Skrining Keganasan
Skrining Keganasan
Skrining Keganasan
MATA KULIAH
Kesehatan Reproduksi
WAKTU
DOSEN
TOPIK
Kesehatan Reproduksi
SUB TOPIK
Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi
Umur pertama kali kawin yang relatif muda ( dibawah 20 tahun ). Dikatakan
bahwa pada usia muda epitel serviks uteri belum cukup kuat untuk menerima
rangsangan spermatosoa. Makin muda umur pertama kali kawin, makin tinggi
resiko mendapatkan kanker serviks uteri.
2.
3.
Higiene atau kebersihan alat genital yang kurang baik, sehingga memudahkan
terjadinya servisitis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker
serviks.
4.
5.
6.
Hubungan seksual yang terlalu sering, terlebih dengan pasangan yang berbedabeda akan meninggikan resiko.
Berbagai virus ( virus herpes simpleks tipe-2, human papilloma virus ) disebut-sebut
juga menyebabkan terjadinya kanker ini.
Kesehatan Reproduksi
Perubahan prekanker pada leher rahim biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan
panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel leher rahim yang abnormal berubah menjadi
keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala
berikut:
-
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi
10
7. Vaksinasi
Cervari adalah vaksin kanker serviks terbaru di Indonesia yang
ditujukan baik bagi remaja putri maupun perempuan dewasa (usia 10
tahun s/d 55 tahun) untuk pencegahan kanker serviks . vaksinmengandung
antigen untuk HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab lebih dari 70%
kasus kanker serviks di dunia. Vaksin kanker serviks GSK memberikan
100% perlindungan terhadap human papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18
yang terkait dengan lesi pra-kanker.rvarix juga memberikan perlindungan
tambahan terhadap type HPV onkogenik yang lain yaitu tipe HPV 45, 31 dan
52. Jadwal vaksinasi untuk vaksin kanker serviks GSK terdiri dari 3
dosis, diberikan pada bulan ke-0, ke-1 dan ke-6.
1. Metode deteksi dini kanker serviks
a. Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA diperkenalkan Hinselman 1925. Organisasi Kesehatan
Dunia WHO meneliti IVA di India, Muangthai, dan Zimbabwe. Ternyata
efektivitasnya tidak lebih rendah daripada tes Pap. Di Indonesia IVA sedang
dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus
kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus
yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Dengan begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya bidan sebagai
tenaga kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita ikut serta dalam menurunkan
angka kejadian kanker serviks dengan metode yang sederhana yaitu IVA tes.
Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kesehatan Reproduksi
11
2.
3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
litotomi.
Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
Spekulum vagina
Asam asetat (3-5%)
Swab-lidi berkapas
Sarung tangan
Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi
prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum
Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpul- kan bahwa tes IVA
positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA
positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung
melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahankelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat
dipergunakan adalah:
1.IVA negative = Serviks normal.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip
serviks).
Kesehatan Reproduksi
12
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang
menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA
karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan sta-dium
kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker
serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
b. Pap Smear
Tes Pap diperkenalkan 1928 oleh Dr George Papnicolau. Sejak dilakukan tes
Pap, kejadian kanker serviks menurun drastis. Angka kematian akibat kanker serviks
di negara maju menurun sekitar 75 persen (dari 1940an ke 1980an). Internasional
Agency for Research on Cancer (IARC) melaporkan, hasil penapisan setiap lima
tahun dan mengobati penyakit prakanker mulut rahim diperkirakan dapat
menurunkan angka kejadian kanker serviks hingga lebih dari 80 persen.
Prosedur pemeriksaan tes Pap mudah, murah, aman, dan non-invasif. Angka
sensitivitas 90 persen. Kesalahan biasanya disebabkan oleh pengambilan, fiksasi, dan
proses pewarnaan preparat yang tidak tepat. Kesalahan lain mungkin terjadi saat
pembacaan sediaan tes Pap. Tes Pap tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya
dasar dalam menegakkan lesi keganasan serviks. Pemeriksaan tes Pap hanyalah
menapis dari sel-sel serviks wanita yang tampak sehat tanpa gejala dan kemudian
dilakukan tindak lanjut.
Usia (tahun)
21 29
Frekuensi
Sekali setahun Pap smear regular atau setiap 2 tahun
menggunakan Pap smear berbasis cairan
Kesehatan Reproduksi
30 69
Lebih dari 70
13
Tanpa melihat usia anda, jika anda memiliki faktor resiko anda perlu melakukan tes
setiap tahun. Faktor resikonya yaitu:
1.
Riwayat aktivitas seksual saat remaja, khususnya jika anda memiliki lebih dari
2.
3.
1 pasangan seks
Saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple)
Pasangan yang memulai aktivitas seksual sejak dini dan yang memiliki banyak
2.
Pap smear tidak dilakukan selama periode haid anda, walaupun tes dapat
dilakukan lebih baik untuk menghindari waktu tertentu dari siklus anda
Kesehatan Reproduksi
14
perlahan dokter/bidan akan memasukkan alat spekulum ke dalam vagina anda. Lalu
dokter/bidan akan mengambil sampel sel serviks anda dan membuat apusa (smear)
pada slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis.
Bidan anda akan mengirim slide ke laboratorium, yang mana seorang
cytotechnologist (orang yang terlatih untuk mendeteksi sel abnormal) akan
memeriksanya. Teknisi ini bekerja dengan bantuan patologis (dokter yang ahli dalam
bidang abnormalitas sel). Patologis bertanggung jawab untuk diagnosis akhir.
Pendekatan terbaru dengan menggunakan cairan untuk mentransfer sampel sel ke
laboratorium. Dokter/bidan akan mengambil sel dengan cara yang sama, namun
dokter/bidan akan mencuci alat dengan cairan khusus, yang dapat menyimpan sel
untuk pemeriksaan nantinya. Ketika sampel sampai ke laboratorium, teknisi
menyiapkan slide mikroskopik yang lebih bersih dan mudah diinterpretasikan
dibanding slide yang disiapkan dengan metode tradisional. Umumnya dokter akan
melakukan Pap smear selama pemeriksaan panggul (prosedur sederhana untuk
memeriksa genital eksternal, uterus, ovarium, organ reproduksi lain dan rektum).
Walaupun pemeriksaan panggul dapat mengetahui masalah reproduksi, hanya Pap
smear yang dapat mendeteksi kanker serviks atau prakanker sejak dini.
Hasil pemeriksaan pap smear
Pap smear hanya sebagai tes skrining untuk melihat ada atau tidaknya lesi kanker,
bukan sebuah diagnosis. Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sel abnormal
dipilih secara hati-hati untuk mengirim pesan spesifik kepada dokter anda tentang
resiko yang ada. Berikut beberapa istilah yang mungkin digunakan dokter dan
kemungkinan langkah anda selanjutnya:
1.
Normal
Tes anda negatif (tidak ada sel abnormal terdeteksi). Anda tidak perlu
pengobatan atau tes lebih lanjut sampai Pap smear dan pemeriksaan panggul
selanjutnya.
2.
Kesehatan Reproduksi
15
Sel bersisik tipis dan datar, tumbuh di permukaan serviks yang sehat. Pada kasus
ini, Pap smear mengungkap adanya sedikit sel bersisik abnormal, namun
perubahan ini belum jelas memperlihatkan apakah ada sel prakanker. Dengan tes
berbasis cairan, dokter anda dapat menganalisa ulang sampel untuk mengetahui
adanya virus yang dapat menimbulkan kanker, seperti HPV. Jika tidak ada virus,
sel abnormal yang ditemukan tidak menjadi perhatian utama. Jika dikhawatirkan
ada virus, anda perlu melakukan tes lebih lanjut.
3.
4.
5.
kanker
timbul
di
permukaan
datar
sel
pada
serviks.
1.
2.
3.
4.
Lesi kecil
5.
6.
16
Kesehatan Reproduksi
17
Kesehatan Reproduksi
18
d. Pap Net
Pada dasarnya pemeriksaan Pap Net berdasarkan pemeriksaan slide Tes Pap.
Bedanya untuk mengidentifikasi sel abnormal dilakukan secara komputerisasi. Slide
hasil Tes Pap
patologi/sitologi. Pusat komputerisasi Pap Net yaitu New York, Amsterdam dan
Hongkong. Saat ini di jaringan Pap Net yang ada di Indonesia slidenya dikirim ke
Hongkong. Ini skrining preparat tes Pap yang telah diwarnai dengan komputer. Pap
Kesehatan Reproduksi
19
Net bertujuan meningkatkan akurasi pemeriksaan tes Pap, karena dapat mendeteksi
sel-sel abnormal lebih teliti meski masih perlu dibaca lagi oleh tenaga ahli sitologi.
Kelebihan Pap Net adalah dapat memeriksa banyak preparat, waktu skrining lebih
cepat, tidak ada faktor kelelahan, dan akurasi lebih tinggi, alat ini dapat
mengidentifikasi sel-sel abnormal atau sel-sel prakanker walaupun jumlahnya masih
sedikit sekali. Bahkan jika jumlah selnya hanya 5 pun keberadaannya sudah bisa
terdeteksi. Umumnya, pembesaran komputer yang digunakan mencapai 50, 200
dan 400 kali. Namun, alat ini tidak mempengaruhi negatif palsu yang disebabkan
oleh salah pengambilan dan harganya sangat mahal.
e. Kolposkopi
Pemeriksaan melihat porsio (juga vagina dan vulva) dengan pembesaran 1015x.; untuk menampilkan porsio, dipulas terlebih dahulu dengan asam asetat 3-5%.
Pada porsio dengan kelainan (infeksi HPV atau NIS) terlihat bercak putih atau
perubahan corakan pembuluh darah. Kolposkopi dapat berperan sebagai alat skrining
awal, namun ketersediaan alat ini terbatas karena mahal.Oleh karena itu alat ini lebih
sering digunakan dalam prosedur pemeriksaan lanjut dari hasil Tes Pap abnormal
Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan morfologi sel-sel yang
mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan pola epitel dan vaskular
serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang
terjadi di jaringan serviks. Hampir semua NIS terjadi di daerah transformasi, yaitu
daerah yang terbentuk akibat proses metaplasia. Daerah ini dapat dilihat seluruhnya
dengan alat kolposkopi, sehingga biopsi dapat dilakukan lebih terarah. Jadi tujuan
pemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat diagnosis histologik tetapi
menentukan kapan dan di mana biopsi harus dilakukan. Pemeriksaan kolposkopi
dapat mempertinggi ketepatan diagnosis sitologi menjadi hampir mendekati 100%.
Di Indonesia pemeriksaan kolposkopi biasanya merupakan pemeriksaan
lanjutan setelah pemeriksaan Pap Smear, tetapi di negara maju pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan standar untuk deteksi dini terhadap kanker vulva/vagina
termasuk kanker serviks.
Kesehatan Reproduksi
20
Alat Kolposkopi
f. Servikografi
Pemeriksaan kelainan di porsio dengan membuat foto pembesaran porsio
setelah dipulas dengan asam asetat 3-5% yang dapat dilakukan oleh bidan. Hasil foto
serviks dikirim ke ahli ginekologi (yang bersertifikat untuk menilai). Servikografi
terdiri dari kamera 35 mm dengan lensa 100 mm dan lensa ekstensi 50 mm. fotografi
Kesehatan Reproduksi
21
diambil oleh dokter, perawat,atau tenaga kesehatan lainnya, dan slide (servikogram)
dibaca oleh yang mahir dengan kolposkop. Disebut negatif atau curiga jika tidak
tampak kelainan abnormal, tidak memuaskan jika SSK tidak tampak seluruhnya dan
disebut defek secara teknik jika servikogram tidak dapat dibaca (faktor kamera atau
flash).
Kerusakan (defect) secara teknik pada servikogram kurang dari 3 %.
Servikografi dapat dikembangkan sebagai skrining kolposkopi. Pemeriksaan
servikografi, sitologi, servikografi dan kolposkopi dilakukan serentak pada 257 kasus
di Korea dalam skrining massal. Mereka menemukan sensitivitas servikografi, tes
Pap dan kolposkopi masing-masing 85 %, 55% dan 95%, dan spesifisitas masingmasing 82,3%, 78,1% dan 99,7%. Kombinasi servikografi dan kolposkopi dengan
sitologi mempunyai sensitivitas masing-masing 83% dan 98% sedang spesifisitas
masing-masing 73% dan 99%. Perbedaan ini tidak bermakna. Dengan demikian
servikografi dapat digunakan sebagai metoda yang baik untuk skrining massal, lebihlebih di daerah di mana tidak ada seorang spesialis sitologi, maka kombinasi
servikogram dan kolposkopi kelihatannya merupakan keharusan.
g. Gineskopi
Alat ini dikenalkan Abrams, 1987. Gineskopi menggunakan teleskop
monokuler, ringan dengan pembesaran 2,5 x dapat digunakan untuk meningkatkan
skrining dengan sitologi. Biopsi atau pemeriksaan kolposkopi dapat segera
disarankan bila tampak daerah berwarna putih dengan pulasan asam asetat.
Sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 84% dan 87% dan negatif palsu sebanyak
12,6% dan positif palsu 16%. Perbandingan yang dilakukan oleh Samsudin,dkk
membandingkan pemeriksaan gineskopi dengan pemeriksaan sitologi pada sejumlah
920 pasien dengan hasil sebagai berikut: Sensitivitas 95,8%; spesifisitas 99,7%;
predictive positive value 88,5%; negative value 99,9%; positif palsu 11,5%; negatif
palsu 4,7% dan akurasi 96,5%. Hasil tersebut memberi peluang digunakannya
gineskopi oleh tenaga paramedik/bidan untuk mendeteksi lesi prakanker bila fasilitas
pemeriksaan sitologi tidak ada.
h. Polar Probe
Kesehatan Reproduksi
22
Faktor Genetik
o
Riwayat keluarga.
Jika ada anggota keluarga yang terkena kanker payudara atau kanker
indung telur maka dapat meningkatkan risiko. Risiko akan semakin
meningkat ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung
(ibu, saudara perempuan maupun anak perempuan), apalagi jika
kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50 tahun.
Faktor Hormon
Kesehatan Reproduksi
23
Riwayat kehamilan.
Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai
risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibanding perempuan
yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memilki anak sama
sekali.
Riwayat menyusui.
Risiko kanker payudara akan menurun jika perempuan sering
menyusui dan dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat haid.
Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum
usia 12 tahun) atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun
memiliki risiko tinggi.
Faktor Diet
o
Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara
menyakinkan kaitan diet dengan kejadian kanker payudara. Hanya
saja diet tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan faktor
risiko kanker payudara. Sedangkan diet yang mengandung omega 3
(ikan), buah, sayur, makanan yang mengandung fitoestrogen (tahu,
tempe), dan vitamin antioksidan (vitamin A, C, E) dapat menurunkan
faktor risiko.
Faktor Lingkungan
o
Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena pada usia
sebelum 40 tahun, misalnya pada penderita limfoma hodgkin yang
mendapat terapi sinar (radioterapi) di dada.
Kesehatan Reproduksi
24
a.
Cancer
Society
dalam
proyek
skrining
kanker
payudara
menganjurkan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan
apapun:
1.
2.
3.
4.
5.
Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang
menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
Pada wanita berusia di atas 35 tahun pemeriksaan pertama yang dianjurkan
adalah mamografi. Dengan mamografi, kelainan yang teraba atau tidak teraba dapat
Kesehatan Reproduksi
25
terlihat dan mempunyai gambaran yang khusus sehingga dapat dibedakan tumor
jinak atau ganas.Di Indonesia sendiri, wanita usia 35-39 tahun dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan dasar mammografi setahun sekali. Sedangkan wanita usia
40-49 tahun dianjurkan setiap 1-2 tahun dan bagi wanita usia 50 tahun ke atas,
sebaiknya memeriksa setahun sekali, meski tidak ada keluhan.
Pengertian Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan radiologi khusus menggunakan sinar X dosis
rendah yang dapat mendeteksi adanya perubahan jaringan payudara, bahkan sebelum
adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat
dirasakan.
Cara Pelaksanaan Mammografi
Caranya, kita akan diminta berdiri di depan mesin. Beberapa menit kemudian,
payudara akan ditekan mendatar menggunakan 2 buah plat plastik. Untuk beberapa
saat, tekanan pada payudara ini akan membuat kita menjadi tak merasa nyaman.
Semakin datar posisi payudara, hasil yang diperlihatkan akan lebih bagus. Setiap
payudara akan diambil dua gambar yang seluruhnya hanya membutuhkan waktu
beberapa menit saja. Melalui gambar inilah, dokter akan memeriksa segala bentuk
kelainan yang mungkin terjadi pada payudara kita. Mammografi dianggap sebagai
senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker sebab dapat mendeteksi hampir
80%-90% dari semua kasus kanker payudara.
Anjuran untuk memeriksa payudara dengan mammografi setiap tahun,
sempat menimbulkan pro dan kontra. Karena dikhawatirkan paparan sinar
rontgennya, meski dalam dosis rendah, malah akan memicu timbulnya kanker Meski
belum sempurna, namun alat yang dikembangkan sejak 1990 ini mampu mendeteksi
secara dini adanya kanker payudara. Sementara risiko terpapar radiasinya cukup
rendah, mengingat dosisnya yang amat kecil.
Kesehatan Reproduksi
26
2.
Memiliki siklus haid yang panjang (artinya menstruasi di usia muda tapi
menopausenya lambat).
3.
4.
5.
6.
7.
Memang tidak dipungkiri kadang mammografi gagal mendeteksi tumor atau kadang
menunjukkan ada tumor padahal tidak ada. Yang paling baik adalah gabungan
pemeriksaan mammografi dan pemeriksaan fisik payudara. Pada perempuan usia di
bawah 35 tahun yang jaringan payudaranya masih cukup padat apabila dalam
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan maka pemeriksaan lanjutan adalah USG
payudara. Alat ini juga tersedia di berbagai klinik dan rumah sakit dan dapat dengan
mudah membedakan benjolan berisi cairan (kista) dengan benjolan padat (solid).
Kesehatan Reproduksi
27
Dibawah ini adalah langkah pemeriksaan yang dapat kita lakukan untuk
melakukan deteksi dini kanker payudara :
Usia
Pendapat Pakar
Di bawah 40 tahun
Umumnya mereka
sependapat
Tidak perlu mammografi
Mintalah program khusus Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
pada dokter
muda
kangker payudara.
Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
tinggi
Umumnya setuju
28
ketidaktarikan kulit,
puting susu masuk ke dalam,
benjolan,
borok pada payudara,
perubahan warna kulit,
29
payudara kanan dan dengan tangan kanan untuk payudara kiri. Pada saat
memeriksa payudara sebelah kanan, punggung kiri diganjal bental, demikian pula
sebaliknya saat memeriksa payudara kiri.
Lakukan palpasi dengan sirkuler (melingkar), mengitari putting susu
kemudian pindah ke daerah di atasnya, lakukan itu secara melingkar juga.
demikian seterusnya sampai ke tepi.
Perhatikan, apakah ada perbedaan kepadatan antara payudara kanan
dengan payudara kiri, atau teraba benjolan, dan terasa nyeri pada bagian yang
anda raba, kalau iya pastikan di mana letaknya.
Kesehatan Reproduksi
30
Kesehatan Reproduksi
31
EVALUASI
1. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut, yaitu:
a.
b.
c.
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
d.
Jawab D
2. Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, kecuali:
a. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
b. Butuh bahan dan alat yang mahal
c.
d.
Jawab B
3. Metode deteksi dini kanker serviks yang ditemukan oleh Dr George Papnicolau,
yaitu:
a. IVA test
b. Thin prep
c. Kolposkopi
d. Pap smear
Jawab D
4. Metode deteksi dini kanker serviks yang ditemukan oleh Hinselman, yaitu:
a. IVA test
b. Thin prep
c. Kolposkopi
d. Pap smear
Jawab A
5. Mengidentifikasi dan mendeteksi sel abnormal
komputerisasi, disebut:
a. IVA test
b. Thin prep
c. Pap Net
d. Pap smear
Kesehatan Reproduksi
32
Jawab C
Kesehatan Reproduksi