DESKRIPSI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

Kingdom

Sub Kingdom
Phylum
Classis
Ordo
Familia
Genus
Species

: Animalia
: Invertebrata
: Arthropoda
: Myriapoda
: Diplopoda
: Juluidae
: Julus
: Julus virgatus

Hewan kaki seribu atau keluwing termasuk dalam kelas Diplopoda. Diplopoda
merupakan hewan terrestrial yang bergerak lambat. Biasa disebut dengan nama
cacing kawat. Bertempat tinggal di darat terutama di tempat-tempat yang lembab,
gelap, dibawah batu, dedaunan atau di dalam kayu yang lapuk dan hidup sebagai
binatang pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Kaki seribu memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas kepala dan badan,
bentuknya silindris dan beruas-ruas, di setiap ruasnya terdapat satu sampai dua
pasang kaki. Walaupun demikian jumlah total kakinya tidak mencapai seribu
seperti namanya. Warna tubuhnya coklat kekuning-kuningan. Bagian kepalanya
terdiri atas lima segmen, thorax terdiri atas empat segmen dan bagian perut
dengan 20-100 segmen. Kaki seribu memiliki sepasang antenna yang pendek dan
dua kelompok mata tunggal yang terdiri dari sekumpulan oselli pada kepalanya.
Tidak memiliki taring dan bernapas dengan trakea. Di bagian bawah dari ruas yang
paling belakang terdapat anus yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air dari
metabolisme. Tidak mempunyai cakar beracun. Alat kelaminnya terpisah.

2.1 Pengertian Echinodermata


Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang
mencakup bintang laut , Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir
semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang
masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea
dihitung) ( Suwignyo, 2005).
Semua echinodermata hidup di laut. Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan
sangat lambat. Kelompok echinodermata yang sessil hanyalah lilia laut. Nama echinodermata sendiri
berarti berkulit duri, tampilan khusus anggota filum ini. Tepat dibawah kulitnya, duri dan lempeng
kapurnya membentuk kerangka. Ciri lain echinodermata adalah simetri pentaradial: tubuhnya
berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya
berada di tengah. Echinodermata tidak memiliki kepala Mereka memiliki sistem peredaran air yang
terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang dipakai dalam pergerakan. Perubahan tekanan di sistem
ini memungkinkan seekor echinodermata merenggangkan dan menarik kaki tabung. Kaki tabung dipakai
untuk bergerak dan pada beberapa spesies dipakai untuk menangkap mangsa. Pada echinodermata,
jenis kelamin terpisah (Kurnia, 2006).
2.2 Klasifikasi Echinodermata
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu (Brotowidjoyo, 2000) :
1. Asteroidea (Bintang Laut)
Bintang laut adalah wakil yang bagus untuk echinodermata (gambar 1). Seekor bintang laut
memiliki semua ciri nyata echinodermata: simetri radial, kulit duri, kaki tabung yang dikendalikan oleh
sistem peredaran air, tidak berkepala, dan tidak pula memiliki sistem pembuangan maupun
pernapasan. Papulae keluar dari dinding coelom, dan menyebar antar lempengan kapur ke air laut.
Papulae adalah struktur mirip kantung yang berfungsi sebagai organ pernapasan dan
pembuangan(Brotowidjoyo, 2000).
Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Bintang
laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai
perlindungan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung
kepada kaki tabungyang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk pergerakan
dan membantu makan. Bintang laut adalah hewan invertebrata yang bergerak bebas dengan
menggunakan kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah
untuk kebanyakan spesies (Kurnia,
2006).
Mulutnya berada di pusat cakram dibawah tubuh. Sisi tubuhnya yang memiliki mulut disebut sisi
oral. Sisi yang tidak disebut sisi aboreal. Esofagus pendek dari mulut menuju ke bagian jantung
(kardiak) di perut. Sebuah pembatas di dinding perut memisahkan bagian jantung di perut dari bagian
lambung (pilorik). Perut kardiak ditarik keluar dan didorong melalui mulut saat bintang laut makan.
Perut menelan makanan, yang biasanya moluska atau crustacea, dan mencernanya sebelum menarik
kembali perut ke dalam. Usus dan anus bintang laut tidak berfungsi sama sekali(Brotowidjoyo, 2000).
Di sisi aboreal bintang laut terdapat lempeng berwarna yang disebut madreporit. Air masuk ke
tubuh bintang laut lewat bukaan kecil di lempengan ini. Air ditarik oleh silia masuk ke saluran batu
(yang keras karena adanya cincin-cincin kapur) menuju saluran cincin yang mengelilingi cakram pusat.
Saluran cincin memiliki lima saluran pancar yang menyebar ke tangan-tangan bintang laut. Sisi pendek
cabang menghubungkan saluran pancar dengan banyak pasangan kaki tabung, yang mengembang dan
mengempis dalam merespon tekanan air di ampulla, sebuah kantung otot di ujung atas kaki
tabung (Brotowidjoyo, 2000).
Sistem syaraf terdiri dari sebuah cincin syaraf yang berada di cakram. Dari sini sebuah syaraf ventral
dan radial bercabang menuju tiap tangan. Syaraf radial memiliki cabang yang lebih halus yang
menyebar ke seluruh tubuh. Pada ujung tiap lengan terdapat bintik mata yang sensitif cahaya yang
dihubungkan oleh syaraf radial (Kurnia, 2006).
Jenis kelamin bintang laut terpisah. Sepasang gonad ditemukan di tiap lengan. Telur betina dan sperma
jantan keluar lewat pori-pori di permukaan aboreal bintang laut. Fertilisasi terjadi di air. Dalam
perkembangan embrionik, bintang laut melewati beberapa tahap larva (Kurnia, 2006).

Bintang laut memiliki kekuatan regenerasi yang mengagumkan. Bila satu lengan putus, lengan baru
tumbuh kembali. Bila cakram tengah ditempelkan ke tangan yang terpotong, individu baru dapat
tumbuh dari bagian yang terpotong tersebut. Mangsa bintang laut adalah remis(Brotowidjoyo, 2000).
2. Ophiuroidea (Bintang Ular)
Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata, yang memiliki hubungan dekat dengan bintang
laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak.
Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai
60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar.Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan
mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki) (Nontji, 2005).
a. Struktur tubuh bintang ular
Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur.Lempeng-lempeng kapur
ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya
mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek, Stomach : sebagai alat
pencernaan, Mulut : tempat menyerap makanan, Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai
penghasil hormon kelamin (Nontji, 2005).
b. Karakter ciri bintang ular

Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang.

Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular.

Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral.

Hewan ini tidak mempunyai amburakal dan anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya
dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya.

Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam.

Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di
lumpur/pasir.

Bintang ular sangat aktif di malam hari.


Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah) (Nontji,
2005).
Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat. Bentuk tubuh
bintang ular mirip dengan Asteroidea. Kelima lengan ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang
disebut calyx.Ophiuroidea memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan
perut besar, serta buntu yang menempati setengah cakram. Ophiuroidea tidak memiliki usus maupun
anus. Pencernaan terjadi di perut. Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong yang disebut
bursae. Umumnya ada 10 bursae (Kurnia,2006).
Kelamin terpisah pada kebanyakan spesies. Ophiuroidea memiliki gonad. Gamet disebar oleh bursal
sacs. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama. Ophiuroidea
tidak memiliki mata, atau sejenisnya. Tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya
melalui reseptor pada epidermis.Baik Ophiurida maupun Euryalida memiliki lima lengan yang panjang,
langsing, fleksibel, dan berbentuk seperti cambuk. Mereka dibantu dengan rangka internal yang terbuat
dari kalsium karbonat (Nontji, 2005).
Pembuluh dari sistem vaskular air berakhir di kaki tabung. Sistem vaskular air umumnya memiliki satu
madreporit. Kaki tabung tidak memiliki penghisap dan ampulla.Ophiuroidea memiliki kemampuan untuk
meregenerasi kaki yang putus. Ophiuroidea menggunakan kemampuan ini untuk melarikan diri dari
predator, seperti kadal, yang mampu memutuskan ekor mereka untuk membingungkan pengganggu
(Nontji, 2005).
Bintang ular menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak seperti bintang laut,
bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan menggerakan lengan mereka yang sangat
fleksibel dan membuat mereka bergerak seperti ular. Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri
bilateral. Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini
berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad) (Romimohtarto, 2005).
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat
tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut
terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih
lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah
dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulutnya(Romimohtarto, 2005).

3.

Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil
pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus.
Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi
bintang ular (Nontji, 2005).
Echinoidea
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi
(diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata).Permukaan tubuh hewan ini berduri
panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera
aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang
atau sisa-sisa organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius
parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi
oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan
tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut
makanan (Kurnia,2006).
Landak laut atau disebut juga bulu babi (Echinoidea) merupakan hewan laut yang berbentuk
bundar dan memiliki duri pada kulitnya yang dapat digerakkan. Binatang ini terbagi menjadi sekitar
950 spesies dan dapat ditemukan mulai dari daerah pasang surut sampai di kedalaman 5.000
meter.Tubuh Echinodermata tidak bersegment atau beruas-ruas. Pada waktu larva, simetri tubuhnya
bilateral, tetapi setelah dewasa simetrinya radial. Hewan ini mempunyai kaki ambulakral (kaki buluh),
tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak, epidermisnya halus dan diperkuat oleh kepingan kapur
yang disebut laminae (Ossikula). Epidermis ini mudah digerakan dengan pola tetap , tetapi ada pula
yang tidak mudah digerakan. Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri halus dari kapur.
Mesodermis mengandung eksoskeleton yang dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus yang
biasanya terdapat duri-duri ( Pratiwi, 2004).
Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas
(permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada
permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang
mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin
(Pustekom, 2005)

4.

Bulu babi mempunyai Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan
5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan
laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan
digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang
kelamin terdapat di permukaan atas. Echinoidea mempunyai daya regenerasi khusus, yaitu bila bagian
tubuh rusk akan segera diperbaiki (Kurnia, 2006).
Holothuroidea
Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang.Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp.,
Holothuria sp., dan Bohadschia argus.Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang
berlawanan dari tubuhnya.Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di
sepanjang tubuhnya.Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.Sebagian kaki
ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena
sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya.Keluar dan
masuknya air melalui anus (Sartika, 2002).
Teripang atau trepang atau timun laut adalah istilah yang diberikan untuk
hewan invertebrataHolothuroideayang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut di seluruh
dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
Barat(Sartika,2002).
Di dalam jurnal-jurnal internasional, istilah trepang atau beche-de-mertidak pernah dipakai dalam
topik-topik keanegaragaman, biologi, ekologimaupun taksonomi. Dalam subjek-subjek ini, terminologi
yang dipakai untuk menggambarkan kelompok hewan ini adalah sea cucumbers atau holothurians
(disebut holothurians karena hewan ini dimasukkan dalam kelas Holothuroidea). Kelompok timun laut
yang ada di dunia ini lebih dari 1200 jenis, dan sekitar 30 jenis di antaranya adalah kelompok
teripang (Sartika, 2002).

Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun
dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanandi terumbu
karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang
berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder).
Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan
teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat
kering sedimen setiap harinya (Sartika, 2002).
Teripang kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya
seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan
di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya
direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada
ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30
buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris
kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk
melakukan pernafasan. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di
dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Memiliki banyak endoskeleton yang
tereduksi. Tubuhnya juga memanjang tertutup oleh kulit yang berkutila dan tidak bersilia dibawah kulit
terdapat dermis yang mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan 5 otot ganda yang memanjang.
Dengan adanya lengan otot ini, timun laut dapat bergerak memanjang memendek seperti cacing
(Suwignyo, 2005).
5. Crinoidea
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan
tidak bertangkai.Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai
dikenal sebagai bintang laut berbulu.Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut
berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis.Lili laut menetap di kedalaman 100 m
atau lebih.Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam.Kedua kelompok
tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas.Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian
kaliks (dasar tubuh).Pada kaliks terdapat mulut dan anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan
mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan
ampula.Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel
makanan (Laitupa, 2002).
Pergerakan : Air masuk ke pori, saluran batu, saluran cincin yang dikelilingi otot melingkar Maka
masuknya air akan menyebabkan kontraksi otot untuk menggerakkan kaki. Makan dengan menyaring air,
plankton masuk ke celah ambulakral bersilia yang ada di lengan dan pinula, lalu dialirkan ke mulut.
Organ pencernaan ada di calyx. Makanan dibuang melalui anus yang di dekat mulut.
Reprodukssinya yaitu dengan Gonad ada ada di pangkal pinula tangan. Pembuahan di air laut yaitu Telur
dilekatkan pada pinula kemudan Menetas jadi larva vitellaria yang tidak makan, berenang bebas
Selanjutnya turun dan melekat di substrat dan bermetamorfosis jadi larva bertangkai kecil (larva
pentacrinoid) 6 minggu, Beberapa bulan kemudian, cirri terbentuk, mahkota melepaskan diri dari
tangkai dan hidup bebas (Laitupa, 2002).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum mata kuliah Taksonomi Invertebrata tentang filum Echinodermata ini
dilaksanakan pada tanggal 28 November 2012 dan bertempat di Laboratorium Pendidikan A jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pinset
2 buah
2. Papan seksi
1 buah
3. Gunting bedah
1 buah

4. Tissue
3.2.2 Bahan
1. Bintang laut (Asterias vulgaris)

Secukupnya
1 ekor

2. Bulu babi (Mespilia globulus)


3. Timun Laut (Holothuria scabra)
4. Bintang Ular (Ophiotricoidesnereidina)

1 ekor

1 ekor
1 ekor

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkanalat dan bahan.
2. Mengamati bintang laut, bintang ular, bulu babi, dan timun laut dari arah dorsal dan dari arah oral,
dan mengenali bagian-bagiannya.
3. Setelah mengamati bintang laut, bintang ular, bulu babi, dan timun laut dari arah dorsal dan dari
arah oral, dan sudah mengenali bagian-bagiannya selanjutnya menggambar seluruh bagian tubuhnya,
mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bintang Laut (Asterias vulgaris)
4.1.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan

Gambar Literatur

(Jasin,1992)

4.1.2 Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari bintang laut menurut Jasin (1992) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Echinodrmata
Ordo
: Farcipulatida
Family
: Asteridae
Kelas
: Asteroidea
Genus
: Asterias
Spesies
: Asterias vulgaris

4.1.3 Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan ini yaitu Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat
simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme
ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh
tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf
radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui
penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat
khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria.
Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton,
tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial. Adapun contoh spesies
dari Echinodermata yaitu Asterias vulgaris.
1. Morfologi
Pada Asterias vulgaris (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan
tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri
berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihanserpihan dan organism kecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa.
Pada bagian lengan memiliki madreporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air. Di
tengah-tengah tubuh sebelah dorsal terdapat lubang anus, pada bagian ventral terdapat mulut.
2. Anatomi
Permukaan tubuh bintang laut tidak halus karena bertaburan duri-duri, papula (dermal branchia)
dan pedicellaria. Epidermis dilindungi oleh lapisan kutikula tipis. Lapisan epidermis mengandung sel
kelenjar lender menghasilkan lender untuk melindungi tubuh. Di bawah epidermis terdapat lapisan
tebal jaringan penghubung dimana terdapat susunan rangka dalam (endoskleleton).

a. Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, perut berhubungan dengan pangkal pyloric caecum pada
masing-masing tangan, usus dan anus. Anus ini terletak dipermukaan atas tubuh. Makanan bintang laut
berupa sampah, ikan kecil, siput (Limnea sp) dan kerang.

b. Pernapasan
Bintang laut bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea (papulae)
yaitu penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis, tonjolon ini dilindungi oleh silia. Pada
bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida, sisa metabolisme akan diangkut oleh sel
amoebosit.

c. Reproduksi
Reproduksi pada bintang laut itu secara terpisah yakni ada yang jantan dan ada yang betina.
Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang yang berada dibagian dasar permukaan lengan. Pada
hewan betina alat reproduksinya dapat melepaskan 2,5 juta telur tiap dua jam.

3. Habitat

Habitat dari bintang laut ini semuanya hidup di daerah pantai atau di dasar laut yang tidak terlalu
dalam.

4.2 Bulu Babi (Mespilia globulus)


4.2.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan

Gambar Literatur

(Jasin, 1992)

4.2.2 Klasifikasi
Menurut Brotowidjoyo (2000), Bulu babi (Mespilia globulus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Ordo : Deadematoidea
Genus : Mespilia
Spesies : Mespilia globulus
4.2.3 Pembahasan
Hewan bulu babi (Sea urchin atau Echinoidea) adalah dari filum Echinodermata, struktur
tubuhnya mempunyai sistem vascular air, kaki-kaki pipa dan kerangka chitin yang ditutupi lapisan kulit
tipis. Umumnya hewan berkulit keras bersifat nocturnal yang artinya aktif bergerak di ruang atau
tempat yang gelap. Badannya dikelilingi duri-duri yang tersusun radial, hidup di dasar laut pada
berbagai kedalaman. Umumnya duri-duri bulu babi tersebut mengandung racun. Ukuran diameter
badannya ada yang mencapai 18 cm. Termasuk hewan invertebrata yang bergerak lambat, bergeser di
atas dasar laut.
Karakteristik dari Echinodermata ialah susunan radial dari bagian-bagian tubuh tubuh, sceleton
dibuat dari CaCO3 laminae atau merupakan spicula, kebanyakan pada dataran badan terdapat
tubercula atau spinae, celom yang besar yang terjadi dari penonjolan archenteron pada waktu embrio,
tidak ada pembentukan koloni, mempunyai sistem amburacrare sebagai alat gerak dan hidup di air laut
(Jasin, 1984).
Menurut Suwignyo (2005), Echinodermata atau hewan berkulit duri mempunyai ciri-ciri umum,
antara lain :
a. Bentuk tubuh yang dewasa simetris radial, larvanya simetris bilateral;
b. Tubuh berduri, dari kapur;

c. Tempat hidup di laut yang dangkal berkarang atau pasir;


d. Pergerakan dengan kaki ambulakral (pembuluh air); dan
e. Daya regenerasi.
Makanannya berupa tiram dan remis dan saluran pencernaannya adalah mulut, lambung, usus
dan anus. Enzim pencernaan makanan umumnya terdiri dari enzim protease. Mempunyai gelang
syaraf di sekeliling kerongkongan bercabang di setiap lengan dan berakhir pada ujung lengan dimana
terdapat bintik mata yang berfungsi membedakan gelap dan terang, sedangkan gelang syaraf untuk
mengkoordinasikan seluruh gerakan yang dilakukan lengan. Pada setiap lengan terdapat rongga berisi
kelenjar pembiakan, sperma dan ovum yang dilepaskan bebas (Suwignyo,
2005).
Menurut Romimohtarto (2001), yang termasuk dalam kelas Echinoidea antara lain bulu babi dan
sand dollar. Bentuk tubuh bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, mempunyai duri-duri panjang yang
digerakkan. Bulu babi hidup pada substrat batu dan lumpur atau hamparan ganggang laut di daerah
litoral atau pada kedalaman 5000 m, bergerak atau merayap dengan kaki tabung atau duri-duri. Ossicle
atau pelat kapur di bawah epidermis menyatu sehingga terbentuk tempurung yang keras.
Reproduksi secara seksual, dioecious dan pembuahan di luar. Telur menetas menjadi larva
echinopluteus yang simetri bilateral, sudah mulai makan, hidup sebagai plankton untuk beberapa
bulan, kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi simetri radial, berukuran
sekitar 1 mm dan hidup sebagai benthos. Beberapa jenis echinoid irreguler mengerami telurnya. Bulu
babi dapat mencapai umur 30 tahun.

4.3 Timun Laut (Holothuria scabra)


4.3.1 Gambar Hasil Pembahasan
Gambar Pengamatan

Gambar Literatur

(Jasin, 1992)

4.3.2 Klasifikasi
Menurut Suwignyo (2005), Teripang pasir (Holothuria scabra) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Holothuridae
Ordo : Aspidochirotidae
Family : Holothuridaceae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra
4.3.3 Pembahasan
1. Habitat Teripang
Teripang adalah hewan avertebrata (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di
lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Teripang merupakan hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur
pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan 3 komponen penting dalam rantai
makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic

levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi
(suspensi feeder).

2. Bagian Bagian Tubuh dan Fungsinya.


Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut
mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian
punggung-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal.
Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap. Kematangan gonad hewan air
berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm.
a.
Bagian Tubuh :

Tentakel

Saluran kelamin

Madreporit

Stomach/perut

Gona

Esofagus

Dorsal mesente

Anus

Cloaca

Intest
b.
Fungsi nya
Tentakel :
kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin.
Saluran kelamin :Berfungsi sebagai saluran menuju gonad.
Madreporit : Lempeng tali lapisan pada berfungsi sebagai alat gerak ,merasa,
memeriksa dan
alat penagkap mangsa.
Stomach/perut : sebagai alat pencernaan.
Gonad : kelenjar ujung saluran air.
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkanrngga mulut dan lambung.
Dorsal mesentery : berfungsi sebagai pembungkus usus dan menggantungnya ke dinding tubuh
pinggang.
Anus : mengeluarkan sisa metabolisme pada teripang
Cloaca : sebagai alat pencernaan.
Intestin : sebagai alat pencernaan yang letaknya di antara pilorus hingga usus.
Adapun sifat menarik yang terdapat pada timun laut, teripang yaitu jika teripang dipegang
secara kasar dapat mengeluarkan sebagian besaar isi perutnya melalui anus atau mulut.

3. Siklus Hidup Teripang


Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga
mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang
akan menetas dalam waktu sekitar 2 hari.
4. Aspek Pemanfaatan Teripang
Teripang (Holothuria) adalah sejenis biota laut yang merupakan salah satu sumber protein
hewani, dan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat didalam maupun diluar negeri. Permintaan akan
teripang setiap tahunnya mengalami peningkatan, yang menyebabkan penangkapan di perairan
Indonesia berlangsung semakin intensif. Usaha eksploitasi melalui penangkapan intensif tersebut akan
mengakibatkan penurunan populasi secara drastis, terutama karena hampirseluruh tangkapan diperoleh
dengan cara memanen dari alam (perairan)
Teripang dapat berfungsi mencegah dan membantu mempercepat penyembuhan berbagai
macam penyakit. Penelitian mengungkapkan, teripang/Sea Cucumber pada konsentrasi 50 mikrogram
menggumpalkan dan menghadang sel kanker. Oleh sebab itu pengidap kanker banyak yang berharap
pada teripang/Sea Cucumber selain itu, kandungan protein tinggi pada teripang/Cucumber yang
mencapai 82%, baik diberikan pada penderita diabetes. Protein tinggi berperan meregenerasi sel beta
pankreas yang memproduksi insulin Gold Cucumber. Hasilnya Produksi insulin meningkat.
Banyak sekali manfaat teripang dalam menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif seperti :
Stroke, Jantung Koroner, Kencing Manis & Luka Gangren, Kanker (Tumor), Gagal Ginjal, Chirosis

Hepatis, Asam Urat, Rhematik, Wasir, Esteoporosis (Pengeroposan Tulang), Alergi Saluran Pernafasan
(Bersin, Filek, Sinusitis, Asma), Alergi Kulit (Aksim, Gatal, Darah Tinggi, Darah Rendah, Kolesterol,
Penyempitan Pembuluh Darah, Penurunan Fungsi Liver, Rambut Rontok, Pembesaran Prostat dan masih
banyak lagi manfaat dari teripang ini.
Teripang merupakan lauk yang lezat dan disukai masyarakat Cina dan bernilai jual tinggi di
pasaran. Teripang diperdagangkan dalam bentuk awetan/kering. Teripang kering mempunyai kandungan
nutrisi sebagai berikut : Nutrisi Kadar air protein lemak abu karbohidrat vitamin A vitamin B - Thiamine
- Riboflavin - Niacin total kalori (dalam Annonymous, 1972) Jumlah Nutrisi (8,90%) (82,00%) (1,70%)
(8,60%) (4,80%) (455 ug%) 0,04 mg% 0,07 mg% 0,4 mg%) (385 cal/100g) Kadar protein yang cukup besar
memberikan nilai gizi yang cukup baik dan protein teripang mempunyai asam amino yang lengkap.
Kandungan lemaknya mengandung asam lemak tidak jenuh yang sangat diperlukan bagi kesehatan
jantung.

4.4 Bintang Ular (Ophiotricoidesnereidina)


4.4.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan

Gambar Literatur

(Jasin, 1992)

4.4.2 Klasifikasi
Menurut Suwignyo (2005), Bintang ular (Ophiotricoides nereidina) dapat diklsifikasikan sebagai berikut
:
Kingdom
:
Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class : Ophiuroidea
Ordo
: Ophirodea
Genus
: Ophiutricodea
Species : Ophiotricoidesnereidina

4.4.3 Pembahasan
1. Morfologi
Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa
mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea memiliki
rangka dari kalsium karbonat.Bentuk tubuh bintang ular mirip dengan Asteroidea. Kelima lengan
ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx. Ophiuroidea memiliki lima rahang. Di
belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut besar, serta buntu yang menempati setengah
cakram.
2. Anatomi
Bintang ular menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak seperti bintang laut,
bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan menggerakan lengan mereka yang sangat
fleksibel dan membuat mereka bergerak seperti ular. Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri
bilateral. Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini
berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad). Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam
bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk
kantong. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok
lempeng kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan
bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke
luar melalui mulut. Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan
hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus.
Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi
bintang ular.
3. Habitat
Bintang ular dapat ditemukan pada perairan besar, dari kutub sampai tropis. Ada sekitar 1.500 spesies
bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500
meter (1.620 kaki).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1. Pada kelas Holothuridea yaitu teripang pasir memiliki bentuk tubuh yang panjang dan lunak, memiliki
mulut, kaki tabung dan tentakel.
2. Pada kelas Astheoidea yaitu bintang laut yang memiliki lima lengan yang besar dan agak pendek pada
lengannya ditumbuhi duri-duri yang halus yang disebut papila.
3. Pada kelas Ophiurioidea yaitu bintang ular hewan ini memiliki lengan yang agak langsing dan panjang
yang dapat digunakan untuk merayap.
4. Pada kelas Echionodae yaitu bulu babi tubuhnya bulat seperti bola memiliki duri yang tajam yang dapat
bergerak dan memiliki lentera aristoteles

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Seekor kelomang dengan 'rumah'nya

Tanpa cangkang atau 'rumah', perut kelomang yang lunak dan bergelung itu rentan gangguan

Kebanyakan spesies kelomang memiliki abdomen (perut) yang panjang dan bergelung bagai spiral,
serta lunak lembut, tidak keras seperti abdomen krustasea lain yang terlindung cangkang
terkalsifikasi. Abdomen yang telanjang dan rentan ini dilindungi dari serangan predator dengan
memanfaatkan cangkang siput kosong yang dibawa-bawa oleh kelomang; cangkang siput itu dapat
menyembunyikan seluruh tubuhnya apabila ditarik masuk [5] (karenanya, dinamakan 'rumah'). Untuk
keperluan itu, kelomang paling sering menggunakan cangkang siput laut (meskipun beberapa
spesies kelomang juga menggunakan cangkang kerang, bahkan kepingan kayu dan batu yang
berlubang sebagai rumahnya).[6]Ujung abdomen kelomang telah beradaptasi untuk dapat
mencengkeram kuat kolumela (tiang poros) cangkang siput.[7]
Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah
garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat
beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik
dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan kelomang aktif di malam
hari.
Beberapa spesies umang-umang tidak menggunakan 'rumah' yang dapat digendong ke manamana, tetapi menghuni struktur tidak bergerak yang ditinggalkan oleh cacing polychaeta, gastropoda
vermetid (siput cacing), binatang karang dan spons.[6]

Biologi[sunting | sunting sumber]

Cangkang dan rebutan cangkang[sunting | sunting sumber]

Kelomang di dalam cangkang siput laut

Dua kelomang yang berebut cangkang di dasar laut

Seekor kelomang menyurut masuk dalam bekas cangkangAcanthina punctulata, dan menggunakan sapitnya
yang besar untuk menutupi mulut cangkang

Ketika kelomang tumbuh, hewan-hewan ini membutuhkan cangkang yang lebih besar. Karena
cangkang siput utuh yang cocok ukurannya tidak begitu mudah ditemukan, persaingan kuat sering
terjadi di antara kelomang untuk memperebutkan cangkang. Ketersediaan cangkang kosong di
setiap tempat tertentu tergantung pada kelimpahan relatif gastropoda, dan umang-umang yang
cocok ukurannya. Hal lain yang juga menentukan adalah populasi organisme yang memangsa
gastropoda dan meninggalkan cangkang yang utuh. [8] Kelomang yang dipelihara bersama-sama
dapat saling berkelahi atau bahkan membunuh saingannya untuk memperebutkan cangkang yang
mereka inginkan. Namun, jika kelomang-kelomang itu berbeda-beda ukurannya secara signifikan,
kejadian perebutan cangkang kosong itu akan menurun atau bahkan nihil. [9] Kelomang dengan
cangkang yang terlalu kecil atau sempit tidak dapat bertumbuh secepat mereka yang cangkangnya

pas, dan akan lebih tinggi peluangnya untuk dimangsa jika kelomang itu tidak dapat sepenuhnya
masuk bersembunyi dalam cangkangnya.[10]
Beberapa spesies kelomang, baik darat maupun laut, telah diamati membentuk antrian untuk
bertukar cangkang.[11] Ketika seekor kelomang menemukan cangkang kosong baru, maka ia akan
meninggalkan cangkangnya yang telah sempit dan memeriksa cangkang kosong yang baru itu
apakah cocok ukurannya. Jika cangkang yang ditemukan itu ternyata terlalu besar, kelomang akan
kembali ke cangkangnya sendiri dan kemudian menunggu di dekat cangkang kosong; sampai
selama-lamanya 8 jam. Saat kelomang lain tiba, ia juga akan memeriksa cangkang kosong tersebut
dan, jika juga terlalu besar baginya, ia lalu akan ikut menunggu di situ. Demikian seterusnya, satu
persatu kelomang lain berdatangan, dan bila belum ada yang cocok juga umang-umang ini akan
membentuk kelompok, hingga sejumlah 20 individu. Kelomang-kelomang ini lalu berpegangan satu
sama lain dalam antrian, dari yang terbesar hingga ke kelomang yang terkecil. Begitu seekor
umang-umang tiba dengan ukuran yang tepat untuk cangkang kosong itu dan mengklaimnya, maka
ia akan pindah ke cangkang baru serta meninggalkan cangkang lamanya. Cangkang lama yang
ditinggalkan itu selanjutnya akan diambil oleh kelomang yang memiliki ukuran lebih kecil; dan
demikian seterusnya, semua kelomang dalam antrian cepat bertukar cangkang secara berurutan,
masing-masing bergerak menuju ke ukuran berikutnya. [12] Akan tetapi di samping itu, kelomang
sering pula terlihat 'mengeroyok' individu lain sejenisnya, yang dianggap memiliki 'rumah' yang lebih
bagus; dan memaksa individu itu untuk melepaskan cangkangnya; sebelum kemudian saling
bersaing untuk memperebutkannya sampai salah satu individu yang lebih kuat dapat menguasai
cangkang rampasan itu.[13]
Beberapa spesies kelomang laut yang besar cangkangnya dilekati oleh satu atau
beberapa anemon laut. Keberadaan anemon ini dapat menakut-nakuti predator; sementara anemon
laut mendapatkan kemudahan mengkonsumsi sisa-sisa makanan kelomang. Hubungan simbiotik
yang erat lainnya diketahui terdapat pada sekumpulan jenis bryozoa dan kelomang yang
membentuk bryoliths.[14]

Pertumbuhan dan reproduksi[sunting | sunting sumber]


Jenis-jenis kelomang sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuknya; mulai dari spesies dengan
ukuran karapas hanya beberapa milimeter panjangnya hingga ke Coenobita brevimanus, yang bisa
hidup selama 12-70 tahun dan ukurannya dapat mendekati besar buah kelapa. Ketam kenari Birgus
latro yang tanpa cangkang masih tergolong kerabat kelomang, dan dikenal
sebagai invertebrata daratan yang terbesar di dunia.[15]
Hewan muda tumbuh menurut tahapan demi tahapan, dengan dua tahap pertamanya
(nauplius dan protozoea) terjadi semasa dalam telur. Kebanyakan larva kelomang menetas pada
tahap ketiga, zoea. Pada tahap larva ini, anak ketam memiliki beberapa duri panjang, abdomen
yang sempit dan panjang, dan antena berjumbai yang besar. Setelah beberapa kali berganti kulit,
tahap zoea ini diikuti oleh tahap larva akhir,megalopa.[16]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Kelomang lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan superfamilia Chirostyloidea ('ketam


jongkok') dan Hippoidea (undur-undur laut) ketimbang dengan kepiting sejati (Brachyura).[17] Pada
pihak yang lain, kekerabatan ketam raja (king crabs) terhadap anggota Paguroidea selebihnya
adalah merupakan topik yang sangat kontroversial. Banyak penelitian yang mendasarkan pada
karakteristik fisik, informasi genetik, dan kombinasi keduanya mendukung hipotesis lama bahwa
ketam raja dalam familia Lithodidae berasal dari nenek moyang serupa kelomang dan harus
ditempatkan dalam superfamilia Paguroidea bersama kelomang. [18][19][20][21] Akan tetapi beberapa
peneliti yang lain tidak sepakat, dan menyatakan bahwa suku ketam raja (Lithodidae) harus
diklasifikasikan tersendiri bersama suku Hapalogastridae dalam superfamili Lithodoidea yang
terpisah.[22][23]

Ketam kenari yang muda berlaku seperti kelomang, menggunakan cangkang siput laut Turbo sebagai
rumahnya

Sejauh ini enam suku krustasea secara resmi diakui sebagai anggota superfamilia Paguroidea,
[2]
yang berisi seluruhnya sekitar 1.100 spesies dari 120 marga:[3]

Coenobitidae Dana, 1851 dua genera: Coenobita (marga kelomang darat)


dan Birgus (ketam kenari)

Diogenidae Ortmann, 1892 20 genera 'kelomang bertangan-kidal'

Paguridae Latreille, 1802 76 genera

Parapaguridae Smith, 1882 10 genera

Parapylochelidae Fraaije et al., 2012 dua genera[24]

Pylochelidae Bate, 1888 9 genera 'kelomang bertubuh simetris'

Pylojacquesidae McLaughlin & Lemaitre, 2001 dua genera

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filum Coelenterata
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelenteron yang artinya rongga. Jadi,
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut digunakan
sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.
Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Coelenterata pada fase polip
umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang membentuk koloni, melekat pada dasar
perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat. Di dalam
tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas
terdapat mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa. Tentakel punya sel racun
(knidoblast) atau sel penyengat (nematosis) Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata,
karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk
individu baru .
Selain fase polip, terdapat pula fase medusa. Fase medusa merupakan fase generatif
(seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan
diri dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya tentakel
yang melambai-lambai. Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur .
Coelenterata mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti
usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri
tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan
memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang
mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga). Coelenterata
termasuk hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm
(epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai
pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan
coelenteron atau gastrosol.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat
diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya.
Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa. Polip
adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa
adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas.

Fase Polip

Fase Medusa
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal
Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata simetris
radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung
yang dikelilingi oleh lengan-lengan (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti
medusa yang memanjang.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di
air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam
mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian
besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain
di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat
bergerak bebas melayang di air.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga
membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).G amet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata
bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
Coelenterata dibedakan dalam empat kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus
hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa, dan Cubozoa. Berikut deskripsi dua kelas dari
filum Coelenterata.
1. Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki
pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter. hidup
di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat
pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif
maupun generatif. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Hydra

a.
b.
c.
d.

Obelia
Ciri-ciri :
Bentuk tubuhnya seperti ular air
Hidup di air tawar secara polip atau medusa
Hidra bergerak debgab cara melekukkan badannya seperti ulat jengkal
Pencernaan makanan dengan cara ekstraseluler didalam rongga gastrovaskuler dan intraseluler
didalam vakuola sel gastrodermis

e. Reproduksi secara aseksual yaitu dengan membentuk tunas dan seksual dengan peleburan antara
sperma dan ovum
f. Bentuk tubuh seperti silinder yang mulutnya terletak pada bagian tubuhnya yang dinamakan
hypostom
2. Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk
dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan uburubur.Medusa umumnya berukuran 2 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual hanya pada tingkat
larva. Larva disebut Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma
terbentuk medusa yang disebut Efira..Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora
fruttescens.
Ciri-ciri :
a. Bentuk tubuh seperti mangkuk
b. Hidup dilaut
c. Bagian tepi tubuhnya dikelilingi oleh tentakel
d. Disekitar mulutnya terdapat empat lengan yang dilengkapi oleh nematikis
e. Alat pencernaan berupa saluran bercabang
f. System syarafnya berupa anyaman
g. Contoh umum di Indonesia adalah Aurelia sp dan obelia sp

Aurelia aurita
Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas Scyphozoa. Mempunyai bentuk
seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly Fish.
2.2 Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa yunani, Anthos yang berarti bunga, dan Zoon yang
berarti hewan. Hewan pada kelas ini memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti
bunga. Anthozoa melimpah jumlahnya di laut hangat dangkal secara berkoloni. Sepanjang garis
pantai sampai kedalaman 17.400 kaki. Kelas Anthozoa merupakan kelas yang terbanyak
anggotanya dari filum coelenterate, yaitu sekitar 6.000 spesies. Anthozoa bereproduksi secara
aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Anthozoa
tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari
tiga kelas Coelenterata lainnya. Hewan pada kelas Anemon ada yang hidupnya soliter seperti
anemone, atau berkoloni seperti karang (koral).
1. Anemon Laut
Anemon laut ini merupakan salah satu anggota kelas Anthozoa filum Cnidaria yang bentuk
tubuhnya bervariasi dengan kombinasi warna yang indah dipandang (Carson, 1974).Bentuk

anemon laut terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemon merupakan jenis
hewan. Anemon laut adalah jenis hewan yang biasanya menggunakan sebuah kaki untuk
menempel di batuan. Beberapa anemon laut dapat bergerak. Pergerakan anemon laut seperti
siput, bergerak secara perlahan dengan cara menempel. Beberapa jenis anemon diketahui
melepaskan diri dari tempat menempelnya saat diserang predator atau saat lingkungan
mengalami perubahan dan sumber makanan menipis. Hewan ini terlihat seperti tumbuhtumbuhan karena pada umumnya hanya berpindah mengikuti aliran arus air.
Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama, yaitu
Anthozoa. Perbedaan utama adalah karang menghasilkan kerangka luar dari kalsium
karbonat, sedangkan anemon tidak. Lebih dari 1.000 spesies anemon laut ditemukan di
perairan pantai, perairan dangkal (terumbu karang), dan perairan laut dalam di seluruh
dunia.
Anemon laut adalah binatang invertebrata yang tidak memiliki tulang belakang atau
tidak memiliki skeleton pada seluruh tubuhnya. Anemon merupakan hewan predator
yang tampak seperti bunga, memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Tubuhnya
radial semetrik, columnar dan memiliki satu lubang mulut yang dikelilingi oleh tentakel.
Tentakel dapat melindungi tubuhnya terhadap serangan predator lain dan dapat pula
digunakan untuk menangkap makanannya. Anemon laut biasanya memiliki ukuran
diameter tubuh 1-4 inchi (2,5-10 cm), tetapi beberapa anemon ada juga yang dapat
tumbuh mencapai diameter tubuh 6 kaki (1,8 m).
Menurut Shimek (2006), secara umum anemon laut adalah hewan berkantung yang
mempunyai tentakel dan mulut pada pada bagian atas dan pedal disk pada bagian
bawah.Pedal disk atau kaki jalan ini secara khusus digunakan oleh anemon untuk
melengketkan tubunya pada substrat. Anemon laut tergolong binatang yang dapat
memakan binatang apa saja yang hidup di laut, namun ia lebih bersifat karnivora. Jenis
makanan yang bisa disantap adalah moluska, krustasea, ikan, dan berbagai
invertebrata lainnya. Juga dapat memakan detritus, feses, dan bahan organik.

a. Karakteristik Anemon laut


Anemon adalah kelompok hewan yang tubuhnya memiliki beraneka warna dan lunak. Bentuk
tubuhnya menyerupai bunga apabila anemon tersebut mengembangkan tentakelnya. Tubuh
anemon (di lihat dari bagian luar) terbagi tiga bagian, yaitu keping dasar atau pangkal, batang
dan keping mulut (Hyman, 1940). Sedangkan menurut Brusca and Brusca (2003), tubuh bagian
anemon terbagi lima yaitu keping dasar, batang, tentakel, keeping mulut dan mulut. Hewan ini
siklus hidupnya berbentuk polip yang berukuran kecil, akan tetapi menurut Brusca and Brusca
(2003) ada polip yang besar seperti pada spesies Stichodactyla mertensii yang berada pada
daerah tropik Indo-Pasifik. Menurut Suwignyo et al. (2005), karakteristik anemon laut secara
umum diantaranya:
1. Polip soliter
2. Biasanya mempunyai pedal disk semacam kaki
3. Siphonoglyph biasanya berjumlah 2
4. Tidak mempunyai rangka
5. Hidup menempel tetapi tidak melekat pada batu, pasir, atau hewan avertebrata lain
6. Dapat merayap menggunakan pedal disk semacam kaki

Secara umum anemon laut merupakan sejenis coelenterata dengan struktur tubuh berbentuk
polip, hidup secara soliter, mempunyai tinggi antara 1,5-5 cm dengan diameter 1-2 cm. Bagian
ternbesar pada tubuh anemon laut adalah sebuah batang tubuh seperti tabung (column), dibawah
aboral terdapat telapak kaki yang datar (pedal disk), dibagian oral agak melebar terdapat mulut
yang dikelilingi tentakel bolong berjumlah enam helai sampai beberapa ratus helai dan tidak
pernah ada yang hanya delapan helai (Suwignyo et al., 2005).
b. Sel Penyengat (Nematosit) pada Anemon Laut

Bentuk tubuh anemon seperti bunga, sehingga juga disebut mawar laut. Lipatan
yang bundar di antara badan dan keping mulut membagi binatang ini
kedalam kapitulum di bagian atas dan scapus bagian bawah. Di antara lengkungan
seperti leher (collar) dan dasar dari kapitulum terdapat "fossa". Keping mulut bentuknya
datar, melingkar, kadang-kadang mengkerut, dan dilengkapi dengan tentakel kecuali
pada jenis Limnactinia, keping mulut tidak dilengkapi dengan tentakel. Beberapa
anemon laut dapat bergerak seperti siput, bergerak secara perlahan dengan cara
menempel. Sebagian besar anemon laut memiliki selpenyengat yang berguna untuk
melindungi dirinya dari predator.
Menurut Mebs (2009), anemon memiliki tentakel yang berisi sel penyengat
(nematosit) yang mengandung racun yang terdiri dari zat kimia peptida dan protein
yang berfungsi untuk melumpuhkan dan menangkap mangsa. Dikatakan lebih lanjut
oleh Mebs, tentakel anemon berfungsi sebagai pertahan dan perlindungan oleh ikan
anemon terhadap predator. Jumlah tentakel bervariasi dan umumnya menutupi keping
mulut. Kebanyakan nematosit mengandung racun yang berbeda-beda dalam kekuatan
dan aktifitasnya.
Menurut Hadi dan Sumadiyo (XVII), jumlah tentakel bervariasi dengan kelipatan dari
enam dan tersusun dalam dua deret lingkaran berturut-turut di mulai dari lingkaran
yang paling dalam. Tentakel tersusun melingkar atau berderet radial dengan jumlah
kelipatan enam tentakel pertama, enam tentakel kedua, dua belas tentakel ketiga, dua
puluh empat tentakel ke empat dan seterusnya.
Beberapa anemon mengandung bisa yang beracun yang terkonsentrer pada
tentakel. Sengat atau bisa penyengat dari anemon ini mengandung dua jenis protein
aktif dan yang lemah, salah satu dari protein ini (yang aktif) tampaknya dapat
menghalangi penyaluran
ion-ion
pada
sel-sel
saraf
mang-sanya,
sehingga menghentikan sinyal saraf. Kedua protein ini secara bersama-sama berfungsi
sinergis dan menyerang daerah sel-sel darah merahsedemikian rupa dan raksinya
seperti pada bisa lebah dan ular.
c. Reproduksi Anemon Laut
Reproduksi anemon laut umumnya dilakukan baik secara seksual maupun aseksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara memutuskan bagian kakinya, yaitu bagian
dari lingkar kaki yang ditinggalkan pada saat binatang tersebut berpindah tempat. Jenis
anemon lain dengan cara merangkak perlahan ke arah yang berlawanan hingga
tubuhnya terputus menjadi dua bagian. Bagian tersebut kemudian membulat dan hidup
menjadi anemon-anemon baru. Tiga jenis anemon laut dari famili Stichodactylidae
melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan longitudinal dan
transversal. Ketiga jenis anemon ini adalah Stichodactyla helianthus, Entacmaea
quadricolor (longitudinal)
danHeteractis
maginifica (transversal)
(Dunn
(1981).
Sedangkan reproduksi seksual terjadi di dalam air. Sperma dan telur keluar melalui
mulut dan bersatu membentuk zigot kemudian berkembang menjadi larva. Larva ini
akan berenang dan mencari makan sendiri hingga akhirnya melekat di dasar sebagai
bentik dan tumbuh menjadi anemon dewasa (Boolootian and Stiles, 1976). Anemon laut

dapat juga bersifat hermaprodit. Telur dan sperma dari jenis yang hermaprodit ini
dihasilkan dari gonad-gonad yang terletak dalam gastroderm pada waktu yang
berbeda. Peristiwa ini dikenal sebagai protandri dan umum terjadi pada invertebrata.
d. Habitat dan Penyebaran Anemon Laut
Penyebaran anemon laut sangat luas mulai perairan sub tropis hingga perairan
tropis. Di alam bebas anemon ditemukan hidup secara soliter dan bergerombol
membentuk koloni. Anemon yang hidup soliter termasuk dalam bangsa atau ordo
Actinaria, sedang yang hidup bergerombol termasuk dalam bangsa atau ordo
Zoanthidea. Anemon hidup di dasar laut menempel pada benda keras, pecahan karang,
pasir. Ada pula yang sedikit membenamkan bagian tubuhnya ke dasar tanah yang agak
berlumpur. Anemon umumnya dijumpai pada daerah terumbu karang yang kurang
subur dan dangkal, di goa atau di lereng terumbu. Namun ada juga yang hidup di tepian
padang lamun.

e. Klasifikasi Anemon Laut


Klasifikasi anemon menurut Daly M et.al (2007), sebagai berikut:
Filum
: Cnidaria
Kelas
: Anthozoa
Sub Kelas : Hexacorallia (Zoantharia)
Ordo
: Actiniaria
Famili
: Actiniidae, Edwardsiidae, Bathyphelliidae,
Stichodactylidae, Minyadidae
f.

Anemon Laut
Simbiosis Anemon dan Clownfish (Ikan Badut)
Istilah simbiosis berarti hidup bersama. Banyak contoh yang terjadi didalam
terumbu karang tetapi salah satu contoh klasik adalah simbiosis antara anemon
penyengat dengandamselfishes tertentu, yang sebagian besar termasuk dalam
genus Amphiprion. Ada 10 jenis host anemon laut di dunia dan semua itu ditemukan di
Asia Tenggara. Separuh dari 28 jenis ikan anemon di dunia juga terdapat di daerah ini.
Baik anemon laut maupun ikan yang hidup didalamnya merupakan mitra yang
saling menguntungkan dengan melakukan hubungan timbal balik. Ikan anemon
membutuhkan anemon laut sebagai perlindungan, dan juga dengan menggesekgesekkan tubuhnya pada tentakel agar tetap sehat. Suatu kesalahpahaman jika
menganggap ikan anemonlah yang memberi makan anemon laut. Perilaku ini terjadi
bila mereka hidup didalam kolam pemeliharaan, namun jarang terlihat di alam. Anemon
laut menangkap makanan mikroskopiknya sendiri.
Bagaimana ikan mampu hidup di antara anemon laut dengan cara berenangnya
yang tidak biasa dan dengan adanya zat kimia tertentu didalam mantel lendir yang
melindunginya dari nematocyst (sel penyengat) tanpa merasa terbakar? Ini yang
disebut kekebalan yang diperoleh dalam masa beberapa jam manakala postlarva yang
kecil dapat bertahan di terumbu karang. Jika ikan muda cukup beruntung untuk
menemukan sebuah anemon laut sebelum diikuti oleh proses aklimatisasi yang
membuat kontak secara gradual dengan tentakel. Secara cepat perubahan zat kimia
terjadi di dalam mantel lendir ikan dan sel penyengat tidak lagi menyakitinya.
Ikan-ikan anemon tidak pernah ditemukan tanpa rumahnya. Tentakel, yang akan
menyengat semua makhluk yang melewatinya, menawarkan tempat perlindungan.
Beberapa jenis ikan anemon benar-benar masuk ke mulut anemon laut dalam waktu

singkat. Anemon, yang tampak sehat, kadang-kadang ditemui tanpa adanya ikan, dan
mereka lebih membutuhkan mitra ikannya dibandingkan asosiasiny
Simbiosis mutualisme Amphiprion percula dengan Heteractis magnifica

Anemon akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu
(Butterfly Fish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata kecil
yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu
membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dsb. Di sisi lain kotoran dari ikan badut
memberikan nutrisi untuk anemon.
Anemon memiliki sengatan beracun yang hanya dapat ditahan oleh ikan badut. Mekanisme
tersebut dapat terjadi karena lapisan lendir pada ikan badut (berbahan dasar gula). Hal ini akan
menjadikan anemon tidak mengenali ikan badut sebagai musuh sehingga anemon tidak
menyengat ikan badut.
Ikan badut akan membela mati-matian anemon tempat mereka tinggal, ikan badut tidak
pernah menyimpang lebih jauh dari 30 cm/lebih dari inangnya seumur hidup mereka.Tubuh ikan
badut mengalami koevolusi dengan spesies anemon spesifik yang biasa ditempati sehingga
tubuhnya membentuk semacam kekebalan dari sengatan anemon yang ditempati. Sebuah
penelitian yang dilakukan terhadap Amphiprion percula menunjukkan spesies ini dapat
mengembangkan resistensi terhadap racun dari Heteractis magnifica, tetapi ia tidak sepenuhnya
terlindungi, karena telah ditunjukkan secara eksperimental ikan tersebut mati ketika kulit
tubuhnya yang tidak berlendir tersengat oleh anemon.
Anemon yang biasa menjadi inang clownfish, diantaranya yaitu:
1. Bubble Tip Anemon (Entacmaea quadricolor)
2. Magnificent Sea Anemon (Heteractis magnifica)
3. Giant Carpet Anemon (Stichodactyla gigantea)
4. Saddle Carpet Anemon (Stichodactyla haddoni)
5. Martens Carpet Sea Anemon (Stichodactyla mertensii)
6. Sebae anemon (Heteractis crispa)

Entacmaea quadricolor
Stichodactyla gigantean

Stichodactyla gigantea

. Stichodactyla haddoni

Stichodactyla mertensii

Heteractis crispa
2.

1.
2.
3.
4.
5.

Karang (Koral)
Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang mampu mensekresi kalsium
karbonat (CaCO3 atau limestone). Hewan ini termasuk ke dalam filum Coelenterata
(hewan berongga) atau Cnidaria. Karang atau coral mencakup karang dari ordo
Scleractinia dan sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Satu
individu karang atau polip karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang
sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Pada umumnya
polip karang berukuran kecil, sedangkan polip dengan ukuran besar hanya dijumpai
pada karang yang soliter.
Karang berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Pembiakan secara
seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan betina untuk membentuk larva
bersilia yang disebut planula. Planula akan menyebar kemudian menempel pada
substrat yang keras dan tumbuh menjadi polip. Kemudian polip tersebut akan
melakukan pembiakan aseksual. Pembiakan aseksual dilakukan dengan cara
fragmentasi, sehingga terbentuk polip-polip baru yang saling menempel sampai
terbentuk koloni yang besar, dengan bentuk yang beragam sesuai jenisnya.
Secara umum, ciri-ciri koral diantaranya yaitu:

Tubuh silinder dan pendek


Pada permukaan atas sekitar permukaan mulut terdapat tentacle
Bagian dasar berfungsi melekatkan diri pada substrat
Makanan anemone laut berupa Mollusca, crustaceae, dan invertebrate lainnya
Alat reproduksinya adalah berumah dua dengan fertilisasi eksternal
Contohnya yaitu dari spesies Calcigorgia spiculifera (koral), yang memiliki ciri:
1. Tubuh membentuk masa kaku yang kuat
2. Menjadi tempat hidup beberapa jenis hewan lain

3.
4.
5.
6.
7.

Organisme koral mirip dengan polip anemone laut hanya ukutannya jauh lebih kecil
Memiliki tentakel
Sedikit berotot
Tidak memiliki pedal disk
Generasi dari karang polip-polip ini membentuk karang kapur

Calcigorgia spiculifera
Karang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu karang keras dan karang lunak.
Perbedaan yang sangat mendasar antara antara karang keras dan karang lunak yakni
rangka tubuhnya. Karang keras memiliki rangka tubuh yang lebih keras dibanding
dengan karang lunak (Allen, 2000). Tidak seperti karang keras, tubuh Alcyonaria lunak
tetapi disokong oleh sejumlah besar-duri-duri yang kokoh, berukuran kecil dan tersusun
sedemikian rupa sehingga tubuh Alcyonaria lentur dan tidak mudah putus. Duri-duri
mengandung karbonat kalsium dan disebut spikula (Manuputty, 2002).
Karang Keras dan Karang Lunak
a. Karang Keras (Zoantharia)
Polip kecil, yang terdapat bagian yang berbentuk piala skeleton, tentakel biasanya 6,
tidak memiliki siphonoglyph, otot lemah, hidup berkoloni dan ada pula yang soliter,
terdapat dalam air laut yang hangat (Jasin, 1992).
Polip Zoantharia
Sub kelas zoantharia dibagi menjadi beberapa ordo yaitu (1) Actinarida (Anemon
laut);
(2)Madreporiada;
(3) Zoanthida;
(4) Anthipathida (karang
hitam);
dan
(5) Ceriantharida (Jasin, 1992).
Sub Kelas Zoantharia
Karang keras dapat hidup optimal sampai pada kedalaman 40 m dengan suhu
berkisar antara 25-300C dan salinitas sekitar 27-40. Substrat yang keras dan bersih
diperlukan untuk perlekatan dan pertumbuhan karang. Jika substrat banyak
mengandung partikel terlarut seperti limpur dapat mengganggu pertumbuhan polip
karang (Notji, 2002).
Bentuk nematosit yang dapat dijumpai di beberapa jenis pada kelas Anthozoa ada
empat jenis yang ditemukan, yaitu:
1)
2)
3)
4)

Penetrant tipe nematosit yang menusuk


Glutinant tipe nematosit yang menempel
Volvent tipe nematosit yang menjerat
Ptychocyst tipe nematosit yang unik dan ditemukan pada anemon
Sistem kerja nematosit dibawah pada bagian paling kiri nematosit berada pada
kapsul seluler. Dalam sel tersebut terdapat benang yang berpilin yang terbungkus dan
memiliki tekanan (Seperti per). Saat mangsa menyentuh tentakel polip, nematosit
terpicu. Penutup pada jaringan sel pada operculum tersebut langsung terbuka. Saat
operculum terbuka benang-benang yang ada didalamnya langsung keluar. Pada bagian
paling kanan benang tersebut kemudian menyebar. Benang tersebut bentuknya seperti
jarum yang langsung menyuntikkan racun pada mangsanya. Saat mangsa telah lumpuh
polip mengerakkan mangsa kemulutnya kemudian nematosit tersebut kembali kedalam
kapsul.

b. Karang Lunak (Alcyonaria)


Sub klas Alcyonaria memiliki ciri-ciri yakni memiliki 8 tentakel bercabang yang
berduri dan memiliki 8 septa tunggal yang sempurna; memiliki satu siphonogluph
ventralis, memiliki endoskeleton, dan hidup secara berkoloni (Jasin, 1992).
Ada
beberapa
ordo
dari
karang
yakni Stoloniferida, Telestacida, Alcynacida,Coenothecalia, Gorgonacida,
dan Pennatulacida (Jasin, 1992).

ini

Karang lunak dapat ditemukan diberbagai habitat karang. Pertumbuhan optimal


karang lunak yakni pada kedalaman antara 10-30 meter (Allen, 2000). Jenis-jenis karang
lunak hidup di daerah pasang surut sampai kedalaman 200 m. Umumnya syarat-syarat
hidup karang lunak sama dengan karang batu. Hewan ini menyukai perairan yang
hangat atau sedang terutama di Indo-Pasifik. Ada beberapa jenis yang dapat hidup
sampai kekedalaman 3000 m (Manuputty (1), 2002).
Terumbu atau reef merupakan endapan masif batu kapur (limestone) terutama kalsium
karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang
mensekresi kapur (algae berkapur dan moluska), dan dijadikan sebagai tempat hidup
hewan karang. Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat
(CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang
hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan
zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang
menyekresi kalsium karbonat.
Terumbu karang atau coral reefs adalah ekosistem di dasar laut tropis yang
dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO 3) yang dihasilkan oleh
organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) khususnya jenis-jenis
karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar
lainnya dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan
zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang
menyekresi kalsium karbonat. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis
ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan
merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi. Salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama,
disamping hutan mangrove dan padang lamun.
Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu
karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap
mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang
tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan spesies
karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang dinamakan
epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit dalamnya yang
disebut gastrodermis. Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel tunggal
yang dinamakan zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan polip. Zooxantellae
dapat menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis, yang kemudian
disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai pangan.

Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan
(land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara
luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah:
a. Terumbu Karang Tepi (Fringing Reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulaupulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas

dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk
melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara
vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b. Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah
laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk
lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya
karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan
pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
c. Terumbu Karang Cincin (Atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik
yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu
karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman
rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau
Dana (NTT), Mapia (Papua). Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di
Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada
satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
d. Terumbu Karang Datar/ Gosong Terumbu (Patch Reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis,
membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal
atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta),
Kepulauan Ujung Batu (Aceh).
2.3 Peranan Anthozoa

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup
beragam jenis hewan dan ganggang. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling
tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di
Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini.
Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai
sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai, tempat
berkembangbiak berbagai jenis ikan, ada yang dipakai sebagai perhiasan, misalnya bakar bakar
dank oral, ada yang dipakai sebagai bahan kapur misalnya batu karang, dan sebagai taman laut
untuk rekreasi.
Fungsi dan manfaat terumbu karang bagi kehidupan manusia sangat penting antara
lain adalah sebagai tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis
ikan, hewan dan tumbuhan; sebagai sumber obat obatan; sumber daya laut yang
memilki nilai potensi ekonomi tinggi; laboratorium alam untuk penunjang pendidikan
dan penelitian; pelindung pantai dari erosi dan abrasi; dan memiliki potensi untuk
wisata bahari. Akan tetapi terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan
sensitif. Proses pertumbuhan terumbu karang memerlukan waktu yang sangat lama
untuk tumbuh dan berkembang biak. Terumbu karang, khususnya terumbu karang tepi
dan penghalang, berperan penting sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan
arus kuat yang berasal dari laut. Selain itu, terumbu karang mempunyai peran utama

sebagai habitat (tempat tinggal), tempat mencari makanan (feeding ground), tempat
asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi
berbagai biota yang hidup di terumbu karang atau sekitarnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut
digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata memiliki organisasi jaringan
sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel, eksternal dan internal.Coelenterata dibedakan
dalam empat kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa,
Scypozoa, Anthozoa dan Cubozoa.

Anthozoa berasal dari bahasa yunani, Anthos yang berarti bunga, dan Zoon yang
berarti hewan. Hewan pada kelas ini memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni
seperti bunga. Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama,
yaitu Anthozoa. Perbedaan utama adalah karang menghasilkan kerangka luar dari
kalsium karbonat, sedangkan anemon tidak. Lebih dari 1.000 spesies anemon laut
ditemukan di perairan pantai, perairan dangkal (terumbu karang), dan perairan laut
dalam di seluruh dunia.
Koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu
karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan
ganggang. Fungsi dan manfaat terumbu karang bagi kehidupan manusia sangat penting
antara lain adalah sebagai tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan
jenis ikan, hewan dan tumbuhan.

3.2 Saran
Makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada
para pembaca untuk berkenan menyumbangkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
bertambahnya wawasan kami di bidang ini. Akhirnya kepada Allah jualah kami memohon taufik
dan hidayah. Semoga usaha kami ini mendapat manfaat yang baik, serta mendapat ridho dari
Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

TEORI DASAR
Phylum Echinodermata terdiri atas 5 kelas yaitu : Asteridea, Echinoidea, Ophiuroidea,
Holoturoidea, Crinoidea. Yang kita pelajari adalah kelas Asteroidea dengan contoh Asterias.
Secara umum pada Echinodermata tubuh terdiri atas bagian oral dan aboral, memiliki
sistem vaskuler (sistem Ambulakral), umumnya lengan berjumlah 5, Asterias tubuhnya
dilindungi oleh duri-duri.Hewan ini mempunyai bentuk yang khas dan panjangnya bisa mencapai
1 mm.
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani, yaitu Echinos yang berarti duri dan
Derma yang berarti kulit. Jadi Echinodermata merupakan hewan yang kulitnya berduri. Hewan
ini meliputi :
1. Bintang laut (Kelas Asteroidea)
2. Bintang ular (Kelas Ophiuroidea)
3. Landak laut (Kelas Echinoidea)
4. Lilia laut (Kelas Crinoidea)
5. Tripang laut (Kelas Holoturoidea)
Seluruh hewan Echinodermata adalah simetri radial dan sebagian besar memiliki penguat
tubuh dari zat kapur dengan tonjolan-tonjolan duri.Hewan ini hidup di pantai dan didalam laut
sampai kedalaman kurang lebih 366 m, sebagian hidup bebas, hanya gerakannnya lamban, tidak
ada yang parasit. Merupakan hewan pemakan sampah-sampah laut, sehingga laut menjadi
bersih. Phylum Echinodermata ditempatkan pada akhir deretan phylum dalam Invertebrata
karena tidak Nampak memiliki hubungan kekerabatan dengan Invertebrata lainnya.
Ciri-ciri Echinodermata secara rinci adalah :
1. Simetri radial pada hewan yang telah dewasa, memiliki 5 bagian, sedang larvanya simetri
bilateral; memiliki 3 jaringan dasar, sebagian besar alatnya bersilia, tidak memiliki kepala dan
otak, tidak bersegmen.
2. Permukaan tubuh yang umumnya simetri radia, memiliki kaki buluh atau kaki ambulakral.
3. Tubuh terbungkus oleh epidermis yang halus dengan disokong oleh penguat berupa kepingan
kapur yang disebut laminae atau ossicula yang mudah digerakkan atau tidak mudah digerakkan,
dengan pola yang tetap, sering memiliki duri-duri kapur yang halus.
4. Saluran pencernaan sederhana, biasanya lengkap (beberapa jenis tidak memliki anus).
5. Memiliki sistem sirkulasi radial yang mengalami reduksi; coelom dilapisi oleh peritonium
bersilia ; rongga coelom biasanya luas dan berisi amoebocyt-amoebocyt bebas.
6. Respirasi dilakukan dengan insang kecil atau papulae yang tersembul dari coelom dan beberapa
jenis Echinodermata bernapas dengan menggunakan kaki ambulakral, sedang pada Holoturoidea
menggunakan batang-batang seperti pohon yang terdapat dalam cloaca.
7. Sistem syaraf dengan batang cincin yang bercabang-cabang kearah radial. Seks terpisah dengan
beberapa perkecualian.
Beberapa species vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu dengan
pembelahan sel; memilki daya regenerasi yang besar sekali, bila terdapat bagian yang rusakatau
terlepas. Pada sekitar dasar duri terdapat bentuk jepitan pada ujungnya dan disebut
Pedicellaria. Pada salah satu bagian antara dua bagian tubuh radial atau lengan terdapat lempeng
saringan madreporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vaskular air atau ambulakral.
Pada tiap alur ambulacral terdapat 2 deret atau 4 deret kaki-kaki.Saluran pencernaan sederhana,
biasanya lengkap (beberapa jenis tidak memiliki anus). Memiliki sistem sirkulasi radial yang
mengalami reduksi; coelom dilapisi oleh peritonium bersilia; rongga coelom biasanya luas dan
berisi amoebocyt-amoebocyt bebas. Respirasi dilakukan dengan insang kecil atau papulae yang

a.
b.
c.
d.

tersembul dari coelom; beberapa jenis Echinodermata bernafas dengan kaki ambulakral. Sistem
syaraf dengan batang cincin yang bercabang-cabang ke arah radial.
Kelas Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu
sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut. Bintang laut umumnya
memiliki lima lengan, tetapi kadang-kadang lebih yang memanjang dari suatu cakram pusat.
Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang dapat bertindak seperti cakram
untuk menyedot. Bintang laut mengkoordinasi kaki tabung tersebut untuk melekat di batuan dan
merangkak secara perlahan-lahan sementara kaki tabung tersebut memanjang, mencengkeram,
berkontraksi, melemas, memajang, kemudian mencengkeram lagi. Bintang laut menggunakan
kaki tabungnya untuk menjerat mangsanya seperti remis dan tiram. Lengan bintang laut
mengapit bipalpia yang menutup, kemudian mengeluarkan lambungnya melalui mulut dan
memasukkannya ke dalam celah sempit bivalvia kemudian mengekresikan getah pencernaan dan
mencerna bivalvia di dalam cangkangnya. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.
Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.
Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari
kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan
lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga
merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan.
Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Asteroidea juga terdapat papilla derma yaitu penonjolan rongga tubuh yang berguna
untuk pertukaran gas. Asteroidea dapat beregenerasi jika tangannya patah, contoh Allostichaster
polyplax dan Coscinasterias calamaria. Beberapa spesies asteroidea dari tangan yang patah
dapat membentuk individu yang baru, contoh Linkia multifora dan Echinaster luzonicus.
Asteroidea berdifat dioecius dengan fertilisasi eksternal. Biasanya terdapat 10 gonad (2 dalam 1
tangan). Perkembangan tubuhnya mengalami dua tahap larva, yaitu bilpinaria (tahap larva
pertama) dan brachiolaria (larva yang menunjukkan perkembangan tangan).
Kelas Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari
tangannya panjang sehingga memudahkannya bergerak. Kaki tabung (kaki ambulakral) tidak
memiliki alat isap dan bintang mengular bergerak dengan mencambukkan lengannya. Hidup di
perairan dangkal dan dalam, bersembunyi di bawah batuan atau rumput laut, mengubur diri di
pasir, aktif di malam hari. Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular
(Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea,
namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan
permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki
pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. Bintang ular merupakan
echinodermata yang paling aktif dan paling cepat gerakannya. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi
eksternal, mengalami tahap larva yang disebut pluteus. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
Beberapa spesies ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah
predator atau pemakan bangkai.
Kelas Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan. Echinoidea yang berbentuk
bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Hidup pada
batuan atau lumpur di tepi pantai atau dasar perairan. Makanannya adalah rumput laut, hewan

yang telah mati, biasanya nocturnal. Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Echinoidea
memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles. Fungsi
dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisasisa organisme. Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).
Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi
oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi
permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi
utuk mengangkut makanan. Reproduksi Echinoidea dengan fertilisasi eksternal dan bersifat
hermafrodit. Telur echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang disebut larva
echinoploteus. Melimpahnya jumlah landak laur menandakan kondisi air yang tidak bagus.
Kelas Crinoidea berbentuk seperti tumbuhan. Habitatnya pada garis pantai sampai
kedalaman 12000 kaki. Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak
bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai
dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk
bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis. Beberapa crinodea
ada yang sesil dan ada yang berenang bebas. Sampai saat ini di perkirakan terdapat 630 spesies
crinoidea yang telah diketahui. Sebagian Crinoidea bersifat dioecious, tetapi ada yang
monoecious. Crinoidea mengeluarkan larva yang disebut doliolaria. Crinoidea dapat
beregenerasi. Tangannya di namakan pinula yang di tutupi oleh zat yang lengket untuk
membantu menangkap makanan. Jumlah tangnan (pinula) antara 5-200.
Kelas Holothuroidea apabila dilihat secara sepintas, timun laut yang merupakan salah
satu anggota filum Echinodermata tidak terlihat mirip dengan hewan Echinodermata lainnya.
Anggota kelas ini umumnya tidak memiliki duri dan endoskeleton yang keras sangat tereduksi.
Tubuh ketimun laut memanjang sepanjang sumbu oral-aboral sehingga memberikan bentuk
ketimun seperti namanya. Namun demikian, setelah diteliti lebih lanjut ternyata di tubuhnya
terdapat lima baris kaki tabung (kaki ambulakral) yang merupakan sistem pembuluh yang hanya
terdapat pada hewan Echinodermata. Kaki tabung (kaki ambulakral) yang terdapat di sekitar
mulut kemudian dikembangkan menjadi tentakel untuk makan.

Klasifikasi Echinodermata
Melanjutkan pembahasan mengenai Echinodermata, setelah kita mengetahui ciri-ciri umum dan
cara berkembang biak dari filum echinodermata. Pembahasan kali ini adalah mengenai
bagaimanakah klasifikasi dari echinodermata. Secara umum, filum echinodermata terbagi menjadi 5
(lima)
kelas,
antara
lain asteroidea (bintang
laut), ophiuroidea (bintang
mengular),echinoidea (bulu babi dan dolar pasir), crinoidea (lili laut dan bintang berbulu),
sertaholothuroidea (timun laut dan teripang). Untuk penjelasan dari masing-masing kelas adalah
sebagai berikut.

Asteroidea (bintang laut)


Bintang laut umumnya memiliki lima lengan, tetapi kadang-kadang lebih dan memanjang dari suatu
cakram pusat. Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang dapat bertindak
seperti cakram untuk menyedot. Bintang laut mengoordinasi kaki tabung tersebut untuk melekat di
batuan dan merangkat secara perlahan-lahan sementara kaki tabung tersebut memanjang,
mencengkeram, berkontraksi, melemas, memanjang, kemudian mencengkeram lagi.

Bintang laut menggunakan kaki tabungnya untuk menjerat mangsanya seperti remis dan tiram.
Sistem pencernaan bintang laut dapat mensekresikan getah pencernaan sehingga dapat mencerna
tubuh lunak moluska di dalam cangkangnya sendiri. Apabila tubuh lunak moluska sudah tercerna
kemudian diisapnya.

Asteroidea
(sumber : wikimedia.org)

Ophiuroidea (bintang mengular)

Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari tangannya panjang sehingga
memudahkannya bergerak. Kaki tabung (kaki ambulakral) tidam memiliki alat hisap dan bintang
mengular bergerak dengan mencambukkan lengannya. Beberapa spesies ophiuroidea merupakan
hewan pemakan suspensi dan yang lainnya adalah predator atau pemakan bangkai.

Ophiuroidea
(sumber : pbase.com)

Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir)


Bulu babi (sea urchin) dan dolar pasir (sand dollar) tidak memiliki lengan, tetapi hewan dari kelas
ini memiliki lima baris kaki ambulakral yang berfungsi untuk bergerak walaupun lambat. Bulu babi
juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang sehingga bulu babi dapat bergerak. Mulut
bulu babi sikelilingi oleh struktur kompleks mirip rahang yang telah beradaptasi untuk memakan
ganggang laut dan makanan lain. Secara kasar, bulu babi berbentuk agak bulat, dan dolar pasir
berbentuk seperti cakram dan pipih.

Gambar : (a) Bulu Babi, (b) Dollar Pasir


(sumber : kentudt.blogspot.com)

Crinoidea (lili laut dan bintang berbulu)


Lili laut menempel ke substraum melalui sebuah batang. Lili laut merangkak dengan menggunakan
lengannya yang panjang dan fleksibel. Sebagai suatu kelompok, anggota kelas crinoidea umumnya
menggunakan lengannya yang berbulu untuk membantu proses memakan suspensi. Lengan itu
terdapat disekeliling mulut, tetapi mengarah ke atas sehingga menjauhi substraum. Crinoidea
merupakan suatu kelas purba sari filum echinodermata yang tidak berubah selama evolusinya.

Crinoidea
(sumber : en.wikipedia.org)

Holothuroidea (timun laut atau teripang)


Apabila dilihat secara sepintas, timun laut yang merupakan salah satu anggota filum echinodermata
tidak terlihat mirip dengan hewan echinodermata lainnya. Anggota kelas ini umumnya tidak memiliki
duri dan endoskeleton yang keras sangat tereduksi. Tubuh timun laut memanjang sepanjang sumbu
oral-aboral sehingga memberikan bentuk timun seperti namanya.

Hal itulah yang membedakan timun laut dengan bintang laut dan bulu babi. Namun demikian,
setelah diteliti lebih lanjut ternyata di tubuhhnya terdapat lima baris kaki tabung (kaki ambulakral)
yang merupakan sistem pembuluh yang hanya terdapat pada hewan echinodermata. Kaki tabung
(kaki ambulakral) yang terdapat di sekitar mulut kemudian dikembangkan menjadi tentakel untuk
makan.

Timun Laut
(sumber : id.wikipedia.org)

Spesies Arthoropoda
1.

Udang galah (Cambarus viridis)


Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Pylum

: Arthropoda

Classis

: Crustaceae

Ordo

: Decapoda

Family

: Penapidae

Genus

: Cambarus

Spesies

: Cambarus viridis

(Sumber : Hegner, 1968)


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa,
udang galah mempunyai jumlah kaki 10 pasang dengang pungsi masing masing
kaki antara lain 5 pasang kaki perenang, 1 pasang kaki penjepit, dan 4 pasang kaki
pejalan. Udang galah habitatnya di air tawar danau atau di dalam kolam, dengan
tubuh yang lunak ditutupi oleh kulit yang keras. Ciri khas dari udang galah antara
lain, memiliki kaki penjepit, memiliki 4 pasang antena, dan dalam satu ruas
memiliki 1 pasang kaki.
Udang galah memiliki abdomen umumnya terdiri atas 6 ruas atau segmen yang
diakhiri dengan bagian terminal yang disebut dengan telson. Pada tubuh sebelah
luar terdapat kutikula yang tersusun oleh pectin dan garam-garam mineral. Exoskeleton membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu bagian anterior yang disebut
dengan cephalothorax, dan bagian anterior yang terdiri dari buku-buku yang
disebut dengan abdomen. Struktur buku terdiri atas plat (lembaran) dorsal yang
kompleks yang disebut dengan tergum. Cephalothorax terdiri atas 13 ruas yang
menjadi satu. Bagian ini disebut dengan carapae. Bagian carapae yang mencuat di
sebut dengan prostomium atau rostrum.

Sistem pencernaan
Alat pencernaan makanan terdiri atas : mulut, oesophagus, lambung yang
terdiri dari cardiac dan pylorus, usus dan anus. Makanan udang terutama adalah
hewan-hewan akuatis yang kecil-kecil, tetapi juga bahan organis busuk. Mulutnya di
kelilingi oleh beberapa pasang alat tambahan yang disebut alat-alat mulut. Dari
mulut berlanjut ke oesophagus, lambung yang terdiri dari bagian hardiak dan
bagian pilorik, terus ke usus dan anus.

Lambung kardiak mengandung alat-alat penggerus makanan. Kelenjar digesti


(kelenjar hepatic) mengeluarkan secret enzimatis ke dalam lambung pilorik.
Sistem respirasi
Insang berbulu (insang dalam) bertaut pada segmen basal dari maksiliped
kedua dan ketiga, dan bertaut pula pada empat kaki untuk berjalan yang
pertama. Barisan insang kedua dan ketiga (pada beberapa jenis, antara
lain Astacus sp) bertaut dengan insang luar. Insang-insang dalam itu teredam dalam
air dalam ruang insang (ruang di sebelah bawah tiap karapase). Insang-insang itu
mengendung pembuluh-pembuluh darah. Aliran air dalam ruang insang itu terjamin
oleh adanya ember air yang meerupakan cabang dari maksila kedua.
Sistem sirkulasi
Darah mempunyai cairan yang tidak berwarna dan mengandung sel
amoeboid dengan corpuscular. Jantung terdapat di sebelah dorsal, adlam sebuah
pericardium. Darah memasuki jantung melalui 3 pasang ostium, yaitu lubanglubang bentuk valvuler (berklep). Darah itu dipompa ke luar melalui 7 buah arteri,
yang mengeluarkan isinya ke dalam ruang-ruang terbuka yang di sebut sinus.
Sinus-sinus itu mengelirkan darah ke dalam kapiler-kapiler insang, dan dari kapilerkepiler tersebut darah memasuki jantung melalui pericardium.
Sistem ekskresi
Terdiri atas dua buah kelenjat hijau yang membuat cairan berwarna hijau,
strukturnya seperti nefridium dan terbuka pada dasar antena-antena.
Sistem syaraf
Pada udang terdapat otak di sebelah dorsal, dengan dua buah pengubung
sirkumesofageal, dan sebuah rantai ganglion-ganglion disebelah ventral. ganglion
ventral pertama besar, berhubungan dengan beberapa persatuang ganglion. Syaraf
bercabang dari otak dan korda ventral.
Sistem indera
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini
sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior.
Ada 2 buah mata majemuk yang tersusn dari banyak unit optik yang di sebut
ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat paad sebuah tangkai. Organ
keseimbanga, statokis terdapat pada dasar antenul-antenul.
Sistem reproduksi dan perkembangan
Kelamin terpisah (diesius). Baik testis maupun ovarium bilobat. Testis
melepaskan sperma ke dalam duktus spermatikus terus ke pori-pori yang terdapat
pada dasar pasangan kaki untuk berjalan yang kelima. Oviduk melepaskan telur
dari ovarium ke lubang-lubang pada dasar pasangan kaki untuk berjalan yang
ketiga. Stadium embrional diselesaikan ketika telur masih bertaut dengan
swimmeret-swimmeret hewan betina. Bahkan larva yang telah menetas pun tetap
bertaut padanya untuk beberapa lama.

2.

Awetan Belangkas (Limulus sp.)


Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Sub phylum

: Chelicerata

Classis

: Merostomata

Ordo

: Xiphosura

Family

: Limulidae

Genus

: Limulus

Spesies

: Limulus polyphemus

(Sumber : Hegner, 1968)


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, belangkas mempunyai 5
pasang kaki yang berfungi untuk berenang. Belangkas atau Limulus sp merupakan hewan laut yang
habitatnya adalah pada pantai-pantai daerah yang tropis maupun yang subtropik. Belangkas mempunyai
tubuh seperti tapal kuda dengan cirri khas mempunyai ekor yang panjang.
Hewan ini adalah merupakan salah ordo dari Xiphosura yang masih muda, tidak memiliki
pembuluh malphigi tapi memiliki insang. Hewan ini juga memiliki alat respirasi tambahan yang
memungkinkan dirinya untuk bernapas di luar air. Sedangkan untuk berjalan, hewan ini hanya memiliki
kaki pendek. Hewan ini biasanya aktif pada malam hari, suka menguburkan dirinya dalam pasir yang
basah. Memiliki karapaks yang menutupi prosoma berbentuk sepatu kuda, cembung berwarna coklat tua
dan tidak bersegmen. Selubung (parsial) abdomen segi enam lebar, dengan sepasang duri-duri yang
lateral pendek.
Belangkas tidak mempunyai antena, letak kakinya terdapat pada thorax berjumlah 5 pasang dan
jumlah tagmata 2 buah. Pada thorax terdapat dua mata majemuk lateral dan dua mata sederhana
tengah. Terdiri atas 150-200 daun yang bersifat pembuluh darah untuk respirasi. Belangkas termasuk
hewan penusuk dan berduri.

3.

Lipan (Scolopendra morsitans)


Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Classis

: Myriapoda

Ordo

: Chilopoda

Familia : Lithobidae

Genus

: Scolopendra

Spesies

: Scolopendra morsitans

(Sumber : Hegner, 1968)


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, lipan mempunyai kaki yang
berjumlah 18 pasang kaki yang berfungsi untuk merayap. Hewan ini hidup di tempat yang lemabab,
mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan memipih dorsoventral dengan tubuh yang beruas ruas. Ciri
khas dari lipan antara lain, pada kepala terlihat adanya 2 antena yang berfungsi sebagai petunjuk arah
jalan atau juga sebagai penanda ransangan yang ada di depannya. Antena ini selain antena pada bagian
kepala juga terdapat mandibula dan dua pasang maksila. Dan dalam 1 segmen memiliki 1 pasang kaki.
Pada segmen pertama batang tubuh terdapat sepasang cakar racun bersendi empat dan pada tiap-tiap
segmen yang lain kecuali pada dua segmen yang terakhir, terdapat sepasang kaki jalan kecil bersendi 7.

4.

Kaki seribu (Julus virgatus)


Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Sub phylum

: Uniramia

Classis

: Chordota

Sub class

: Myiapoda

Ordo

: Diplopoda

Family

: Julidae

Genus

: Julus

Spesies

: Julus virgatus

(Sumber : Hegner, 1968)


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, kaki seribu mempunyai 2
pasang kaki dalam 1 ruas yang berfungsi untuk hewan tersebut merayap. Hewan ini hidup ditempat yang
lembab, dengan tubuh yang bulat dan panjang. Ciri khas dari hewan in adalah tubuhnya berwarna merah
atau hitam dan pada bagian tubuhnya memiliki banyak segemen.
Julus virgatus atau yang dikenal dengan sebutan kaki seribu / luwing adalah termasuk hewan
invertebrata yang termasuk dalam phylum Arthropoda yang mempunyai ciri-ciri umun, sebagai berikut :
1.

Badan beruas-ruas dan setiap ruas tubuh memiliki kaki bersendi.

2.

Triploblastik selomata.

3.

Terdapat bagian kepala yang mempunyai mulut, alat peraba dan lain-lain.

4.

Rangka luar terdiri atas zat chitin dan sambungan yang terletak di antara ruas bersifat agak lunak.

5.

Jenis kelamin gonokoris.

6.

Sistem peredaran darah terbuka.

7.

Sistem syaraf tangga tali.

8.

Alat ekskresi adalah buluh Malpighi (kelenjar hijau).

9.

Alat pencernaan sempurna.


Setelah di amati kembali, tubuh dari Julus virgatus adalah terdiri atas kepala dan badan,
bentuknya silindris, pada setiap ruas terdapat dua pasang kaki, bernapas dengan trakea dan termasuk
kepada hewan herbivor serta berkembang biak dengan cara bertelur.

5.

Kecoa (Periplaneta americana)


Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Subphylum

: Invertebrata

Class

: Insecta

Ordo

: Orthopthera

Family

: Orthoptheradeae

Genus

: periplaneta

Spesies

: Periplaneta Americana

(Sumber : Hegner, 1968)


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui
bahwa,kecoa atau yang dikenal dengan Periplaneta Americana mempunyai 3
pasang kaki yang berfungsi untuk merayap dengan cepat.Kecoa banyak dijumpai
dan dikenal karena hewan ini menjadi hama di dapu-dapur dan gudang. Hewan ini
mencari makanannya pada malam hari sedangkan pada waktu siang hari
bersembunyi.
Tubuh kecoa terbagi menjadi tiga bagian dari anterior ke posterior.
Bagian-bagian itu adalah caput, thorax dan abdomen. Caput dilengkapi dengan
antenna dan mata, menyempit untuk selanjutnya membentuk leher yang pendek
dan sempit. Bagian thorax terdiri dari tiga segmen yang dilengkapi dengan tiga
pasang kaki dan dua pasang sayap. Bagian paling posterior adalah abdomen terdiri
atas 10 buah segmen.
Seluruh permukaan
tubuh tertutup dengan kutikula dari kitin yang menebal pada caput, beberapa
bagian dari thorax dan bagian anterior sepasang sayap. Pada kedua sisi caput
terdapat mata majemuk, reniform, berwarna hitam tepat dibawah mata terdapat
cekungan, dari situ terdapat antenna yang panjang.

Alat mulut pada kecoa terdiri dari labrum bagian yang berupa
lembaran lebar, dapat digerakkan, terletak median, tidak sepasang membentuk
bibir atas. Bagian yang kedua dari mulut adalah mandibula yang berada dibawah
genae dan bersendi, dan gerakan mandibula adalah horizontal serupa udang.
Bagian ketiga dari mulut kecoa adalah maxilaris yang terletak dibelakang
mandibula.Mata pada hewan ini terdiri atas sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal.
Ciri khas dari kecoa adalah memiliki antena yang panjang dan juga
memiliki dua pasang sayap yang licin. Hewan ini juga memiliki kaki yang terdiri dari
tiga pasang kaki yaitu 2 pasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.

Bulu Babi Diadema setosum


Deskripsi

Diadema setosum merupakan hewan yang memiliki tubuh bulat dan memiliki duridri yang panjang dan
terbagi atas 5 sekat lempengan. Diadema setosummemiliki umur 7-15 tahun bahkan kadang ada yang
mencapai 200 tahun. Diadema setosum hidup pada daerah padang lamun dan bersembunyi di terumbu
karang.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, kelas Echinodoidea dibagi dalam dua subkelas utama, yaitu bulu babi
beraturan (regular sea urchin) dan bulu babi tidak beraturan (irregular sea urchin), dan hanya bulu babi
beraturan saja yang memiliki nilai konsumsi. Diadema setosum merupakan satu diantara jenis bulu babi
yang terdapat di Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi. Diadema setosum termasuk dalam
kelompok echinoid beraturan (regular echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang
seperti bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. Permukaan
cangkang di lengkapi dengan duri panjang yang berbeda-beda tergantung jenisnya, serta dapat
digerakkan

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Echinodermata
Class : Echinodea
Sub Class : Euchinoidea
Ordo : Cidaroidea
Familly : Diadematidae

Genus : Diadema
Spesies : Diadema setosum
Morfologi
Berbeda dengan bintang laut dan bintang ular, bulu babi (Echinoidea) tidak memiliki lengan . Tubuh bulu
babi berbentuk agak bulat seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi duri-duri.
Duri-duri terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat di gerakkan. Mulut terletak di bawah
menghadap ke bawah dan anus terletak diatas menghadap ke atas di puncak cangkang yang membulat.
Diadema setosum memiliki ciri-ciri berwarna hitam dengan dari-duri berwarna hitam pula yang
memanjang keatas untuk pertahanan diri sedangkan bagian bawah pendek sebagai alat pergerakan.
Memiliki 5 titik putih pada bagian atas dan terletak di antara segmen setiap 1 titik putih.

Diadema tanpa duri

Anatomi
Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan
aboral. Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat
sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara sistem apikal dan
sistem peristomial. Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial termasuk lubang anus yang
dikelilingi oleh sejumlah keping anal (periproct) termasuk diantaranya adalah keping-keping genital. Salah
satu diantara keping genital yang berukuran paling besar merupakan tempat bermuaranya sistem
pembuluh air (waste vascular system). Sistem ini menjadi cirri khas Filum Echinodermata, berfungsi
dalam pergerakan, makan, respirasi, dan ekskresi. Sedangkan pada sistem peristomial terdapat pada
selaput kulit tempat menempelnya organ lentera aristotle, yakni semacam rahang yang berfungsi
sebagai alat pemotong dan penghancur makanan. Organ ini juga mampu memotong cangkang teritip,
molusca ataupun jenis bulu babi lainnya. Di sekitar mulut bulu babi beraturan kecuali ordo Cidaroidea
terdapat lima pasang insang yang kecil dan berdinding tipis
Tubuh bulu babi memiliki satu rongga utama yang berisi lentera aristoteles dan organ pencernaan.
Lentera aristoteles terdiri dari lima buah gigi yang disatukan oleh suatu substansi berkampur dan
dikelilingi oleh otot pengulur dan penarik. otot ini berperan mengatur pergerakan gigi. Lentera aristoteles
berfungsi seperti mulut dan gigi yang bertugas mengambil, memotong dan menghaluskan makanan,
Esophagus, usus halus, usus besar dan anus tersusun melingkari lentera aristoteles membentuk suatu
sistem pencernaan.
Struktur Lentera Aristoteles

Pada bulu babi Diadema setosum kaki tabung memiliki banyak fungsi. Selain untuk bergerak, kaki tabung
juga digunakan sebagai indera peraba, organ respirasi dan tempat pengeluaran air dari tubuh. Air masuk
melalui madreporit menuju saluran batu dan keluar melalui saluran pada kaki tabung.
Sistem peredaran darah dan ekskresi pada bulu babi tidak dijumpai. Sistem syaraf dan reproduksi masih
sederhana. Kelamin terpisah. Gonad melekat disisi atas rongga tubuh. Sperma dan telur di lepas
langsung ke perairan yang selanjutnya terjadi pembuahan diluar tumbuh dengan bertemunya sel telur
(Ovum)dan sel kelamin jantan (Sperma).
Struktur Organ dalam

Bertanduk Sea Star

klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Animalia

Divisi:

Echinodermata

Kelas:

Asteroidea

Memesan:

Valvatida

Keluarga:

Oreasteridae

Marga:

Protoreaster

Jenis:

P. nodosus
nama binomial
Protoreaster nodosus
( Linnaeus , 1758 )

Keterangan [ sunting ]

spesimen kering.

Sekelompok bintang menonjol laut diMalaysia .

Bintang laut kering untuk perdagangan wisata di Filipina .

P. nodosus memiliki deretan duri atau "tanduk"; poin kerucut hitam diatur dalam satu baris, secara
radial di sisi dorsal, yang dapat mengikis dan menjadi tumpul. Ini tonjolan gelap digunakan untuk
menakut-nakuti mungkin predator, dengan melihat menakutkan atau berbahaya. Di sisi ventral, kaki
tabung , ungu warna (atau pucat, merah muda transparan), diatur dalam baris pada setiap
lengan.Kebanyakan bintang laut bertanduk ditemukan adalah berujung lima-bentuk bintang kasar
kaku dengan meruncing lengan sampai akhir, meskipun ada anomali seperti spesimen empat atau
enam bersenjata; mereka dapat tumbuh hingga 30 cm (12 in) dengan diameter. [2]The bintang laut
biasanya berwarna dalam nuansa merah atau coklat, tapi bisa menjadi ringan tan, warna adonan

kue. Penampilan ini, dikombinasikan dengan tanduk kecil di sisi dorsal, memberikan membintangi
tampilan mirip dengan cookie bergelombang laut.

wajah Oral

Habitat dan perilaku [ sunting ]


Bintang laut bertanduk lebih memilih terlindung, berpasir atau sedikit berlumpur pantat lebih dari
substrat keras seperti terumbu karang , dan sering terlihat mencolok antara daun lamun
pada rumput laut padang rumput atau stretch kosong pasir karang. Di perairan dangkal, spesies ini
dapat dilihat intertidally , sesekali terkena surut . mereka tidak menahan perubahan yang cepat baik,
namun, dan biasanya menjaga diri di bawah air. Kadang-kadang, banyak individu dari spesies ini
dapat dilihat berkumpul di bawah lembut dengan alasan tidak sangat terkenal, mungkin untuk
meningkatkan kesempatan pembuahan saat pemijahan atau hanya makan tanah yang cocok.
bintang laut bertanduk tampaknya karnivora oportunistik; orang dewasa diketahui memangsa
sebagian bentuk kehidupan sessile termasuk hard karang dan spons di akuarium. Dalam
pengaturan yang sama ini, mereka akan memburu siput dan memakannya.Seorang individu dari
bintang laut bertanduk juga telah diamati makan landak laut di habitat alami mereka. [3]
Seperti tropis lainnya echinodermata , hewan komensal seperti udang (dari
genus Periclimenes), kecil bintang rapuh dan bahkan remaja filefish dapat ditemukan pada
permukaan bintang laut bertanduk. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat pelindung, karena ada
beberapa predator yang akan berani makan echinodermata ini.

I.

ANALISIS DATA

1.

Pentaceros sp
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia.

Phylum

: Echinodermata.

Subphylum

: Eleutherozoa.

Classis

: Asteroidea.

Ordo

: Phanerozonia.

Familia

: Pentaceridae.

Genus

: Pentaceros.

Spesies

: Pentaceros sp.

Sumber

: Verma, P.S. 2002

Tubuhnya sangat tebal dan bentuk bintangnya teraturdan berdiameter kira-kira 25


cm. Mempunyai 5 tangan. Habitatnya dilaut dan didapatkan biasanya dilautan Indonesia
pasifik, sekeliling India barat,dan laut Arab. Tiap celah ambulakral terdapat mata merah
menyalaterbuat dari beberapa ocelli. Binatang ini sangat keras dan terdapat banyak
ossikel. Permukaan aboral lebih terjal dan permukaan oral lebih datar. Permukaan
aboral berwarna kuning kemerah-merahanatau coklat.

2.1. Habitat Teripang


Teripang adalah hewan avertebrata (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di
lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Teripang merupakan hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur
pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan 3 komponen penting dalam
rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur
pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder)
dan pemakan suspensi (suspensi feeder).
Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam
lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika Anda mengganggunya biasanya ia
mengkerut.
Klasifikasi Teripang
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria
2.2. Bagian Bagian Tubuh dan Fungsinya.
Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut
mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian
punggung-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara
horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.
Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran ratarata 220 mm.

Anda mungkin juga menyukai