Laporan PKL Pabrik Gula Kanigoro Madiun
Laporan PKL Pabrik Gula Kanigoro Madiun
Laporan PKL Pabrik Gula Kanigoro Madiun
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.2
2.3
2.4
3.2
3.3
3.4
4.1.5
4.1.6
4.1.7
4.1.8
4.2
4.2.1
4.2.2
4.2.4
4.2.5
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 44
6.2 Saran ...................................................................................................... 44
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
negeri kita saat ini dapat dikatakan merupakan sektor industri yang telah berusia lanjut,
dan sampai saat ini umumnya industri gula yang ada masih mengadopsi teknologi
lama yang dimodifikasi.
Pabrik Gula Kanigoro yang merupakan salah satu industri gula di wilayah Kota
Madiun, Termasuk salah satu industri gula warisan jaman kemerdekaan yang sampai
saat ini masih eksis dalam memproduksi gula yang berkualitas. Untuk terus eksis dalam
percaturan industri gula global saat ini tentu PG. Kanigoro harus ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai serta dukungan karyawan yang terampil dan
terlatih. Sarana dan prasarana yang mengadopsi kemajuan teknologi saat ini, tentu
sangat dibutuhkan perusahaan dalam proses produksi gula sehingga efisiensi proses
produksi dan kualitas hasil produksi dapat selalu terjaga. Dalam mewujudkan hal
tersebut.
Sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan PG. Kanigoro dalam usaha
peningkatan kinerja perusahaan, Sektor-sektor yang termasuk dalam proses produksi
uap, Proses pembuatan gula khusunya unit pemerahan nira tebu dan instalasi boiler
merupakan fokus utama yang akan kami cermati dan pelajari dalam rangkaian
Praktek Kerja Nyata yang kami lakukan selama satu bulan.
1.2
2.
3.
4.
Pengenalan alat-alat proses pengolahan gula dan memahami cara kerja mesin dan
cara perawatannya.
1.3
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
1.4
1.5
1.
2.
3.
Studi kepustakaan.
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1
2.2
Sebelah Timur
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
2.
Sebelah Selatan
3.
Sebelah Barat
4.
Sebelah Utara
2.3
1.
Kabupaten Ponorogo
2.
Kabupaten Magetan
3.
Kabupaten Madiun
4.
Kabupaten Ngawi
5.
Kotamadya Madiun
Struktur Organisasi
Sebagai badan usaha, maka untuk memperlancar segala jenis usaha yang ada
perlu adanya susunan organisasi. Pengertian struktur organisasi suatu bentuk
kerangka yang menunjukan, Gambaran, Jabatan, Tugas, Wewenang. Bagi karyawan
baik pemimpin maupun bawahanya guna mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.
Untuk memperlancar fungsi-fungi dan segala aktifitasnya maka PG Kanigoro
memiliki struktur organisasi yang bertujuan memperjelas tugas masing-masing
bagian. Begitu pula dengan Bagian Instalasi yang merupakan salah satu bagian dari
pabrik juga mempunyai struktur organisasi sendiri. Adapun struktur organisasi Pabrik
Gula Kanigoro dan Bagian Instalasi terlampir
2.4
(SDM), yang juga merupakan salah satu asset perusahaan yang sangat penting, disamping
peralatan pabrik dan mutu bahan. Karena ketiga komponen tersebut saling terkait satu
dengan lainnya. Tenaga kerja dapat di tinjau dari :
2.4.1
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
2.4.2
4. Karyawan Musiman
Yaitu karyawan yang dipekerjakan untuk proses kerja tertentu dan dalam
waktu tertentu bisa diluar masa giling atau didalam masa giling.
5. Untuk melengkapi kekurangan tenaga kerja pihak perusahaan mencari
sumber tenaga lain yaitu bekerja sama dengan instansi lain misalnya CV
atau PT yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
2.4.3
Shift Sore
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Shift Malam
b. Jam kerja dalam masa giling (DMG) untuk karyawan bagian instalasi
yang tidak melaksanakan shift di PG.Kanigoro diatur sebagai berikut :
Senin s/d Kamis : Jam 06.30 - 15.00
Istirahat
Jumat
Sabtu
Jumat
Sabtu
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB III
PROSES PRODUKSI GULA KANIGORO MADIUN
Stasiun Gilingan
2.
3.
Stasiun Penguapan
4.
Stasiun Pengkristalan
5.
6.
3.1
pabrik gula dengan truk dan lori. Lori dan truk yang menampung tebu tersebut masuk tempat
pengumpulan sementara (emplacement), tebu yang telah masuk emplacement tidak boleh
tinggal lama di tempat tersebut karena dapat menurunkan nilai rendemen dari tebu itu
sendiri sehingga dapat menurunkan kualitas ataupun kuantitas nira yang akan diperoleh.
Tebu yang telah tertampung tersebut kemudian diangkat keatas permukaan tiga buah meja
tebu (Crane Table) dengan bantuan Crane Hoist yang berkapasitas 10 ton. Ketiga meja tebu
ini berfungsi memindahkan tebu tebu dari Crane Hoist ke Crane Carrier dan pengaturan
jumlah tebu yang masuk menuju Crane carrier diatur oleh sebuah leveler pada setiap meja
tebunya. Dalam lintasan Crane Carrier terdapat terdapat perangkat pemecah tebu yang
disebut Crane Cutter. Crane Cutter ini berupa pisau pencacah tebu yang bekerja dengan
mekanisme putaran. Fungsinya tentu untuk mencacah batang batang tebu menjadi potongan
potongan kecil, agar penggilinganya menjadi mudah dan cepat. Pada gambar 3.1 adalah
Crane Cutter
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
mekanisme putaran hasil dari tumbukan tersebut berupa batang tebu halus dan siap untuk
diperah di unit penggilingan. Setelah cacahan tebu tersebut
unigrator, cacahan tebu akan berpindah ke Crane Carrier II yang memiliki fungsi utama
mentransfer potongan atau cacahan tebu dari Crane Carrier I menuju unit roll pemerahan
nira. Penggilihan atau pemerahan nira ini dilakukan melalui beberapa tahap yang saling
berkesinambungan, yaitu :
a.
Tahap Pemerahan I
Penggilingan ini berfungsi merusak struktur tebu sehingga ekstrasi nira mudah dan
efektif, serta meningkatkan kapasitas gilingan. Ampas dari gilingan I digunakan sebagai
umpan pada gilingan II, sedangkan hasil perasan gilingan I dialirkan ke tangki
penampungan nira.
b.
Tahap Pemerahan II
Ampas dari gilingan I dimasukan ke gilingan II dengan Intermediate Carrier I setelah
mendapat imbibisi dari nira perahan III. Hasil dari pemerahan nira pada gilingan II
ditampung pada tangki yang menjadi satu dengan tangki penampung nira pada gilingan
I. Hasil perahan nira dari gilingan I dan II ini yang kemudian dipompakan menuju ke
DSM screen
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
c.
d.
Tahap Pemerahan IV
Ampas gilingan III juga berimbibisi nira perahan V sebelum masuk gilingan IV melalui
Intermediate Carrier III. Nira hasilnya juga digunakan untuk imbibisi pada gilingan IV
ditambah air imbibisi 600 C yang bertujuan agar kandungan nira dalam ampas teruang
sekecil mungkin.
e.
Tahap Pemerahan V
Ampas dari gilingan IV diberikan imbibisi air panas dan digiling pada gilingan V pada
pemberian air imbibisi ini maka gula yang terbawa ampas lebih rendah, sehingga proses
ekstrasi pada stasiun gilingan akan lebih baik. Air imbibisi yang diberikan antara 20
25% dari berat tebu. Setelah melalui gilinga n V maka ampas akan diangkut oleh conveyor
menuju ruang pembakaran ketel dan bila kebutuhan bahan bakar ketel telah mencukupi
maka ampas akan diangkut oleh conveyor menuju tempat penyimpanan baggase seperti
pada gambar 3.2 conveyor.
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
roll, roll bagian diatas dikontrol dengan hydraulics sehingga dapat naik dan turun sesuai
dengan tebu yang dimakankan. Penghubung dengan satu unit roll (mill) dengan unit mill
yang lain yang berfungsi meneruskan baggase disebut trash plate.
1.
Dua bottom roll, roll ini dipasang tetap / fixed jadi hanya sebagai tempat pengarah dan
pemakanan tebu.
Pada roll atas gerakanya sesuai dengan kapasitas tebu yang melalui trash plate,
gerakan dari roll atas ini ditopang oleh suatu system hydraulics yang diberi tekanan kerja
2000 psi sedangkan roll yang bawah gerakanya bersifat permanen dengan arah putaran yang
sama.
Penyetelan jarak antar roll diatas juga termasuk dalam salah satu hal yang dapat
mempengaruhi kapasitas pemerahan nira, adapun hal utama lain yang mempenga rui kapasitas
pemerahan nira adalah:
3.2
2.
3.
4.
Pada defikator II, nira mentah akan ditambahkan dengan susu kapur
sampai didapatkan nira dengan kadar PH yang diinginkan.
Selanjutnya, nira akan dialirkan lagi ke defikator III.
5.
Pada defikator III, nira akan ditambahkna dengan susu kapur sampai
didapatkan nira dengan kadar PH yang diinginkan.
6.
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
7.
8.
Pada juice heater II terjadi proses pemanasan nira. Setelah itu, nira
hasil proses pemanasan dimasukkan ke flashtank yang berfungsi
untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung dalam nira agar cepat
teroksidasi. Hasil pemisahan gas-gas ini kemudian dialirkan menuju
single tray clarifier.
9.
3.3
Proses Penguapan
Evaporator berfungsi untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira encer
sampai 80% agar menjadi kental. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penguapan adalah
suhu, tekanan, dan jumlah luas pemanas. Selama proses penguapan akan terjadi perubahan,
yaitu nira kental berwarna agak keruh dan coklat kehitaman sebagai akibat suhu panas.
Selanjutnya nira yang dihasilkan tadi akan dipucatkan pada peti sulfitrasi nira kental. nira
kental tersulfitir selanjutnya dialirkan menuju stasiun pengkristalan.
Pada bagian penguapan, nira encer mengalami proses pemekatan secara bertahap.
Dimana pada bagian ini terdapat tahap yang berbeda. Pada proses vacuum atau dibawah
tekanan atmosfir untuk mempercepat proses penguapan dan menghindari terjadinya
karamelisasi pada larutan gula pekat. Cara ini memiliki beberapa keuntungan yaitu :
1. Nira tidak terlalu lama mengalami pemanasan, karena pada tekanan atmosfir.
Jadi semakin rendah tekanan maka titik didih nira akan semakin rendah pula.
2. Menghemat uap yang berarti efisiensi dalam penggunaan bahan bakar yang
digunakan
Di PG. Kanigoro ini mempunyai 4 buah badan penguapan (evaporator) dan 1 badan
penguapan yang digunakan sebagai cadangan, dibagian penguapan digunakan system
12
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
quadruple effect. Sehingga jumlah badan penguapan ada 4 buah. Uap bekas dimasukkan
pada badan pwnguapan IV. Uap yang mengembun dibuang sebagai kondensat. Untuk
kondensat badan penguapan I dan II dipakai untuk air pengisi ketel dan kondensat pada
badan penguapan III dan IV digunakan untuk proses di stasiun puteran.
Nira jernih mengalami pemanasa pada evaporator pada suhu sekitar 100oC.
kemudian dari proses tersebut, nira dipompa menuju ke masing-masing badan penguapan.
Pada evaporator ini uap bekas kira-kira suhunya 120oC.
Sebagai langkah efisiensi kalor, uap air dari badan penguap 1 dialirkan sampai pada
bagian badan penguap terakhir (BP IV), yaitu bagian pemanas bertingkat. Pada badan
pengua II, nira dipanaskan lagi dengan suhu sekitar 102 oC. uap nira bekas badan penguap II
memiliki suhu sekitar 95oC yang mana akan dimanfaatkan kembali oleh badan penguap III.
Uap nira pada badan penguap III digunakan sebagai pemanas akhir di badan penguap IV
Pada proses penguapan ini temperature penguapan lebih rendah dari pada
temperature pemurnian. Hal ini dikarenakan pada proses penguapan disertai dengan
penambahan tekanan vakum, yang bertujuan agar temperature proses tidak terlalu tinggi dan
dibutuhkan waktupenguapan yang lebih cepat. Amaka dari itu untuk memperoleh wakt
penguapan yang lebih cepat, tekanan pada badan penguap dinaikan sedangkan temperature
diturunkan.
System penguapan berjalan lancer apabila tarikan pompa vakum oleh kondensor
bekerja dengan baik yang ditandai dengan kehampaan yang tinggi pada badan penguapan.
Untuk output bagian penguap I akan dimasukkan ke bagian penguap II dan
seterusnya hingga bagian penguap IV. Output dari bagian penguap IV ini berupa uap panas
dan nira kental. Untuk uap panas akan dialirkan menuju kondensor untukmemanaskan air.
Sedangkan nira kental akan diteruskan menuju sulfiator.
Nira kental akan dialirkan menuju sulfiator untuk mengalami sulfitasi II, pada proses
Sulfitasi II ini nira kental akan ditambah gas SO2 yang bertujuan agar warna nira menjadi
lebih jernih. Nira ketal hasil bejana sulfitasi II ini memiliki PH 5,5 dan siap dialirkan ke pan
masakan.
3.4
terjadi proses pemanasan untuk mendapatkan derajat kekentalan nira yang diinginkan.
Hasil dari pan masakan A berupa gula yang dimasukkan ke dalam palung pendingin A.
13
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Palung pendingin A berfungsi sebagai penampung gula dan juga sebagai wadah
pendingin yang berguna untuk mendapatkan ukuran Kristal gula besar. Setelah dari
palung pendingin A, gula masuk ke mesin pemutar A. dari mesin putaran A akan
dihasilkan gula A dan stroop A.
Gula A kemudian dimasukkan ke putaran SHS dan menghasilkan gula Kristal putih
yang kemudian diteruskan oleh talang goyang dan menuju bak penampungan gula.
Selain sebagai pengangkut hasil putaran SHS, talang goyang juga berfungsi sebagai
pendingin dan pemisah ukuran Kristal gula.
Sedangkan stroop A digunakan sebagai bahan masakan gula C. dari masakan
gula C akan menghasilkan gula C yang ditampung ke palung pendingin C. dari palung
pendingin akan diteruskan menuju puteran C dimana akan dihasilkan berupa gula C dan
stroop C. gula C akan dialirkan ke masakan A, sedangkan stroop C digunakan sebagai
bahan pada masakan gula D.
Dari amsakan gula D menghasilkan gula D yang ditampung di palung pending
D. Dari palung pendingin akan diteruskan menuju mesin puteran D yang menghasilkan
gula D1 akan dicampur dengan gula D2, sedangkan tetes ditampung ditempat peti
penyimpanan tetes.
Mesin puteran D2 menghasilkan gula D2 dan clare. Gula D2 digunakan sebagai
bahan pan masakan C,s edangkan clare digunakan sebagai bahan masakan gula D.
Sebelum amsuk kebagian penyelesaian atau finishing, gula masuk terlebih
dahulu ke sugar dryer. Sugar dryer merupakan alat yang digunakan sebagai pengering
gula setelah dari puteran SHS. Dengan begitu akan menghasilkan gula yang memiliki
kualitas baik.
Pada stasiun penyelesaian ini terdapat talang goyang dimana berbentuk
konstruksi dari talang goyang yaitu dengan menggunakan alas kaki yang dirancang
khusus dari bambu sebagai penyangga. Setelah gula keluar dari puteran kemudian
dialirkan menuju talang goyang dan proses selanjutnya menggunakan alat-alat seperti :
1. Sugar elevator
Yaitu alat yang berfungsi untuk mengangkut dan memasukkan gula dari
talang goyang ke sugar bin
2. Sugar bin
Yaitu alat yang berfungsi untuk menampung gula produksi sebelum
dimasukkan kedalam karung penyimpanan.
14
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
15
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB IV
KETEL UAP DAN TURBIN UAP
4.1 Ketel Uap
4.1.1 Definisi Ketel Uap
Ketel uap merupakan salah satu pesawat kalori yang berfungsi untuk mengubah
panas pembakaran menjadi panas dalam bentuk uap. Uap dari hasil pembakaran ini yang
kemudian akan digunakan sebagai sumber tenaga dalam menggerakkan mesin-mesin uap,
seperti halnya turbin uap. Selain hal itu ketel uap juga dapat didefisikan menjadi suatu
pesawat kalori yang berfungsi untuk mengubah fasa dari fluida kerja yaitu dari kondisi cair
menjadi kondisi uap dengan cara pemanasan yang berasal dari hasil pembakaran bahan
bakar.
Pada suatu instalasi ketel uap yang dipergunakan untuk pembakngkit tenaga listrik
proses konversi energi berlangsung tiga kali. Pertama air yang dipompakan ke dalam ketel
dan di dalam ketel dipanaskan hingga air tersebut berubah fasa menjadi uap. Tahap kedua,
uap tersebut kemudian dialirkan ke instalasi turbin uap untuk dapat menggerakkan poros
turbin, hal ini kemudian akan diteruskan menuju tahapan ketiga yaitu proses pengubahan
energi mekanik poros turbin yang di kopel menjadi satu dengan poros generator menjadi
energi listrik.
Instalasi ketel uap secara umum termasuk dalam suatu unit instalasi pembangkit daya
yang memiliki empat komponen dasar yaitu turbin uap, kondensor, pompa dan ketel uap itu
sendiri. Pada tahap pertama, fluida kerja yang berwujud cair mula-mula dipanaskan dalam
ketel uap atau fluida tersebut telah berubah fasa menjadi uap jenuh atau uap panas lanjut,
kemudian uap tersebut dialirkan untuk menggerakkan turbin uap yang berfungsi untuk
mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi mekanik pada poros turbin. Pada
tahap kedua, aliran uap sisa yang keluar dari turbin kemudia mengalir menuju kondensor,
dalam kondensor ini uap tersebut akan dirubah fasanya dari uap ke dalam wujud cair dengan
cara melepas panas fluida kerja ke lingkungan. Tahap ketiga, fluida yang keluar dari unit
kondensor telah berubah menjadi cair jenuh dalam kondisi tekanan rendah sehingga untuk
dapat mengalirkan fluida ini maka diperlukan pompa. Tahap terkahir adalah fluida tersebut
dipompakan menuju ketel uap, sehingga rangkaian proses tersebut membentuk sebuah siklus
yag secara ideal adalah reversible. Dalam prakteknya selalu ada penambahan air pengisi
ketel dari luar karena adanya kebocoran-kebocoran uap ataupun penurunan nilai efisiensi alat
akibat usia ataupun kondisi kerja sehingga secara actual proses ini bekerja dalam sebuah
siklus yang irreversible.
16
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
: 8-13 kg /cm2
: 22-39 kg /cm2
: 60-125 kg /cm2
: > 25 kg /cm2
pembakaran yang dilewatkan pipa-pipa api atau tabung-tabung api sehingga terjadi proses
perpindahan panas dari gas panas dalam pipa menuju ke fluida air yang mengisi ketel. Pada
umumnya ketel yang tergolong jenis ini merupakan ketel-ketel kecil yang hanya mampu
memproduksi uap maksimum sebanyak 10 ton uap per jam dengan tekanan maksimum 24
kg/cm2.
2.
hasil pembakaran pada bagian luarnya sehingga terjadi perpindahan panas dari gas panas
hasil pembakaran menuju ke pipa-pipa yang dialiri air. Pada umumnya ketel jenis ini
bertekanan sedang yaitu antara 45 kg/cm2 sampai dengan 140 kg/cm2, sedangkan produksi
uapnya dapat mencapai 1000 ton per jam. Ketel jenis ini memiliki efisiensi total yang lebih
besar dari ketel pipa api.
3.
pipa air yang telah ada sebelumnya atau ketel-ketel pipa air yang biasa. Ketel jenis ini
direncanakan dengan berbagai maksud, antara lain:
a. Digunakan untuk tekanan tinggi dan tekanan superkritis melebihi 255 kg/cm2.
b. Untuk dapat memakai bahan bakar nuklir.
c. Untuk dapat menggunakan air yang berkualitas rendah
d. Untuk memperbesar angka perpindahan panas dari ketel tersebut.
17
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Supercharged Steam Generator, yaitu bila bahan bakar dibakar pada tekanan yang
lebih besar dari tekanan atmosfer.
c.
d.
18
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
b. Pada PG. Kanigoro, uap merupakan fluida yang sangat penting dalam proses
produksi. Disamping berfungsi sebagai energi primer penggerak turbin gilingan,
turbin generator listrik dan turbin pompa uap, juga sebagai pemanas pada proses
pembuatan gula, yaitu melalui stasiun masakan.
RUANG BAKAR
19
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
20
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
21
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
22
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Gambar 4.5 adalah gambar dari baggase conveyor pada PG. Kanigoro. Alat ini
digunakan untuk mengangkut ampas tebu (baggase) dari stasiun penggilingan menuju
dapur pembakaran ketel.
f. Cerobong
Gelas Penduga
Alat ini berfungsi mengetahui tinggi permukaan air di dalam ketel, sehingga
operator dapat mengetahui saat yang tepat untuk pengisian air ketel.
3. Katup Pengamanan
Alat ini berfungsi untuk mengatur tekanan uap dari ketel agar tetap stabil pada
tekanan yang melebihi batas.
23
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
4.
Peluit bahaya
Alat ini berfungsi untuk memberikan tanda apabila terjadi kekurangan air, yaitu
kalau tinggi permukaan air turun sampai dengan 100 mm diatas garis api.
5.
Katup Penguras
Alat ini berfungsi untuk membuang air dalam ketel jika diperlukan atau membuang
kotoran yang mengendap pada dasar ketel.
6.
7.
Kran Pembuang dan Lubang Lalu ArangKran ini berfungsi untuk membuang
kotoran yang bercampur dengan air pada waktu pembersihan air dalam ketel.
Sedangkan lubang lalu arang digunakan untuk mengadakan pembersihan atau
perbaikan-perbaikan dalam ketel.
8.
24
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
e. Boiler Recorder
Alat ini berupa grafik (monograf) yang memiliki fungsi untuk mengetahui
stabilitas pengoperasian ketel seperti, jumlah uap yang diprosuksi dan jumlah
uap yang digunakan.
f. Dua buah amper meter
Amper meter digunakan untuk mengetahui beban yang digunakan oleh IDF
ataupun FDF
g. Tiga buah control burner
Alat ini digunakan untuk mengontrol penggunaan atau pemakaian bahan bakar
25
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
b. Superheater
Perangkat ini berfungsi sebagai pemanas fluida kerja yang keluar dari drum atas.
Fluida yang keluar dari drum atas pada unit ketel uap masih dalam bentuk uap
basahsehingga fluida tersebut masih mengandung prosentase air. Maka untuk
menjadikan fluida tersebut benar-benar uap kering maka digunakan superheater sebagai
alat yang akan memanaskan fluida kerja sampai pada fasa uap panas lanjut. Peletakan
superheater ini bersebelahan dengan pipa-pipa ketel uap, sehingga fluida yang keluar
dari drum atas akan langsung masuk superheater sebelum menuju ke instalasi lainnya.
c. Air Heater
Alat ini seperti halnya dengan ekonomiser berfungsi memanaskan fluida kerja
tetapi pada air heater fluida yang dipanaskan adalah udara yang akan masuk ke dalam
ruang bakar ketel uap baik itu udara primer maupun udara sekunder. Air heater terdiri
dari saluran-saluran yang berupa pipa berpenampang kecil, pemanasan pipa-pipa yang di
dalamnya dilalui udara menuju ruang bakar ketel tersebut, dipanaskan dengan gas sisa
hasil pembakaran dari baggase yang akan dibuang ke lingkungan melalui cerobong.
Pada instalasi air Heater di PG. Kanigoro Madiun.
d.
Deaerator
Peralatan ini merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam
peningkatan efisiensi dari ketel uap. Fungsi dari alat ini antar lain:
Menyerap atau menghilangkan kandungan O2 atau gas-gas dari dalam air pengisi
ketel. Gas O2 sangat berbahaya bagi material ketel uap karena akan cepat
menimbulkan korosi.
Menyerap atau menghilangkan gas CO2 yang juga berbahaya bagi ketel uap karena
bila gas CO2 dan O2 bersenyawa dengan material dari ketel uap akan dapat
menimbulkan korosi dan erosi pada permukaan ketel.
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
kebutuhan daya oleh fan jenis ini lebih besar dari pada kebutuhan daya FDF (Force
Draft Fan)
e. Burner
Alat ini berfungsi untuk mengabutkan minyak residu agar dapat terbakar dengan
sempurna. Minyak bakar tersebut sebelumnya harus dipanaskan terlebih dahulu oleh uap
sampai temperatur 90o C.
f. Water Treatment Plant
Water treatment plant merupakan suatu instalasi yang digunakan untuk
memurnikan air pengisi ketel, sehingga persyaratan air pengisi ketel dapat terpenuhi.
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
1800 kcal/kg. Hal tersebut dipengaruhi kandungan air dan gula di ampas. Pada PG.
Kanigoro Madiun ampas tebu diperoleh dari hasil pemerahan nira setelah pemerahan
terakhir yaitu pada unit mill yang ke lima. Ampas tebu dari unit gilingan inikemudian
dikirim menuju ke ruang bakar sebagai bahan bakar utama, tetapi apabila jumlah ampas
tebu tersebut melebihi dari kapasitas ruang bakar maka ampas tebu tersebut akan dikirim
menuju unit penyimpanan sebagai cadangan bahan bakar.
bergabung dengan uap bekas dari instalasi turbin gilingan dan turbin cane cutter serta
unigrator dalam sebuah header uap bekas. Uap bekas gabungan tersebut kemudian
dialirkan sebagai pemanas di evaporator I, II dan voor cooker serta unit juice heater pan
masakan. Pada unit evaporator III, IV dan V selanjutnya menggunakan uap nira yang
dihasilkan pada proses pemanasan evaporator I dan II secara seri. Air kondensat dari
evaporator III, IV dan V ditampung pada water service tank, sedangkan air kondensat dari
pan masakan dan evaporator I dan II dipompakan ke water tank. Apabila masih terdapat
unsur gula pada air tersebut maka akan dilakukan pengiriman menuju service water tank.
Sementara itu air sebelumnya dilewatkan contaminant tank. Setelah air kondensasi tersebut
28
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
telah bebas dari unsur gula dan unsur lainnya maka air kondensasi ini akan dipompakan
menuju ketel uap kembali. Jika air kondensasi ini tidak mencukupi di dalam ketel maka
akan ditambahkan air pengisi ketel dari uap water tank yang telah dipanaskan.
Turbin aksial, yang uapnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu turbin,
tegak lurus terhadap sudu jalan, pada turbin ini tingkat kecepatannya rendah.
b.
Turbin radial, yang uapnya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu
turbin atau sejajar dengan sumbu jalan
29
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Turbin dengan pengaturan pencekikan (throttling) yang uap barunya masuk melalui
satu atau lebih (yang tergantung pada daya yang dihasilkan) katup pencekik yang
dioperasikan serempak.
b.
Turbin yang pengaturan nozel uap barunya masuk melalui dua atau lebih pengatur
pembuka (opening regulator) yang berurutan
Turbin impuls yaitu turbin yang energi potensial uapnya diubah menjadi energi kinetik
di dalam nozel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan dan di
dalam sudu-sudu gerak, energi kinetik uap diubah menjadi energi mekanis; menurut
praktek turbin impuls yang dilakukan sekarang ini, pengklasifikasian ini adalah
relative, karena turbin ini beroperasi dengan derjat reaksi yang agak membesar pada
sudu gerak tingkat-tingkat yang berikutnya (pada turbin kondensasi).
b.
Turbin reaksi aksial adalah turbin yang ekspansi uapnya terjadi di antara laluan sudu
baik sudu pengarah maupun sudu gerak, tiap-tiap tingkat berlangsung hampir pada
derajat yang sama.
c.
d.
Turbin kondensasi (condensing turbine) dengan generator, pada turbin jenis ini uap
pada tekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer dialikan ke kondensor. Disamping itu
uap juga dicerat dari tingkat-tingkat menengahnya untuk memanaskan air pengisian
30
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
ketel, jumlah penceratan yang demikian biasanya dari 2-3 hingga 8-9. Kalor laten
selama proses kondensasi semuanya hilang pada turbin ini. Turbin kapasitas kecil pada
desain yang terdahulu sering tidak mempunyai pemanasan air pengisian regenerative.
Turbin kondensasi dengan satu atau dua penceratan dari tingkat menengahnya pada
tekanan tertentu untuk keperluan-keperluan industri dan pemanasan.
b.
Turbin tekanan lawan (back pressure turbine) uap buang dipakai untuk keperluankeperluan industri dan pemanasan, ke dalam turbin ini dapat ditambahkan (dalam
artian yang relative) turbin dengan kevakuman yang dihilangkan (deteriorated), yang
uap buangnya dapat dipakai untuk keperluan-keperluan pemanasan. Turbin tekanan
lawan (back pressure turbine) dengan penceratan uap dari tingkat-tingkatmenengahnya
pada tekanan tertentu; turbin jenis ini dimaksudkan untuk mensuplai uap pada
konsumen untuk berbagai kondisi tekanan dan temperature.
c.
Turbin tumpang. Turbin ini juga adalah jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaan
bahwa uap buang dari turbin jenis ini lebih lanjut masih dipakai untuk turbin-turbin
kondensasi tekanan menengah dan rendah. Turbin ini, secara umum beroperasi pada
kondisi tekanan dan temperature uap awal yang tinggi dan dipakai kebanyakan untuk
membesarkan kapasitas pembangkitan pabrik dengan maksud untuk mendapatkan
efisiensi yang lebih baik.
d.
Turbin tekanan rendah ( tekanan buang ) yang uap buang dari mesin-mesin uap, palu
uap, mesin tekan dan lain-lain, dipakai untuk keperluan pembangkitan tenaga listrik.
e.
Turbin tekanan campuran dengan dua atau tiga tingkat tekanan, dengan suplai uap
buang ke tingkat-tingkat menengahnya
Turbin turbin yang disebutkan pada b sampai c biasanya mempunyai penceratan
untuk pemanasan air pengisian ketel secara regenerative, disamping penceratan uap
pada tekanan-tekanan tertentu untuk keperluan-keperluan lainnya.
4.2.2.7 Klasifikasi Turbin Uap berdasarkan Kondisi Uap pada Sisi Masuk Turbin
a.
Turbin tekanan rendah, yang memakai uap pada tekanan 1,2 sampai 2 atm
b.
Turbin tekanan menengah, yang memakai uap uap pada tekanan sampai 40 atm.
c.
Turbin tekanan tinggi, yang memakai uap pada tekanan diatas 40 atm
d.
Turbin tekanan sangat tinggi, yang memakai uap pada tekanan 170 atm atau lebih dan
temperature diatas 550C
e.
Turbin tekanan superkritis, yang memakai uap pada tekanan 225 atm atau lebih
31
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Turbin stationer dengan kepesatan putar yang konstan dipakai terutama untuk
menggerakkan alternator
b.
Turbin uap stationer dengan kepesatan yang bervariasi dipakai untuk menggerakkan
pompa, pengedar udara (air circulator) dan lain-lain
c.
Turbin yang tidak stasioner dengan kepesatan yang bervariasi, turbin jenis ini biasanya
dipakai pada kapal-kapal uap, kapal lokomotif kereta api (lokomotif turbo)
d.
Semua jenis turbin yang dijelaskan di atas ini yang tergantung pada kepesatan putar
dapat dihubungkan langsung atau melalui roda gigi reduksi mesin-mesin yang
digerakan.
Secara umum cara kerja turbin uap adalah sebagai berikut, turbin uap memiliki
bagian-bagian utama yaitu : nosel ekspansi, poros dan cakram dengan sudu-sudu yang
dipasang pada pinggirannya. Cakram merupakan bagian terpenting turbin yang dikenal
sebagai rotor, tang dipasang di dalam rumag turbin (turbine chasing). Bantalan-bantalan
luncur poros ditempatkan pada rumah bantalan yang dipasang pada dasar rumah turbin.
Pada turbin sederhana ekspansi uap diperoleh dari tekanan awalnya sampai ke
tekanan akhir di dalam satu atau dalam satu grup nozzel yang diletakkan pada stator turbin
dan ditempatkan di depan nozzel diikuti dengan penurunan kandungan kalornya (heat
content). Penurunan kandungan kalor yang terjadi di dalam nozzel ini selanjutnya akan
menyebabkan kenaikan kecepatan uap yang keluar dari nozzle. Energi kecepatan semburan
uap memberikan gaya impuls pada sudu-sudu dan melakukan kinerja mekanis pada poros
rotor turbin.
4.2.4 Bagian-bagian Turbin Uap
Bagian utama dari turbin uap terdiri dari bagian-bagian yang berputar yang
dinamakan rotor dan bagian yang diam yang dinamakan stator. Adapun bagian-bagian dari
turbin uap sebagai berikut :
a. Nozzel
Nozzle adalah bagian yang berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi kecepatan atau energi kinetik dari uap. Pada nozzle inilah energi panas uap
diekspansikan (diturunkan tekanan dan temperaturnya) sehingga tenaga panas berubah
menjadi tenaga kinetik dan gerak, untuk selanjutnya memutar turbin sehingga poros turbin
32
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
berputar. Metode pembuatan nozzle dapat dibuat dengan cara cor yang satu kesatuan dengan
diafragma pertama dan di mesin seluruhya.
b. Blade (Sudu)
Sudu adalah bagian yang berfungsi mengubah energi kinetik uap dari nozzle menjadi
energi mekanik (putar) pada poros atau shaft. Sudu dapat dibuat dari baja tahan karat, baja
paduan mutu tinggi atau baja nikel dan khrom. Setiap beberapa buah blade dijadikan satu
segmen dengan menggunakan plat shrond sehingga kemampuan masing-masing blade
meningkat. Plat shrond yang melingkari blade bukan saja untuk memperluas konstruksinya,
tetapi juga untuk mengurangi jumlah fluida kerja yang mengalir dalam arah radial. Fluida
kerja yang mengalir melalui celah antar puncak blade dan stator serta juga guide blade dan
rotor tdak melakukan kerja memutar rotor. Oleh
karena itu keadaan ini merupakan kerugian yang harus dapat diatasi dengan jalan
mempersempit celah tersebut, tetapi harus dijaga agar rotor tidak bergesekan dengan stator
dalam segala keadaan.
c. Rotor (roda turbin)
Rotor terdiri dari piringan yang merupakan tempat penempatan sudu dan poros.
Antara rotor dan stator terdapat celah, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemuaian
relative. Bagian poros turbin pada daerah pemasangan packing carbon diberi lapisan
stainless steel yang berfungsi untuk mengurangi erosi dan korosi sehingga umur poros lebih
panjang. Disc blade dipasang pada poros dengan penyusutan dan diberi pasak. Setelah
semua bagian rotor tepasang lengkap, maka perlu keseimbangan statis untuk mengurangi
getaran.
e. Stator (rumah turbin)
Bahan untuk membuat stator adalah cast iron yang dibelah horizontal. Lubang
masuk dan keluar saluran uap ditempatkan pada stator bagian bawah, yaitu untuk
mempermudah perbaikan. Stator ini menerima / menahan yang hampir sama besarnya
dengan tekanan uap keluar turbin, sehingga untuk pengamanan maka stator bagian atas
dipasang kutub pengaman diri (safety warming valve)
33
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
: Shimadzu
Tahun
: 1980
Temperature
: 330o C
Putaran / Menit
: 4570,6/1500 rpm
: 16 kg/cm2
: 0,2 kg/cm2
Generator
Merk
Tahun
: 1977
Daya
: 1500 kva
Putaran/Menit
: 1500 rpm
Voltage
: 400/230V
Sycles
: 50 HZ
Opwekker
Buatan
: TOYO DENKI
Tahun
: 1979
Daya
: 8 kw
Putaran/Menit
: 1500 rpm
Voltage
: 80 V
Tahun
: 1962
Temperature
: 350o C
Putaran / Menit
: 1500 rpm
: 15 kg/cm2
: 0,2 kg/cm2
Generator
Merk
Tahun
: 1962
34
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Daya
: 1500 kva
Putaran/Menit
: 1500 rpm
Voltage
: 400/231V
Sycles
: 50 HZ
Opwekker
Buatan
: TOYO DENKI
Tahun
: 1962
Daya
: 0,35 kw
Putaran/Menit
: 1500 rpm
Voltage
: 230 V
35
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB V
KEBUTUHAN UAP PG KANIGORO
= 12,2 ton/jam
= 26,2 ton/jam
Keterangan :
G
HO
36
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
= 80 C
= 1659,8 TCD
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
26,2
Jumlah
26,2
Pemakaian uap :
Turbin Boursig
Turbin Ebara
9,17
10,45
Rugi-rugi turbin
0,49
Sream Washing
0,98
Deaerator
1,61
Suplesi
3,08
Losses
0,8
Jumlah
26,2
38
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
= 100 pk = 73,5 kW
Uap masuk
Uap keluar
h2s
= 601 kcal/kg
= 3440,56 kg/jam
= 50 pk = 36,75 kW
Uap masuk
Uap keluar
h2s
= 601 kcal/kg
39
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
18,39
3,08
21,47
Jumlah
Pemakaian uap :
13,74
3,4
0,207
Sanitasi gilingan
0,32
krengseng
0,542
Losses
0,33
2,20
Jumlah
21,47
Tabel 5.3 Data Laporan Periode I (25 Juli 2015 - 15 Agustus 2015)
Uraian
% tebu
Tebu digiling
Nira Mentah
Ton/jam
% brix
9,38
13,14
69,15
103,55
112,25
6,4
4,425
Penambahan CaOH
1,45
1,55
Flokulant
Blotong
% pol
0,21
4,22
4,57
40
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
PP I
PP II
PP III
40
75
95
80
100
105
120
120
120
41
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
5.3.4 Penguapan
Berat (G) NE
brix NE
= 11,36 %
brix NK
= 57,65 %
= 0,5 kg/cm2
5.3.5 Masakan
brix NK
= 57,65 %
brix masakan A
= 95,25 %
Berat NK
= 13,59 Ton/jam
42
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
Kebutuhan uap untuk St. Masakan menurut TROMP adalah 1.74-2 dari air yang
diuapkan dalam nira kental. (sumber: E. Hugot,1986,hlm; 664)
Ton/jam
12,81
Evaporator (BP) I
16,17
Masakan
10,72
Jumlah
39,7
Ton/jam
13,74
3,4
9,17
10,45
2,20
39,70
43
Laporan Kerja
PG. Kanigoro Madiun
Periode 1 Agustus 2015 1 September
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan PKL yang dilakukan di PG. Kanigoro mulai tanggal 1 Juli 1 September
2015, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Mahaasiswa mendapatkan pengalaman sebagai berikut.
a. Mahasiswa mendapat pengetahuan tentang proses pabrikasi gula di PG. Kanigoro
Madiun, dan pengetahuan tentang cara kerja system tenaga uap yang meliputi turbin
uap, ketel, mesin uap
b. Mendapatkan pengetahuan tentang menganalisa steam balance pada PG. Kanigoro
Madiun
c. Mendapatkan pengetahuan tentang angka pengawasan turbin uap
2. Sumber daya listrik PG. Kanigoro berasal dari PLN, Generator Turbin Ebara 650 KW dan
Generator Turbin Boursig 670 KW.
3. Jika dilihat dari banyaknya air pengisi ketel,
menghasilkan uap 26,2 ton/jam dan untuk 6 ketel TR menghasilkan uap sebesar 18,39
ton /jam. UBA dari ketel TM digunakan untuk penggerak Turbin Ebara, Boursig dan
suplesi ke ketel TR. UBA dari TR digunakan untuk penggerak mesin uap dan proses
penunjang. UBE dari Turbin Ebara, Turbin Boursig Mesin uap akan difungsikan sebagai
pemanas di Pan Pemanas, Pan Penguapan dan Pan Masakan
6.2 Saran
1. Sebaiknya pipa-pipa di PG.Kanigoro diganti secara berkala untuk minimalisir kebocoran
yang mengakibatkan losses.
2. Agar ditingkatkan kembali untuk kebersihan dalam pabrik
44