0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan21 halaman

Urgensi Pernikahan Dalam Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 21

Urgensi Pernikahan dalam Islam (Perjalanan Menuju Kemenangan)

1.

Perintah Allah dan Bukti sempurnaan iman


)

(

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui. ( An-nur : 32 )

maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi (QS. An Nisa: 3).
:
.

Tiga golongan yang Allah pasti akan menolong mereka: budak yang hendak menebus
dirinya, seorang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatanya dari perkaraperkara yang diharamkan, dan seorang yang berjihad di jalan Allah. (HR. An-Nasai,
Kitabun Nikah, Bab Maunatullah An-Nakih Al ladzi Yuridul Afaf, no. 3218, 3120)
.

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela

Rasulullah saw telah bersabda:


Apabila seseorang telah melaksanakan pemikahan, maka sempurnalah separuh
agamanya. Maka bertaqwalah (takutlah) kepada Allah terhadap separo yang lain.

2. Menghidupkan Sunnah


Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk
dari golonganku (ummat nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, pent) (HR. Ibn
Majah no. 1846. Shohih Jami As Shoghir no. 6807).

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaikbaik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya. (HR. At-Tirmidzi no. 1162.
Lihat Ash-Shahihah no. 284).
:

. : : . : :
:
Biasanya pada hari raya, orang-orang Habasyah bermain perisai dan tombak (berlatih
perang-perangan). Aku yang meminta kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam (agar
diperkenankan menonton permainan tersebut) dan beliau sendiri menawarkan dengan
berkata, Apakah engkau ingin melihat permainan mereka? Iya, jawabku. Beliau pun
memberdirikan aku di belakangnya, pipiku menempel pada pipi beliau. Beliau berkata:
Teruskan wahai Bani Arfidah4. Hingga ketika aku telah jenuh, beliau bertanya,
Cukupkah? Iya, jawabku. Kalau begitu pergilah, kata beliau. (HR. Al-Bukhari no.
950

n Muslim no. 2062.

3. Sumber Kebahagiaan dan ketenangan hakiki

SaHabat Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda:


Empat perkara, barangsiapa memilikinya berarti dia mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat: Hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, badan yang sabar
dikala mendapat musibah, dan istri yang dapat menjaga kehormatan diri serta dapat
menjaga harta suami. (HR. Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al- Ausath, sedang sanad
dalam salah satu dan dua riwayat adalah bagus).

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri


dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (30:21)

4. Menjaga diri dari Fitnah dan Zina




Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
(fitnahnya) wanita. (HR. Al Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 6880)

, , , ,

Wahai para pemuda, jika kalian memiliki kemampuan maka menikahlah. Karena yang
demikian itu akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga farji. Barangsiapa yang
belum mampu melakukannya maka lakukanlah puasa, karena puasa adalah tameng (HR.
Bukhori no. 1905; Muslim no. 1400)

5. Ladang Pahala

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menikah, sedang telah kita ketahui bahwa
dalam pelaksanaan setiap perintah Allah pasti ada pahala yang dijanjikan. Maka menikah

merupakan salah satu sarana untuk menambah pahala, yang kelak menjadi pemberat
timbangan amal di akherat. Di antaranya adalah pahala yang didapat dari hubungan suami
istri. Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam bersabda :

: .


,
,
6. Bukti Cinta

Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat
menyenangkan) seperti pernikahan (Sunan Ibnu Majah)

7. Faktor Kebangkitan Islam


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar (annisa:9)

Memilih Pasangan Yang Baik

Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:


Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: Karena hartanya, karena keturunannya,
karena kecantikannya, dan karena agamanya. Berbahagialah orang yang menikahi wanita
karena agamanya, dan merugilah orang yang menikahi wanita hanya karena harta,
kecantikan, dan keturunannya. (HR. Bukhari dan Muslim}

Yang seperti apa

Yang seperti Rosul kaana khuluquhul Quran

QS Al-Muminun [23]: 1-11.

1. Yang memiliki karakter manusia pemenang atau manusia yang sukses dalam
kehidupan dunia dan akhirat.. 23:1
2. Yang Sholatnya khusyu, tanda manusia yang punya visi kehidupan, dengan ibadah
ketenangan dan kecintaan.
3. Yang Efektif dan penuh manfaat, meninggalkan hal-hal yg tak ada gunanya
apalagi yang merusak kehidupan
4. Yang Mencintai dengan berbagi
5. Yang paling setia dan menjaga diri dari maksiat
6. Yang paling amanah
http://zettaproject.blogspot.co.id/2012/04/urgensi-pernikahan-dalam-islam.html

3. SYARAT DAN RUKUN MUNAKAHAT


Rukun nikah ada lima macam, yaitu :
a. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Bukan mahram calon istri
5) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
6) Usia sekurang kurangnya 19 Tahun
b. Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar benar perempuan
3) Tidak dipaksa,
4) Halal bagi calon suami
5) Bukan mahram calon suami
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang kurangnya 16 Tahun
c. Wali
Wali harus memenuhi syarat syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki laki

d. Dua orang saksi


Dua orang saksi harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :
Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil. (Riwayat Ahmad.)
e. Ijab dan Qabul
ZZ Allah dan kamu menghalalkan mereka dengan kalimat Allah. (HR. Muslim).
4. HIKMAH DAN TUJUAN
1. Perkawinan Dapat Menentramkan Jiwa
Dengan perkawinan orang dapat memnuhi tuntutan nasu seksualnya dengan rasa aman dan tenang,
dalam suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan batin.
Firman Allah SWT :
Dan diantara tanda tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptkan istri istri dari jenismu sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. (Ar Rum/30:21)
2. Perkawinan dapat Menghindarkan Perbuatan maksiad.
Salah satu kodrat manusia adalah penyaluran kodrat biologis. Dorongan biologis dalam rangka
kelangsugan hidup manusia berwujud nafsu seksual yang harus mendapat penyaluran sebagaimana
mestinya. Penyaluran nafsu seksual yang tidak semestinya akan menimbulkan berbagai perbuatan
maksiat, seperti perzinaan yang dapat megakibatkan dosa dan beberapa penyakit yang mencelakakan.
Dengan melakukan perkawinan akan terbuaka jalan untuk menyalurkan kebutuhan biologis secara
benar dan terhindar dari perbuatan pebuatan maksiad.
3.Perkawinan untuk Melanjutkan Keturunan
Dalam surah An Nisa ayat 1 ditegaskan bahwa manusia diciptakan dari
yang satu, kemudian dijadika baginya istri, dan dari keduanya itu berkembang biak menjadi manusia
yang banyak, terdiri dari laki laki dan perempuan.

Memang manusia bisa berkembang biak tanpa melalui pernikahan, tetapi akibatnya akan tidak jelas
asal usulnya / jalur silsilah keturunannya. Dengan demikian, jelas bahwa perkawinan dapat
melestarikan keturunan dan menunjang nilai nilai kemanusiaan.
Pengertian Jinayat
Jinayah menurut fuqaha ialah perbuatan atau perilaku yang jahat yang dilakukan oleh seseorang
untuk mencerobohi atau mencabul kehormatan jiwa atau tubuh badan seseorang yang lain dengan
sengaja.
Pentarifan tersebut adalah khusus pada kesalahan-kesalahan bersabit dengan perlakuan seseorang
membunuh atau menghilangkan anggota tubuh badan seseorang yang lain atau mencederakan atau
melukakannya yang wajib di kenakan hukuman qisas atau diyat.
Kesalahan-kesalahan yang melibatkan harta benda, akal fikiran dan sebagainya adalah termasuk
dalam jinayah yang umum yang tertakluk di bawahnya semua kesalahan yang wajib dikenakan
hukuman hudud, qisas, diyat atau tazir.
Faedah dan manafaat daripada Pengajaran Jinayat :1) Menjaga keselamatan nyawa daripada berlaku berbunuhan sesama sendiri dan sebagainya
2) Menjaga keamanan maruah di dalam masyarakat daripada segala fitrah tuduh-menuduh.
3) Menjaga keamanan maruah di dalam harta benda dan nyawa daripada kecurian, ragut dan lain-lain.
4) Berhubung dengan keamanan negara dan menyelenggarakan keselamatan diri.
5) Perkara yang berhubung di antara orang-orang Islam dengan orang-orang kafir di dalam negara
Islam Pembunuhan
Bab 2 : Bentuk Hukuman Yang Dikenakan Ke Atas Penjenayah
Mengikut peruntukan hukum syara yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Al-Hadith dan yang
dikuatkuasakan dalam undang-undang jinayah syariyyah, penjenayah-penjenayah yang didakwa di
bawah kes jinayah syariyyah apabila sabit kesalahannya di dalam mahkamah wajib dikenakan
hukuman hudud, qisas, diyat atau tazir.
Hukuman-hukuman ini adalah tertakluk kepada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penjenayahpenjenayah tersebut.
1. Hukuman Hudud
Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di dalam Al-Quran dan
Al-Hadith. Hukuman hudud ini adalah hak Allah yang bukan sahaja tidak boleh ditukar ganti
hukumannya atau diubahsuai atau dipinda malah tidak boleh dimaafkan oleh sesiapapun di dunia ini.
Mereka yang melanggar ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya
adalah termasuk dalam golongan orang yang zalim. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
Dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah orang-orang yang
zalim. (Surah Al-Baqarah, 2:229).
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman hudud ialah:

a) Berzina, iaitu melakukan persetubuhan tanpa nikah yang sah mengikut hukum syara.
b) Menuduh orang berzina (qazaf), iaitu membuat tuduhan zina ke atas orang yang baik lagi suci atau
menafikan keturunannya dan tuduhannya tidak dapat dibuktikan dengan empat orang saksi.
c) Minum arak atau minuman yang memabukkan sama ada sedikit atau banyak, mabuk ataupun tidak.
d) Mencuri, iaitu memindahkan secara sembunyi harta alih dari jagaan atau milik tuannya tanpa
persetujuan tuannya dengan niat untuk menghilangkan harta itu dari jagaan atau milik tuannya.
e) Murtad, iaitu orang yang keluar dari agama Islam, sama ada dengan perbuatan atau dengan
perkataan, atau dengan itiqad kepercayaan.
f) Merompak (hirabah), iiatu keluar seorang atau sekumpulan yang bertujuan untuk mengambil harta
atau membunuh atau menakutkan dengan cara kekerasan.
g) Penderhaka (bughat), iaitu segolongan umat Islam yang melawan atau menderhaka kepada
pemerintah yang menjalankan syariat Islam dan hukum-hukum Islam.
2. Hukuman Qisas
Hukuman qisas adalah sama seperti hukuman hudud juga, iaitu hukuman yang telah ditentukan oleh
Allah di dalam Al-Quran dan Al-Hadith. Hukuman qisas ialah kesalahan yang dikenakan hukuman
balas.
Membunuh dibalas dengan bunuh (nyawa dibalas dengan nyawa), melukakan dibalas dengan
melukakan, mencederakan dibalas dengan mencederakan.
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman qisas ialah:
a) Membunuh orang lain dengan sengaja.
b) Menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain dengan sengaja.
c) Melukakan orang lain dengan sengaja. Hukuman membunuh orang lain dengan sengaja wajib
dikenakan hukuman qisas ke atas si pembunuh dengan dibalas bunuh. Firman Allah s.w.t. yang
bermaksud:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kamu menjalankan hukuman qisas (balasan yang
seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh. (Surah Al-Baqarah, 2:178)
Hukuman menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain atau melukakannya
wajib dibalas dengan hukuman qisas mengikut kadar kecederaan atau luka seseorang itu juga
mengikut jenis anggota yang dicederakan dan dilukakan tadi.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
Dan Kami telah tetapkan atas mereka di dalam kitab Taurat itu, bahawasanya jiwa dibalas dengan
jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga dibalas dengan
telinga, dan gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka juga hendaklah dibalas (seimbang). Tetapi
sesiapa yang melepaskan hak membalasnya, maka menjadilah ia penebus dosa baginya. Dan sesiapa
yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, maka mereka itulah orangorang yang zalim. (Surah Al-Maidah: 45)

3. Hukuman Diyat
Hukuman diyat ialah harta yang wajib dibayar dan diberikan oleh penjenayah kepada wali atau waris
mangsanya sebagai gantirugi disebabkan jenayah yang dilakukan oleh penjenayah ke atas mangsanya.
Hukuman diyat adalah hukuman kesalahan-kesalahan yang sehubungan dengan kesalahan qisas dan ia
sebagai gantirugi di atas kesalahan-kesalahan yang melibatkan kecederaan anggota badan atau
melukakannya.
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman diyat ialah:
a) Pembunuhan yang serupa sengaja.
b) Pembunuhan yang tersalah (tidak sengaja).
c) Pembunuhan yang sengaja yang dimaafkan oleh wali atau waris orang yang dibunuh. Firman Allah
s.w.t. yang bermaksud:
Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang
terbunuh) maka hendaklah (orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam
menuntut ganti nyawa), dan si pembunuh pula hendaklah menunaikan (bayaran ganti nyawa itu)
dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta satu
rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka
baginya azab siksa yang tidak terperi sakitnya. (Surah Al-Baqarah, 2:178)
4. Hukuman Tazir
Hukuman tazir ialah kesalahan-kesalahan yang hukumannya merupakan dera, iaitu penjenayahpenjenayah tidak dijatuhkan hukuman hudud atau qisas. Hukuman tazir adalah hukuman yang tidak
ditentukan kadar atau bentuk hukuman itu di dalam Al-Quran dan Al-Hadith.
Hukuman tazir adalah dera ke atas penjenayah-penjenayah yang telah sabit kesalahannya dalam
mahkamah dan hukumannya tidak dikenakan hukuman hudud atau qisas kerana kesalahan yang
dilakukan itu tidak termasuk di bawah kes yang membolehkannya dijatuhkan hukuman hudud atau
qisas.
Jenis, kadar dan bentuk hukuman tazir itu adalah terserah kepada kearifan hakim untuk menentukan
dan memilih hukuman yang patut dikenakan ke atas penjenayah-penjenayah itu kerana hukuman
tazir itu adalah bertujuan untuk menghalang penjenayah-penjenayah mengulangi kembali kejahatan
yang mereka lakukan tadi dan bukan untuk menyiksa mereka.
Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan 3 orang ikhwah mengenai kufu dalam pernikahan. Dari
pendapat saya sempat terlontar bahwa setiap orang pada dasarnya sekufu selama yang bersangkutan
adalah seorang muslim. Pendapat ini dinukil dari pendapat Imam Ali bin Abi Tholib r.a. bahwa :
Manusia itu satu sama lain adalah kufu, mereka yang Arab, yang bukan Arab, yang Kuraisy dan
yang Hasyimi kalau sudah masuk Islam dan sudah beriman

Namun untuk masalah kufu ditinjau dari segi Fiqih Munakahat sendiri, sudah dijabarkan cukup jelas.
Berikut adalah penjelasan kufu dalam Fiqih Munakahat.
Sekufu dalam arti bahasa adalah sepadan, sama atau menyerupai. Yang dimaksud dengan sepadan dan
menyerupai di sini adalah persamaan antara kedua calon mempelai dalam 5 perkara :
Pertama, dalam agamanya. Seorang laki-laki fasik yang keji tidaklah sepadan dengan seorang wanita
yang suci dan adil. Karena laki-laki fasikdalam persaksian dan beritanya tidak dapat diterima. Ini
merupakan salah satu kekurangan yang sangat manusiawi.
Kedua, keturunan atau segi keluarga. Orang asing (bukan keturunan Arab) tidak sepadan dengan
orang yang keturunan dari bangsa Arab.
Ketiga, merdeka. Orang yang mempunyai status sebagai hamba sahaya atau seorang budak belia
tidaklah sepadan dengan orang yang merdeka. Karena ia memiliki kekurangan yaitu statusnya dalam
kepemilikan orang lain.
Keempat, profesi. Orang yang memiliki profesi yang rendah seperti tukang bekam atau tukang tenun,
tidaklah sepadan dengan putri seorang yang memiliki profesi besar seperti saudagar dan pedagang
kaya.
Kelima, memenuhi permintaan dari pihak wanita. Yaitu, bisa memberikan mahar yang diminta dan
nafkah yang ditentukan dari pihak wanita tersebut. Demikian juga dengan orang serba susah
hidupnya, tidaklah sepadan dengan wanita yang biasa hidup bergelimangan harta. Karena hal ini bisa
menimbulkan bahaya yang tidak sedikit jika tidak terpenuhi nafkah yang ia butuhkan.
Jika didapati dari salah satu calon mempelai memiliki satu dari lima kategori di atas, maka kesamaan
tersebut telah dianggap terpenuhi. Hal ini tidak berpengaruh pada keabsahan atau sahnya akad nikah
yang dilakukan. Karena, sesungguhnya sekufu itu tidak termasuk syarat sah nikah, sebagaimana Nabi
SAW memerintahkan Fatimah binti Qois untuk menikah dengan Usamah bin Zaid. Dan Fatimah pun
menikah dengannya. Demikian yang dijelaskan dalam hadist riwayat muttafaq alaih.
http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/pengertian-munakahat-pernikahan/

LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) merupakan masalah besar yang sangat
mengkhawatirkan banyak umat manusia. Ajaran Islam melarang dengan tegas perilaku menyimpang
ini karena tidak sesuai dengan fitrah manusia.
Homoseksual dan lesbian merupakan perilaku seksual yang menyimpang dan merupakan
dosa besar
Allah SWT berfirman:
Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala Dia berkata kepada
mereka: Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, (Q.S. Al-Araaf: 80-81)
Rasulullah saw bersabda, Siapa saja yang menemukan pria pelaku homoseks, maka bunuhlah
pelakunya tersebut. (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Al-Baihaki).
Al-Quran dan Sunnah di atas sudah menerangkan dengan jelas bahwa praktik homoseks merupakan
satu dosa besar dan sangat berat sanksinya di dunia. Apabila tidak dikenakan di dunia maka sanksi
tersebut akan diberlakukan di akhirat. Sedangkan hukuman bagi pelaku sihaq (lesbi), menurut
kesepakatan para ulama, adalah tazir, di mana pemerintah yang memiliki wewenang untuk
menentukan hukuman yang paling tepat, sehingga bisa memberikan efek jera bagi pelaku perbuatan
haram ini (Husaini, hal. 108)
Dampak-dampak yang ditimbulkan
Prof. DR. Abdul Hamid El-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di asosiasi
kedokteran Islam dunia (FIMA) di dalam bukunya Kaum Luth Masa Kini (hal. 65-71) menjelaskan
dampak-dampak yang ditimbulkan sebagai berikut:
Dampak kesehatan
Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya adalah sebagai berikut:
78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular (Rueda, E. The Homosexual
Network. Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982, p. 53).
Rata-rata usia kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban AIDS dari
golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia lelaki yang menikah dan normal
adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum lesbian adalah 45 tahun sedangkan rata-rata wanita yang
bersuami dan normal 79 tahun (Fields, DR. E. Is Homosexual Activity Normal? Marietta, GA).
Dampak sosial
Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penelitian menyatakan seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang per tahunnya.
Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya. (Corey, L. And
Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual Men. New England J. Med., 1980, pp
435-438).

43% dari golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti menyatakan bahwasanya selama
hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500 org. 28% melakukannya dengan
lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan bahwa pasangan homonya tersebut berasal dari
orang yang tidak dikenalinya sama sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan kencan satu
malam atau beberapa menit saja (Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of Diversity
Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).
Dampak Pendidikan
Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa ataupun siswi yang menganggap dirinya
sebagai homo menghadapi permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal
karena mereka merasakan ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah
(National Gay and Lesbian Task Force, Anti-Gay/Lesbian Victimization, New York, 1984)
Dampak Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:
Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat;
padahal populasi mereka hanyalah 2% dari keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20
kasus homo seksual merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490 kasus
perzinaan 1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological Report,
1986, 58 pp. 327-337).
Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase sebenarnya kaum homo seksual antara
1-2% dari populasi Amerika, namun mereka menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan
agar masyarakat beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh pada perpolitikan dan
perundang-undangan masyarakat (Science Magazine, 18 July 1993, p. 322).
Strategi-strategi dalam Menghadapi LGBT
Mengingat banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang ini, maka
diperlukan strategi dalam menghadapi masalah LGBT ini.
Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT dengan Mengenal Musuh dan Strategi
Melawan Musuh Abadi
Tak dipungkiri bahwa setan menjadi musuh abadi manusia yang akan terus menyesatkan dan
menjerumuskan manusia ke dalam lembah kebinasaan.
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu. (Q.S. Az-Zukhruf: 62)
Cara setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memoles perbuatan maksiat dan jahat
sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (Q.S. AlHijr: 39)

http://www.dakwatuna.com/2016/02/13/79000/dampak-yang-timbul-akibat-lgbt-dan-strategimenghadapinya/#axzz4RSbrHB8K

Hak LGBT di Indonesia


Kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia akan menghadapi
tantangan hukum dan prasangka yang tidak dialami oleh penduduk non-LGBT. Adat istiadat
tradisional kurang menyetujui homoseksualitas dan berlintas-busana, yang berdampak kepada
kebijakan publik. Misalnya, pasangan sesama jenis di Indonesia, atau rumah tangga yang
dikepalai oleh pasangan sesama jenis, dianggap tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan
perlindungan hukum yang lazim diberikan kepada pasangan lawan jenis yang menikah.
Pentingnya di Indonesia untuk menjaga keselarasan dan tatanan sosial, mengarah kepada
penekanan lebih penting atas kewajiban daripada hak pribadi, hal ini berarti bahwa hak asasi
manusia beserta hak homoseksual sangat rapuh. [1] Namun, komunitas LGBT di Indonesia telah
terus menjadi lebih terlihat dan aktif secara politik.[1]

Hukum terhadap homoseksualitas


Sejauh ini hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan homoseksualitas. Hal ini
berbeda dengan hukum mengenai sodomidi negara jiran, Malaysia, produk hukum warisan
kolonial Inggris yang mengkriminalisasikan tindakan homoseksual, atau lebih spesifik
tindakan anal seks. Hukum pidana nasional tidak melarang hubungan seksual pribadi dan
hubungan homoseksual non-komersial antara orang dewasa yang saling bersetuju. Hal ini
berarti, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tidak menganggap perbuatan
homoseksual sebagai suatu tindakan kriminal; selama tidak melanggar hukum-hukum lain yang
lebih spesifik; antara lain hukum yang mengatur mengenai perlindungan anak, kesusilaan,
pornografi, pelacuran, dan kejahatan pemerkosaan. Perbuatan homoseksual tidak dianggap
sebagai tindakan kriminal, selama hanya dilakukan oleh orang dewasa (tidak melibatkan anakanak atau remaja di bawah umur), secara pribadi (rahasia/tertutup, tidak dilakukan di tempat
terbuka/umum, bukan pornografi yang direkam dan disebarluaskan), non-komersial (bukan
pelacuran), dan atas dasar suka sama suka (bukan pemaksaan atau pemerkosaan). Sebuah
RUU nasional untuk mengkriminalisasi homoseksualitas, beserta dengan hidup bersama di luar
ikatan pernikahan (kumpul kebo), perzinahan dan praktik sihir, gagal disahkan pada tahun 2003
dan tidak ada undang-undang berikutnya yang diajukan kembali. [2]
Pada tahun 2002, pemerintah Indonesia memberi Aceh hak untuk memberlakukan hukum
Syariah pada tingkat daerah/provinsi. Maka berdasarkan hukum syariah, homoseksualitas
dianggap sebagai suatu kejahatan atau tindakan kriminal. Walaupun pada awalnya hukum
syariah hanya berlaku bagi orang Muslim, pada perkembangannya juga berlaku kepada semua
pihak di Aceh. Kota Palembang juga ikut menerapkan hukuman penjara dan denda terhadap
tindakan hubungan seksual homoseksual.[3] Di bawah hukum syariah, homoseksualitas
didefinisikan sebagai tindakan 'prostitusi yang melanggar norma-norma kesusilaan umum,
agama, dan norma hukum dan aturan sosial yang berlaku'. [4] Berikut tindakannya didefinisikan
sebagai tindakan prostitusi: seks homoseksual, lesbian, sodomi, pelecehan seksual, dan
tindakan pornografi lainnya. Sejak saat itu, sebanyak lima puluh dua daerah ikut memberlakukan
hukum berbasis syariah dari Al-Qur'an, yang mengkriminalisasikan homoseksualitas.[4]
Di Jakarta, lesbian, gay, biseksual dan transgender secara hukum diberi label sebagai "Cacat"
atau cacat mental dan karenanya tidak dilindungi oleh hukum. [4] Sementara Indonesia telah
memungkinkan hubungan seksual pribadi dan konsensus antara orang-orang dari jenis kelamin
yang sama sejak tahun 1993, memiliki usia yang lebih tinggi dari persetujuan untuk hubungan

sesama jenis dari hubungan heteroseksual (17 untuk heteroseksual dan 18 untuk homoseksual).
[5]

Konstitusi tidak secara eksplisit membahas orientasi seksual atau identitas gender. Itu menjamin
semua warga dalam berbagai hak hukum, termasuk persamaan di depan hukum, kesempatan
yang sama, perlakuan yang manusiawi di tempat kerja, kebebasan beragama, kebebasan
berpendapat, berkumpul secara damai, dan berserikat. Hak tersebut semua jelas dibatasi oleh
undang-undang yang dirancang untuk melindungi ketertiban umum dan moralitas agama. [6]

Identitas jender/ekspresi
Lihat pula: Aspek legal dari transseksualisme
Status waria, transeksual atau transgender lainnya di Indonesia sangat kompleks. Crossdressing terkadang tidak dapat diterima, ilegal dan beberapa toleransi publik diberikan kepada
beberapa orang transgender yang bekerja di salon kecantikan atau di industri hiburan, terutama
selebriti acara bincang-bincang Dorce Gamalama. Namun, hukum tidak melindungi orang-orang
transgender dari diskriminasi atau pelecehan dan juga tidak menyediakan untuk operasi ganti
kelamin atau membiarkan kaum transgender untuk mendapatkan dokumen hukum baru setelah
mereka telah membuat perubahan.[7]
Diskriminasi, pelecehan, bahkan kekerasan yang ditujukan pada orang-orang transgender tidak
jarang terjadi. Orang transgender yang tidak menyembunyikan identitas gender mereka sering
merasa sulit untuk mempertahankan pekerjaan yang sah dan dengan demikian sering dipaksa
menjadi pelacur dan melakukan kegiatan ilegal lainnya untuk bertahan hidup.
Majelis Ulama Indonesia memutuskan bahwa kaum transgender harus tetap pada jenis kelamin
pada saat mereka dilahirkan. "Jika mereka tidak mau menyembuhkan diri secara medis dan
agama," kata anggota Majelis, mereka harus rela "untuk menerima nasib mereka untuk
ditertawakan dan dilecehkan."[8]

Adopsi dan perencanaan keluarga


Pasangan sesama jenis tidak memenuhi syarat untuk mengadopsi anak di Indonesia. Pasangan
hanya menikah yang terdiri dari suami dan istri yang dapat mengadopsi seorang anak. [9]

LGBT dalam media


Undang-undang terhadap Pornografi dan pornoaksi (2006) melarang "... setiap tulisan atau
presentasi audio visual -termasuk lagu, puisi, film, lukisan, dan foto-foto yang menunjukkan atau
menyarankan hubungan seksual antara orang-orang dari jenis kelamin yang sama." [10] Mereka
yang melanggar hukum bisa didenda atau dihukum penjara hingga tujuh tahun. [4] Namun, media
sekarang memberikan homoseksualitas cakupan yang lebih pada media di Indonesia. [1]

Pendapat partai politik

Sebagian besar partai politik dan politisi tetap diam untuk membahas masalah hak-hak LGBT
tetapi beberapa politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan
Bangsa yang moderat mendukung hak-hak LGBT.[4]

Kondisi kehidupan
Indonesia memiliki penganut agama Islam paling banyak di dunia dengan 87% dari warganya
menyebut diri sebagai Muslim.[11] Kebijakan keluarga dari pihak berwenang Indonesia, tekanan
sosial untuk menikah dan agama berarti bahwa homoseksualitas pada umumnya tidak didukung.
[11]
Baik Muslim tradisionalis dan modernis, dan juga kelompok agama lainnya seperti Kristen,
terutama Katolik Roma umumnya menentang homoseksualitas. Banyak kelompok fundamentalis
Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Forum Betawi Rempuk) secara terbuka
memusuhi orang-orang LGBT dengan menyerang rumah atau tempat mereka bekerja dari
orang-orang yang mereka yakini ancaman bagi nilai-nilai Islam.[4]
Diskriminasi eksplisit dan homofobia kekerasan dilakukan terutama oleh para ekstremis religius,
sementara diskriminasi halus dan marginalisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara
teman-teman, keluarga, di tempat kerja atau sekolah. [11] Orang-orang LGBT sering mengalami
pelecehan yang dilakukan oleh para polisi tetapi sulit untuk mendokumentasikannya karena
korban menolak untuk memberikan pernyataan karena seksualitas mereka. [11] Orang-orang
LGBT sering ditangkap atau dituduh karena orientasi seksual mereka.[11] Juga gay di penjara
mengalami pelecehan seksual karena orientasi seksual mereka, dan sering tidak melaporkannya
karena menjadi trauma dan takut dikirim kembali ke penjara dengan mengalami kekerasan lebih
lanjut.[11]
Indonesia memang memiliki reputasi sebagai sebuah negara Muslim yang relatif moderat dan
toleran, yang memang memiliki beberapa aplikasi untuk orang-orang LGBT. Ada beberapa orang
LGBT di media dan pemerintah nasional telah memungkinkan komunitas LGBT terpisah ada,
bahkan mengatur acara-acara publik. Namun, adat istiadat sosial Islam konservatif cenderung
mendominasi dalam masyarakat yang lebih luas. Homoseksualitas dan cross-dressing tetap
tabu dan orang-orang LGBT secara berkala menjadi sasaran hukum agama setempat atau
kelompok main hakim sendiri oleh para fanatik.[12]

Pergerakan gay di Indonesia


Lihat pula: Pergerakan sosial LGBT
Pada tahun 1982, kelompok hak asasi gay didirikan di Indonesia. Lambda Indonesia dan
organisasi sejenis lainnya bermunculan pada akhir tahun 1980-an dan 1990-an. [13] Kini,
asosiasi LGBT utama di Indonesia adalah "Gaya Nusantara", "Arus Pelangi", Ardhanary
Institute, GWL INA.
Pergerakan gay dan lesbian di Indonesia adalah salah satu yang tertua dan terbesar di Asia
Tenggara.[11] Kegiatan Lambda Indonesia termasuk mengorganisir pertemuan sosial,
peningkatan kesadaran dan menciptakan buletin, tetapi kelompok ini dibubarkan pada tahun
1990-an. Gaya Nusantara adalah sebuah kelompok hak asasi gay yang berfokus pada isu-isu
homoseksual seperti AIDS. Kelompok lain adalah Yayasan Srikandi Sejati, yang didirikan pada
tahun 1998, fokus utama mereka adalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan orangorang transgender dan pekerjaan mereka termasuk memberikan

konseling HIV/AIDS dan kondom gratis untuk transgender pekerja seks di sebuah klinik
kesehatan gratis.[4] Sekarang ada lebih dari tiga puluh kelompok LGBT di Indonesia. [4]
Yogyakarta, Indonesia, merupakan tempat diadakannya pertemuan puncak hak LGBT pada
tahun 2006 yang menghasilkan Prinsip-Prinsip Yogyakarta.[14] Namun, pertemuan pada Maret
2010 di Surabaya dikutuk oleh Majelis Ulama Indonesia dan diganggu oleh demonstran
konservatif.[15]

Bali
Orang Bali umumnya beragama Hindu/animisme, tidak seperti daerah lain di Indonesia yang
mayoritas Muslim. Bali adalah provinsi di Indonesia, dan penduduk Bali berjumlah sekitar 2,5 juta
jiwa.[16]

HIV/AIDS
Pedoman hukum mengenai HIV/AIDS tidak ada, meskipun AIDS merupakan masalah utama di
sebagian besar negara di wilayah ini. Mereka yang terinfeksi HIV bepergian ke Indonesia dapat
ditolak masuk atau diancam dengan karantina. Karena kurangnya pendidikan seks di sekolahsekolah Indonesia, ada sedikit pengetahuan tentang penyakit di antara masyarakat umum.
Beberapa organisasi, bagaimanapun, menawarkan pendidikan seks - meskipun mereka
menghadapi permusuhan terbuka dari pihak sekolah. Pada awal gerakan hak-hak gay di
Indonesia, organisasi LGBT berfokus pada masalah kesehatan yang menyebabkan masyarakat
percaya bahwa AIDS adalah 'penyakit gay' dan menyebabkan orang-orang LGBT dicap dengan
penyakit ini.[4]

LGBT Menurut Pandangan Agama Islam


LGBT menurut pandangan agama Islam, Al-Quran diturunkan kepada manusia sebagai pedoman.
Diantaranya pernikahan antar lawan jenis, laki-laki dengan perempuan, tidak semata untuk memenuhi
hasrat biologis namun sebagai ikatan suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk
keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat manusia yang berakhlak mulia. Perkawinan
yang dilakukan kaum homoseksual dan lesbian tidak akan menghasilkan anak, selain itu akan
mengancam kepunahan generasi manusia. Ngeseks sesama jenis semata-mata untuk menyalurkan
kepuasan nafsu syahwat yang menyimpang.

Adapun pengertian LGBT sendiri yaitu Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender. Lesbian adalah
istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan, Gay
adalah sebuah istilah bagi laki-laki yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau
sifat-sifat homoseksual, Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan atau kebiasaan
seksual kepada pria maupun wanita. Istilah yang digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk
menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus.

Lesbian dan Gay telah mengukir sejarah tersendiri dalam perjalanan umat manusia. Sejarah
mengatakan, bahwa seks sesama jenis pada zaman dahulu memang ada dan menjadi salah satu bagian
dari pola seks manusia. Berbagai kitab suci seperti Al-Quran, Injil, dan Taurat telah menjelaskan
tentang kaum Nabi Luth AS. Meskipun perilaku seksual sejenis itu dikutuk, namun pada
kenyataannya, banyak masyarakat mempraktekkan moral bejat tersebut. Sudah barang tentu, dengan
latar belakang dan pelaku yang berbeda, seperti yang dilakukan di hotel, kos-kosan, tempat remangremang dan ltempat lain.

LGBT Menurut Pandangan Agama Islam


Cerita lesbian kaum Nabi Luth yang bertolak belakang dengan nilai-nilai agama Islam bersumber
pada keimanan dan ketaatan pada wahyu Ilahi dan sunah Nabi SAW. Sebuah perilaku seks
menyimpang yang membuat murka Allah Swt hingga azab diturunkan kepada mereka sampai hancur
lebur tak tersisa.
Cerita gay kaum Nabi Luth AS juga telah menjadi bagian dari perjalanan yang merentang dalam
sejarah peradaban manusia. Hal ini adalah berbagai contoh yang bisa dijadikan pelajaran mengenai
apa yang terjadi dan kesemuanya itu dipandang jauh dari syariat Islam. Nafsu ngeseks dengan sesama
jenis kini tengah marak dikalangan masyarakat Indonesia. Pergaulan bebas menyebabkan moral umat
manusia makin rusak. Berikut ini adalah LGBT menurut pandangan agama Islam:

1. Lesbian
LGBT menurut pandangan agama Islam, sebagian besar ulama menjelaskan tentang hukuman Allah
Subhanahu wa Taala terhadap para wanita kaum Luth bersamaan dengan para lelaki mereka, yaitu

ketika para lelaki merasa cukup dengan kaum lelaki maka hukumannya pun telah diketahui, tidaklah
samar bagi seorang pun. Sesuai dengan firman Allah Taala:
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami
balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang
diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim, (QS. Hud: 8283).
Bila ditelusuri secara gramatikal, tidak ada perbedaan penggunaan kata antara homoseksual dan
lesbian. Dalam bahasa arab kedua-duanya dinamakan al-liwath. Pelakunya dinamakan al-luthiy.
Namun Imam Al-Mawardi dalam kitabnya al-Hawi al-Kabir menyebut homoseksual dengan liwath,
dan lesbian dengan sihaq atau musaahaqah. Imam Al-Mawardi berkata, Penetapan hukum haramnya
praktik homoseksual menjadi ijma, dan itu diperkuat oleh nash-nash Al-Quran dan Al-Hadits.

2. Gay
LGBT menurut pandangan agama Islam, diantaranya gay adalah salah satu penyelewengan seksual,
karena menyalahi sunnah Allah, dan menyalahi fitrah makhluk ciptaanNya. Lebih kurang empat belas
abad yang lalu, al-Quran telah memperingatkan umat manusia ini, supaya tidak mengulangi
perbuatan kaum Nabi Luth. Allah Swt berfirman:
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang
dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas, (QS.
Asy Syuara: 165-166).
Setelah Rasulullah menerima wahyu tentang berita kaum Luth yang mendapat kutukan dari Allah dan
merasakan azab yang diturunkanNya, maka beliau merasa khawatir sekiranya peristiwa itu terulang
kembali kepada umat di masa beliau dan sesudahnya. Sebuah kemaksiatan yang menjijikkan daripada
zina atau seks bebas.
Rasulullah bersabda, Sesuatu yang paling saya takuti terjadi atas kamu adalah perbuatan kaum Luth
dan dilaknat orang yang memperbuat seperti perbuatan mereka itu, Nabi mengulangnya sampai tiga
kali, Allah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth; Allah melaknat orang yang
berbuat seperti perbuatan kaum Luth; Allah melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum
Luth, (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Al Hakim).

3. Biseksual
Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual kepada
pria maupun wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk
menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus. Istilah ini juga
didefinisikan sebagai meliputi ketertarikan romantis atau seksual pada semua jenis identitas gender
atau pada seseorang tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut, yang
terkadang disebut panseksualitas.
Semua perbuatan LGBT adalah maksiat dan haram, tak ada satu pun yang dihalalkan dalam agama
Islam. Biseksual adalah perbuatan zina jika dilakukan dengan lawan jenis dan sesama jenis. Jika

dilakukan dengan sesama jenis, tergolong homoseksual jika dilakukan di antara sesama laki-laki, dan
tergolong lesbianisme jika dilakukan di antara sesama wanita.
LGBT dalam Islam, hukumannya disesuaikan dengan perbuatannya. Jika tergolong zina, hukumnya
rajam (dilempar batu sampai mati) jika pelakunya muhshan (sudah menikah) dan dicambuk seratus
kali jika pelakunya bukan muhshan. Jika tergolong homoseksual, hukumannya hukuman mati. Jika
tergolong lesbian, hukumannya tazir.

4. Transgender
Pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-laki dan perempuan,
sebagaimana firman Allah SWT:
Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari jenis laki-laki dan perempuan, (QS. An Najm: 45).
Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, (QS. Al
Hujurat: 13).
Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat Al Quran lainnya menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya
terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya. Namun kenyataannya,
seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan perempuan. Jika penggantian
kelamin dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tabdil dan taghyir (mengubah-ubah ciptaan Allah),
maka identitasnya sama dengan sebelum operasi dan tidak berubah dari segi hukum. Dari segi waris
seorang wanita yang melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria tidak akan menerima
bagian warisan pria (dua kali bagian wanita) demikian juga sebaliknya.
LGBT menurut pandangan agama Islam pada umumnya menyamakan perbuatan homoseksual dengan
perbuatan zina. Karena itu, segala implikasi hukum yang berlaku pada zina juga berlaku pada kasus
homoseksual. Bahkan pembuktian hukum pun mengacu pada kasus-kasus yang terjadi pada zina.
Sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami kelainan kelamin (misalnya
berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai
dengan hukum akan membuat identitas kelamin tersebut menjadi jelas.

Anda mungkin juga menyukai