
penutup pada ruas yang berputar, letak asap buangan seharusnya berada diluar ruang kemudi,
penambahan spion, nilai kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin di ruang kemudi tidak boleh lebih
dari 85 dB, dan nilai ambang batas getaran maksimal adalah 4 m/s2 atau 0,40 Grav.

DAFTAR PUSTAKA
Laksmi, K.W. 2003. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan Desain. Dimensi interior, Vol. 1,
Hal: 61 73.
Mardiansyah, R. dan Yamin, M. 2012. Analisis Antropometri terhadap Ruang Kendali Traktor
Roda Empat Buatan Jepang K dan Eropa N. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol. 26,
No. 2. Hal: 76-79.

Rahmawan, M.D. 2011. Antropometri Petani Pria dan Aplikasinya pada Desain Tangkai
Cangkul (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
SNI. 2004. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, Getaran Tangan-Lengan
Dan Radiasi Sinar Ultra Ungu Di Tempat Kerja.

Anda mungkin juga menyukai