TAAAC - Edibon
TAAAC - Edibon
TAAAC - Edibon
Oleh Kelompok 2 :
Ardi Kurniawan
0314130063
0314130068
0314130071
0314130074
A. Tujuan
Umum
Khusus
B. Dasar Teori
Pengertian TAAAC
Mesin TAAAC merupakan sutu peralatan yang digunakan untuk
memperagakan/ mendemonstrasikan siklus refrigerant pada siklus pendingin
dengan menggunakan variabel berupa cepat lambatnya putaran fan pada
kondensor dan evaporator.
Komponen Utama
1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigerant uap hingga
sebanding dengan tekanan kompresor, sehingga suhu juga meningkat.
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk merubah fase fluida kerja dari gas menjadi cair
dengan cara membuang kalor dari fluida kerja, kalor dari fluida kerja
ditampung dan dilepaskan ke lingkungan.
3. Expansion Valve
Expansion Valve berfungsi mengatur jumlah aliran refrigerant dan
menurunkan tekanan refrigerant sehingga suhu juga turun, merubah
refrigerant menjadi butiran butiran kecil.
4. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk merubah fase fluida kerja dari cair menjadi gas,
fluida kerja menyerap panas dari lingkungan.
Komponen Penunjang
1. High Pressure Control
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap adanya tekanan tinggi yang
berlebihan.
2. Filter
Berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigerant.
3. Accumulator
Berfungsi sebagai penampung sementara refrigerant cair bertemperatur
rendah dan campuran minyak pelumas evaporator.
4. Liquid Separator
Berfungsi untuk memisahkan campuran dari gas dan liquid.
5. Alat ukur :
-
Sensor temperature
- Sensor Pressure
: Alat ukur parameter tekanan (Bar)
- Flow rate
: Alat ukur parameter laju volume (L/H)
6. Wattermeter
Alat ukur parameter daya kompresor (Watt)
C. Skema Mesin TAAAC
S
T
Temperatur
(C)
Pressure
(Bar)
SP
SP 1
2
Refrigerant
Flow
SC - 1
Compressor
Power
Fan Control
AEAT
-1
ACAT
-1
1
2
3
4
5
6
7
54,7
34,6
21,6
30,3
34,3
33,0
38,7
8,5
0,2
15,5
557
S
T
Temperatur
(C)
1
2
3
4
5
6
7
63,5
33,1
18,7
31,0
35,0
33,7
38,9
Pressure
(Bar)
SP
SP 1
2
8,1
0,2
Refrigerant
Flow
SC - 1
14,5
Compressor
Power
545
Fan Control
AEAT
-1
4
ACAT
-1
4
Temperatur
(C)
Pressure
(Bar)
Refrigerant
Flow
Compressor
Power
Fan Control
1
2
3
4
5
6
7
67,4
32,8
15,5
32,6
35,0
34,7
37,4
SP
1
8,0
SP 2
0,2
SC - 1
14,3
544
AEAT
-1
4
ACAT
-1
6
S
T
Temperatur
(C)
1
2
3
4
5
6
7
68,5
32,7
14,3
33,3
35,5
35,2
36,8
Pressure
(Bar)
SP
SP 1
2
8,0
0,2
Refrigerant
Flow
SC - 1
13,8
Compressor
Power
540
Fan Control
AEAT
-1
4
Keterangan :
-
Variabel yang menjadi fokus pada percobaan, berdasarkan tabel diatas adalah laju
aliran udara dari fan control. Setiap 10 menit laju aliraan udara fan control
dikondisikan bertambah pada satu sisi . Peningkatan laju alirn udara (fan control)
yang semakin besar akan meningkatkan temperatur refrigerant keluar kompresor,
kondensor, evaporator, udara ruangan, udara keluar kondensor, udara keluar
evaporator, daan menaikkan debit aliran refrigerant. Sedangkaan tekanan suction
dan dicharge cenderung tetap, namun mempunyai selisih yang relatif kecil.
Sedangkan untuk temperatur keluar katup expansi dan kompressor power
cenderung turun.
ACAT
-1
8
30,3
, setelah refrigerant
panas yang terjadi antara refrigerant dengan udara, udara mengalami proses
Kondensasi di Kondensor dan mengalami proses Evaporasi di Evaporator yang
menyebabkan temperatur naik.
- T2 = ST-1 = 54,7
- T3 = ST-2 = 34,6
- h3 = h4 = 247,54 kJ/kg
Penyelesaian :
(a) Daya Kompresor :
Wcomp = m ref ( h2 h1 )
= 0,0155 kg/s ( 277,89 kJ/kg 241,72 kJ/kg )
= 0,560 KW
(b) Kalor yang diserap Evaporator :
Qevap
= m ref ( h1 h4 )
= 0,0155 kg/s (241,72 kJ/kg 247,54 kJ/kg )
= 0,090 KW
(c) Kalor yang diserap Kondensor :
Qcond
= m ref ( h2 h3 )
= 0,0155 kg/s (277,89 kJ/kg 247,54 kJ/kg )
= 0,470 KW
(d) COP
Q Evap
W Comp
0,090 KW
0,560 KW
= 0,160 KW
- T2 = ST-1 = 63,5
- T3 = ST-2 = 33,1
- h3 = h4 = 246,08 kJ/kg
Penyelesaian :
(e) Daya Kompresor :
Wcomp = m ref ( h2 h1 )
= 0,0145 kg/s ( 292,43 kJ/kg 243,17 kJ/kg )
= 0,650 KW
(f) Kalor yang diserap Evaporator :
Qevap
= m ref ( h1 h4 )
= 0,0145 kg/s (243,17 kJ/kg 246,08 kJ/kg )
= 0,042 KW
(g) Kalor yang diserap Kondensor :
Qcond
= m ref ( h2 h3 )
= 0,0145 kg/s (292,43 kJ/kg 246,08 kJ/kg )
= 0,672 KW
(h) COP
Q Evap
W Comp
0,042 KW
0,650 KW
= 0,064 KW
- T2 = ST-1 = 67,4
- T3 = ST-2 = 3 2,8
- h3 = h4 = 245,56 kJ/kg
Penyelesaian :
(i) Daya Kompresor :
Wcomp = m ref ( h2 h1 )
= 0,0143 kg/s ( 299,14 kJ/kg 244,62 kJ/kg )
= 0,779 KW
(j) Kalor yang diserap Evaporator :
Qevap
= m ref ( h1 h4 )
= 0,0143 kg/s (244,62 kJ/kg 245,56 kJ/kg )
= 0,0134 KW
(k) Kalor yang diserap Kondensor :
Qcond
= m ref ( h2 h3 )
= 0,0143 kg/s (299,14 kJ/kg 245,56 kJ/kg )
= 0,766 KW
(l) COP
Q Evap
W Comp
0,0134 KW
0,779 KW
= 0,0172 KW
F.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel dan perhitungan diatas dapat diketauhi bahwa :
Pengaruh pertambahan Fan Control dapat meningkatkan :
1. Temperatur refrigerant keluar Kompresor ( ST-1 )
2. Temperatur refrigerant keluar Kondensor ( ST-2 )
3. Temperatur refrigerant keluar Evaporator ( ST-4 )
4. Temperatur udara ruangan ( ST-5 )
5. Temperatur udara keluar dari kondensor ( ST-6 )
6. Temperatur udara keluar dari Evaporator ( ST-7 )
Serta dapat menurunkan Temperatur refrigerant keluar katup Ekspansi ( ST-3 )
dan Compressor Power.
Sedangkan menurut perhitungan di atas dapat diketahui bahwa :
Pengaruh pertambahan Fan Control dapat merubah :
1. Daya Kompresor naik
2. Daya Evaporator turun
3. Daya Kondensor naik
Serta dapat menurunkan COP.
G. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan percobaan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin besar laju aliran udara pada kondensor akan meringankan kerja
kompresor untuk mensikluskan refrigerant.
2. Perubahan laju udara pada evaporator tidak membawa perubahan yang
signifikan pada kerja kompresor.
3. Kompresor akan bekerja untuk menstabilkan laju aliran refrigerant pada
sistem sesuai dengan laju aliran udara yang ada pada kondensor dan
evaporator.
4. Semakin lambat laju aliran udara pada kondensor menyebabkan perpindahan
kalor dari refrigerant ke udara semakin banyak, sehingga kerja yang
dilakukan evaporator menjadi meningkat.
5. Semakin cepat laju aliran udara pada evaporator menyebabkan refrigerant
mengambil kalor lebih banyak dari udara, sehingga kerja evaporator lebih
optimal.