Skripsi Lilismawati
Skripsi Lilismawati
Skripsi Lilismawati
SKRIPSI
UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2009
SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
SKRIPSI
Oleh:
Skripsi ini Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji pada tanggal 30 Oktober 2009
Penguji Nama Dosen 1 Dra. Nani Yuliantini, M.Pd NIK. 19600709 198603 2 003 2 Drs. Lukman, M.Ag NIK. 19580210 198603 1 003 3 Dr. Daimun Hambali, M.Pd NIK. 195610041984031004 4 Drs. Herman Lusa, M.Pd NIK. 196005101987101001
Tanda Tangan Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota Penguji Anggota Penguji
Tanggal
Dekan FKIP
Ketua Jurusan
iii
PERSEMBAHAN Telah ku tempuh perjalanan panjang yang penuh liku-liku dan cobaan, untuk meraih cita-cita, aku untuk namun terus
kesungguhanku
mengantarkan
melangkah. Dengan seizin Allah SWT, satu kudapatkan di sini. Kebahgiaan ini tak ingin kumiliki sendiri, tapi tak lupa juga kupersembahkan untuk : Ibunda Rohana dan Ayahanda Mahwat Kakak-kakakku Sulastri, Efriyanti, Firdaus dan Yesi Almamaterku
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, puji
Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya, Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul Peningkatan Kemampuan Apresiasi Cerpen Dengan Menggunakan Model Taba (Inductive Thinking) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD N 01 Musi Rawas dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Penelitian ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Daimun Hambali, M.Pd., selaku Ketua Prodi SI PGSD Universitas Bengkulu dan selaku dosen Penguji yang telah banyak memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini. 2. Dra. Nani Yuliantini, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Utama yang dengan sabar membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Lukman, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.. 4. Drs, Herman Lusa M.Pd., selaku dosen Penguji yang telah memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Ibunda Rohana dan Ayahanda Mahwat yang sangat kucintai dan kusayangi, yang selalu menyayangiku dan memimbingku dengan sabar dan tabah,
berkorban demi segalanya dan memberikan doa yang tulus demi keberhasilanku. 6. Kakak-kakakku dan Keponakanku Ade,salwa yang telah lama menantikan kesuksesan dalam perkuliahanku terima kasih atas kasih sayangnya, motivasi serta doanya dan seluruh keluargaku yang telah memberikan bantuannya. 7. Rekan-rekan mahasiswa SI PGSD Ikatan Dinas dan Berasrama yang selalu membantu dalam suka dan duka, sebagai tempatku berteduh saat sedih dan bahagia dalam perjuanganku selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, semoga amal ibadah yang telah diberikan berupa bantuan, saran, bimbingan, motivasi kepada penulis mendapat Rahmat dan Hidayah dari Allah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penalaitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan penelitian ini sangat diharapkan. Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Peneliti
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Lubuklinggau Sumatra Selatan pada tanggal 05 Februari 1986 dari ayah yang bernama Mahwat dan ibu bernama Rohana. Penulis merupakan anak Bungsu dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri No.01 Lubuklinggau pada tahun 1991 dan lulus pada tahun !997. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri No. 2 Lubuklinggau dan tamat pada tahun 2000. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri No. I
Lubuklinggau dan lulus pada tahun 2003. Setelah tamat SMU, penulis hijrah ke propinsi Bengkulu dan diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi DII PGSD dan Tamat tanggal 24 Desember tahun 2006. Pada bulan Juli tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikannya dan diterima di SI PGSD Ikatan Dinas dan Berasrama FKIP UNIB. Pada tanggal I Juli 2008 sampai 31 Agustus 2008, penulis menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Universitas Bengkulu di Desa Serdang Indah Kabupaten Kaur. Selanjutnya, penulis malaksanakan Praktek Program Lapangan (PPL) di SD Negeri 07 Kota bengkulu.
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................... RIWAYAT HIDUP .................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... ABSTRAK .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................ C. Tujuan Penelitian ............................................................ D. Manfaat Penelitian ........................................................... E. Defenisi Operasional ......................................................... i ii iii iv v vi viii ix xi xiii xiv
1 3 3 4 4
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Apresiasi Cerpen ........................................... B. Hakikat Pengajaran Apresisi Cerpen .............................. C. Kemampuan Memahami Cerpen ..................................... 1. Memahami isi bacaan ............................................... 2. Memahami maksud penulis ...................................... D. Pengertian Cerpen ........................................................... E. Model Taba dalam Pembelajaran ...................................... 1. Pembentukan Konsep................................................. 2. Interprestasi Data ....................................................... 3. Pengambilan Kesimpulan .......................................... F. Penerapan Model Taba dalam Pembelajaran Apresiasi Cerpen 1. Tema........................................................................... 2. Alur ............................................................................ 3. Penokohan .................................................................. 4. Latar ........................................................................... 5. Amanat ....................................................................... 6. Gaya Bahasa............................................................... G. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ...................
6 7 8 8 9 9 11 13 14 14 15 15 16 17 18 19 20 20
viii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................. B. Subyek Penelitian ............................................................ C. Prosedur Penelitian .......................................................... D. Instrumen Penelitian ....................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. F. Teknik Pengolahan Data ................................................. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Studi Orientasi /Gambaran Awal ..................................... B. Deskripsi Per Siklus ......................................................... C. Pembahasan ...................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................... B. Saran ................................................................................
23 23 23 29 29 33
BAB IV
43 44 55
BAB V
59 59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Halaman 63 64 66 67 73 74 75 76 77 81 82 85 87 88 90 91 96 97 98 99
Daftar Nilai Hasil Apresiasi Cerpen Siswa Kelas V ............................... Nama Anggota Kelompok Diskusi Kelas V ...........................................
7a. Lembar Observasi Guru (Siklus I) .......................................................... 7b. Lembar Observasi Guru (Siklus I) ..........................................................
8.
9a. Lembar Observasi Siswa (Siklus I)......................................................... 9b. Indikator dan Indikator Lembar Observasi Siswa................................... 10. Hasil Nilai Apresiasi Cerpen................................................................... 11. Analisis Data Hasil Apresiasi Cerpen (Siklus I) ..................................... 12. Analisis Data Hasil Observasi (Siklus I)................................................. 13. Silabus Siklus 2 ....................................................................................... 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ...................................... 15. Soal Evaluasi ........................................................................................... 16. Lembar Diskusi Siswa (Siklus II) ........................................................... 17. Lembar Observasi Guru (Siklus II)......................................................... 18. Lembar Observasi Guru (Siklus II).........................................................
20. Lembar Observasi Siswa (Siklus II) ....................................................... 104 21. Indikator dan Indikator Lembar Observasi Siswa................................... 105 22. Hasil Nilai Apresiasi Cerpen Siswa (Siklus II)....................................... 108 23a. Analisis Data Hasil Apresiasi Cerpen Siswa (Siklus II) ......................... 110 23b.Analisis Data Hasil Apresiasi Cerpen Siswa (Siklus II) ......................... 111 24a. Analisis Data Hasil Observasi (Siklus II) ............................................... 112 24b.Analisis Data Hasil Observasi (Siklus II) ............................................... 114 25. Rekapitulasi Daftar Nilai Apresiasi Cerpen Siswa Siklus I dan Siklus II 116
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2. 3.
Halaman 32 34
42 44 46 48 51 52 53
4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. Persentase ketuntasan belajar siswa dan kategori pada aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II ......................................................
55
11. Rata-rata skor observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II........................................................................
56
12. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II....................................................................................................
57
xii
ABSTRAK
Lilismawati. 2009. Peningkatan kemampuan memahami apresiasi cerpen dengan menggunakan model Taba (Inductive Thinking) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD N 01 Tegalrejo Musi rawas, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Pembimbing I Dra. Nani Yuliantini, M.Pd, pembimbing II, Drs. Lukman, M.Ag Kata Kunci: Apresiasi Cerpen, Model Taba, Pembelajaran Bahasa Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah dengan penerapan model Taba (Inductive thinking) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami Cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan Apresiasi Cerpen dengan menggunaan model Taba (Inductive thinking) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 01 Musirawas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Musirawas tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 23 perempuan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Observasi, Lembar Tes. Analisis data observasi menggunakan rata-rata skor, skor tertinggi, skor terendah dan kisaran nilai untuk tiap kriteria sedangkan data nilai akhir siswa menggunakan persentase ketuntasan belajar. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu pada siklus I rata-rata skor observasi guru 28 dengan kriteria baik, rata-rata skor observasi siswa 23 dengan kriteria cukup dan persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 44,12 %. Pada siklus II diperoleh rata-rata skor observasi guru 36,5 dengan kriteria baik, rata-rata skor observasi siswa 28 dengan kriteria baik dan untuk persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 91,18%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model Taba dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 01 Musi Rawas.
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Dalam upaya turut memperbaiki kualitas pendidikan agar relevan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan siswa di masa yang akan datang, pemerintah perlu mengupayakan suatu pembaharuan terhadap sistem pendidikan. Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran penting di SD saat ini telah berkembang pesat baik materi maupun kegunaanya. Bahasa Indonesia tersebut merupakan mata pelajaran yang penting guna menumbuh kembangkan zaman, karena Bahasa Indonesia sebagai simbol persatuan dan sebagai bahasa resmi yang telah disepakati bersama oleh seluruh bangsa Indonesia sejak tanggal 28 Oktober 1928 dalam ikrar yang disebut Sumpah Pemuda. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah adalah agar siswa mampu menguasai empat keterampilan berbahasa Indonesia, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis serta apresiasi sastra. Penguasaan keempat keterampilan dan apresiasi sastra yang diajarkan tersebut merupakan keterampilan dasar. Materi sastra tidak dapat diabaikan begitu saja oleh guru karena sastra di samping perlu dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan untuk pengembangan kepribadian siswa, juga digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa . Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran sastra yaitu agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan
kepribadian,
memperluas
wawasan
kehidupan,
serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bahasa (Depdikbud, 1996) Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan pembelajaran sastra bukanlah untuk mencetak para siswa menjadi orang yang mampu mencipta sastra, akan tetapi agar siswa memiliki pemahaman, dan dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan normanorma dalam lingkungan masyarakatnya. Khususnya SDN 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas sampai saat ini masih sangat sulit dalam memahami karya sastra. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sastra dirasakan masih rendah . Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata anak yang kurang. Hal ini terlihat pada hasil dan prestasi belajar siswa yang masih rendah dengan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 5,73 (wawancara dengan guru Bahasa Indonesia). Pada saat observasi langsung Kelas V SD N 01 Tegalrejo Musi Rawas Berdasarkan informasi yang di dapat diketahui bahwa rendahnya nilai siswa tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih bersifat konvensional sehingga kurang menarik minat siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra terutama pada pembelajaran memahami cerpen. Padahal idealnya pembelajaran sastra itu haruslah sangat menarik bagi siswa karena semestinya dengan pembelajaran sastra terutama memahami cerpen, siswa dapat mengalami pembelajaran yang menarik . Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam memahami cerpen, penulis tertarik untuk menerapkan model melakukan
pembelajaran Taba yang diharapkan penggunaan model pembelajaran Taba ini dapat membantu siswa dalam memahami apresiasi sastra dengan mudah. Satu hal yang menjadi sumber kelemahan bagi guru dalam pembelajaran adalah menjelaskan teori yang berhubungan dengan sastra untuk diapresiasikan. Oleh karena itu, penulis mengangkat model pembelajaran baru yang dapat memperbaiki pemahaman dan penguasaan siswa terhadap sastra, yaitu model Taba (Inductive Thinking). Taba, mengemukakan adanya berpikir induktif (Inductive Thinking model) dalam pembelajaran. Model ini untuk membentuk model berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik dan pembentukan teori Taba, (dalam Wirawan, 1998). Sehubungan dengan model ini, kepada siswa diberikan sastra (cerpen, puisi ataupun drama), untuk kemudian diberikan kesempatan bagi mereka dalam merespon isi sastra tersebut sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka masing-masing. Misalnya anak dengan semangat dan antusias dalam menanggapi isi sastra yang diberikan, dari sekian 30 siswa yang memberi respon tersebut, guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai isi sastra yang sedang dibahas. Melalui model pembelajaran semacam ini, penulis berharap apresiasi cerpen terhadap siswa dapat ditingkatkan. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dalam apresiasi sastra melalui model Taba akan dilakukan penelitian tindakan di kelas. Penelitian ini diberi judul Peningkatan Kemampuan Memahami Cerpen dengan model Taba Pada siswa kelas V SDN 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas
B.
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada Penelitian Tindakan ini adalah: 1. Apakah dengan penerapan model Taba (Induktive Thinking) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memahami unsur-unsur cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD N 01 Tegalrejo Musi Rawas? 2. Apakah dengan penerapan model Taba (Induktive Thinking) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD N 01 Tegalrejo Musi Rawas?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan guru dan siswa kelas V SDN 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas dalam memahami cerpen dengan menggunakan model Taba dalam pembelajaran apresiasi cerpen. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tolak ukur dalam evaluasi mengenai manfaat penerapan model Taba pembelajaran bahasa indonesia khususnya apresiasi sastra untuk peningkatan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
2. Bagi Siswa, pembelajaran cerpen dapat dijadikan wahana untuk mengembangkan kreativitas dan pola pikir sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. 3. Bagi Peneliti, sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas khususnya Bahasa Indonesia.
A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Abdul Chaer (2006: 1-2)) mengartikan bahasa adalah suatu lambang berupa bunyi, bersifat arbitree, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bentuk tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Selanjutnya bahasa terbagi 2 yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan, adapun bahasa tulisan adalah rekaman visual, dalam bentuk-bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Selanjutnya menurut Keraf dalam
(http//wismasastra.wordpress.com, 2009/05/25, apa-bahasa-itu-sepuluhpengertian-bahasa-menurut-para-ahli.htm) memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Lain halnya menurut Wibowo dalam
(http//wismasastra.wordpress.com, 2009/05/25, apa-bahasa-itu-sepuluhpengertian-bahasa-menurut-para-ahli.htm) menjelaskan bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat 6
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Adapun menurut kurikulum KTSP 2006 (2007: 3) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. 2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan negara. 3. Memahami Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dengan demikian tujuan pendidikan Bahasa Indonesia pada jenjang sekolah dasar tersebut adalah memberikan penekanan pada pengembangan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, menulis dan apresiasi sastra. Atar Semi (1990: 96) menjelaskan bahwa sasaran pengajaran Bahasa Indonesia pada semua jenjang pendidikan adalah membimbing siswa agar mampu memfungsikan Bahasa Indonesia dalam bentuk komunikasi dengan segala aspeknya. Sejalan dengan itu Syafeie (1992: 1) mengemukakan bahwa melalui pengajaran Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien. Selanjutnya dalam kurikulum Bahasa Indonesia SD kurikulum 1994 dikatakan pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi dengan Bahasa Indonesia, baik secara
lisan maupun tulisan (Depdikbud, 1994). Oleh karena itu pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar untuk memperluas wawasan pengetahuan siswa. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SD bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.
B. Pengertian Apresiasi Cerpen Kata apresiasi dalam Bahasa Indonesia ialah makna penghargaan, secara gramatikal kata penghargaan itu dapat diberi makna atau di jelaskan sebagai proses hal yang memberi harga atau menghargai. Arsyad, (dalam Eka, 2003) Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Effendi (dalam Eka, 2003) bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran dan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apresiasi sastra adalah usaha atau kegiatan menikmati, memahami, penghargaan secara kritis suatu cipta sastra sehingga timbul pengertian, penghargaan, kepekaan dan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Pengajaran apresiasi sastra di sekolah harus ditekankan pada apresiasinya. Hal ini sebagai dasar dalam upaya pemahaman unsur-unsur
yang ada dalam karya sastra, kegiatan mengapresiasi ini akan terjadi bila siswa mengerti dan paham apa yang di maksud oleh apresiasi sastra itu. Secara harfiah kata apresiasi berarti pengertian, pengetahuan atau penghargaan terhadap sesuatu, penghargaan yang dimaksud adalah penghargaan terhadap karya sastra yang didasari pada pemahaman Menurut Effendi (dalam Eka, 2003) Menyatakan apresiasi sastra adalah kegiatan memahami cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta atau karya sastra. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah kegiatan aktif dalam memahami cipta sastra untuk mencari untuk mencari dan menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
C. Hakikat Pengajaran Apresiasi Cerpen Hakikat pengajaran sastra tidak terlepas dari faktor atau sistem pengajaran. Faktor-faktor dalam pengajaran mencakup faktor guru, kurikulum, bahan dan sarana pelajaran yang memungkinkan tujuan pengajaran itu tercapai dengan hasil yang optimal. Menurut Jabrohim (dalam Eka, 2003) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran apresiasi sastra adalah membawa siswa ke arah pengalaman sastra. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pada hakikatnya pengajaran apresiasi sastra adalah kegiatan memahami cipta
10
sastra secara sungguh-sungguh, hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra atau karya sastra. Menurut Gani, (dalam Eka, 2003) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran apresiasi sastra adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra, sehingga sasaran akhirnya dalam wujud pembinaan apresiasi sastra dapat tercapai. Ini berarti bahwa setelah selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar sastra diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengapresiasi sastra, yaitu mampu mengenal, memahami, menghayati, dan menghargai karya sastra Indonesia secara kreatif. Melalui tujuan pengajaran sastra inilah kita dapat melihat sejauh mana tujuan pengajaran yang telah dilaksanakan. Walaupun demikian, guru harus memperhatikan tujuan pengajaran apresiasi sastra yang terdapat dalam kurikulum 2004 khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan umum pengajaran apresiasi sastra adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatan pengetahuan dan kemampuan bahasa. Sedangkan, tujuan khusus pengajaran sastra disajikan dalam tiga komponen yaitu kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. D. Kemampuan Memahami Cerpen
11
Kemampuan
terdapat proses berpikir. Dalam kegiatan memahami cerpen ada dua hal yang akan pembaca lalui, yakni memahami isi bacaan dan memahami maksud penulis yakni siswa mampu mengapreiasikan cerpen. 1. Memahami Isi Bacaan Menurut Oka, (dalam Deri, 2006) membaca adalah memahami tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokok maupun isi bagiannya. Untuk memahami isi suatu bacaan perlu memperhatikan hal-hal yang dapat membantu memahami isi bacaan. Sejalan dengan pendapat di atas Utari (1993) menyatakan bahwa untuk memahami bacaan perlu latihan sebagai berikut : Mencari fakta-fakta eksplisit dan implisit. Mencari makna (informasi) Minta evaluasi mengenai bacaan. Menyelesaikan bacaan yang belum ada akhirnya, misalnya paragrap, kalimat dan frase yang terakhir. Mencari unsur-unsur kata. Frase, atau kalimat mengandung makna berlebihan. Berdasarkan pendapat dari pakar pendidikan di atas disimpulkan bahwa yang harus diperhatikan dalam memahami bacaan adalah mencari fakta, dan hal-hal yang mendukung isi bacaan. 2. Memahami Maksud Penulis Untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pemahaman terhadap kosakata sangat memegang peranan penting. Menurut pendapat Djiwandono (dalam Deri, 2006) mengatakan bahwa pemahaman
12
yang tepat terhadap pesan yang disampaikan melalui bahasa, ditentukan oleh pemahaman terhadap kosakata yang digunakan dalam bacaan.
E. Pengertian Cerpen Cerpen merupakan sebuah cerita fiksi yang disampaikan pengarang berdasarkan realitas pengarang menuangkan idenya dalam cerita yang dijalin sepenuh hati dengan pemikiran yang serius sehingga ceritanya merupakan perenungan bagi pembacanya, seperti yang dikemukakan oleh Mursal Esten, (dalam Sinta, 2006) bahwa cerpen adalah pengungkapan suatu pesan yang hidup dari fragmen manusia. Hoerip (1997) Cerpen yaitu karakter yang
dijabarkan lewat rentetan kajian secara satu-persatu. Apa yang terjadi di dalamnya lazim merupakan pengalaman atau penjelajahan. Sedangkan Rosidi (dalam Sinta, 2006) memberi batasan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang di dalamnya terdapat suatu kebulatan ide. Cerpen merupakan proses kreatif yang memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu lukisan peristiwa atau kejadian dari tokoh cerita. Dari beberapa pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek, baik waktu pembacaanya maupun peristiwa yang disajikan, singkat, lengkap, memiliki kebulatan ide serta mengandung suatu kesatuan yang mendalam. Cerpen merupakan sebuah karya sastra yang tergolong fiksi, yang terjadi di dalam cerpen hanya merupakan daya imajinasi pengarang, bukan cerita atau narasi yang argumentatif (tidak benar-benar terjadi, tetapi dapat
13
terjadi dimana saja), serta relatif pendek. Menurut suminto A dan Sayuti bahwa cerpen merupakan cerita fiksi yang dibaca selesai dalam sekali duduk dan cerita dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Dengan kata lain sebuah kesan tunggal dapat diperoleh dalam sebuah cerpen yang sekali baca. (Suminto, 1997) Berdasarkan pengertian di atas, cerpen dapat diartikan sebuah cerita fiksi yang singkat yang hanya melukiskan satu peristiwa atau kejadian penting yang dialami oleh tokoh ceritanya. Dalam sebuah cerpen akan tergambar dan tersaji secara mendalam sebuah peristiwa pokoknya terfokus, kebenaran yang ditampilkan diperkokoh dengan kemampuan imijinasi pengarang. Dalam sebuah cerpen akan tergambar dan tersaji cecara mendalam sebuah peristiwa pokoknya terpokus yang kebenarannya diperkokoh dengan kemampuan imajinasi pengarang. Menurut Semi, (dalam Sinta, 2006) mengemukakan cerpen menyajikan kebenaran yang diciptakan, dipadatkan, digayakan, dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi pengarang. Berdasarkan pengertian di atas cerpen dapat diartikan cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif atau tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja serta relatif pendek.
F. Model Taba dalam pembelajaran Model pembelajaran berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Secara singkat model ini
14
merupakan strategi mengajar untuk mengembangkan ketermpilan berpikir siswa. Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut : 1) 2) Kemampuan berpikir dapat diajarkan Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam setting tersebut, siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu (a) menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut, (b) menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan (c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut. 3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan. Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karena itu, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut a. Prosedur Pembelajaran Postulat yang diajikan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurut Hilda Taba berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya. Strategi
15
pertama adalah pembentukan konsep sebagai strategi dasar; kedua interpretasi data, dan ketiga adalah penerapan prinsip b. Aplikasi Model pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif. Karenanaya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Namun demikian, strategi ini sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebuhan dari model ini adalah selain sangat sesuai untuk social study, juga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan berpikir induktif Model Taba atau Model berpikir induktif (Inductive Thinking) adalah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Taba. Menurut Taba keterampilan berpikir harus diajarkan melalui strategi pengajaran yang khusus didesain untuk menjadikan siswa terampil berpikir. Menurut Wirawan (1998), maksud atau tujuan model Taba adalah terutama untuk membentuk berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik dan pembentukkan teori. Berdasarkan kutipan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa model Taba (Inductive Thinking) merupakan keterampilan berpikir untuk menjadikan siswa menjadi terampil berpikir, sehingga perlu diterapkan dengan terencana supaya hasil dari penelitian yang dilaksanakan dapat terarah dan hasil dari penelitian dapat tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
16
Taba yang dikutip oleh Sumantri (1999), dalam pelaksanaanya model ini meliputi tiga tahapan yaitu pembentukan konsep, interprestasi data, dan generalisasi. 1. Pembentukkan konsep Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan : a. Menemukan data (kata, frase, atau kalimat) yang menunjukkan alur, penokohan, setting, dan gaya bahasa. b. Mengelompokan data berdasarkan kesamaan c. Membentuk kategori dari kelompok-kelompok tersebut. 2. Interprestasi data a. Menemukan perbedaan butir-butir dalam termuat dalam satu kelompok, misalnya kelompok penokohan: dibedakan antara tokoh utama dan tokoh pembantu(bawahan). b. Menentukan hubungan sebab akibat dari masing-masing data yang telah dikelompokan. Misalnya hubungan tokoh utama dengan bawahan, hubungan setting yang satu dengan setting yang lain. c. Menarik kesimpulan dari ciri-ciri yang ditumukan . Misalnya, dari ciri-ciri tokoh utama, bagaimana kesimpuan mengenai watak tokoh tersebut? 3. Pengambilan Kesimpulan Pada tahap ketiga siswa dituntut untuk menarik kesimpilan akhir dari konsep-konsep yang telah diperolehnya. Misalnya, perbedaan nasib antara tokoh utama dan tokoh yang lain, perbedaan setting utama dengan
17
G. Penerapan Model Taba dalam Pembelajaran Apresiasi Cerpen Apresiasi cerpen adalah kegiatan menilai atau memahami cerpen. Mulyono, dkk (dalam Nurlenda, 1998) mengatakan apresiasi adalah penilaian atau pemahaman. Apresiasi cerpen yang dimaksud dalam konsep ini adalah kegiatan dalam menilai atau memahami unsur-unsur intrinsik yang termuat dalam cerpen yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, pusat pengisahan, dan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Seperti yang dikemukakan oleh (Nurgiantoro, 1995) unsur intrinsik sebuah cerpen merupakan unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita, kepaduan antar inilah yang membuat cerpen terwujud. Berikut ini akan diuraikan satu-persatu unsur intrinsik cerpen yaitu : 1. Tema Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok pikiran, atau ide yang dominan dalam karya sastra. Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam mewakili pemikiran pusat, pemikiran dasar atau tujuan utama penulis dalam karya sastra. Mencari arti sebuah cerpen pada dasarnya adalah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Jelas bahwa pengarang tidak
18
menekan secara jelas tema karangannya, tetapi menyatu dalam semua unsur cerpen, dan dengan hal itu pengarang akan menghasilkan cerpen yang lebih baik. Menurut Ibrahim, (dalam Deri, 2006) menegaskan bahwa tema suatu cerita merupakan pokok pikiran yang dikembangkan oleh pengarang hingga menjadi sebuah cerita. Tema dapat menimbulkan kesan yang hidup bagi pembaca apabila pembaca dapat menguraikan dengan hidup. Tema adalah ide pokok, ide sentral, atau ide yang dominan dalam karya sastra, Sukada (dalam, Nurlenda, 1998) mengatakan bahwa tema mewakili pemikiran pusat, pemikiran dasar, atau tujuan utama penulis suatu hasil karya sastra. Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas maka tema sebuah karya sastra adalah ide pokok atau persoalan pokok dalam membuat karya sastra(cerpen). Tema yang baik adalah tema yang disajikan secara tidak jelas oleh pengarang, namun pembacalah yang akan menemukan tema itu dengan cara membaca semua cerita. 2. Alur Alur adalah urutan peristiwa sambung sinambung dalam sebuah cerita atau kejadian. Alur atau plot dalam sebuah karya sastra (cerpen) merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapa-tahapan peristiwa, sehingga menjadi sebuah cerita yang dihadirkan para pelaku dalam sebuah cerita. Intisari alur atau plot memang konflik, tetapi suatu konflik dalam cerpen tidak dapat dipaparkan begitu saja, maka dari itu plot dapat
19
dibagikan dalam elemen-elemen berikut : pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak klimaks, dan pemecahan persoalan. Hal ini didukung oleh Nurgiantoro sebagai berikut : Plot sebuah cerita bagaimana pun tentulah mengandung unsur urutan, baik dikembangkan secara eksplisit maupun imlisit. Oleh sebabitu dalam sebuah teks naratif, tentulah ada awal kejadian, kejadian-kejadian berikutnya, dan ada pula akhirnya (Nurgiantoro, 1995) dengan adanya plot di atas pembaca dibawa dalam suatu kedaan yang menegangkan, dan alur atau plot adalah alur yang mampu menggiring pembaca menyelasai cerita sebuah cerpen secara keseluruhan. Alur atau plot dengan jalan cerita memang tak terpisahkan, tetapi harus dibedakan. Struktur plot dalam cerita fiksi strukturnya terbuka, menurut Aminuddin, (dalam Nurlenda, 1998) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. 3. Penokohan Penokohan adalah gambaran watak tokoh-tokoh yang dimunculkan pengarang dalam cerita. Sebuah cerpen menceritakan kehidupan para pelakunya, inilah yang disebut tokoh cerita. Menurut Hutagalung, (dalam Deri, 2006) menyatakan bahwa penokohan merupakan proses perwujudan kualitas individual sebuah peran tertentu dalam karya sastra, peran itu akan terlihat dalam aktivitas para tokoh. Menurut Suryadi Permana tokoh adalah pelaku-pelakuu dari sebuah cerita, sedangkan penokohan adalah
20
penampilan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dikatakan bahwa penokohan merupakan tingkah laku, tindak tanduk, perbuatan pelaku dalam sebuah cerita. Peristiwa dalam sebuah karya sastra selalu diperankan oleh pelakupelaku yang mendukung suatu cerita. Pelaku-pelaku itu disebut tokoh sedangkan watak, perwatakan dan karakteristik menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Karakteristik sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiantoro, 1995) Masalah penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah cerita fiksi sangat menentukan, karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa danyan tokoh yang bergerak pad akhirnya membentuk alur cerita. Tokoh dan perwatakan merupakan struktur pola. Ia memiliki fisik dan mental secara bersama-sama membentuk totalitas pelaku yang bersangkutan. Semi, (dalam Deri 2006) 4. Latar Latar adalah lingkungan atau tempat kejadian suatu peristiwa. Setting atau latar mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiantoro,1995). Untuk mengetahui latar (setting) adalah dengan
21
mengetahui waktu terjadinya peristiwa tersebut, menentukan kebiasaankebiasaan pelaku dan latar belakang alam tempat terjadinya peristiwa tersebut. Latar adalah segala ketenangan, petunjuk, pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasan terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Secara terperinci latar meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandanagan, sampai kepada perincian perlengkapan sebuah ruanagan; pekerjaan atau kesibikan sehari-hari para tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya lingkungan agam, moral, intelektual, sosial,dan emosional para tokoh. Kenney, (dalam Deri, 2006 ) Jadi jelas bahwa setting dapat membentuk tema dan alur tertentu, setting dapat berarti banyak yaitu tempat tertentu, daerah, orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkukngan atau zamannya, cara hidup dan cara berfikir tertentu. 5. Amanat Amanat dalam sebuah cerita atau yang sering disebut dengan pesan, merupakan hal penting yang disampaikan pengarang kepada pembacanya. Amanat sebuah cerpen biasa terdapat secara imlisit dan eksplisit. Imlisit biasanya disampaikan lewat tingkah laku tokoh-tokohnya, secra eksplisit bila di tengah atau di akhir cerita, pengarang menyampaikan pesan-pesan, saran, nasehat, maupun pemikiran yang mengandung nilai pendidikan.
22
6. Gaya bahasa Gaya bahasa adalah majas atau ungkapan-ungkapan yang dikemukakan pengarang dalam membangun keindahan karya sastra yang ditulisnya. Kajian mengenai Apresiasi cerpen seperti yang dikemukakan di atas berhubungan langsung dengan penemuan teori setelah siswa membaca cerpen. Dengan demikian, model Taba dapat diterapkan dalam pembelajaran apresiasi cerpen.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk peningkatan pembelajaran melalui serangkaian tindakan yang diikuti dengan refleksi. Kemudian mencobakan dan mempraktekkan secara sistematis mengenai permasalahan di dalam kelas secara reflektif dan berkolaborasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa (Wardani, 2006).
B. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas yang berjumlah 34 orang, yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan.
C. Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yang melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula (Arikunto, 2006).
23
24
Sebelum melakukan perbaikan, peneliti melakukan observasi terhadap penyelenggaraan pembelajaran, khususnya di kelas-kelas tinggi SD Negeri 01 Tegalrejo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Hasil observasi tersebut menemukan bahwa pembelajaran memahami cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kurang efektif, sehingga menyebabkan kemampuan memahami cerpen siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas tersebut sangat rendah. Dengan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 5, 73 (wawancara dengan guru Bahasa Indonesia). Kemudian dianalisis yang menghasilkan simpulan bahwa penyebabnya yaitu guru kurang mampu menerapkan strategi yang inovatif yang sesuai dengan kebutuhan siswa belajar bermakna. Kemudian peneliti melakukan refleksi bersama guru Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 01 Tegalrejo Kabupaten Musi Rawas dan memutuskan solusi pemecahan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Taba (Inductive Thinking). Strategi ini mempunyai banyak keunggulan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran bermakna Ada pun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (Wardani, 2004) Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan
25
Pada setiap siklus secara rincinya adalah sebagai berikut : 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini disusun rencana yang akan dilakukan dalam penerapan model TABA (Inductive Thinking) dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Adapun rencana yang akan dilakukan antara lain : 1) Mempersiapkan perangkat mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Merumuskan tujuan pembelajaran. 3) Mempersiapkan media pembelajaran yang tepat untuk membantu menjelaskan konsep yang diajarkan. 4) Membuat kisi-kisi soal 5) Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penerapan model pembelajaran TABA dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : 1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang heterogen dengan jumlah setiap kelompok 6 orang 2) Guru mengadakan apersepsi
26
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru memberikan motivasi 5) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari 6) Guru membagi tugas pada setiap kelompok untuk memahami cerpen sesuai dengan tema yang diberikan. 7) Guru mengamati kerja kelompok siswa. 8) Siswa mendiskusikan hasil kerja kelompoknya. 9) Membahas dan menyimpilkan hasil diskusi c. Tahap Observasi Pada pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selama kegiatan pembelajaran observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu rekan mahasiswa dan guru kelas V. Pengamat memberikan tanda () terhadap aspek yang diamati berdasarkan indikatornya. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil penilaian baik yang menyangkut penilaian proses maupun hasil. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana pada siklus II.
27
2. Siklus II Pada perlakuan siklus II ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran siklus I, urutan-urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Perencanaan pada tahap siklus II ini kegiatan pembelajarannya berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, adapun tahapan dalam kegiatan ini meliputi : 1) Mempersiapkan perangkat mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Merumuskan tujuan pembelajaran. 3) Mempersiapkan media pembelajaran yang tepat untuk membantu menjelaskan konsep yang diajarkan. 4) Membuat kisi-kisi soal 5) Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan penerapan model Taba sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang heterogen dengan jumlah setiap kelompok 6 orang 2) Guru mengadakan apersepsi 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru memberikan motivasi
28
5) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari 6) Guru membagi tugas pada setiap kelompok untuk memahami cerpen sesuai dengan tema yang diberikan. 7) Guru mengamati kerja kelompok siswa. 8) Siswa mendiskusikan hasil kerja kelompoknya. 9) Membahas dan menyimpilkan hasil diskusi 10) Mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran untuk dikerjakan secara individu.
c. Tahap Observasi Pada pelaksanaan siklus II dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selama kegiatan pembelajaran observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu dua orang guru. . Pengamat memberikan tanda () terhadap aspek yang diamati berdasarkan indikatornya. d. Tahap Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali tentang tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil observasi. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi peneliti untuk melaksanakan tindakan selanjutnya dan memperbaiki kekurangan pada pembelajaran tersebut.
29
D. Instrumen Penelitian Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu: 1. Lembar observasi Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaraan berlangsung. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. 2. Pedoman alat tes Lembar tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk tes essay, tes dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berakhir, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecapaian (hasil belajar) siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah : 1. Observasi atau pengamatan Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa, dalam observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi atemitem tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006). Alat evaluasi observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa check list (daftar cek). Observasi pada penelitian ini dengan menggunakan
30
lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar untuk menentukan kisaran kategori penilaian aktivitas guru dan siswa. 2. Wawancara Yang dimaksud wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Nazir, 2005). Sebelum dilakukan penelitian tindakan terlebih dahulu dilakukan wawancara terstruktur dengan guru Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 01 Tegalrejo Kabupaten Musirawas untuk memperoleh informasi tentang proses pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada pembelajaran memahami cerpen yang telah dilaksanakan selama ini dan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Di samping itu wawancara juga ditujukan pada siswa guna untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Data ini akan digunakan sebagai refleksi awal. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dokumentasi ini dikumpulkan untuk memperoleh data tentang nilai siswa pada pemahaman cerpen sebelum di adakan penelitian
31
4. Tes Menurut Arikunto (2006) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berupa soal essay. Untuk memperoleh data yang diperlukan dan data yang akurat, maka penulis menggunakan teknis teks. Arikunto, (2006) mengatakan: tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperleh data data atau keteranagan-keteranaganyang diinginkan tentang sseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Selain itu Nur Kencana dan Sumartana (1993) mengemukakan sebagai berikut: Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yag hanya dikerjakan oleh anak sehinngga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai standar yang ditetapkan. Tes yang dilakukan berupa tes essay, tes ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat kemampuan memahami usur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dari seluruh subjek sumber data. Materi yang diteskan sesuai dengan kurikulum dan GBPP SD Bidang Studi Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca cerpen berdasarkan tema. Teknik pengumpulan data ini dapat dilaksanakan dengan cara membuat alat ukur ( tes essay) sebagai berikut :
32
1. Kemampuan memahami perwatakan atau karakter tokoh, dengan skor maksimum 10 2. Kemampuan memahami latar, dengan skor maksimum 10 3. Kemampuan memahami alur, dengan skor maksimum 10 4. Kemampuan memahami tema, dengan skor maksimum 10 5. kemampuan memahami amanat, dengan skor maksimum 10 6. Kemampuan maksimum 10 7. Kemampuan memahami unsur-unsur moral, dengan skor maksimum 10 8. Kemampuan memahami sikap tokoh dan menanggapi persoalan persoalan yang dihadapi tokoh cerita, dengan skor maksimum 15 9. Kemampuan memahami hubungan antar unsur-unsur yang terkandung dalam cerpen, dengan skor maksimum 15 (Nurgiantoro, 1995) Tabel 1 Sebaran Soal Aspek yang dinilai 1. Memahami perwatakan karakter tokoh 2. Memahami latar 3. Memahami alur 4. Memahami tema 5. Memahami amanat 6. Memahami unsur-unsur pendidikan 2 3 4 5 6 No. soal 1 memahami unsur-unsur pendidikan, dengan skor
33
7. Memahami unsur-unsur moral 8. Memahami sikap dan menaggapi persoalan-persoaln yang dihadapi tokoh cerita 9. Memahami hubungan antar unsurunsur cerpen yang terkandung dalam
7 8
(Nurgiantoro, 1995) F. Teknik Pengolahan data 1. Teknik penilaian Untuk memberikan penilaian hasil kemampuan siswa dalam memahami unsur cerpen, terlebih dahulu diberikan skor atau bobot pada masing-masing aspek yang dinilai. Dalam memberikan bobot itu sebaiknya, diberikan pada tingkat dari masing-masing unsur cerpen, dengan demikian unsur yang lebih penting diberi bobot yang lebih tinggi (Nurgiyantoro, 1995). Pembobotan ini tidak bersipat mutlak. Tiap guru dapat membuat atau memilih model yang dianggap paling sesuai baik yang menyangkut pengkategorian aspek-aspeknya maupun besarnya bobot masing-masing aspek itu. Pembobotan tersebut maksimum 100 (Nurgiyantoro, 1995). Adapun bobot penilaian dari masing-masing aspek cerpen dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini :
34
No soal 1
memenuhi unsur ketepatan sesuai dengan pernyataan dan isi bacaan 3-6 Jawaban siswa kurang
siswa
tidak
memenuhi unsur ketepatan atau tidak sesuai dengan isi. 2 Memahami latar atau setting 7-10 Jawaban unsur siswa memenuhi sesuai
ketepatan
hubungannya bacaan
35
0-2
Jawaban
siswa
tiadak
memenuhi unsur ketepatan atau tidak sesuai dengan isi bacaan 3 Memahami alur 7-10 Jawaban unsur siswa memenuhi sesuai
ketepatan
siswa
tidak
memenuhi unsur ketepatan atau tidak sesuai dengan isi bacaan 4 Memahami tema 7-10 Tema siswa yang disampaikan unsur
memenuhi
36
3-6
Tema siswa
yang ada,
penyampaiannya
siswa tidak memenuhi unsur ketepatan atau tidak sesuai dengan isi bacaan 5 Memahami amanat 7-10 Amanat yang disampaikan memenuhi unsur ketepatan, sesuai dengan pertanyaan dan berhubungan bacaan. 3-6 Amanat yang disampaikan kurang ketepatan, berhubungan memenuhi tetapi unsur masih dengan dengan isi
pertanyaan dan isi bacaan. 0-2 Amanat yang disampaiakan tidak memenuhi dan unsur tidak dengan
ketepatan berhubungan
37
7-10
ketepatan,
berhubungan dengan yang terkandung dalam isi bacaan 3-6 Nilai-nilai pendidikan yang disampaikan kurang
dalam isi bacaan 0-2 Nilai-nilai pendidikan yang disampaikan tidak memenuhi unsur ketepatan, dan tidak berhubungan dengan yang terkandung dalam isi bacaan 7 Memahami nilai-nilai moral 7-10 Nilai-nilai disampaikan unsur moral yang
memenuhi dan
ketepatan,
38
3-6
Nilai-nilai disampaikan
moral
yang kurang
dengan yang terkandung dalam isi bacaan 0-2 Nilai-nilai moral yang
disampaikan tidak memenuhi unsur ketepatan, dan tidak berhubungan dengan yang terkandung dalam isi bacaan 8 Memahami sikap dan menanggapi persoalan-persoalan tokoh 10-15 Siswa mampu memahami
dengan jelas dan sempurna dengan isi bacaan. 5-9 Siswa kuarang mampu
39
0-4
Siswa
tidak
mampu
persoalan dengan jelas dan sempurna sesuai dengan isi bacaan 9 Memahami hubungan unsur-unsur terkandung cerpen yang dalam 10-15 Siswa mampu memahami
dengan jelas dan sempurna sesuai dengan isi bacaan. 5-9 Siswa kuarang mampu
dalam cerpen dengan jelas dan sempurna sesuai dengan isi bacaan 0-4 Siswa tidak mampu
dalam cerpen dengan jelas dan sempurna sesuai dengan isi bacaan
40
2. Teknik Analisis Data Data diolah dengan menganalisis semua hasil penelitian yang diperoleh dari tindakan pertama dan kedua yang termuat dalam lembar observasi pada aspek keaktifan siswa dengan menerapkan teknik persentase. Data observasi dianalisis dengan menghitung rata-rata skor pengamatan. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah dengan menghitung. a. Data observasi Data hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa untuk setiap aspek yang diamati. Kategori yang digunakan adalah kurang (K), cukup (C), dan baik (B) (Sudjana, 2006: 27). Data observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif dengan menghitung: a. Rata-rata skor =
Jumlah skor Jumlah observer
b. Skor Tertinggi = Jumlah aspek observasi x skor tertinggi tiap aspek observasi c. Skor Terendah = Jumlah aspek observasi x skor terendah tiap aspek observasi d. Selisih skor = Skor tertinggi skor terendah
Selisih skor Jumlah kriteria penilaian
41
1) Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada lembar observasi guru terdapat 13 aspek observasi yang dinilai dan skala penilaian yaitu antara 1 sampai dengan 3. Dengan menggunakan rumus di atas akan didapat hasil sebagai berikut: a) Skor tertinggi yaitu 39 b) Skor terendah yaitu 13 c) Selisih skor yaitu 26 d) Kisaran nilai untuk tiap kriteria 8,6 Skor ini bisa dikonversikan ke dalam bentuk standar 100 a) Skor tertinggi =
39 x 100 = 100 39
13 x 100 = 33,3 39
b) Skor terendah =
c) Selisih skor =
Hasil skor yang digunakan dengan interval kriteria penilaian. Tabel 3.1a. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru No 1 2 3 Rentang Nilai 13 21,6 21,7 30,3 30,4 39 Interprestasi Penilaian Kurang Cukup Baik
Tabel 3.1b. Konversi Interval Penilaian Aktivitas Guru No 1 2 3 Rentang Nilai 33,3 55,4 55,6 77,7 77,9 100 Interprestasi Penilaian Kurang Cukup Baik
42
2) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada lembar observasi siswa terdapat 10 aspek observasi yang dinilai dan skala penilaian yaitu antara 1 sampai dengan 3. Dengan menggunakan rumus di atas akan didapat hasil sebagai berikut: a) Skor tertinggi yaitu 30 b) Skor terendah yaitu 10 c) Selisih skor yaitu 20 d) Kisaran nilai untuk tiap kriteria 6,6 Skor ini bisa dikonversikan ke dalam bentuk standar 100 a) Skor tertinggi = 30 x 100 = 100 30 10 x 100 = 33,3 30
b) Skor terendah =
c) Selisih skor =
Hasil skor yang digunakan sesuai dengan interval kriteria penilaian. Tabel 3.2a. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa No 1 2 3 Rentang Nilai 10 16,6 16,7 23,3 23,4 30 Interprestasi Penilaian Kurang Cukup Baik
43
Tabel 3.2b. Konversi Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa No 1 2 3 Rentang Nilai 33,3 55,3 55,6 77,6 78 100 Interprestasi Penilaian Kurang Cukup Baik
b. Data Hasil Tes Setelah diketahui skor tiap subjek, kemudian menghitung jumlah persentase skor seluruh subjek dengan menggunakan rumus sebagai berikut: X= X x 100% N
Keterangan : X X N = Nilai rata-rata siswa = Jumlah nilai = Jumlah siswa (Nurgiantoro, 1995) Setelah diperoleh nilai rata-rata persentase kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen, kemudian dikonsultasikan pada kriteria interval persentase skala lima. Maksudnya untuk mengetahui gambaran secara umum kemampuan memahami unsur cerpen siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalrejo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas . Adapun kriteria yang digunakan terlihat pada tabel 3 berikut ini
44
Tabel 3.
Interval tingkat penguasaan dengan mengunakan perhitungan perentase skala lima. Nilai Ubah Skala
Interval Persentase
(Nurgiyantoro, 1995).
dikategorikan rendah yang terlihat dari nilai rata-rata hanya mencapai 5,73. Untuk mengatasi masalah ini, guru dan peneliti perlu dilakukan penjelasan secara terperinci dan pemberian tugas secara berstruktur terhadap materi sastra. Salah satu metode yag dapat diterapakan untuk menjelasakan materi sastra dan apresiasi sastra secara berstruktur adalah dengan menerapakan model Taba. Model Taba dalam pembelajaran bertujuan untuk memperoleh respon siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Dari respon tersebut, guru bersama siswa mengambil kesimpulan secara induktif. Dengan kata lain, melalui model Taba ini, guru lebih banyak memancing aktifitas dalam pembelajaran. Tugas guru lebih bersipat pengarahan atau bimbingan kepada siswa dalam menanggapi sastra yang sedang diapresiasi. Jadi proses pembelajaran lebih didominasi oleh peranan siswa bukan otoritas guru.
45
46
Melalui model Taba ini diharapakan siswa aktif tidak merasa dirinya sebagai objek pengajaran sastra, tetapi mereka akan merasa bahwa dirinya sebagai sumber dari apresiasi sastra. Mereka tidak merasa digurui tetapi pada diri mereka diharapkan tumbuh kepercayaan untuk menemukan sendiri atau mempunyai pendapat sendiri terhadap sastra yang sedang dibacanya.
: 27 : 29 + = 56 2 = 28
Seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. data hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I NO 1 2 Total Skor Rata rata skor Kriteria Pengamat I II Skor 27 29 56 28 cukup Konversi Skor 69,2 74,4 143,6 71,8 cukup
47
Hasil observasi aktivitas guru di atas telah menunjukan kriteria baik, namun pada aspek penilaian yang dilakukan oleh pengamat (observer) ternyata masih terdapat beberapa aspek yang pelaksanaannya belum berjalan dengan baik (dengan kategori cukup) yaitu : 1). Guru memberikan motivasi (guru memberikan motivasi namun tidak sesuai dengan materi). 2). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian yang harus dicapai siswa (guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian yang harus dicapai siswa tidak terinci). 3). Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan pengamatan (guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan pengamatan hanya pada kelompok yang aktif saja). 4). Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi (guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi namun hanya siswa tertentu saja yang aktif). 5). Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan dan merefleksi hasil pembelajaran (guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan dan merefleksi hasil pembelajaran papan tulis namun tidak dijelaskan). Selain itu terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang harus diperbaiki (dengan kategori kurang) antara lain : 1). Guru membimbing siswa menyajikan hasil pengamatan. 2). Guru memberikan evaluasi. dengan ditulis di
48
dengan kriteria cukup jika dikonversikan ke dalam skor 100, maka akan diperoleh skor 76,7 dengan kriteria cukup. Hal ini dapat terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Data Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus I NO 1 2 Total Skor Rata rata skor Kriteria Pengamat I II Skor 23 23 46 23 cukup Konversi Skor 76,6 76,6 153,2 76,6 cukup
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran berada pada kategori cukup. Namun dilihat dari hasil observasi yang dilakukan masih ditemukan beberapa aspek yang pelaksanaannya belum berjalan dengan baik (dengan kriteria cukup) antara lain:
49
Dari tabel di atas, ternyata aktivitas siswa yang dilakukan oleh pengamat (observer) memperoleh nilai rata-rata 23 dengan kategori cukup. Namun dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat
(observer) masih ditemukan beberapa aspek yang pelaksanaannya belum berjalan dengan baik (dengan kategori cukup) antara lain : 1). Siswa menyimak penjelasan guru (hanya 2 kelompok yang selalu menyimak penjelasan guru). 2). Siswa mengerjakan LKS sesuai langkah-langkahnya (hanya 4 kelompok yang megerjakan LKS sesuai langkah-langkahnya). 3). Siswa bekerja sama dalam kelompoknya (hanya 3 kelompok yang bekerja sama). 4). Siswa menyajikan data hasil pengamatan (hanya 2 kelompok yang menyajikan data hasil pengamatan dengan baik). Selain itu terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya (dengan kategori kurang) antara lain : 1). Siswa berpartisipasi dalam diskusi (hanya 1 kelompok yang aktif berdiskusi). 2). Siswa menarik kesimpulan dan merefleksi hasil pembelajaran (hanya 1 kelompok yang mampu merefleksi hasil pembelajaran). 3). Siswa mengerjakan evaluasi 4). Siswa mencatat hasil pengamatan dalam LKS (hanya I kelompok saja yang mencatat).
50
jumlah siswa mengumpulkan LKS adalah 34 orang siswa, tetapi yang memperoleh nilai 7,0 ke bawah sebanyak 26 orang. 3). Nilai Akhir Dari hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh data dari 34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 15 orang siswa dengan jumlah nilai siswa secara keseluruhan 2306, sehingga didapat nilai rata-rata kelas =
x
N
Jumlah nilai siswa 2306 = = 67,82 dan persentase ketuntasan belajar klasikal Jumlah siswa 34
51
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 NS 15 X100% = X100% = X 100% = N Jumlah seluruh siswa 34
44,12%. Tabel 6. Nilai Akhir persentase ketuntasan klasikal Siswa pada Siklus I
Siklus Jumlah siswa Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 15 orang siswa Jumlah nilai siswa Nilai Persentase secara keseluruhan rata-rata ketuntasan klasikal 67,82 44,12%
34 orang
2306
Dilihat dari tabel di atas menunjukan bahwa pembelajaran pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata 7,0 ke atas dengan persentase mencapai 85%. Dari hasil analisis data nilai akhir siswa terlihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum tuntas. Ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model Taba yang belum terlaksana secara optimal, dan masih ada kekurangan selama proses pembelajaran pada siklus I, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa.
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi analisis data observasi guru pada siklus I masih terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam kategori kurang dan cukup, seperti yang telah disebut pada deskripsi observasi guru di atas maka
52
beberapa aspek tersebut dicoba diperbaiki oleh guru pada siklus II dengan cara : 1). Guru menjelaskan pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran, dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi kepada siswa. 2). Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan cara menunjuk salah satu siswa untuk membacakan langkah-langkah pada LKS kemudian menjelaskan langkah-langkah tersebut. 3). Guru memberikan bimbingan kepada seluruh kelompok siswa dalam melakukan diskusi kelompok dengan cara mendatangi seluruh kelompok secara bergiliran.(termasuk prinsip masyarakat belajar). 4). Guru memberikan bimbingan kepada seluruh kelompok siswa dalam menyajikan hasil pengamatan dengan cara menanggapi pertanyaan atau tanggapan yang diajukan siswa. 5). Guru memberikan bimbingan kepada seluruh kelompok siswa dalam menyajikan data hasil diskusi dengan cara menanggapi pertanyaan atau tanggapan yang diajukan oleh siswa. 6). Guru memberikan bimbingan kepada seluruh kelompok siswa dalam menarik kesimpulan dengan cara menunjuk salah satu kelompok untuk menyebutkan kesimpulan kelompok mereka dan bertanya kepada kelompok lain apakah kelompok lain sudah sama
kesimpulannya, bila ada yang tidak sama guru bersama siswa menarik kesimpulan ( termasuk prinsip refleksi).
53
Sedangkan dari hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I aspekaspek observasi siswa masih terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam kategori kurang dan cukup, seperti yang telah disebutkan pada deskripsi observasi siswa maka beberapa aspek yang dicoba diperbaiki oleh guru pada siklus II dengan cara : 1). Guru membimbing siswa dalam pembelajaran yang telah diberikan guru dengan cara memberikan pertanyaan lanjut. 2). Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS sesuai dengan langkah langkahnya dengan menjelaskan urutan kerja LKS. 3). Guru membimbing siswa bekerja sama dalam kelompoknya dengan cara mendatangi semua kelompok secara bergiliran. 4). Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi dengan cara menanggapi jawaban siswa dan meluruskan jawaban jika terdapat
miskonsepsi.
5). Guru membimbing siswa dalam menyajikan data hasil pengamatan dengan cara menunjuk setiap wakil dari kelompok untuk memaparkan data hasil diskusi di depan kelas.
54
Rata-rata skor =
: 36 : 37 + = 73 2 = 36,5
Tabel 7. Data hasil observasi aktivitas guru pada siklus II NO 1 2 Total Skor Rata rata skor Kriteria Pengamat I II Skor 36 37 73 36,5 baik Konversi Skor 92,3 94,9 187,2 93,6 baik
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata rata skor aspek penilaian terhadap aktivitas guru tergolong dalam kriteria baik. Meskipun demikian pada lembar observasi masih terdapat beberapa aspek yang masih tergolong kriteria cukup, antara lain : 1). Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan pengamatan. 2). Guru membimbing siswa dalam menyajikan data hasil pengamatan. 3). Guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi
55
: 28 : 28+ = 56 = 56 2 = 28
Tabel 8. Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II NO 1 2 Total Skor Rata rata skor Kriteria Pengamat I II Skor 28 28 56 28 baik Konversi Skor 93,3 93,3 186,6 93,3 Baik
Dari tabel di atas terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara umum sudah berjalan dengan baik (optimal). Namun demikian dari aspek penilaian pada lembar observasi masih ada aspek yang masih tergolong cukup, yaitu: 1) Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru. 2) Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran.
56
1). Nilai post tes Post tes pada siklus II dilakukan pada akhir pembelajaran. Data siswa yang memperoleh nilai 7,0 ke atas meningkat jumlahnya menjadi 33 orang. 2). Nilai Laporan Nilai laporan berupa LKS yang telah dilengkapi yang harus dicari siswa dari hasil diskusi dalam kelompok. Perhitungan nilai untuk LKS adalah 10 untuk tugas peranan. Dari data yang diperoleh jumlah siswa mengumpulkan LKS adalah 34 orang, tetapi yang memperoleh nilai 7,0 ke atas sebanyak 31 orang Dari hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh data dari 34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 31 orang siswa dengan jumlah nilai siswa secara keseluruhan 2589, sehingga didapat nilai rata-rata kelas =
x
N
Jumlah nilai siswa 2589 = = 76,15 dan persentase ketuntasan belajar klasikal Jumlah siswa 34
NS X100 N
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 X100% Jum; lah seluruh siswa
31 34
X100%=
91,18 %. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9. persentase ketuntasan belajar siswa siklus II
Siklus II Jumlah Jumlah siswa yang siswa mendapat nilai 7,0 34 orang 31 orang siswa Nilai rata-rata 76,15 Persentase ketuntasan belajar klasikal 91,18%
57
Dilihat dari tabel di atas, menunjukan bahwa pembelajaran pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Karena menurut Depdiknas (2006) pembelajaran dikatakan berhasil, apabila persentase ketuntasan belajar mencapai nilai 85 % dan nilai rata-rata kelasnya mendapat nilai 7,0 ke atas
d. Refleksi Siklus II
Pada proses pembelajaran di siklus II telah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada di siklus I dan hasil-hasil perbaikan di siklus I telah dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan perbaikan-perbaikan tersebut proses pembelajaran di siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini terlihat bahwa dari data hasil observasi yaitu pada siklus I dengan kategori cukup dan pada siklus II dengan kategori baik. Namun demikian pada proses pembelajaran yang harus diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya atau menjadi perhatian bagi peneliti, antara lain : 1). Aktivitas Guru (a) Agar semua kelompok siswa mendapat arahan dan bimbingan dari guru dalam melakukan kegiatan, guru mendatangi semua kelompok dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi (b) Agar semua kelompok siswa mendapat bimbingan guru dalam menyampaikan hasil diskusi, sehingga apa yang telah diperoleh dapat disampaikan dalam presentasi kelompok. 2). Aktivitas Siswa
58
(a) Agar semua kelompok dapat menyajikan hasil diskusi mereka dengan baik dan pemaparan mereka dapat dipahami dengan jelas oleh kelompok yang lain, guru memberikan kesempatan pada semua kelompok untuk memaparkan hasil diskusi mereka. (b) Agar semua kelompok dapat berpartisipasi dalam diskusi, guru memberikan kesempatan pada semua anggota kelompok untuk bertanya dan menanggapi dengan cara memberikan pertanyaan lanjut.
Berdasarkan masih rendahnya hasil belajar siswa atau rendahnya persentase ketuntasan belajar klasikal pembelajaran Bahasa Indonesia, yang dicapai oleh siswa kelas IV SD Negeri 01 Musirawas. Maka peneliti bersama guru kelas menerapkan model Taba dan menggunakan metode yang bervariasi yakni pengamatan dan diskusi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model Taba dengan subjek penelitian guru dan siswa kelas IV SDN 01 Musirawas dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh dari hasil analisis nilai akhir siswa pada siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 15 orang siswa dengan jumlah nilai siswa
59
x
N
Jumlah nilai siswa 2306 = = 67,82 dan persentase ketuntasan belajar klasikal Jumlah siswa 34
=
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 15 NS X 100% X100% = X100% = N Jumlah seluruh siswa 34
= 44,12%. Dan pada siklus II dari hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh data dari 34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 31 orang siswa dengan jumlah nilai siswa secara keseluruhan 2589, sehingga didapat nilai rata-rata kelas =
x
N
persentase
ketuntasan
NS X100 N
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 31 X100% = X100%= 91,18 %. Jum; lah seluruh siswa 34
Tabel 10. Persentase ketuntasan belajar siswa dan kategori pada aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II sebagai berikut: NO 1 2 Siklus I II Persentase ketuntasan klasikal 44,12% 91,18% Kategori Aktivitas Guru Siswa cukup cukup baik baik
Dari hasil analisa data observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II yang dilakukan dengan menerapkan model Taba (Inductive thinking) dalam proses pembelajaran apresiasi cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ternyata dapat menjadi lebih baik, artinya terjadi
60
peningkatan rata rata skor pengamatan pada siklus II, seperti yang terlihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 11. Rata rata skor observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II Uraian Rata rata Skor Kriteria Siklus I Guru 28 cukup Siklus II Guru 36,5 baik Keterangan Meningkat 8,5 Siklus I Siswa 23 cukup Siklus II Siswa 28 baik Keteranga n Meningkat 5
Dengan adanya peningkatan rata-rata skor pada aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran apresiasi cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Taba (Inductive thinking) maka pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Baik dari segi aktivitas guru maupun dari segi aktivitas siswa di dalam pembelajaran. Meningkatnya aktivitas siswa dan guru menyebabkan pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Ini dikarenakan adanya perbaikanperbaikan berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I, sehingga aspek-aspek kelemahan tadi diperbaiki pada siklus II sehingga kekurangankekurangan yang ada pada siklus I dapat tertutupi pada siklus II. Dengan demikian secara umum proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik yang diperoleh dari hasil analisis nilai akhir siswa pada siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 15 orang siswa dengan jumlah nilai siswa secara keseluruhan 2306, sehingga didapat nilai rata-rata kelas =
x
N
61
67,82
dan
persentase
ketuntasan
belajar
klasikal
NS X100% N
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 15 X100% = X 100% = 44,12%. Jumlah seluruh siswa 34 Dan pada siklus II dari hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh data dari
34 orang siswa, nilai siswa yang mencapai 70 adalah berjumlah 31 orang siswa dengan jumlah nilai siswa secara keseluruhan 2589, sehingga didapat nilai rata-rata kelas =
x
N
Jumlah nilai siswa 2589 = = 76,15 dan Jumlah siswa 34 belajar klasikal = NS X100 N
persentase
ketuntasan
Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 31 X100% = X100%= 91,18 %. 34 Jum; lah seluruh siswa Tabel 12. Persentase ketuntasan kemampuan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II
No 1 2
Data di atas menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan memahami cerpen siswa secara klasikal antara siklus I dan siklus II. Peningkatan yang didapatkan sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar klasikal, karena menurut Depdiknas (2006: 25) dan sekolah tersebut bahwa ketuntasan belajar klasikal telah tercapai apabila dalam kelas tersebut sudah mencapai 85% dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 7,0.
62
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa proses belajar pembelajaran dengan menggunakan model Taba dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Taba dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai pengaruh yang positif yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan oleh salah satunya adalah penerapan komponen utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu masyarakat belajar (Learning Community). Di mana guru membentuk kelompok siswa yang bersifat heterogen. Melalui kelompok heterogen, sesama anggota kelompok melakukan diskusi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain (Sharing) yang memberikan kontribusi dalam melakukan bimbingan terhadap temannya yang kurang mengerti. Siswa yang mempunyai kemampuan rendah atau sedang akan lebih cepat mengajukan pertanyaan kepada temannya sendiri yang memiliki kemampuan lebih dan mengerti. Dengan demikian, proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan antara lain: Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model Taba dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan siswa selama proses pembelajaran yang ditandai dari hasil analisis data observasi guru yaitu dengan skor 28 pada siklus I dan meningkat menjadi 36,5 pada siklus II, serta hasil analisis data observasi siswa pada proses pembelajaran di siklus I yaitu mendapat skor 23 dan pada siklus II meningkat menjadi 28 dengan kategori baik. Penerapan model Taba pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalrejo Musi Rawas yang ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 44,12% mengalami peningkatan pada proses pembelajaraan pada siklus II yaitu sebesar 91,18%.
B. Saran
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan akan tercapai maka disarankan: 1. Bagi guru Bahasa Indonesia, diharapkan dapat menerapkan model Taba dalam pembelajaran sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas 63
64
dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tetapi penggunaan model Taba ini harus disesuaikan dengan waktu dan materi pelajarannyan dan hendaknya diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan guna perbaikan proses pembelajaran yang akan datang. 2. Bagi siswa, diharapkan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajara dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 1996. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) di kelas V SD. Jakarta. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta Haryanto, Deri. 2006. Kemampuan Memahami Cerpen Aku Merindui Pagi Yang Lain Karya Yeti. A. K. A. Siswa Kelas XI SMAN 1. Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu. http//wismasastra.wordpress.com,2009/05/25,apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertianbahasa-menurut-para-ahli.htm. Hoerip, Satiyagraha dkk. 1997. Cerita Pendek Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa Indonesia. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor Selatan : Penerbit Ghalia Indonesia. Nurgiantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nurkancana, Wayan dan P. P. N. Sumartana. 1993. Evaluasi Pendidikan. Surabaaya : Usaha Nasional. Nurlenda. 1998. Kemampuan Memahami Unsur Cerpen Laut Karya Ngurah Parsuah Siswa Kelas III SLTP N 9 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 1997/1998. Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu. Septika, Sinta. 2006. Peningkatan Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas III SLTP Negeri 7 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2005/2006, Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sumantri, Mulyani dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Debdikbud. Suminto. A. Sayuti. 1997. Apresiasi Prosa Fiksi. Depdikbud : Sebelas Maret. 65
66
Utari Subyakto, Sri. Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Wirawan. 1998. Peningkatan Kemampuan Memahami Cerpen Siswa Kelas IV SD N 24 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 1997/1998, Skripsi. Bengkulu : Universitas Bengkulu
67
Lampiran 1
N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
DAFTAR NILAI HASIL APRESIASI CERPEN SISWA KELAS V Nama L/P Nilai Keterangan
Afrizon Alan Hafiz Aji Riski Alazhar Firdaus Angga Sucipto Aurilia Cahyani Bayu Basusuasta Bagus Riski Darmawan Daru Wicaksono Diobah Rahmat Depan Nanda Destria Ariani Aishia Hairil Anuar Ilham Pandu Pontan Indah Wahyuliani Indra Wijaya Kevin Amiraldo A Lutfi Rahmadi Malaika Martalia Nita Fitriani Nurhasanah Pahmi Agusyairi Pazza Ikawandi Pindo Putra Pratama Puspa Sekar Arum Rahmat Ramadhan Ratna Fitriani Rena Permata Sari Rike Sagita Riski Ade Putra Septi Novita Sari Shella Febriana Sri Rahayu Wahyuni Soni Adrian Syahputra
L L L L L P L L L L L P L L P L L L P P P L L L P L P P P L P P P L 7 4 195 5,73
7 6 7 7 5 4 4 6 7 5 5 5 7 7 6 6 6 7 6 6 4 5 6 4 6 5 5 7 5 7 5 6 5 6
Tuntas
Belum Tuntas
68
Lampiran 2
Kelompok 1
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lutfi Rahmadi Bagus Riski Darmawan Agustian Renal Saputra Pindo Putra Pratama Malaika Martalia wahyu widodo
Kelompok 2
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hairil Anuar Indra Wijaya Soni Adrian Syahputra Ilham Pandu Pontan Fitra Pratama Sevi Jurliansyah
Kelompok 3
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aurilia Cahyani Nita Fitriani Destria Ariani Aishia Bayu Basusuasta Alazhar Firdaus Dian
Kelompok 4
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Daru Wicaksono Indah Wahyuliani Rena Permata Sari Rike Sagita Puspa Sekar Arum Rian Nugroho
69
Kelompok 5
1. 2. 3. 4. 5.
Kelompok 6
1. 2. 3. 4. 5.
Diobah Rahmat Aji Riski Depan Nanda Pahmi Agusyairi Sri Rahayu Wahyuni
66
Lampiran 3 SILABUS SIKLUS I Silabus Siklus I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester
: SD Negeri 01 Tegalrejo Musirawas : Bahasa Indonesia : V/ 1 Kompetensi Dasar 1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya Materi Pokok Teks Cerita Rakyat Indikator Mendaftar nama-nama tokoh dan menuliskan secara singkat watak tokoh cerita rakyat. Menuliskan latar cerita rakyat. Pengalaman Kerja Penilaian Alokasi Waktu
3 jam pelajaran
NO
2
Standar Kompetensi Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
Alat / Bahan
Buku Bahasa Indonesia Cerita Pendek
Penugasan Tanya jawab tentang pengertian Tes tertulis Apresiasi Cerpen Penjelasan guru mengenai cara mengapresiasikan cerpen Mengapresiasi cerpen dengan model Taba
67
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Mata Pelajaran Kelas / Semester Tema Sub Tema Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan Hari / Tanggal : Bahasa Indonesia :V/1 : Aneka Cara Berdagang : Memahami Cerpen : 2 X 35 Menit : 1 X Pertemuan : Selasa 8 September 2009
A. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan
B.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) tentang cerita rakyat yang didengarnya.
C. Indikator
Mengidentifikasi nama-nama tokoh Menuliskan secara singkat watak tokoh cerita rakyat Menuliskan amanat terhadap isi cerita rakyat
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita rakyat Melalui bimbingan dari guru, siswa dapat menjelaskan latar cerita rakyat
68
Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menuliskan amanat terhadap isi cerita rakyat
E.
69
Kalau begitu, katakan kepadanya nanti malam aku akan menggantungkan karena kelalaiannya perintah Raja. Juru kandang yang mendengar kabar itu segera meminta saran kepada Penasihat agar ia terhindar dari hukuman. Baiklah, aku akan menolong mu, tetapi serahkan 100 tail emas sebagai bayarannya. Juru kandang kerajaan menyetujui permintaannya. Malamnya ketika hukuman gantung akan segera dilaksanakan, si penasihat berkata kepada Raja, Baginda, tolong jangan gantung dia di malam bulan purnama ini karena ia nanti akan masuk surga. Hah, surga? aku sudah lama ingin ke sana, aku harus ditemani. Jadi, gantung lebih dulu si Penasihat karena dialah yang tahu surga Alangkah terkejutnya semua orang, terlebih lagi si penasihat. Akhirnya, matilah Penasihat yang licik itu.
F.
70
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pra Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti materi pelajaran. 2. Guru mengecek kehadiran siswa. 3. Guru memberikan apersepsi, guru bertanya Anak-anak siapa yang sering membaca cerpen. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
1. Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang siswa dan pembagian kelompok dilaksanakan dengan memberikan undian kepada siswa. 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cerita rakyat 3. Siswa mendaftar nama-nama tokoh dan menuliskan secara singkat watak tokoh dan cerita rakyat dengan benar 4. Siswa menuliskan latar cerita rakyat dalam kerja kelompoknya 5. Setiap kelompok mendiskusikan kerja kelompoknya masing-masing 6. Setiap kelompok memilih satu wakil kelompoknya untuk
71
1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. 2. Siswa diberikan evaluasi. 3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas/PR.
I.
Penilaian
1. Penilaian proses Pengamatan terhadap siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
72
2. Penilaian hasil Jenis tes Bentuk tes Prosedur tes : Tertulis : Essay : Tes Akhir
73
Lampiran 5
Soal Evaluasi
Kerajakan soal-soal di bawah ini : 1. Jelaskan watak-watak dari tokoh cerita pendek tersebut? 2. Di mana saja Latar cerita Surga Buat Si Licik? Tuliskanlah 3. Mengapa Raja akan menghukum Juru Kandang kerajaan? 4. Apakah fungsi si Penasihat kerajaan? 5. Bagaimana amanat yang di sampaikan oleh cerita pendek tersebut?
Kunci Jawaban
1. a. Watak Raja b. Watak Penasihat c. Watak Juru kandang 2. 3. 4. 5. Di kerajaan Karena Juru Kandang mengganti gajah kesayangan Raja dengan babi hutan Memberikan nasehat-nasehat kepada Raja Sebaiknya kita sebagai orang yang diberikan kepercayaan tidak boleh sombong dan angkuh atas apa yang sudah orang percyakan kepada kita : Sombong, otoriter, bodoh : Pandai, angkuh, tamak : Licik, tamak
74
Lampiran 6
Kelompok :.................... Nama anggota kelompok : 1..................... 2..................... 3..................... 4..................... 5..................... 6.....................
Langkah-langkah Diskusi!
1) Siswa duduk secara berkelompok. 2) Setiap siswa dalam kelompok harus menentukan siapa ketua kelompok nya masing-masing 3) Setiap kelompok mendapatkan lembaran cerepen yang dibagikan oleh guru 4) Setiap kelompok membaca dalam hati cerpen tersebut agar mudah dipahami 5) Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing 6) Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil kerja kelompoknya
75
Lampiran 7a
No 1
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan Cerpen 2. Guru menyediakan sesuai fungsinya 3. Guru menjelaskan kelompoknya 4. Guru mengarahkan berdiskusi 5. Guru membimbing diskusinya 6. Guru memberikan siswa
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
materi mengenai isi bacaan media dan alat pembelajaran langkah-langkah dalam tugas dan membimbing siswa dalam siswa dalam menyajikan hasil kesempatan bertanya kepada
Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran 2. Guru memberikan evaluasi 3. Guru memberi tindak lanjut
76
Lampiran 7b
No 1
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan Cerpen 2. Guru menyediakan sesuai fungsinya 3. Guru menjelaskan kelompoknya 4. Guru mengarahkan berdiskusi 5. Guru membimbing diskusinya 6. Guru memberikan siswa materi mengenai isi bacaan media dan alat pembelajaran langkah-langkah dalam tugas dan membimbing siswa dalam siswa dalam menyajikan hasil kesempatan bertanya kepada
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran 2. Guru memberikan evaluasi 3. Guru memberi tindak lanjut Observer 2 Guru SD N 01
77
Lampiran 8
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi B = Jika guru memberikan apersepsi dan motivasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan C = Jika guru memberikan apersepsi dan motivasi tetapi tidak sesuai dengan dengan materi yang akan diajarkan K = Jika guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi. 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa B = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai dijelaskan pada siswa dan ditulis di papan tulis C = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai tidak dijelaskan tetapi ditulis di papan tulis K = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai tidak dijelaskan dan tidak ditulis di papan tulis
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok siswa B = Jika guru membagi kelompok siswa secara heterogen C = Jika guru membentuk kelompok siswa berdasarkan absen K = Jika guru tidak membentuk kelompok siswa 2. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa
78
B = Jika guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa dengan jelas dan sistematis C = Jika guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa tidak sistematis K = Jika guru tidak menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa 3. Guru menyediakan alat dan bahan untuk melakukan diskusi B = Jika guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan digunakan dalam berdiskusi C = Jika guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan tetapi tidak bisa digunakan dalam berdiskusi K = Jika guru tidak menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk berdiskusi 4. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi B = Jika guru menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi dengan terperinci C = Jika guru menjelaskan langkah-langkah diskusi tidak dengan terperinci K = Jika guru tidak menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi 5. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan diskusi B = Jika guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi secara merata C = Jika guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi hanya yang aktif saja dan bisa
79
K = Jika guru tidak mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi 6. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya B = Jika guru membimbing 6 diskusinya. C = Jika guru membimbing 2 kelompok dalam menyampaikan hasil diskusinya. K = Jika guru tidak membimbing kelompok dalam menyampaikan hasil diskusinya. 7. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada kelompok B = Jika guru memberi kesempatan bertanya kepada 3-5 kelompok C = Jika guru memberi kesempatan bertanya hanya kepada 2 kelompok saja K = Jika guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada kelompok
Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran B = Jika guru membimbing siswa menarik kesimpulan dengan dituliskan di papan tulis dan dijelaskan C = Jika guru membimbing siswa menarik kesimpulan dengan dituliskan di papan tulis dan dijelaskan K = Jika guru menarik kesimpulan sendiri tanpa dibimbing guru 2. Guru memberikan evaluasi B = Jika guru memberikan evaluasi sesuai dengan materi ajar C = Jika guru memberikan evaluasi tidak sesuai dengan materi ajar
80
K = Jika guru tidak memberikan evaluasi 3. Guru memberikan tindak lanjut B = Jika guru memberi tindak lanjut dengan mengaplikasikannya sesuai dengan materi C = Jika guru memberi tindak lanjut dengan soal-soal K = Jika guru tidak memberi tindak lanjut
81
Lampiran 9a
No 1 2
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai fungsinya. 3. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya. 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 5. Siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan baik 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya secara berkelompok 7. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran Kegiatan penutup 1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
82
Lampiran 9b
No 1 2
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai fungsinya. 3. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya. 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 5. Siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan baik 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya secara berkelompok 7. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran Kegiatan penutup 3. Siswa menyimpulkan materi pelajaran. 4. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
83
Lampiran 10a
Kegiatan Awal
1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru B = Jika lebih dari 20 siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru C = Jika 10-20 siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru K = Jika kurang dari 10 siswa menanggapi apersepsi dn motivasi yang diberikan oleh guru
Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru B = Jika lebih dari 20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru C = Jika 10-20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru K = Jika kurang dari 20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya B = Jika lebih dari 20 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya C = Jika 10-20 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya
84
K = Jika kurang dari 10 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya 3. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya B = Jika 3-6/7 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya C= Jika hanya 2 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya K = Jika < 2 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru B = Jika 3-4/6 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru C = Jika hanya 2 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru K = Jika < 2 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 5. Siswa mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran B = Jika lebih dari 20 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran C = Jika 10-20 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran K = Jika kurang dari 10 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya B = Jika 3-6/7 kelompok mampu menyajikan hasil diskusinya C = Jika hanya 2 kelompok yang mampu menyajikan hasiil diskusinya K = Jika < 2 kelompok yang mampu menyajikan hasil diskusinya 7. Siswa berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran
85
B = Jika lebih dari 20 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran C = Jika 10-20 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran K = Jika kurang 10 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran
Kegiatan Penutup
1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran B = Jika 3-5/6 kelompok yang dapat menarik kesimpulan materi pelajaran C = Jika hanya 2 kelompok yang dapat menarik kesimpulan dari hasil demonstrrasi K = Jika < 2 kelompok yang dapat menarik kesimpulan dari hasil demonstrasi 2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru B = Jika 100% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru C = Jika 75% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru K = Jika 50% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
85
L/P L L L L L P L L L L L P L L P L L L
Ketepatan Jawaban 12 12 12 13 17 17 13 23 12 15 19 12 17 17 15 20 18 23
Abraham Isnan Agustian Renal Saputra Aji Riski Alazhar Firdaus Angga Sucipto Aurilia Cahyani Bayu Basusuasta Bagus Riski Darmawan Daru Wicaksono Diobah Rahmat Depan Nanda Destria Ariani Aishia Hairil Anuar Ilham Pandu Pontan Indah Wahyuliani Indra Wijaya Kevin Amiraldo A Lutfi Rahmadi
23 21 15 20 28 26 28 28 15 23 28 22 26 21 23 28 22 28
61 60 54 60 72 70 70 83 54 65 74 60 70 70 68 75 70 80
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
86
Malaika Martalia Nita Fitriani Nurhasanah Pahmi Agusyairi Pazza Ikawandi Pindo Putra Pratama Puspa Sekar Arum Rahmat Ramadhan Ratna Fitriani Rena Permata Sari Rike Sagita Riski Ade Putra Septi Novita Sari Shella Febriana Sri Rahayu Wahyuni Soni Adrian Syahputra
P P P L L L P L P P P L P P P L
22 25 26 21 25 28 21 19 21 25 22 21 22 25 23 22
Nilai rata-rata
20 22 23 23 22 20 17 12 15 24 15 21 15 15 21 17
15 15 12 15 15 9 13 10 13 13 14 15 10 12 15 10
10 10 10 10 10 9 10 10 10 10 10 10 9 10 10 9
5 5 7 4 6 7 7 5 5 7 7 7 7 6 7 5
82 77 78 73 78 73 68 56 64 79 68 74 63 68 76 63
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 69,29
87
x
N Keterangan :X = Nilai rata-rata siswa
x = Jumlah nilai
N Jadi, nilai rata-rata siswa = = Jumlah siswa
x
N 34
= 2306 = 67,82 2. Analisis ketuntasan belajar klasikal yang dalam hal ini adalah kemampuan Apresiasi Cerpen dengan menggunakan rumus: KB =
NS x 100% N
Keterangan : KB = Persentase ketuntasan belajar NS = Jumlah siswa yang mencapai nilai 7,0 N = Jumlah seluruh siswa Jadi , Ketuntasan Belajar / kemampuan Apresiasi Cerpen secara Klasikal =
NS x 100 % N
15 x 100 % 34
= 44,12%
88
A. Rata-rata skor =
1. Observasi guru a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor 2. Observasi siswa a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor : 23 : 23+ = 46 = 46 2 = 23 : 27 : 29 + = 56 2 = 28
c. Skor tertinggi = Jumlah aspek yang diamati x skor tertinggi tiap aspek 1) Skor tertinggi guru = 13 x 3 = 39 2) Skor tertinggi siswa = 10 x 3 = 30 b. Skor terendah = jumlah aspek yang diamati x skor terendah tiap aspek 1) Skor terendah guru = 13 x 1= 13 2) Skor terendah siswa = 10 x 1 = 10 c. Selisih skor = skor tertinggi skor terendah 1) Selisih skor untuk observasi guru = 39 13 = 26 2) Selisih skor untuk observasi siswa =30 10 = 20 d. Kisaran nilai untuk tiap kriteria =
89
1) Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas guru: a) Jumlah kriteria penilaian = 3 b) Selisih skor c) Kisaran tiap kategori = 26 = 26 3 = 8,6
Jadi skor observasi guru 28 termasuk kategori cukup 2) Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas siswa: a) kriteria penilaian b) Selisih skor c) Kisaran tiap kategori =3 = 20 = 20 3 = 6,6 Kategori penilaian: 10 16,6 = Kurang
16,7 23,3 = Cukup 23,4 30 = Baik Jadi, skor observasi siswa 23 termasuk kategori cukup
90
: SD Negeri 01 Tegalrejo Musirawas : Bahasa Indonesia : V/ 1 Kompetensi Dasar Materi Pokok Teks Cerita Rakyat Indikator Pengalaman Kerja Penilaian Alokasi Waktu
3 jam pelajaran
N O
2
Standar Kompetensi Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
Alat / Bahan
Buku Bahasa Indonesia Cerita Pendek
Mendaftar namanama tokoh dan menuliskan secara singkat watak tokoh cerita rakyat. Menuliska n latar cerpen.
Tanya jawab tentang pengertian Apresiasi Cerpen Penjelasan guru mengenai cara mengapresiasikan cerpen Mengapresiasi cerpen dengan model Taba
91
Lampiran 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS II) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan Hari / Tanggal : Bahasa Indonesia :V/1 : 3 X 35 Menit : 1 X Pertemuan : Selasa 29 September 2009
A.
Standar Kompetensi
Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan
B.
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) tentang cerita rakyat yang didengarnya.
C. Indikator
Mengidentifikasi nama-nama tokoh Menuliskan secara singkat watak tokoh cerita rakyat Menuliskan amanat terhadap isi cerita rakyat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita rakyat 2. Melalui bimbingan dari guru, siswa dapat menjelaskan latar cerita rakyat 3. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menuliskan amanat terhadap isi cerita rakyat
92
B.
93
Tapi, aku kan bukan pelayan, kak,bantah rani., kemudian Rani mengangguk dan ada pembeli lagi yang datang ternyata anak kecil itu datang lagi. Dik Alin, tunggu, jangan pergi..Mbak tidak akan galak lagi, cegah Rani, Alin berbalik mendekati Rani. Dik Alin mau beli? Kata Rani lembut. Kata mama bukunya satu lagi,jawabnya polos., kemudian Rani memberikan buku yang diminta oleh Alin Kamu bisakan bersikap seperti itu ujar Kak Vera Ya Kak, Rani tidak akan kasar lagi.Kak Vera tersenyum senang
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pra Kegiatan Pembelajaran
1. 2.
1.
94
2. 3. 4.
Guru mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
1.
Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang siswa dan pembagian kelompok dilaksanakan dengan memberikan undian kepada siswa.
2. 3.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai cerita rakyat Siswa mendaftar nama-nama tokoh dan menuliskan secara singkat watak tokoh dan cerita rakyat dengan benar
4. 5. 6.
Siswa menuliskan latar cerita rakyat dalam kerja kelompoknya Setiap kelompok mendiskusikan kerja kelompoknya masing-masing Setiap kelompok memilih satu wakil kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusinya didepan kelas. 7. 8. Kelompok lain menanggapi Siswa mendapatkan pemantapan materi dari guru.
1. 2. 3.
Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa diberikan evaluasi Guru memberikan tindak lanjut.
95
1. Kurikulum KTSP kelas V Sekolah Dasar. 2. Buku pelajaran Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V Penerbit Erlangga. Alat dan bahan a. Cerpen. b. Lembar kerja siswa
F.
Penilaian
1. Penilaian proses Pengamatan terhadap siswa saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Penilaian hasil Jenis tes Bentuk tes Prosedur tes : Tertulis : Essay : Tes Akhir
96
Lampiran 15
1. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerpen yang berjudul Rani? 2. Bagaimanakah watak atau sifat tokoh-tokoh dalam cerpen yang berjudul Rani? 3. Sebutkan dua tokoh pembantu dalam cerpen yang berjudul Rani? 4. Nilai moral apa saja yang terdapat dalam cerpen yang berjudul Rani? 5. Apakah amanat yand ingin disampaikan oleh cerpen tersebut?
KUNCI JAWABAN
1. Rani, Kak Vera, Alin 2. Watak Rani : Pemarah, tidak sabar. Watak Kak Vera : Sabar, baik. Watak Alin : Penurut, sopan. 3. Kak Vera dan Alin 4. Kita sebagai Manusia harus saling menghormati tanpa membedakan yang besar dan yang kecil 5. Tanamkan pada diri kita untuk lebih sabar
97
Lampiran 16
Kelompok :.................... Nama anggota kelompok : 1......................... 2......................... 3......................... 4......................... 5......................... 6.........................
Langkah-langkah Diskusi!
3) Siswa duduk secara berkelompok. 4) Setiap siswa dalam kelompok harus menentukan siapa ketua kelompok nya masing-masing 5) Setiap kelompok mendapatkan lembaran cerepen yang dibagikan oleh guru 6) Setiap kelompok membaca dalam hati cerpen tersebut agar mudah dipahami 7) Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing 8) Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil kerja kelompoknya
98
Lampiran 17
No 1
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi mengenai isi bacaan Cerpen 2. Guru menyediakan media dan alat pembelajaran 3. Guru menjelaskan kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan siswa 4. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam berdiskusi 5. Guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusinya 6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa siswa
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran 2. Guru memberikan evaluasi 3. Guru memberi tindak lanjut Jumlah skor 36 Observer I Guru SDN 69
99
Lampiran 18
No 1
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi mengenai isi bacaan Cerpen 2. Guru menyediakan media dan alat pembelajaran 3. Guru menjelaskan kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan siswa 4. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam berdiskusi 5. Guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusinya 6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa siswa
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran 2. Guru memberikan evaluasi 3. Guru memberi tindak lanjut Jumlah skor 37
Observer 2 Guru SD N 01
100
Lampiran 19
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi B = Jika guru memberikan apersepsi dan motivasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan C = Jika guru memberikan apersepsi dan motivasi tetapi tidak sesuai dengan dengan materi yang akan diajarkan K = Jika guru tidak memberikan apersepsi dan motivasi. 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa B = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai dijelaskan pada siswa dan ditulis di papan tulis C = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai tidak dijelaskan tetapi ditulis di papan tulis K = Jika tujuan dari pembelajaran yang harus dicapai tidak dijelaskan dan tidak ditulis di papan tulis
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok siswa B = Jika guru membagi kelompok siswa secara heterogen C = Jika guru membentuk kelompok siswa berdasarkan absen K = Jika guru tidak membentuk kelompok siswa 2. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa
101
B = Jika guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa dengan jelas dan sistematis C = Jika guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa tidak sistematis K = Jika guru tidak menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan siswa 3. Guru menyediakan alat dan bahan untuk melakukan diskusi B = Jika guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan digunakan dalam berdiskusi C = Jika guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan tetapi tidak bisa digunakan dalam berdiskusi K = Jika guru tidak menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk berdiskusi 4. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi B = Jika guru menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi dengan terperinci C = Jika guru menjelaskan langkah-langkah diskusi tidak dengan terperinci K = Jika guru tidak menjelaskan langkah-langkah dalam diskusi 5. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan diskusi B = Jika guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi secara merata C = Jika guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi hanya yang aktif saja dan bisa
102
K = Jika guru tidak mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi 6. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya B = Jika guru membimbing 6 diskusinya. C = Jika guru membimbing 2 kelompok dalam menyampaikan hasil diskusinya. K = Jika guru tidak membimbing kelompok dalam menyampaikan hasil diskusinya. 7. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada kelompok B = Jika guru memberi kesempatan bertanya kepada 3-5 kelompok C = Jika guru memberi kesempatan bertanya hanya kepada 2 kelompok saja K = Jika guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada kelompok
Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran B = Jika guru membimbing siswa menarik kesimpulan dengan dituliskan di papan tulis dan dijelaskan C = Jika guru membimbing siswa menarik kesimpulan dengan dituliskan di papan tulis dan dijelaskan K = Jika guru menarik kesimpulan sendiri tanpa dibimbing guru 2. Guru memberikan evaluasi B = Jika guru memberikan evaluasi sesuai dengan materi ajar C = Jika guru memberikan evaluasi tidak sesuai dengan materi ajar
103
K = Jika guru tidak memberikan evaluasi 3. Guru memberikan tindak lanjut B = Jika guru memberi tindak lanjut dengan mengaplikasikannya sesuai dengan materi C = Jika guru memberi tindak lanjut dengan soal-soal K = Jika guru tidak memberi tindak lanjut
104
Lampiran 20
No 1 2
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai fungsinya. 3. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya. 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 5. Siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan baik 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya secara berkelompok 7. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran Kegiatan penutup 1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran 2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru Jumlah skor
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
28
Rusiah, S.Pd
NIP 197109152005022002
105
Lampiran 21
No 1 2
Aspek yang dinilai Kegiatan awal 1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai fungsinya. 3. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya. 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 5. Siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan baik 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya secara berkelompok 7. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran Kegiatan penutup 1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran 2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru Jumlah skor
Kriteria penilaian K C B 1 2 3
28
Observer 2 Guru SD N 01
106
Lampiran 22a
1. Siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru B = Jika lebih dari 20 siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru C = Jika 10-20 siswa menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru K = Jika kurang dari 10 siswa menanggapi apersepsi dn motivasi yang diberikan oleh guru
Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru B = Jika lebih dari 20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru C = Jika 10-20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru K = Jika kurang dari 20 siswa memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari guru 2. Siswa menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya B = Jika lebih dari 20 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya C = Jika 10-20 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya
107
K = Jika kurang dari 10 siswa yang menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan fungsinya 3. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya B = Jika 3-6/7 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya C= Jika hanya 2 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya K = Jika < 2 kelompok yang bekerja sama dalam kelompoknya 4. Siswa berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru B = Jika 3-4/6 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru C = Jika hanya 2 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru K = Jika < 2 kelompok yang berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru 6. Siswa mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran B = Jika lebih dari 20 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran C = Jika 10-20 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran K = Jika kurang dari 10 siswa yang mengikuti kegiatan diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran 6. Siswa menyajikan hasil diskusinya B = Jika 3-6/7 kelompok mampu menyajikan hasil diskusinya C = Jika hanya 2 kelompok yang mampu menyajikan hasiil diskusinya K = Jika < 2 kelompok yang mampu menyajikan hasil diskusinya 7. Siswa berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran
108
B = Jika lebih dari 20 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran C = Jika 10-20 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran K = Jika kurang 10 siswa yang berpartisifasi aktif dalam kegiatan kelompok yang dilakukan saat proses pembelajaran
Kegiatan Penutup
1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran B = Jika 3-5/6 kelompok yang dapat menarik kesimpulan materi pelajaran C = Jika hanya 2 kelompok yang dapat menarik kesimpulan dari hasil demonstrrasi K = Jika < 2 kelompok yang dapat menarik kesimpulan dari hasil demonstrasi 2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru B = Jika 100% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru C = Jika 75% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru K = Jika 50% siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
109
L/P L L L L L P L L L L L P L L P L L
Ketepatan jawaban 17 25 21 23 23 15 22 18 25 15 21 12 20 23 18 18 23
Abraham Isnan Agustian Renal Saputra Aji Riski Alazhar Firdaus Angga Sucipto Aurilia Cahyani Bayu Basusuasta Bagus Riski Darmawan Daru Wicaksono Diobah Rahmat Depan Nanda Destria Ariani Aishia Hairil Anuar Ilham Pandu Pontan Indah Wahyuliani Indra Wijaya Kevin Amiraldo A
28 27 30 29 27 27 28 28 30 25 28 23 28 27 28 28 29
75 83 79 79 82 69 82 80 83 67 78 61 80 83 80 73 83
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
110
Lutfi Rahmadi Malaika Martalia Nita Fitriani Nurhasanah Pahmi Agusyairi Pazza Ikawandi Pindo Putra Pratama Puspa Sekar Arum Rahmat Ramadhan Ratna Fitriani Rena Permata Sari Rike Sagita Riski Ade Putra Septi Novita Sari Shella Febriana Sri Rahayu Wahyuni Soni Adrian Syahputra
L P P P L L L P L P P P L P P P L
27 30 30 27 29 26 27 28 28 28 30 28 27 27 25 29 28
23 18 22 22 24 18 17 24 24 23 23 23 19 18 20 20 18 Nilai rata-rata
15 10 10 10 15 15 13 15 12 15 10 10 15 15 14 15 13
10 10 10 10 10 14 10 9 10 10 10 10 9 10 10 10 12
6 7 7 7 5 7 7 7 5 7 10 10 10 9 7 9 8
81 75 79 76 83 80 74 83 77 83 83 85 80 79 76 83 79
78,61
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
111
Lampiran 23a ANALISIS DATA HASIL APRESIASI CERPEN SISWA (SIKLUS II)
x
N Keterangan :X = Nilai rata-rata siswa
x = Jumlah nilai
N Jadi, nilai rata-rata siswa = = Jumlah siswa
x
N 34
= 2673 = 78,61 2. Analisis ketuntasan belajar klasikal yang dalam hal ini adalah kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan rumus: KB =
NS x 100% N
Keterangan
: KB = Persentase ketuntasan belajar NS = Jumlah siswa yang mencapai nilai 7,0 N = Jumlah seluruh siswa
NS x 100 % N
31 x 100 % 34
= 91,17 %
112
A. Rata-rata skor =
1. Observasi guru a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor 2. Observasi siswa a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor : 28 : 28+ = 56 = 56 2 = 28 : 36 : 37 + = 73 2 = 36,5
c. Skor tertinggi = Jumlah aspek yang diamati x skor tertinggi tiap aspek 1) Skor tertinggi guru = 13 x 3 = 39 2) Skor tertinggi siswa = 10 x 3 = 30 d.Skor terendah = jumlah aspek yang diamati x skor terendah tiap aspek 1) Skor terendah guru = 13 x 1= 13 2) Skor terendah siswa = 10 x 1 = 10 e. Selisih skor = skor tertinggi skor terendah 1) Selisih skor untuk observasi guru = 39 13 = 26 2) Selisih skor untuk observasi siswa =30 10 = 20 f. Kisaran nilai untuk tiap kriteria =
113
B. Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas guru: a) Jumlah kriteria penilaian = 3 b) Selisih skor c) Kisaran tiap kategori = 26 = 26 3 = 8,6
Jadi skor observasi guru 36,5 termasuk kategori baik. C. Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas siswa: a) kriteria penilaian b) Selisih skor c) Kisaran tiap kategori =3 = 20 = 20 3 = 6,6 Kategori penilaian: 10 16,6 = Kurang
16,7 23,3 = Cukup 23,4 30 = Baik Jadi, skor observasi siswa 28 termasuk kategori baik.
114
x
N Keterangan :X = Nilai rata-rata siswa
x = Jumlah nilai
N Jadi, nilai rata-rata siswa = = Jumlah siswa
x
N 34
= 2356 = 69,29 2. Analisis ketuntasan belajar klasikal yang dalam hal ini adalah kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan rumus: KB =
NS x 100% N
Keterangan : KB = Persentase ketuntasan belajar NS = Jumlah siswa yang mencapai nilai 7,0 N = Jumlah seluruh siswa Jadi , Ketuntasan Belajar / kemampuan menulis secara Klasikal = =
NS x 100 % N
19 x 100 % 34
= 55,88 %
115
A. Rata-rata skor =
1. Observasi guru a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor 3. Observasi siswa a. Observer 1 b. Observer 2 Jumlah Rata rata skor : 23 : 23+ = 46 = 46 2 = 23 : 29 + = 56 2 = 28 : 27
c. Skor tertinggi = Jumlah aspek yang diamati x skor tertinggi tiap aspek 3) Skor tertinggi guru = 13 x 3 = 39 4) Skor tertinggi siswa = 10 x 3 = 30 e. Skor terendah = jumlah aspek yang diamati x skor terendah tiap aspek 1) Skor terendah guru = 13 x 1= 13 2) Skor terendah siswa = 10 x 1 = 10 f. Selisih skor = skor tertinggi skor terendah 1) Selisih skor untuk observasi guru = 39 13 = 26 2) Selisih skor untuk observasi siswa =30 10 = 20 g. Kisaran nilai untuk tiap kriteria =
116
1) Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas guru: a) Jumlah kriteria penilaian = 3 d) Selisih skor e) Kisaran tiap kategori = 26 = 26 3 = 8,6
Jadi skor observasi guru 28 termasuk kategori cukup 2) Kriteria penilaian untuk observasi aktivitas siswa: a) kriteria penilaian b) Selisih skor c) Kisaran tiap kategori =3 = 20 = 20 3 = 6,6 Kategori penilaian: 10 16,6 = Kurang
16,7 23,3 = Cukup 23,4 30 = Baik Jadi, skor observasi siswa 23 termasuk kategori cukup
117
Lampiran 25 REKAPITULASI DAFTAR NILAI APRESIASI CERPEN SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II No Nama L/P Siklus I Siklus II 1 Abraham Isnan L 61 75 2 Agustian Renal Saputra L 60 83 3 Aji Riski L 54 79 4 Alazhar Firdaus L 60 79 5 Angga Sucipto L 72 82 6 Aurilia Cahyani P 70 69 7 Bayu Basusuasta L 70 82 8 Bagus Riski Darmawan L 83 80 9 Daru Wicaksono L 54 83 10 Diobah Rahmat L 65 67 11 Depan Nanda L 74 78 12 Destria Ariani Aishia P 60 61 13 Hairil Anuar L 70 80 14 Ilham Pandu Pontan L 70 83 15 Indah Wahyuliani P 68 80 16 Indra Wijaya L 75 73 17 Kevin Amiraldo A L 70 83 18 Lutfi Rahmadi L 80 81 19 Malaika Martalia P 82 75 20 Nita Fitriani P 77 79 21 Nurhasanah P 78 76 22 Pahmi Agusyairi L 73 83 23 Pazza Ikawandi L 78 80 24 Pindo Putra Pratama L 73 74 25 Puspa Sekar Arum P 68 83 26 Rahmat Ramadhan L 56 77 27 Ratna Fitriani P 64 83 28 Rena Permata Sari P 79 83 29 Rike Sagita P 68 85 30 Riski Ade Putra L 74 80 31 Septi Novita Sari P 63 79 32 Shella Febriana P 68 76 33 Sri Rahayu Wahyuni P 76 83 34 Soni Adrian Syahputra L 63 79 83 84 Nilai tertinggi Nilai terendah 55 61 Jumlah nilai 2306 2589 Nilai rata-rata 67,82 76,15 Ketuntasan Belajar 44.12 91,18
118
119
SD NEGERI 01 TEGALREJO
Jalan Pahlawan Amir Tegalrejo Kec. Tugumulyo
SURAT KETERANGAN
Nomor : 425/44/09/10/2009
Menindaklanjuti surat izin penelitian dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Nomor 421.2/238/IV.Diknas, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Jabatan : Rusiah, S.Pd. : 196507101988042002 : Kepala SD Negeri 01 Tegalrejo Musirawas
Dengan ini menerangkan bahwa: Nama NPM Prodi Fakultas : Lilismawati : A1G007109 : PGSD : KIP UNIB
Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari tanggal 01 Agustus s.d 01 September 2009 dengan sebenarnya pada Kelas V di SD Negeri No. 01 Tegalrejo Musirawas dengan judul Peningkatan Kemampuan Apresiasi Cerpen Dengan Menggunakan Model Taba(Inductive thinking) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri No. 01 Tegalrejo Musirawas. Demikian surat keterangan ini diberikan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tegalrejo, Oktober 2009 Kepala SD Negeri 01 Tegalrejo