Klasifikasi Virus DNA
Klasifikasi Virus DNA
Klasifikasi Virus DNA
DNA
KELOMPOK 11
PUJI RAHMANIA
(12340031)
PUTRI AMALIA
(12340032)
RENI KURNIA
PUTRI
mempunyai
simetri
kubik,
yang
berikatan
dengan
adenovirus
bersifat
tetapi virus
cacat,
yaitu
multifokal
untai-ganda.
Nukleokapsid-nya
dan
162
kapsomer.
Nuklekapsid
Herpesvirus manusia antara lain herpes simpleks jenis 1 dan 2 (lesi oral
dan genital), virus varisela-zoster (herpes zoster dan cacar air),
sitomegalovirus, dan virus Epstein-Barr (mononukleosis infeksiosa dan
berkaitan dengan neoplasma pada manusia), dan herpesvirus 6 dan 7
(limfotropik T). Herpesvirus lain terdapat pada banyak hewan.
E. Poxvirus
Virus besar yang berbentuk bata atau ovoid (230 x 400 nm) yang
mengandung DNA untai-ganda, dengan selubung yang mengandung
lemak. Poxvirus mengandung beberapa enzim dalam virionnya, termasuk
RNA
dan
seluruhnya
poxvirus
cenderungmenyababkan
lesi
kulit.
beruntai
ganda.
mengandung
untuk
Virion
juga
polimerase
DNA
beruntai-ganda.
Virus
yang
PARVOVIRUS
STRUKTUR DAN KOMPOSISI
nm.
mengandung
Virion
dua
selubung
protein
yang
disandi
oleh
suatu
rangkaian
DNA lazim.
mengandung
4675
basa.
Parvovirus
otonom
biasanya
hanya
PAPOVAVIRUS
SIFAT UMUM
Kapsid
papovaviride
yang
45-55
nm.
Virus
INFEKSI PAPOVIRUS
A. VIRUS POLYOMA
Virus
polyoma
tersebar diantara hewan tikus akibat pencemaran dengan tinja dan urin.
Virus ini menimbulkan transformasi pada primary hamster embryo cells,
baby hamster kipney cells (BHK 21) dan 3T3 cells yang berasal dari tikus.
Meskipun demikian virus ini tidak pernah didapatkan dari sel-sel yang
mengalami transformasi dengan imunofluorescent antibody technique
selalu akan dapat diketahui adanya tumor antigen (T antigen) dalam inti
dan transplantation antigen yang terdapat dalam selaput sitoplasma. Virus
polyoma akan mengaglutinasi sel darah merah marmot dan spesies lainnya
pada suhu 40 C dengan pengikatan reseptor yang peka pada
neuraminidase.
6
dan
kera
cynomolbus
ini
menimbulkan
perubahan
patologik
C. VIRUS PAPILLOMA
Dalam kelompok virus papilloma ini termasuk rabbit papilloma virus,
human virus, human warts
virus
kuda,
dan
hamster.
Rabbit
papillomata
genital
dan
ADENOVIRUS
STRUKTUR DAN KOMPOSISI
Adenovirus berdiameter 70-90 nm dan
memperlihatkan
Kapsid
terdiri
simetri
atas
252
ikosahedral.
kapsomer.
Diperkirakan
partikel
menyerupai 12 bola besar yang saling berdesakan. Suatu protein yang di sandikan
oleh virus, yaitu polipeptida VII, berperan dalam membentuk struktur inti .
ntigen utama adenovirus, ukuran, dan posisi strukturalnya dalam virion
diperlihatkan pada tabel 32-2. Tiga protein struktural, yang diproduksi dalam
jumlah besar, merupakan antigen terlarut yang disebut alfa, beta, dan
gama. Heksona-heksona yang membentuk sebagian besar kapsomer mempunyai
kelompok antigen reaktif (alfa). Semua adenovirus manusia memperlihatkan
antigenitas heksona serupa. Antigen ini terdapat dalam suspensi virus yang
mendapat perlakuan panas atau formalin untuk menonaktifkan infektivitas.
Pentona terdapat pada ke 12 puncak segi tiga kapsid dan mempunyai serabut yang
mencuat dari puncak tersebut. Dasar pentona membawa aktivitas serupa-toksin
yang menyebabkan timbulnya efek sitopatik yang cepat dan pelepasan sel dari
permukaan tempat tumbuhnya. Kelompok antigen reaktif lain (beta) diwakili oleh
basa pentona. Serabut mempunyai antigen tipe khusus (gama) yang penting dalam
menentukan serotipe. Serabut berhubungan dengan aktivitas hemaglutinasi.
Karena hemaglutinin bersifat khusus, uji HI biasanya digunakan untuk
menentukan tipe isolat.
KLASIFIKASI
Adenovirus ditemukan pada banyak spasies dan dikelompokkan dalam dua
genus; adenovirus yang menginfeksi burung (aviadenovirus) dan adenovirus yang
menginfeksi mamalia (mastadenovirus). Semua adenovirus mamalia memiliki
antigen serupa yang
terdapat 41 tipe antigenik yang telah diisolasi dari manusia dan banyak tipe lain
juga berhasil diisolasi dari berbagai hewan.
Adenovirus manusia dibagi dalam enam kelompok (A-F) berdasarkan sifat
fisika, kimia, dan biologi. Adenovirus dari suatu kelompok yang mempunyai
serabut dengan panjang tertentu, mempunyai homologi DNA yang tinggi (>90%,
dibandingkan dengan <20% pada anggota kelompok lain), dan menunjukkan
kemampuan yang sama untuk menggumpalkan sel darah merah kera atau tikus.
Anggota dari suatu kelompok adenovirus mempunyai kandungan guanin-plussitosin pada DNA yang mirip satu sama lain dan mempunyai potensi yang sama
untuk menghasilkan tumor pada hewan pengerat yang baru lahir. Yang penting,
virus
dalam
kelompok
yang
sama
cenderung
mempunyai
penyebaran
HERPESVIRUS
Dalam
famili
herpesvirus
yang
penting.
sangat
Herpesvirus
memperlihatkan
keanekargaman
secara
klinik.
penyakit
Beberapa
sempit.
Sifat
oleh
klinik
dapat berbeda
infeksi
utamanya.
dari penyakit
Herpesvirus
yang
memiliki
virus
Epstein-Barr,
10
herpesvirus
manusia.
Terdapat
hampir
100
virus
dari
kelompok
herpes
yang
dan
mempunyai
162
kapsomer.
Nukleokapsid
selubung
membentuk
tegument.
Bentuk
selubung
linear.
Gambaran
yang
jelas
DNA
misalnya
virus
herpes
simpleks,
mengalami
memungkinkan
jiplakan
epidemiologi
dari
strain
tertentu,
herpesvirus
cukup
besar
untuk
menyandikan
beberapa
diantaranya
merupakan
bagian
dari
laten
dalam
kelenjar
sekretorik
dan
ginjal;
baru,
disebut
herpesvirus
manusia,
sulit
untuk
herpesvirus
menginfeksi
hewan,
tercatat
yang
12
13
Virus
herpes
simpleks
tersebar
populasi
pada
banyak
inang,
dapat
bereplikasi
herpes
penyakit,
simpleks
mulai
menyebabkan
dari
serangkaian
gingivostomatitis
sampai
14
segera)
segera
ditranskripsikan
timbul
pada
setelah
infeksi.
keadaan tidak
Gen-gen
adanya
ini
sintesis
dihasilkan
dan
mencakup
sebagian
besar
dan
gE
adalah
suatu
reseptor
protein
yang
mengikat bagian Fc dari IgG. Glikoprotein G adalah tipespesifik dan memudahkan pembedaan antigenik antara
HSV-1 (gG-1) dan HSV-2 (gG-2).
Genom HSV besar (BM 100 juta) dan dapat
menyandi
sedikitnya
70
polipeptida;
fungsi
dari
B. VIRUS VARISELA-ZOSTER
Varisela
(cacar
air)
adalah
penyakit
ringan,
sangat
15
Zoster
(shingles)
adalah
suatu
penyakit
sporadik,
banyak
yang
ditemui
pada
orang
dewasa
atau
orang-orang
dengan
gangguan
imunitas, yang ditandai oleh suatu ruam yang terbatas
penyebarannya pada kulit yang diinervasi oleh ganglion
sensorik tunggal. Lesinya mirip dengan yang terdapat
pada varisela.
Kedua penyakit itu disebabkan oleh virus yang sama.
Varisela adalah penyakit akut yang terjadi setelah kontak
pertama dengan virus, sementara zoster adalah respon
sebagian imun inang terhadap pengaktifan kembali virus
varisela yang terdapat dalam bentuk laten pada ganglia
sensorik.
Sifat-sifat Virus
Virus
varisela-zoster
secara
morfologik
serupa
dalam
biakan
menghasilkan
badan
jaringan
inklusi
embrionik
intranuklir
manusia
yang
dan
khas.
16
C. SITOMEGALOVIRUS
Sitomegalovirus
adalah
herpesvirus yang
terdapat
di
mana-mana
dan
merupakan
penyebab umum
penyakit
manusia. Nama untuk penyakit inklusi sitomagelik klasik
berasal
dari
kecenderungan
sel-sel
yang
terinfeksi
infeksi
tahun
penyakit
ini
menyebabkan
anomali
adalah
anggota
terbesar
17
dari
106 ,
membantu
sel-sel
terinfeksi
menghindari
bersirkulasi
sitomegalovirus
hewan,
semuanya
spesies-
spesifik.
Sitomegalovirus manusia berkembang biak in vitro hanya
dalam firbroblas manusia, meskipun virus sering diisolasi
dari sel epitel inang. Virus dapat mengubah sel manusia
dan sel hamster dalam biakan, tetapi tidak diketahui
apakah virus ini onkopgenik in vivo.
Sitomegalovirus menghasilkan efek sitopatik yang
khas.
Bentuk
inklusi
sitoplasma
peinuklir
sebagai
ditemukan
dalam
sampel
dari
individu
yang
terinfeksi.
Replikasi sitomegalovirus berjalan sangat lambat
dalam biakan sel, dengan cara kerja pertumbuhan yang
18
D.VIRUS EPSTEIN-BARR
penyebab
infeksi
mononukleosis
akut dan faktor
pengembangan
karsinoma nasofaring, limfoma Burkitt, dan gangguan
limfoproliferatif lain pada orang-orang dengan defisiensi
imun.
Sifat-sifat Virus
Virus EB berbeda dari semua herpesvirus manusia
lainnya. Genom DNAnya mengandung kurang lebih 172
kbp dan memiliki kandungan guanin-plus-sitosin sebesar
59%.
Tidak terdapat sistem klasifikasi untuk isolat virus EB.
Namun, telah dideteksi banyak strain virus yang berbeda,
berdasarkan variasi struktur genom, ekpresi antigen, dan
sifat-sifat biologi. Sebagian besar isolat ditansformasi,
tetapi bebrapa tidak dapat membuat limfosit hidup terus.
19
Sifat-sifat Virus
Ukuran DNA virus sekitar 160-170 kbp dan memliki
komposisi utama 43-44% (guanin-plus-sitosin). Rangkaian
genetik genom herpesvirus 6 manusia lebih menyerupai
sitomegalovirus manusia daripada yang terdapat pada
gamaherpesvirus limfotropik.
Sangat sedikit diketahui mengenai protein spesifikherpesvirus 6 manusia. Namun, herpesvirus 6 manusia
tampaknya tidak berhubungan secara antigenik dengan
herpesvirus manusia lain yang diketahui, kecuali terdapat
beberapa reaktivitas sialng terbatas dengan herpesvirus 7
manusia. Isolat herpesvirus 6 manusia tampak membelah
menjadi
dua,
saling
berkaitan
erat
tetapi
berbeda
kelompok antigenik.
Virus tumbuh dengan baik di sel mononuklir darah tepi,
terutama sel T yang tidak matang. Tipe sel lain juga
mendukung replikasi virus, termasuk sel B dan sel glial,
fibrobalstoid, dan asal megakariosit. Tidak diketahui sel
mana dalam tubuh yang terinfeksi secara laten.
F. HERPESVIRUS 7 MANUSIA
Herpesvirus 7 manusia limfotropik-T yang paling
baru, yang disebut herpesvirus 7 manusia, diisolasi
pertama kali tahun 1990 pada sel T teraktivasi dari
limfosit darah tepiseseorang yang sehat.
Herpesvirus 7 manusia secara imunologik berbeda
dengan herpesvirus
20
G. VIRUS B
Virus herpes B dari monyet Eropa sangat patogenik
untuk manusia. Kemampuan penularan virus kepada
manusia terbatas, tetapi infeksi yang telah terjadi ini
berhubungan
dengan
angka
kematian
yang
tinggi.
106 ),
herpes
simpleks.
Virus
ini
relatif
stabil
pada
ekstraseluler
maupun
intraseluler
mencapai
21
POXVIRIDAE
22
diameter
230nm;
permukaan
luar
lateral.
Komposisi : DNA (3%), protein (90%), lemak (5%).
Genom : DNA untai ganda, linear, BM 85-150 juta;
mempunyai lengkung terminal; mempunyai kandungan
inti
terdapat
banyak
enzim,
termasuk
sistem
transkripsi.
Selubung : selaput luar virion disintesis oleh virus;
beberapa pertikel mendapatkan selubung tambahan dari
23
8. Komplikasi
(mortalitas
tinggi);
vaksinasi:
tinggi);
eczema
ensefalitis
vaccinia
pasca-vaksinasi
gangrenosa
vaccinatum
(mortalitas
(mortalitas
rendah);
partikel
mempunyai
elips
struktur
berukuran
yang
400
kompleks,
230
nm.
tidak
Poxvirus
mempunyai
kimia
poxvirus
mirip
dengan
bakteri.
Virus
24
terdeteksi.
Beberapa
protein
mengalami
glikosilasi
atau
berbeda
secara
morfologi.
Dibandingkan
25
INFEKSI POXVIRUS
A. PENYAKIT CACAR (variola; smallpox)
Variola
major
penyakit
(suatu
karantina)
akut
dengan
terjadi
melalui
26
spesies
lain
dari
orf
merupakan
spesies
Parapoxvirus. Virus
ini
menyebabkan
dan
kambing
dan
banyak
ditemukan
seluruh
dunia.
Penyakit
ini
juga
disebut
di
dermatitis
yang
hanya
terdapat
pada
manusia.
Virus
virus
ini
menyerupai
tumor
kecil,
HEPADNAVIRUS
HBV (Hepatitis B Virus), penyebaba
hepatitis
serum,
sebagai
hepadna
menimbulkan
khususnya
diklasifikasikan
virus.
infeksi
pada
mereka
HBV
kronik,
yang
30
diameter sama tetapi mungkin 200 nm lebih panjang dan merupakan hasil dari
produksi berlebihan HbsAg. Yang lebih besar, virion bulat ukuran 42 nm
(sebenarnya sebagai partikel Dane) terlihat agak jarang. Permukaan luar, atau
selubung, mengandung HbsAg dan mengelilingi inti nukleokapsid dalam yang
berukuran 27 dan mengandung HbcAg. Panjang daerah untai tunggal genom DNA
seluler yang bermacam-macam menghasilkan partikel yang heterogen secara
genetik dengan kisaran berat jenis yang luas.
Genom virus sebagian terdiri dari DNA sirkuler untai ganda dengan berat
molekul kurang lebih 2 x 106, panjangnya 3200 bp. Isolat HBV yang berbeda
memiliki 90 98 % homologi urutan nukleotida yang sama. Panjang DNA
seluruhnya dikurangi untai merupakan pelengkap untuk semua HBV mRNAs;
untai positif bermacam-macam dan panjangnya antara 50-80% unit.
Terdapat empat kerangka baca terbuka yang menyanding 7 polipeptida. Hal ini
mencakup protein stuktural dari permukaan virion dan inti, transaktivaktor
traskripsional kecil (X), dan protein polimerase (P) besar yang meliputi
polimerase DNA, transkriptase balik dan aktivitas RNAase H. gen S mempunyai
3 krangka kodon awal dan menyandi HbsAg mayor, seperti juga polipeptida yang
mengandung tambahan pre S2 atau pre S1 dan urutan pre S2. Gen C mempunyai 2
krangka kodon awal dan menyanding HbcAg ditambah protein Hbe, yang
diproses menjadi HbeAg yang larut.
Stabilitas HbsAg tidak selalu sama dengan stabilitas penyebab infeksi.
Namun, keduanya stabil pada suhu -20 C selama lebih dari 20 tahun dan tahan
terhadap pembekuan serta pencairan berulang-ulang. Virus juga tahan pada
pemanasan 37 C selama 60 menit dan tetap hidup setelah dikeringkan dan
disimpan pada suhu 25 C selama paling sedikit 1 minggu. HBV (tetapi bukan
HbsAg) peka terhadap suhu tinggi (100 C selama 1 menit) atau terhadap masa
inkubasi yang lebih lam (60 C selama 10 jam) bergantung pada jumlah virus
yang terdapat didalam contoh. HbsAg stabil pada PH 2,4 selam 6 jam, tetapi
infektifitas HBV akan menghilang. Natrium Hipoklorit 0,5% (misalnya Klor
pemutih 1:10) dapat merusak antigenitas dalam waktu 3 menit pada konsentrasi
protein yang redah, tetapi bahan serum yang tidak diencerkan membutuhkan
konsentrasi yang lebih tinggi (5%). HbsAg didalam plasma atau produk darah
31
lainnya tidak dapat dirusak oleh penyinaran ultra ungu,dan infektivitas virus juga
tahan terdadap penyinaran tersebut. HBV menyebar secara tidak merata selama
vaksionasi etanol Cohn dari plasma. Sebagian besar virus tertahan dalam fraksi I
(fibrinogen, faktor VIII) atau III (kompleks protrombin), sedanfgkan HbsAg
dipindahkan ke fraksi II (globulin gamma) dan IV (protein plasma).
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, melnick, &Adelberg.1996.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.
Soedarno.1988.Dasar-Dasar Virologi Kedokteran.Jakarta:EGC.
Staf pengajar FKUI.1994.Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta.
BINARUPA AKSARA.
www.google.com
32