Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan amonia dan air serta menentukan panjang gelombang maksimum dari kompleks tembaga(II). Larutan Cu2+ 0,1 M dicampur dengan air sampai volume 10 mL sehingga dibuat larutan Cu2+ 0,02 M. Absorbansi larutan diukur pada berbagai panjang gelombang untuk membuat grafik absorbansi versus panjang gelombang dan menentukan panjang gelombang maks
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
662 tayangan18 halaman
Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan amonia dan air serta menentukan panjang gelombang maksimum dari kompleks tembaga(II). Larutan Cu2+ 0,1 M dicampur dengan air sampai volume 10 mL sehingga dibuat larutan Cu2+ 0,02 M. Absorbansi larutan diukur pada berbagai panjang gelombang untuk membuat grafik absorbansi versus panjang gelombang dan menentukan panjang gelombang maks
Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan amonia dan air serta menentukan panjang gelombang maksimum dari kompleks tembaga(II). Larutan Cu2+ 0,1 M dicampur dengan air sampai volume 10 mL sehingga dibuat larutan Cu2+ 0,02 M. Absorbansi larutan diukur pada berbagai panjang gelombang untuk membuat grafik absorbansi versus panjang gelombang dan menentukan panjang gelombang maks
Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan amonia dan air serta menentukan panjang gelombang maksimum dari kompleks tembaga(II). Larutan Cu2+ 0,1 M dicampur dengan air sampai volume 10 mL sehingga dibuat larutan Cu2+ 0,02 M. Absorbansi larutan diukur pada berbagai panjang gelombang untuk membuat grafik absorbansi versus panjang gelombang dan menentukan panjang gelombang maks
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 18
KEKUATAN MEDAN LIGAN
I. JUDUL PERCOBAAN : Kekuatan Medan Ligan
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 10 Maret 2014 III. SELESAI PERCOBAAN : Senin, 10 Maret 2014 I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan air 2. Mengenal cara mencari panjang gelombang pada absorbansi maksimum 3. Mengenal variable yang mempengarui panjang gelombang maksimum . TINJAUAN PUSTAKA Metode analisis spektrometri adala metode analisis yang paling banyak dipakai di dalam !imia analisis, kususnya pada spektra elektromagnetik daera ultraviolet dan tampak. "plikasinya meliputi bidang !imia !linik, !imia #ingkungan dan bidang$bidang lain. !euntungan dari metode analisis spektrometri adala peralatannya yang muda didapat dan biasanya cukup muda dioperasikan. %rinsip metode analisis spektrometri adala larutan sampel menyerap radiasi elektromagnetik dan jumla intensitas radiasi yang diserap ole larutan sampel diubungkan dengan konsentrasi analit &'at(unsur yang akan dianalisis) dalam larutan sampel. Dae!a" #a!na Pan$ang Ge%&'(ang *ngu 3+0$43, -iru 43,$,00 Sian &biru$pucat) ,00$,20 .ijau ,20$,/, !uning ,/,$,00 1ranye ,00$/2, Mera /2,$240 %ada metode analisis spektrometri terdapat komplementer 3arna. 4arna3arna yang saling berla3anan satu sama lain pada roda 3arna dikatakan sebagai 3arna$3arna komplementer. -iru dan kuning adala 3arna komplementer5 mera dan sian adala KEKUATAN MEDAN LIGAN komplementer5 demikian juga ijau dan magenta &mera muda). 4arna kompleks adala komplemen 3arna caaya yang diserap ole sample dalam spektrometri. Senya3a koordinasi merupakan senya3a yang tersusun atas atom pusat dan ligan &sejumla anion atau molekul netral yang mengelilingi atom atau kelompok atom pusat tersebut) dimana keduanya diikat dengan ikatan koordinasi. 6itinjau dari konsep asam$basa #e3is, atom pusat dalam senya3a koordinasi berperan sebagai asam #e3is &akseptor penerima pasangan elektron), sedangkan ligan sebagai basa #e3is &donor pasangan elektron). !emagnetan senya3a kompleks misalnya, ditentukan dari banyaknya elektron tak berapsangan pada orbital d atom pusat, akibat dari kekuatan ligan yang mendesaknya, apaka ligan tersebut kuat atau lema. 7ika ligan tersebut kuat elektron cenderung untuk berpasangan &spin renda), jika ligan tersebut lema elekton lebi suka untuk tidak berpasangan &spin tinggi). Senya3a kompleks dapat berupa non$ion, kation atau anion, bergantung pada muatan penyusunnya. Muatan senya3a kompleks merupakan penjumlaan muatan ion pusat dan ligannya. 7ika senya3a kompleks bermuatan disebut ion kompleks(spesies kompleks. -ilangan koordinasi pada senya3a kompleks menyatakan banyaknya ligan yang mengelilingi atom atau sekelompok atom pusat seingga membentuk kompleks yang stabil. -ilangan koordinasi /, berarti banyaknya ligan yang mengelilingi berjumla /. -ilangan koordinasi setiap atom pusat bersi8at kas dan karateristik bergantung pada si8at alamia logam, keadaan oksidasi, dan ligan$ligan lain dalam molekul. "ntara atom pusat dengan ligannya terubung ole ikatan koordinasi, anya sala satu piak yaitu ligan yang menyumbangkan pasangan elektron untuk digunakan bersama, perpindaan kerapatan elektron pun terjadi dari ligan ke atom pusat. 9amun, jika kerapatan elektron tersebar merata diaantara keduanya, maka ikatan kovalen sejatipun akan terbentuk. :eaksi pembentukan senya3a kompleks dapat dirumuskan sebagai berikut : 6imana, M ; ion logam # ; ligan yang mempunyai pasangan elektron bebas n ; bilangan koordinasi senya3a kompleks yang terbentuk &biasanya 2, 4, dan /). -erdasarkan banyaknya pasangan elektron yang didonorkan, ligan dapat dikelompokkan menjadi, KEKUATAN MEDAN LIGAN a. #igan Monodentat yaitu ligan yang anya mampu memberikan satu pasang elektron kepada satu ion logam pusat dalam senya3a koordinasi. Misalnya : ion alida, .21 dan 9.3. b. #igan -identat yaitu ligan yang mempunyai dua atom donor seingga mampu memberikan dua pasang elektron. 6alam pembentukan ikatan koordinasi, ligan bidentat akan mengasilkan struktur cincin dengan ion logamnya &sering disebut cincin kelat). #igan bidentat dapat berupa molekul netral &seperti diamin, di8os8in, disul8it) atau anion &< 2 1 4 2$ , S1 4 2$ , 1 2 2$ ). c. #igan %olidentat yaitu ligan$ligan yang memiliki lebi dari dua atom donor. #igan ini dapat disebut tri, tetra, penta, atau eksadentat, bergantung pada jumla atom donor yang ada. #igan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya untuk membentuk ikatan koordinasi. Misalnya : =6>" sebagai eksadentat mungkin anya menggunakan 4 atau , atom donornya bergantung pada ukuran dan stereokimia kompleks. -erdasarkan jenis ikatan koordinasi yang terbentuk, ligan dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. #igan yang tidak mempunyai elektron sesuai untuk ikatan ? dan orbital kosong seingga ikatan yang terbentuk anya ikatan @, seperti . $ , 9. 3 , S1 3 2$ ,
atau :9. 2 . b. #igan yang mempunyai dua atau tiga pasang elektron bebas yang selain membentuk ikatan @, juga dapat membentuk ikatan ? dengan ion logam, seperti 9 3$ , 1 2$ , 1. $ , S 2$ , 9. 2$ , : 2 S, : 2 1, 9. 2 , dan ion ben'ena. c. #igan yang memiliki orbital ?$antiikatan kosong dengan tingkatan ben'en renda yang dapat menerima elektron yang orientasinya sesuai dari logam, seperti <1, : 3 %, <9 $ , py, dan acac. d. #igan yang tidak ada pasangan elektron bebasnya, tetapi memiliki elektron ikatan$ ?, seperti alkena, alkuna, ben'ena, dan anion siklopentadienil. e. #igan yang membentuk dua ikatan @ dengan dua atom logam terpisa dan kemudian membentuk jembatan. Sebagai conto, 1.$, 12$, <1. &9uryono, 2003) >eori medan kristal mengganggap ba3a ikatan antar ion logam dan ligan adala sepenunya ionik. 6engan kata lain, interaksi antara ligan dan ion logam adala interaksi elektrostatik. Aon logam dianggap bermuatan positi8 sedangkan ligan merupakan partikel bermuatan negati8. KEKUATAN MEDAN LIGAN Ga'(a! B.) Ke%i'a &!(ita% d 7ika ligan &yang diasumsikan bermuatan negati8) mendekat, maka akan terjadi kenaikan tingkat energi orbital d ion logam akibat tolakan antara medan negati8 ligan dan elektron orbital d, tetapi tingkat energi kelima orbital d masi degenerate. !arena orientasi ligan teradap logam berbeda beda &seperti orientasi ke ara oktaedral, tetraedral), maka gaya yang dialami ole tiap orbital tidak selalu sama. .al inila yang menyebabkan pola pembelaan tingkat energi orbital d yang berbeda$beda untuk tiap bentuk geometri. 1. Oktahedral %ada oktaedral, orbital dan beradapan langsung dengan ligan, sedangkan orbital tidak beradapan langsung. "kibatnya, energi potensial dan akan naik akibat tolakan dengan ligan dan energi akan berkurang karena kurangnua tolakan dengan ligan. 1rbital dan yang berada pada tingkat yang lebi tinggi dinamakan orbital eg sedangkan orbital yang memiliki energi yang lebi renda dinamakan orbital t 2g . KEKUATAN MEDAN LIGAN Bambar -.2.&a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks oktaedral5 &b) pola pembelaan pada octaedral. 2. Tetrahedral %ada tetraedral, orbital lebi berinteraksi langsung dibandingkan dengan dan seingga energi orbital akan naik sedangkan energi dan dan akan turun. Bambar -.3.&a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks tetraedral5 &b) pola pembelaan pada tetraedral 3. Bujur sangkar Bambar -.4.&a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks bujur sangkar5 &b) pola pembelaan pada bujur sangkar &!unarti,2002). KEKUATAN MEDAN LIGAN .arga 10 dC dapat besar atau kecil. 7ika 10 dC kecil, maka dibutukan sedikit energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. "kibatnya elektron cenderung mengisi orbital eg dibandingkan berpasangan terlebi daulu. !ondisi ini dinamakan medan lema. 7ika 10 dC besar, maka selisi energi juga besar atau dibutukan banyak energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. =lektron cenderung berpasangan terlebi daulu sebelum mengisi orbital eg. !ondisi seperti ini dinamakan meda kuat. .arga 10 dC dipengarui ole beberapa 8aktor, diantaranya. 1. Muatan ion logam Makin banyak muatan ion,makin besar pula arga 10 6C nya,karena makin banyak muatan ion logam maka makin besar pula untuk menarik ligan lebi dekat. "kibatnya pengaru ligan makin kuat seingga pembelaan orbital makin besar. 2. Jenis Ion pusat #ogam logam yang terletak pada satu periode, arga 10 dCnya tidak terlalu berbeda. *ntuk satu golongan, Semakin keba3a, arganya akan semakin besar. Mn 2D E 9i 2D E <o 2D E Fe 2D E G 2D E Fe 3D E <o 3D E Mn 3D E <o 3D E : 3D E :u 3D E %d 4D E Ar 3D E %t 4D 3. Ligan -erikut adala deret spektrokimia. A $ E -r $ E S<9 $ H <l $ E F $ E 1. $ H 91 $ E < 2 1 4 2$ E . 2 1E<S $ E =6>" 4$ E 9. 3 H pyrH enE pen E <9 $ H <1 Semakin kuat ligannya, maka 10 dC juga akan semakin besar. 7ika 10 dC kecil, maka ligannya adala ligan lema. #igan yang kuat dapat menggantikan ligan yang lebi lema. I. ALAT DAN BAHAN * Alat Alat : 1. #abu *kur 10 ml 2 -ua 2. %ipet gondok 2 ml 1 -ua 3. %ipet gondok , ml 1 -ua 4. %ipet *kur , ml 1 -ua ,. Belas !imia 100 ml 4 -ua /. Belas !imia 2,0 ml 4 -ua 2. "lat$alat gelas lain 2 -ua +. Spektro8otometer *G$GAS 1 set I Bahan Bahan : KEKUATAN MEDAN LIGAN 1. #arutan "mmonium 1 M 2. #arutan ion <u 2D 0,1 M II. ALUR KERJA 1. #arutan -lanko 2. #abu ukur 1 3. #abu ukur 2 4. #abu ukur 3 Larutan Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur 10mL Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Larutan Cu 2+
0,02M Diukur abs#rbansi Dibuat "ra$k !an pan%an" "el#mban" maks Abs#rban si A&ua!e s Diamati'!ibaa abs#rbansi pa!a ( )00*+00 nm !en"an spektr#meter U,*,I- Abs#rbans i Diukur abs#rbansi Larutan i#n i#n Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur 10mL Ditamba.kan /mL amm#nium 1M Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Campuran /00/0 Abs#rban si Larutan i#n Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur 10mL Ditamba.kan 2,/mL amm#nium 1M Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Campuran 2/01/ Diukur abs#rbansi Abs#rban si KEKUATAN MEDAN LIGAN III. HASIL PENGAMATAN 9o. %erlakuan %engamatan :eaksi 1. $ "Cuades ; tidak ber3arna, jerni 2. $ #arutan ion <u 2 0,1M
D /. 2 1 L M<u&. 2 1) / N 2D 3. $ #arutan ion <u 2 0,1M
; biru $ #arutan ion <u2D D ,m# ammonium 1M ; biru &DDD) $ "bsorbansi ; /01nm $ JmaK ; +0+,,0 nm $ 106C ; 1,21+4.10 $2 kkal(mol M<u&. 2 1) / N 2D D 49. 3 L M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D D . 2 1 A&ua! es Diamati'!ibaa abs#rbansi pa!a ( )00*+00 nm !en"an spektr#meter U,*,I- Abs#rban si Larutan Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur 10mL Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Larutan Cu 2+ 0,02M Diukur abs#rbansi Abs#rba nsi * Diukur abs#rbansi Larutan Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur /0mL Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Campuran 2/00/03 Abs#rba nsi KEKUATAN MEDAN LIGAN 4. $ #arutan ion <u 2 0,1M
; biru $ #arutan ion <u 2 D 2,,m# ammonium 1M ; biru&DD)
$ "bsorbansi ; 0,340 $ JmaK ; +0+,,0 nm $ 106C ; 2,3112.10 $2 kkal(mol M<u&. 2 1) / N 2D D 49. 3 L M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D D . 2 1 I+. PEMBAHASAN %ada percobaan kekuatan medan ligan bertujuan untuk mengetaui dan memaami teori medan kristal dan mampu membedakan kekuatan medan antara ligan ammonia dan air. %erbedaan kekuatan medan ligan tersebut dibedakan melalui penentuan energi 10 6C. 9ilai 10 6C merupakan energi yang dibutukan untuk terjadinya splitting atau pemisaan orbital d atau elektron yang tereksitasi ke tingkat energi yang lebi tinggi ketika diberi energi caaya. :umus untuk mengitung 6C adala sebagai berikut : %ercobaan ini dilakukan 3 variasi larutan yang akan dianalisis dengan menggunakan spektro8otometer dengan range panjang gelombang 3,0$+,0 nm dan interval yang digunakan untuk masing$masing variasi adala sama 34 nm. Gariasi yang dibedakan adala kadar ammonia &9. 3 ) dalam larutan. %ada larutan pertama, <u 2D diencerkan anya dengan aCuades membentuk kompleks aCuo tembaga &AA). #arutan kedua, <u 2D diencerkan dengan air dan ammonia dengan perbandingan volume ,0:,0, dan larutan ketiga, <u 2D diencerkan dengan air dan ammonia dengan perbandingan volume 2,:2,. Setela terbentuk variasi larutan, tiap$tiap larutan diukur absorbansinya dengan spektro8otometer dan kemudian diperole data nilai absorbansi untuk masing$ Larutan Cu 2+
0,1M Dipipet 2mL Dimasukkan labu ukur 2,/mL Dienerkan !en"an air sampai tan!a batas Campuran 22/01/3 Diukur abs#rbansi Abs#rba nsi KEKUATAN MEDAN LIGAN masing interval. 6ari data tersebut dibuat gra8ik panjang gelombang vs absorbansi dan diperole panjang gelombang maksimum yang mengasilkan absorbansi maksimum. #arutan <u 2D ber3arna biru &agak keijauan), semakin banyak kandungan ammonia yang terkandung dalam larutan kompleks <u 2D , maka 3arna biru akan semakin pekat terliat. .al ini dikarenakan perbedaan tingkat energi orbital atom yang berikatan dalam masing$masing larutan. 4arna biru merupakan 3arna yang menjadi ciri kas dari senya3a kompleks <u 2D . 4arna tersebut adala 3arna komplementer yang merupakan gelombang caaya yang tidak diserap. !etika 3arna biru yang terliat, maka 3arna yang terserap adala kuning. Sebelum melakukan pengukuran absorbansi sampel dengan alat spektroskopi, terlebi daulu diukur nilai absorbansi dari larutan blanko. *ntuk larutan blanko, komposisinya sama seperti larutan yang dianalisis namun tanpa sampel yang dianalisis. *ntuk percobaan ini, larutan blanko adala aCuades. #arutan blanko dengan absorbansi nol dan transmitansi 100O &tidak menyerap radiasi), digunakan sebagai standar untuk mengukur absorbansi kompleks. #arutan Sampel %ertama *ntuk larutan sampel pertama berisikan 2,0 m# larutan ion <u 2D 0,1 M ber3arna biru diencerkan dengan aCuades, didapatkan larutan ber3arna biru &$). :eaksi yang terjadi yaitu <u 2D D /. 2 1 L M<u&. 2 1) / N 2D . KEKUATAN MEDAN LIGAN .ibridisasi yang terjadi adala sp 3 d 2 . -entuk geometri untuk ibridisasi jenis ini adala oktaedral. !emudian diukur dengan alat spektrometer *G$GAS untuk mengetaui absorbansi maksimumnya. 7ika abrosbansi maksimumnya lebi dari 1, maka dilakukan pengenceran lagi. 6idapatkan data sebagai berikut : P6ata pengamatan absorbansi <u&AA) dalam air 9o. Q &nm) "bsorbansi 1. +0+,,0 0,340 6iperole panjang gelombang maksimum pada +0+,,0 nm, dengan absorbansi maksimum 0,340. .al ini tela sesuai dengan teori dimana absorbansi maksimum yaitu rentang 0,1$1,0. 6ari panjang gelombang yang tela didapat, akan diketaui nilai dari 10 6C. 6ari rumus diatas, diperole arga 10 6C dari larutan pertama sebesar 2,3112.10 2 kkal(mol. #arutan Sampel !edua *ntuk larutan kedua, <u 2D dilarutkan dalam air dan ammonia dengan perbandingan volume ,0:,0 yaitu , m# amonia dan sisanya aCuades, didapatkan larutan ber3arna biru &DDD). :eaksi yang terjadi pada larutan sampel kedua yaitu : <u 2D D /. 2 1 D 49. 3 L M<u&. 2 1) / N 2D D 49.3 L M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D karena terdapat 3 ligan . 2 1 dan 3 ligan 9. 3 , maka 6ari orbital di atas, diketaui ibridisasi M<u&. 2 1) 3 &9. 3 ) 3 N 2D adala sp 3 d 2 dengan geometri oktaedral. P6ata pengamatan absorbansi larutan <u&AA) dalam air$amonium &,0:,0) 9o Q &nm) "bsorbansi 1. /01,00 0,/13 2. 42+,00 0,010 6idapatkan nilai absorbansi maksimum dari larutan kedua sebesar 0,/13 pada panjang gelombang maksimum /01,0 nm. 6ari data panjang gelombang maksimum yang diperole, nilai 10 6C untuk larutan kedua adala sebesar 1,21+4.10 2 kkal(mol, lebi kecil dari nilai 10 6C pada larutan sampel pertama. %erbedaan nilai 10 6C antara larutan sampel pertama dan kedua juga diakibatkan dari adanya pasangan elektron bebas pada ligan air dan ammonia. %ada ligan KEKUATAN MEDAN LIGAN ammonia, terdapat 1 pasang elektron bebas, sedangkan pada ligan air terdapat 2 pasang elektron bebas. 9ilai dari 10 6C larutan sampel kedua tela sesuai dengan teori, ba3a semakin banyak kandungan ammonia dalam suatu sampel, maka kekuatan ligannya akan lebi kuat. 6an asil ini sesuai dengan urutan kekuatan medan ligan atau deret spektrokimia, yaitu kekuatan medan ligan air lebi renda dibandingkan kekuatan medan ligan ammonia. #arutan Sampel !etiga #arutan sampel yang ketiga sama dengan sampel yang kedua, anya komposisi perbandingan air dan amoniumnya yang berbeda yaitu 22:2,. %ada larutan sampel yang ketiga, komposisi air lebi banyak daripada amonia. 6apat diduga ba3a nilai 106C untuk larutan ketiga ini lebi kecil daripada larutan kedua yang komposisi amonianya lebi banyak. :eaksi yang terjadi pada larutan sampel ketiga yaitu : M<u&. 2 1) / N 2D D 49.3 L M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D karena terdapat 4 ligan .21 dan 2 ligan 9.3, maka: 6ari orbital di atas, diketaui ibridisasi M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D adala sp 3 d 2 dengan geometri oktaedral. P6ata pengamatan absorbansi larutan <u&11) dalam air$amonium &2,:2,) 4arna dari larutan sampel ketiga adala biru &DD). 6iperole nilai absorbansi maksimum sebesar 0,,41 pada panjang gelombang maksimum /0+,00 nm. 6an arga 10 6C yang diperole sebesar 1,23+4.10 2 kkal(mol. .asil tersebut tidak sesuai dengan teori karena searusnya nilai 10 6C dari larutan ketiga lebi kecil daripada larutan kedua. .al ini dikarenakan kadar ammonia dalam larutan ketiga lebi sedikit dibanding larutan kedua. "pabila konsentrasi 9. 3 yang ditambakan sedikit maka absorbansinya yang maksimum terletak pada panjang gelombang yang lebi tinggi daripada dengan 9o Q &nm) "bsorbansi 1. /0+,00 0,,41 2. 432,00 0,044 KEKUATAN MEDAN LIGAN penambaan 9. 3 dalam jumla banyak. Seingga peritungan 10 6C searusnya lebi renda daripada larutan yang kedua. Selain itu, searusnya semakin kuat medan ligan &ditandai dengan semakin banyaknya kadar ammonia), maka semakin kecil panjang gelombang yang diserap, seingga semakin besar nilai 10 6C yang diperole. +. DISKUSI %ada sampel larutan ketiga, 9. 3 yang dicampurkan lebi sedikit daripada larutan sampel kedua namun nilai 10 6Cnya lebi besar dari yang penambaan banyak 9. 3 . .al ini mungkin disebabkan karena adanya reaksi kimia lain yang terjadi pada larutan ketiga. Mungkin reaksi dari 'at pengotor yang berasal dari air sebagai larutan blanko dan sebagai larutan yang digunakan untuk pengenceran. +I. KESIMPULAN "mmonia merupakan ligan yang lebi kuat dibandingkan air &10 6C 9. 3 R10 6C air). -erdasarkan data yang diperole dibuat gra8ik Q vs " dan diperole panjang gelombang maksimum yang mengasilkan absorbansi maksimum. 6iperole asil absorbansi untuk panjang maksimum sebagai berikut : 1. *ntuk larutan pertama, diperole panjang maksimum yaitu +0+,,0 nm dengan absorbansi 0,340 2. *ntuk larutan kedua, diperole panjang maksimum /01 nm dengan absorbansi 0,/13 3. *ntuk larutan ketiga, diperole panjang maksimum /0+ nm dengan absorbansi 0,,41 Gariabel yang mempengarui panjang gelombang maksimum adala adanya ligan dalam larutan tersebut, baik diliat pada jenisnya serta komposisi ligan dalam larutan.
+II. DA,TAR PUSTAKA KEKUATAN MEDAN LIGAN "nonim.2010. imia Logam Transisi. &online). &ttp:((333.cem$is$try.org diakses pada Sabtu, 1, Maret 2014 pukul 10.23 4A-). "maria, dkk. 2014. !enuntun !raktikum imia Anorganik III. *nesa press: Surabaya. Mala. 2011. ekuatan Medan Ligan. &online). &ttp:((blogspot.com diakses pada Sabtu, 1, Maret 2014, pukul 10.23 4A-). Gogel. 1000. Analisis Anorganik ualitati" Makro dan #emimikro Jilid 2 $etakan ke 2. !alman Media %usaka: 7akarta. +III. JA#ABAN PERTAN-AAN 1. 7elaskan perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dengan airS 7a3ab: #igan air memiliki energi 40,+, kkal(mol yang lebi renda daripada amonia, yaitu 4/,+2 kkal(mol. .al ini disebabkan ole ligan . 2 1 yang bersi8at sebagai ligan lema. #igan lema dalam kompleks menyebabkan elektron memiliki spin tinggi &ig spin) pada tingkat energi eg, karena pada ion <u&AA) elektron di orbital d lebi muda ditempatkan pada ara energi orbital yang lebi tinggi sebagai elektron sunyi &tidak berpasangan) daripada ditempatkan pada kamar orbital yang sama, namun sebagai elektron berpasangan. Sebab pada kamar yang sama akan terjadi gaya tolak menolak antara dua elektron jika akan berpasangan. 1le karena energi untuk tolak menolak &%) lebi besar daripada arga 10 6C, justru ada interaksi tingkat energi atas dengan energi ba3a menyebabkan jarak t 2g dan eg menjadi lebi pendek seingga energi 10 6C menjadi lebi kecil. 2. >uliskan reaksi yang terjadi pada percoaan tersebutS 7a3ab: <u 2D
D /. 2 1 L M<u&. 2 1) / N 2D M<u&. 2 1) / N 2D D 49. 3 L M<u&. 2 1) 3 &9. 3 ) 3 N 2D D . 2 1 M<u&. 2 1) / N 2D D 49. 3 L M<u&. 2 1) 4 &9. 3 ) 2 N 2D D . 2 1 3. Faktor$8aktor apaka yang mempengarui 3arna ion kompleks logam transisiT 7a3ab: 4arna$3arna cera yang terliat pada kebanyakan senya3a koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini. 7ika orbital$d dari sebua kompleks berpisa menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika KEKUATAN MEDAN LIGAN molekul tersebut menyerap 8oton dari caaya tampak, satu atau lebi elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbitald yang berenergi lebi renda ke orbital$d yang berenergi lebi tinggi, mengasilkan keadaam atom yang tereksitasi. %erbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi 8oton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang caaya. !arena anya gelombang$ gelombang caaya &Q) tertentu saja yang dapat diserap &gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senya3a$senya3a tersebut akan memperliatkan 3arna komplementer &gelombang caaya yang tidak terserap). Seperti yang dijelaskan di atas, ligan$ligan yang berbeda akan mengasilkan medan kristal yang energinya berbeda$beda pula, seingga kita bisa meliat 3arna$3arna yang bervariasi. *ntuk sebua ion logam, medan ligan yang lebi lema akan membentuk kompleks yang U$nya bernilai renda, seingga akan menyerap caaya dengan Q yang lebi panjang dan merendakan 8rekuensi V. Sebaliknya medan ligan yang lebi kuat akan mengasilkan W yang lebi besar, menyerap Q yang lebi pendek, dan meningkatkan V. 4. Bambarkan gra8ik panjang gelombang teradap absorbansi dari masing$masing pengamatan andaS 7a3ab: Bra8ik >abung 1 KEKUATAN MEDAN LIGAN Bra8ik >abung 2 Bra8ik >abung 3 ,. .itung besar energi 10 6C ketiga larutan tersebut &gunakan persamaan 1, liat conto peritungan energi kompleks >i) 7a3ab: #arutan 1 6iketaui, QmaK ; +0+,,0 nm ; +0+,,0 10 $2 cm 6itanya, 10 6C T KEKUATAN MEDAN LIGAN 7a3ab, #arutan 2 6iketaui, QmaK ; /01 nm ; /01 10 $2 cm 6itanya, 10 6C T 7a3ab, #arutan 3 6iketaui, QmaK ; /0+ nm ; /0+ 10 $2 cm 6itanya, 10 6C T 7a3ab, /. 6ari asil percobaan apa yang dapat anda simpulkanT "mmonia merupakan ligan yang lebi kuat dibandingkan air &10 6C 9. 3 R 10 6C air). -erdasarkan data yang diperole dibuat gra8ik Q vs " dan diperole panjang gelombang maksimum yang mengasilkan absorbansi maksimum. %ada #abu pertama diperole panjang gelombang maksimum +0+,,0 nm %ada #abu kedua diperole panjang gelombang maksimum /01 nm %ada #abu ketiga diperole panjang gelombang maksimum /0+ nm KEKUATAN MEDAN LIGAN Gariabel yang mempengarui panjang gelombang maksimum adala adanya ligan dalam larutan tersebut baik diliat pada jenisnya serta komposisi ligan dalam larutan.