0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
599 tayangan19 halaman

Fungsi Bahasa

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia,
karena dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita
butuhkan, selain itu kita dapat menyampaikan ide dan gagasan kita
melalui bahasa, Bahasa muncul dan berkembang karena interaksi antar
individu dalam suatu masyarakat, Sehubungan dengan peran penting
bahasa sebagai sarana yang digunakan olaeh sekelompok anggota
masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.1
Sosiolinguistik

menempatkan

kedudukan

bahasa

dalam

hubungannya dengan pemakainya di dalam masyarakat, Ini berarti bahwa


sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai system sosial dan
sitem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan
kebudayaan tertentu. Disini ada penegasan, bahwa bahasa tidak hanya
merupakan bagian dari kebudayaan (language in culture) dan sesuatu yang
berdiri sendiri (language and culture). Tetapi juga merupakan system sosial
dan sitem komunikasi dalam masyarakat. 2
Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebagai
individu yang terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok
sosialnya. Oleh karena itu bahasa dan pemakaian bahasanya tidak hanya
diamati secara individual, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatannya di
dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, bahasa tidak saja dipandang
sebagai gejala individual tetapi juga sebagai gejala sosial.
Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya
ditentukan oleh faktor-faktor linguistik tetapi juga oleh faktor-faktor
nonlinguistik, antara lain adalah faktor-faktor sosial, Faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi pemakaian bahasa. Misalnya status sosial, tingkat
1 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoretik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 30.
2 Sumarsono, Sosiolinguistik, (Jogjakarta: Sabda, 2007), Cet. III, h. 2.

pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan sebagainya. Di


samping itu pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
situasional, yaitu siapa bicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di
mana dan mengenai masalah apa.
Dari fenomena bahasa yang telah diuraikan di atas, maka penulis
akan memaparkan peran sosiolinguistik sebagai studi interdisipliner yang
menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan
masalah-masalah sosial mengenai pengertian bahasa, fungsi-fungsi bahasa,
karakteristik bahasa, serta perbedan fungsi dan pemakaian bahasa dalam
melakukan interaksi di dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bahasa ?
2. Apa saja karakteristik Bahasa ?
3. Apa saja fungsi Bahasa ?
4. Bagaimana pemakaian Bahasa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Bahasa.
2. Untuk mengetahui karakteristik Bahasa.
3. Untuk mengetahui fungsi Bahasa.

4. Untuk mengetahui
p
e
m
a
k
a
i
a
n
b
a
h
a
s
a
.
B
A
B
I
I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Dalam bukunya, Abdul Chaer menyatakan bahwa bahasa
diartikan sebagai alat atau instrumen untuk menjalin interaksi atau alat
berkomunikasi, dalam arti kata bahasa adalah alat untuk menyampaikan

pikiran, gagasan, ide, konsep, bahkan juga perasaan.3 Sedangkan Ibn


Jiny mengemukakan bahasa adalah ( lafadz
yang diungkapkan oleh sekelompok orang untuk mengutarakan
maksudnya).4 atau sistem lambang berupa bunyi atau ucapan yang
dikeluarkan seseorang dari daerah artikulasinya.5
Menurut Bloch dan Trager sebagaimana dikutip oleh Hidayat
bahwa bahasa merupakan suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer,
yang dipergunakan oleh suatu kelompok masyarakat sosial untuk
berinteraksi dan berkomunikasi.6
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan
tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol
dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud
dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan
konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki
benda atau situasi yang dimaksud.
Dalam pengertian sempit bahasa adalah sarana komunikasi antar
individu yang diucapkan. Dalam pengertian luas bahasa ialah sarana
komunikasi antar individu yang pada umumnya mencakup tulisan,
isyarat, dan kode-kode lainnya.
Sedangkan Acep Hermawan mensinyalir bahasa adalah alat untuk
mendeskripsikan ide, gagasan, pikiran dan tujuan melalui struktur
kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain.7
Ratner Gleason dan Narasimhan mengatakan

bahwa

bahasa

adalah suatu sistem simbol-simbol vokal yang arbitrer sebagai sarana


interaksi dan kerjasama antarmanusia. Kata-kata dalam sebuah bahasa
merupakan simbol-simbol yang menggantikan sesuatu misalnya kata
3 Abdul Chaer, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 15.
4 Ibn Jiny, Al-Khashish, (Beirt: Dr al-Kitb al-Arabiyah, 1952), Jilid I, h. 33.
5 Saidun Fiddaroini, Bahasa dan Sastra dalam Penelitian, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,
1998), h. 4.
6 Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 22.
7 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2001), h. 9.

meja. Mengapa disebut meja? Hal itu dimungkinkan dengan adanya


konvensi arbitrer (manasuka) oleh pemakai bahasa itu sendiri. Mereka
menambahkan bahasa manusia dicirikan oleh struktur hirarkinya. Itu
berarti bahwa pesan dapat dilihat dalam unit-unit analisis yang lebih
kecil.8
Adanya bahasa memungkinkan manusia memikirkan sesuatu
dalam benak kepalanya meskipun objek yang sedang dipikirkannya itu
tidak berada di dekatnya. Manusia dengan kemampuan berbahasanya
memungkinkannya untuk memikirkan sesuatu masalah secara terus
menerus.9
Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur
namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan
kepada orang lain. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan sikap
dan perasaan. Dengan adanya bahasa, hidup dalam dunia yakni dunia
pengalaman yang nyata dan dunia simbolik dinyatakan dengan bahasa.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa


merupakan alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan
tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh
alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi. dimana setiap
simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar
sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda.
Misalnya kata tulang dalam bahasa Batak artinya paman, sedangkan
dalam bahasa Indonesia artinya kerangka. Tulisan adalah susunan dari
8 Ratner, N.B, J.B Gleason, dan B. Narasimhan, AnIntroduction to Psycholinguistics: What Do
Language Users Know? Psycholinguistics, (New York: Harcourt Brace College Publishers,
1998), h. 5.
9 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1983), h. 177.

simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan.


Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan.
B. Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa
bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam, manusiawi dan unik.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik
bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, manusiawi serta unik.
1; Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara
kongkret, alasan kuda melambangkan sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai adalah tidak bisa dijelaskan.10
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap
penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang buku
hanya digunakan untuk menyatakan tumpukan kertas bercetak yang
dijilid, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain. Sebab jika
dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
2; Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur
yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak
terbatas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa bahasa
Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 60.000 kosa kata, tetapi dengan

10 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 45.

60.000 buah kata bukan tidak mustahil dalam waktu yang tidak terlalu
lama dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.11
3; Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari
berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan
itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis,
semantic dan leksikon, Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata
baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak
digunakan lagi.12
4; Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis,
sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di
Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga
bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di
Arab Saudi.
5; Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia.
Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat
komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif
dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif
atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Ringkasnya manusialah yang
mempunyai bahasa sedangkan hewan tidak mampu untuk mempelajari
bahasa manusia, oleh karena itu manusia dikatakan sebagai homo
gramaticus artinya makhluk yang bertata bahasa.13
11 Ibid., h. 49-50.
12 Ibid., h. 53.
13 Acep Hermawan, Op. Cit., h. 14.

6; Bahasa Itu Unik


Unik, artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak
dimiliki oleh yang lain. Dengan kata lain setiap bahasa mempunyai ciri
khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa
menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan
kalimat, atau sistem yang lainnya. Misalnya dalam bahasa batak kata
bontar artinya darah kalau tekanan diberikan pada suku kata pertama
sedangkan kalau tekanannya diberikan pada suku kata yang kedua maka
maknanya akan berbeda seperti kata bontar artinya putih.14
C. Fungsi Fungsi Bahasa
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat
untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau
situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak
pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu sebuah bangsa mau tidak mau
harus ikut berperan di dalam dunia persaingan di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi.
Menurut Sunaryo tanpa adanya bahasa iptek tidak dapat tumbuh
dan berkembang. Selain itu bahasa di dalam struktur sosial dan budaya
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar
dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya
14 Abdul Chaer, Op. Cit., h. 51.

nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena


itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam
berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar atau esensi
pikiran seseorang.
Adapun fungsi bahasa secara garis besar dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus :
A; Fungsi bahasa secara umum
1; Sebagai Alat Untuk Berekspresi
Bahasa digunakan untuk menyatakan atau mengekspresikan
perasaaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita, dan pikiran seseorang.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat
memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku,
mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam
sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada
keinginan mereka sendiri. 15

2. Sebagai Alat Komunikasi


Bahasa sebagai alat verbal yang digunakan untuk komunikasi
merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan masa depan kita.16
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita
sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita
ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh
orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita.
15 Acep Hermawan, Op. Cit., h. 23.
16 Abdul Chaer, Op. Cit., h. 30.

Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama
kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
Demikian juga halnya saat kita menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa
yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita
mendengar istilah bahasa yang komunikatif. Misalnya, kata makro
hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun
kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.
Dengan kata lain, kata besar atau luas, dianggap lebih komunikatif karena
bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa
lain pada bahasa kita. Misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas,
atau nuansa tradisional.

3. Alat Untuk Mengadakan Integrasi Dan Adaptasi Sosial


Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita
akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan
kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda
pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar
di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang
tua atau orang yang kita hormati.
Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari
bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Dalam hal ini, bahasa
merupakan salah satu faktor yang terpenting yang dapat mempererat
hubungan dan menciptakan saling pengertian suatu bangsa. Dengan

menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan


menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.17
4; Sebagai Alat Kontrol Sosial
Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau
kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa, Buku-buku pelajaran, buku-buku instruksi,
ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik adalah contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, kita juga sering
mengikuti diskusi atau acara talk show di televisi dan radio, iklan layanan
masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan
berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh
pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping
itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain
mengenai suatu hal.
Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat
kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat
peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan
marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah
kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara
lebih jelas dan tenang.18
B; Fungsi bahasa secara khusus
1; Mengadakan Hubungan Pergaulan Sehari-Hari
Manusia adalah mahkluk sosial yang tak akan pernah mungkin dapat
terlepas

dari

hubungan

(komunikasi)

dengan

mahluk

sosialnya.

Komunikasi yang berlangsung dapat mempergunakan dialeg resmi (baku)


17 Acep hermawan, Op. Cit., h. 23.
18http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/, diakses pada
tanggal 20 September 2014.

atau dialeg santai (tidak menghiraukan pemakaian bahasa resmi, biasanya


saat berkomunikasi dengan teman).
2; Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan atau mengungkapkan
perasaan melalui media seni. Misalnya puisi, syair, prosa, dll. Terkadang
bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang memiliki makna artau
arti denotasi atau memiliki makna yang tersirat. Dalam hal ini, kita
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam agar bisa mengetahui apa
makna atau apa yang ingin disampaikan kepada kita.

3; Mempelajari Bahasa-Bahasa Kuno


Dengan kita mempelajari bahasa-bahasa kuno ini, kita akan dapat
mengetahui kejadian atau peristiwa yang sudah di masa lampau, untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi di masa yang
akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang
latar belakang dari suatu hal. Misalnya saja untuk mengetahui keberadaan
atau asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah-naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4; Mengeksploitasi IPTEK
Pengetahuan yang dimiliki oleh

manusia akan selalu akan

didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya


dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri. Bahasa sebagai
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki kedudukan yang urgen dalam upaya memajukan
peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sejalan dengan itu, Abdul Chaer dan Leonie Agustina melihat


konsep bahasa sebagai alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran
dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik
adalah who speak what language to whom, when and to what end. Oleh
karena itu fungsi-fungsi bahasa harus dilihat dari berbagai sudut penutur,
pendengar, topik, kode dan pesan pembicaraan. 19

Berikut ini adalah fungsi-fungsi bahasa menurut Finocchiaro


sebagaimana dikutip oleh Hidayat dalam Filasafat Bahasa yaitu :
1; Fungsi Personal
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si
penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur
bukan

hanya

mengungkapkan

emosi

lewat

bahasa,

tetapi

juga

memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal


ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih,
marah atau gembira.
2; Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi
direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak
hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan
kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
3; Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa
bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan19 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 1.

ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada


waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu,
ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur
paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air
muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai
unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.

4; Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu
berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling
penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini
yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk
menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang
dunia di sekelilingnya.
5; Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi
metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk
membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk
membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain,
Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan
atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran
bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
6; Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi pesan (message) yang disampaikan maka
bahasa itu berfungsi imajinatif, Bahasa itu dapat digunakan untuk
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya
maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini

biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang
digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya. 20
Di atas telah disebutkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Jika kita mengkaji fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat secara lebih terperinci, kita dapat membedakan empat
golongan

fungsi

bahasa:

(1)

fungsi

kebudayaan,

(2)

fungsi

kemasyarakatan, (3) fungsi perorangan, dan (4) fungsi pendidikan,


Keempat macam fungsi itu tentu berkaitan juga, sebab perorangan
adalah anggota masyarakat yang hidup dalam masyarakat itu sesuai
dengan pola-pola kebudayaannya yang diwariskan dan dikembangkan
melalui pendidikan.21
D. Pemakaian Bahasa
Adanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan
masalah, bagaimana kita harus menggunakan bahasa itu dalam kehidupan
sosial atau masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan pemakaian bahasa
(language use) disini adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam
situasi kongkret.
Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan
dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup
pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku
terhadap bahasa serta pemakaian bahasa dalam kehidupan sosial.22
Hymes (1974) seorang pakar sosiolinguistik mengemukakan
pendapatnya sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Chaer, bahwa suatu
komunikasi dengan menggunakan bahasa haruslah memperhatikan
delapan unsur, yang diakronimkan menjadi S.P.E.A.K.I.N.G yaitu :
1; Setting and Scene
Yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya
20 Asep Ahmad Hidayat, Op. Cit., h. 27-28.
21 Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h. 38.
22 Sumarsono, Op. Cit., h. 2.

percakapan. Umpamanya percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada


waktu istirahat tentu berbeda percakapannya dengan yang berlangsung di
forum kuliah. Tentu berbeda pula dengan percakapan di rumah duka ketika
jenazah belum dikebumikan.23

2; Participants
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Umpamanya,
antara Budi murid kelas dua SMA dengan pak Ahmad gurunya. Percakapan
antara Budi dan pak Ahmad ini tentu berbeda kalau partisipannya bukan
Budi dan pak Ahmad, melainkan antara Budi dengan teman sekelasnya. 24
3; Ends
Yaitu maksud dan hasil percakapan, Misalnya. seorang guru
bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Arab dengan menarik; tetapi hasil
yang didapat adalah malah sebaliknya; murid-murid bosan karena mereka
tidak berminat dengan pelajaran bahasa Arab. 25
4; Act Sequences
Yaitu hal yang menunjukkan pada bentuk dan isi (konten) suatu
percakapan.26
5; Key
Yaitu hal yang menunjukkan pada cara atau semangat dalam
melaksanakan percakapan atau melakukan interaksi. 27
6; Instrumental
Yaitu hal yang menunjukkan pada jalur suatu percakapan; apakah
dengan lisan atau dengan lainnya. 28
23 Abdul Chaer, Op. Cit., h. 63.
24 Ibid., h. 64
25 Ibid., h. 64.
26 Ibid., h. 64.
27 Ibid., h. 64.
28 Ibid., h. 64.

7; Norms of Interaction and Interpretation


Yaitu hal yang menunjukkan pada norma perilaku peserta
percakapan.
8; Genres
Yaitu hal yang menunjukkan pada kategori atau ragam bahasa yang
digunakan dalam suatu konteks percakapan. 29

BAB III
PENUTUP
A; Simpulan
Bahasa tidak hanya sebatas seperangkat

fonologi,

morfologi,

sintaksis, atau kategori leksikal, dan kaidah penggunaan bahasa itu atau
sebuah sistem berupa bunyi, yang bersifat abitrer, produktif, dinamis,
beragam, manusiawi dan unik. Bahasa juga merupakan ketentuan sosial
dalam berbagai aspek. Bahasa memiliki kedudukan yang urgen karena
dengan bahasa manusia dapat melaksanakan kehidupan sosialnya dimana
mereka berinteraksi, dan hubungan - hubungan dinamis.
Sosiolinguistik memandang bahasa (language) pertama-tama
sebagai sisitem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari
masyarakat dan kebudayaan tertentu. Sedangkan pemakaian bahasa
(language use) adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam situasisituasi

yang

kongkret.

Ini

berarti

bahwa

dengan

pendekatan

sosiolinguistik kita pelajari bahasa dalam konteks sosio-kultural serta


situasi pemakaiannya. Dengan demikian kita memandang bahasa tidak
saja dari sudut penuturnya, tetapi juga dari sudut pendengarnya.
B; Saran
Semoga makalah sederhana ini dapat memberikan kontribusi
kepada kita semua dan kami sebagai pemakalah menyadari bahwa
29 Ibid., h. 64.

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka untuk itu kami
mengharapkan kepada pembaca kritik dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007.
Chaer, Abdul. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Chaer, Abdul. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
2009.
Fiddaroini, Saidun. Bahasa dan Sastra dalam Penelitian. Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press. 1998.
Gleason, Ratner. N.B. J.B dan B. Narasimhan.
Psycholinguistics:

What

Do

Language

An Introduction to
Users

Know?

Psycholinguistics. (New York: Harcourt Brace College Publishers.


1998.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya. 2001.
Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 2006.
Jiny, Ibn. Al-Khashish. Beirt: Dr al-Kitb al-Arabiyah. 1952. Jilid I.
Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia. 1984.
Sumarsono. Sosiolinguistik. Jogjakarta: Sabda. 2007. Cet. III.

Suriasumantri, Jujun S.

Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1983.


http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsibahasa/, diakses pada tanggal 20 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai