PARASITOLOGI - Bab III. Entomologi
PARASITOLOGI - Bab III. Entomologi
PARASITOLOGI - Bab III. Entomologi
ENTOMOLOGI
Bab III. Entomologi 245
PENDAHULUAN
oo
d
$ o
o
o
b6
o
E= a
(
rl
I
a
cd
ct r!
.-,
C-'
r- .=
-a
*6
E>
otr
H.i
aFl
-is
Ecd
!a
ru
6l cd
Ebo
to
L*
=z
ts
0)e
-cg
OQ !
a(d
.9F
L!
oa
-9
E9
d(J
c){'
60
(rl tr
r-x
cl r:
trl!
.eE
dg
.t) 6)
-a
=
Ftfltr-
o fi* \-n s
-v
Fo) = Gi
l-
r >ii iiF
a'E
o (uc
=ho
c Ecs
5
(5L
o 6R
JZ
.o H
J -rz ,';
(5 cf\J
L
E
f
o
F z
Bab IIL Entomologi 247
kan penyakit yang mungkin timbul. Bila ilmu kedokteran dan dibagi menjadi kelas
gangguan itu berlangsung lama disebut insekta, arachnida, crustacea, chilopoda
entomofobia. Gangguan akibat serangan dan kelas diplopoda.
nyamuk dapat berpengaruh terhadap Kelas dibagi lagi dalam ordo, famili,
kebiasaan hidup sehari-hari. genus dan qpesies. Pada Tabel 5 tertera daftar
serangga yang termasuk parasit manusia,
Taksonomi dan Sistematika
baik sebagai vektor, hospes perantara,
Pembagian filum artopoda didasmkan penyebab kelainan atau yang hidup
pada pentingnya peran artropoda dalam sebagai parasit.
Thbel5. FitumArhopoda
Contoh
n.
Tribus Anophelini An. sundaicus
An. maculatus
An. subpictus
An. barbirostris
An. vagus
Tribus Culicini Culex Cx. quinquefasciatus
Cx. tritamionb,nchus
Cx. bitaenionltynchus
Cx. anrlulirostris
Aedes Ae. aegtpti
Ae. albopictus
Ae. togoi
Mansonia Ma. uniformis
Ma. annulifera
Ma. indiana
Ma. annulata
Ma. dives
Ma. bonneae
Coquillettidia Cq. crassipes
?lbrzs Toxorhynchitini Tbxorhynchites Tx. amboinensis
Tx. splendens
Tx. inornatu.g
Phlebotomidae Phlebotomus P. papatasii
P. longipalpis
Simulidae Simulium S. damnosum
S. metallicum
Tabanidae Tabanus T. striatus
Chrysops C. dimidiata
Muscidae Musca M. domestica
Glossina G. morsitans
G. palpalis
Calliphoridae Chrysomyia C. bezziana
Sarcophagidae Wohlfahrtia W. magnifca
Bab III. Entomologi 249
Thbel 5.FilumArtrcpoda
Neopsylla N. sondaica
Stivalius S. cognatus
Pulex P initans
Tunga T. penetrans
Ctenocephalides C. felis
C. canis
Anoplura Pediculidae Pediculus P. humanus capitis
P. humanus corporis
Phthirus P. pubis
Hemiptera Reduviidae Triatoma T.rabrofasciata
Reduvius R. cognatus
Panstrongtlus P. megistus
Rhodnius R. prolixus
Cimicidae Cimex C. hemipterus
C. lectularius
Dyctioptera Blatella B. germanica
Blatta B. orientalis
Periplaneta P. americana
P. australasiae
Lagoa L: crispata
Lepidoptera Megalopyge M. opercularis
Anaphe A. infracta
Parasa P. hilarata
Coleoptera Staphylinidae Lytta L. yesicatoria
Tenebrio T. molitor
Paederus P sabaeus
Hymenoptera Paraponera P. clavata
Arachnida Scorpionida Centruroides C. suffussus
Aranea Latrodectus L. mactans
Loxosceles L. laeta
Acari (ixodoidea) Ixodidae Dermacentor D. andersoni
Rhipicephalus R. sanguineus
Acari Argasidae Ornithodoros O. moubata
(sarcoptoidea) Sarcoptidae Sarcoptes S. scabiei
Trombiculidae Leptotrombidium L. deliensis
Demodicidae Demodex D. folliculorum
Pyroglyphidae Dermatophagoides D. pteronyssinus
Crustacea Copepoda Cyclops S. strenuus
Diaptomus D. gracilis
Decapoda Potamon P. dehaani
Cqmbqrus C. virilis
Chilopoda Scolopendra S. subspinipes
Diplopoda Fontaria' F. virginiensis
MORFOLOGI, DAUR HIDUP DAN
PERILAKU NYAMUK
oI
"6 o
L
o
o 0) a
5 a.
'9 _o- ho
to $ d
0)
o- c a
J..- o
.Y
(N
i o o
fr o x
!
-o a
k
I
=(E
lz
(E f
a -);
6
G
o
oc
o o)
c(s
'aE
o(5 E
f
C)
O
= J 0)
<) -otr lz
l<
f
Io a L
f (H
E E dO
(! o OI
z '?5 q)o
il tcd
vF<
m
E c o EE
6c
o o E
'Zrii
6o-
-88
C0.A
oo
o
-=
f
E
o
E
-o
5 6(E
E.9
-:z P o (! f
-o cr>
Jr I I c) L>,
il a
I a
I -Y cg ho
Fl.o -9
a
a
t a
a
E
'6_
a
I
I o o\
61
-:6
.(B
t cgd
o.
d!Y
r:1 .=
v
C)
+r
o
o
(
I
,r4
,o
k(E
b0
d
(o
t
o k
J a
I
-o
il I F
\J
E
o (',
o o
J c
(U
f
-o
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki Mansonia pertumbuhan memerlukan
(heksapoda) yang melekat pada toraks waktu kira-kira 3 minggu. Kemudian larva
dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 berubah menjadi pupa yang tidak makan,
ruas tibia dan 5 ruas tarsus. tetapi masih memerlukan oksigen yang
diambilnya melalui tabung pernapasan
Daur Hidup (breathing trumpet). Untuk tumbuh men-
Nyamuk mengalami metamorfosis jadi dewasa diperlukan waktu l-3 hari
sempurna: telur - larva - pupa - dewasa. sampai beberapa minggu. pupa jantan
Stadium telur, larva dan pupa hidup di menetas lebih dahulu. Nyamuk jantan
dalam air sedangkan stadium dewasa hidup biasanya tidak pergi jauh dari tempat per-
di daraVudara. Nyamuk dewasa betina indukan, menrnggu nyamuk betina untuk
biasanya mengisap darah manusia dan berkopulasi. Nyamuk betina kemudian
binatang. Telur yang baru diletakkan ber- mengisap darah yang diperlukannya untuk
warna putih, tetapi sesudah l-2 jam ber- pembentukan telur, tetapi ada beberapa
ubah menjadi hitam. Pada genus Anopheles spesies yang tidak memerlukan darah
telur diletakkan satu per satu terpisah untuk pembentukan telur (autogen) misal-
di permukaan air. Pada Aedes telur juga nya Tbxorhynchites ambo inens is.
diletakkan satu per satu terpisah tetapi
telur diletakkan di dinding wadah air. Perilaku Nyamuk
Pada genus Culex dan Mansonia telur
Umur nyamuk tidak sama. pada
diletakkan saling berlekatan sehingga umumnya nyamuk betina hidup lebih
membentuk rak,tt (rafi). Telur Cul ex diletak-
lama dari nyamuk jantan. Biasanya umur
kan di atas permukaan air, sedangkan nyamuk kira-kira 2 minggu, tetapi ada
telur Mansonia dlletakkan di balik daun nyamuk yang dapat hidup sampai 2-3
tumbuh-tumbuhan air. bulan, misalnya Anopheles punctipennis
Setelah 2-4 hair telur menetas men- di Amerika. Hospes yang disukai nyamuk
jadi larva yang selalu hidup di dalam juga berbeda, ada yang hanya mengisap
air. Tempat perindukan (breeding place) darah manusia (antropofilik), ada pula
untuk masing-masing spesies berlainan, yang hanya mengisap darah binatang
misalnya rawa, kolam, sungai, sawah, (zoofilik) dan ada nyamuk yang lebih
comberan dan tempat-tempat yang dapat suka mengisap darah binatang jika diban-
digenangi air seperti got, saluran air, dingkan dengan darah manusia (antropo-
bekas jejak kaki binatang, lubang-lubang zoofilik). Setelah mengisap darah, nyamuk
di pohon dan kaleng-kaleng. Lawa terdiri tersebut mencari tempat untuk istirahat,
atas 4 substadium (instar) dan mengambil baik untuk menunggu proses perkem-
makanan dari tempat perindukannya. bangan telur, maupun istirahat sementara,
Pertumbuhan larva stadium I sampai yaitu pada waktu nyamuk masih aktif
dengan stadium IV berlangsung 6-8 hari mencari darah. Untuk tempat istirahat ada
pada Culex dan Aedes, sedangkan pada nyamuk yang memilih di dalam rumah
Bab III. Entomologi 253
(endofilik) yaitu dinding rumah, ada pula (endofagik) dan ada jugayang menggigit
yang memilih di luar rumah (eksofilik) di luar rumah (eksofagik).
yaitu tanaman, kandang binatang, tempat- Nyamuk betina mempunyai jarak
tempat dekat tanah atau di tempat-tempat terbang lebih jauh daripada nyamuk jantan.
yangagak tinggi. Daya terbang tersebut berbeda-beda me-
Aktivitas menggigit nyamuk juga nurut spesies. Aedes aegtpti jarakterbang-
berlainan. Ada yang mengisap darah pada nya pendek, 50-100 m. Jarak terbang
malam hari (night-biters), ada pula yang Aedes vexans dapat mencapai 30 km.
mengisap darah pada siang hari (day- Kebanyakan nyamuk Anopheles dapat
biters).Ada yang menggigit di dalam rumah terbang sampai 1,6 km,.
254 ParasitologiKedokteran
8. An.aconitus Jawa
9. An.barbirostris Sul NT
10. An.flavirostris Sul
11. An.barbumbrosus Sul
12. An.ludlowi Sul
13. An.farauti MI
t4. An.punctulatus MI
15. An.koliensis MI
16. An.karwari MI
t7. An. MI
(') Sum: Sumatra; Sul : Sulawesi, Kal : Kalimantan, NT: Nusa Tenggara ; MI : Maluku dan Irian Jaya
258 ParasitoloeiKedokteran
Gambar ulang dari Textbook of Clinical Parasitology, David L. Belding, Edisi kedua, tahun
1952
260 ParasitologiKedokteran
Brugia malayi
periodik
An.barbirostris Sul
An.nigerrimus - Kal
Brugia malayi
subperiodik
Ma.dives Sum Kal Sul
Ma.uniformis Sum Kal Mal
Ma.annulifera Sum Kal
Ma.indiana Sum Kal
Ma.annulata Sum Kal
Ma.bonnae Sum Kal
Cq.crassipes Kal
Brugia timori
An.borbirostris
Wucheria bqncrofti
Cx.quinquefasciatus Jawa Kal
Cx.annulirostris ria
Cx.bitaeniorrhynchus Irja
Ae.kochi Irju
An.subpictus -*t- Irja
An.koliensis -NT
An.aconitus -NT
An.bancrofti
An.farauti
An.punctulatus
__Y' td"
Irja
Irja
Arobturbons Itja
cq : coquillettidia, Ar = Armigeres, Ae : Aedes, cx : culex, An : Anopheles, Ma : Mansomia
Sum: Sumatra, Kal : Kalimantan, Sul : Sulawesi, Mal: Maluku,Tia:IianJaya,
NT: Nusa Tenggara
262 Parxitologi Kedokteran
500 meter dari rumah. Tempatperindukan nya padat, nyamuk ini juga ditemukan
tersebut berupa tempat perindukan buatan di pedesaan. Penyebaran Ae.aegtpti
manusia; seperti tempayanl gentong tempat dari pelabuhan ke desa disebabkan larva
penyimpanan air minum, bak mandi, pot Ae. aegypti terbawa melalui transportasi.
bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil yang Walaupun umurnya pendek yaitu
terdapat di halaman rumah atau di kebun kira-kira sepuluh hari , Ae.aegtpti dapat me-
yang berisi air hujan, juga berupa tempat nularkan virus dengue yang masa inkubasi-
perindukan alamiah; seperti kelopak daun nyaantara3-10hari.
tanaman (keladi, pisang), tempurung
kelapa, tonggak bambu dan lubang pohon
Pemberantasan Ae. aegypti
yang berisi airhujan. Di tempatperindukan
Pada saat ini pernberantasan Ae.aeg,pti
Ae.aegypti seringkali ditemukan lawa
Ae. alb opictus y ang hidup bersama-sama.
merupakan cara utama yang dilakukan
unfuk memberantas demam berdarah
Perilaku Nyamuk Betina dengue, karena vaksin untuk mencegah
dan obat untuk membasmi virusnya belum
Nyamuk betina mengisap darah tersedia. Pemberant asan A e. ae gtpti dapat
manusia pada siang hari yang dilakukan
dilakukan terhadap nyamuk dewasa atau
baik di dalam rumah ataupun di luar jentiknya.
rumah. Pengisapan darah dilakukan
dari pagi sampai petang dengan dua A. Pemberantasan Nyamuk Dewasa
puncak waktu yaitu setelah matahari
Pemberantasannyamuk dewasa, dilaku-
terbit (3.00-10.00) dan sebelum matahari
kan dengan cara penyemprotan (pengasapan
terbenam ( 1 5.00- I 7.00). Tempat istirahat : fo S4ind dengan inseltisida yaitu:
Ae.aegypti berupa semak-semak atau
tanaman rendah termasuk rerumputan
- Organofosfat misalnya malation, feni-
trotion
yang terdapat di halaman/kebun/ pekarangan
rumah. Juga berupa benda-benda yang
- Piretroid sintetik, misalnya lamda siha-
tergantung di dalam rumah seperti pakaian,
lotrin, permetrin.
srillrlg, kopiah dan lain sebagainya. Umur - Karbamat
nyamuk dewasa betina di alam bebas
kira-kira 10 hari, sedangkan di laboratorium B. Pemberantasan Jentik
mencapai dua bulan. Ae.aegtpti mampu entikl e. a e gyp t i y ang
Pemberantasanj
terbang sejauh 2 kilometer, walaupun dikenal dengan istilah pemberantasan
umumnya j arak terbangnya adalah pendek sarang nyamuk (PSN), dilakukan dengan
yaitu kurang lebih 40 meter. cata:
1. Kimia: pemberantasan larva dilalnrkan
Epidemiologi dengan larvasida yang dikenal dengan
Ae.aegl,tpti tersebar luas di seluruh istilah abatisasi. Larvasida yang biasa
Indonesia. Walaupun spesies ini ditemu- digrrnakan adalah temefos. Formulasi
kan dikota-kotapelabuhanyangpenduduk- temefos yang digunakan ialah granules
Bab III. Entomologi 267
(sandgranules). Dosis yang digunakan I yang dapat menarnpung air hujan seperti
ppm atau 10 gram (1 1 sendokmakan kaleng, botol, ban mobil dan tempat-tempat
rata) unhrk tiap 100 liter air. Abatisasi lain yang menjadi tempat perindukan
dengan temefos tersebut mempunyai Ae.aegypti (man made breeding places);
efek residu 3 bulan. 3. mengganti ak ataumembersihkan tempat-
2. Biologi: misalnya memelihara ikan tempat air secara teratur tiap minggu sekali,
pemakan jentik (ikan kepala timah, pot bunga, tempayan dan bak mandi; 4.
ikan guppy) pemberian temefos ke dalam tempat penam-
3. Fisik pungan airlpenyimpanan air bersih (abati-
cara ini dikenal dengan kegiatan
sasi); 5. melakukan -foSSinS dengan mala-
3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
yaitu menguras bak mandi, bak WC, tion setidak-tidaknya 2 kali dengan jarak
menutup tempat penampungan air waktu 10 hari di daerah yang terkena wabah
rumah tangga (tempayan, drum dan di daerah endemi DHF; 6. pendidikan ke-
lain-lain), serta mengubur atau me- sehatan masyarakat melalui ceramah agar
musnahkan barang bekas (seperti: masyarakat dapat memelihara kebersihan
kaleng, ban, dan lain-lain). Pengurasan
lingkungan dan turut secara perseorangan
memusnahkan tempat-tempat perindukkan
TPA perlu dilakukan secara teratur
Ae. aegtpti di sekitar rumah.
sekurang-kur angnya seminggu sekali
agar nyamuk tidak dapat berkembang Pemantauan kepadatan populasi
biak ditempat itu. Ae.aeg,'pti merupakan hal yang penting
sekali untuk meningkatkan kewaspadaan
Apabila PSN dilaksanakan seluruh wabah DHF.
masyarakat maka diharapkan nyamuk Pengukurankepadatanpopulasi dilaku-
Ae.aegpti dapat terbasmi. Untuk itu diperlu- kan dengan cara survei lawa. Pada survei
kan usaha penyuluhan dan motivasi larva semua tempat atau bejana yang
kepada masyarakat secara terus menerus dapat menjadi tempat berkembangbiak
dalam jangka waktu lama, karena keber-
Ae.aegypti diperiksa untuk mengetahui
adaltidalnya lawa. Untuk memeriksa
adaan jentik nyamuk tersebut berkaitan
tempat penampungan atr (TPA) yang
erat dengan perilaku masyarakat.
berukuran besar seperti bak mandi,
Pengendalian Ae.aegtpti dilakukan
tempayan, drum dan bak penampungan
dengan berbagai cara: 1. perlindungan
air lainnya, jika pada pandangan (peng-
perseorangan untuk mencegah gigitan
lihatan) pertama tidak ditemukan lawa,
Ae.aegtpti yaitu dengan memasang tunggu kira-kira % - I menit untuk me-
kawat kasa di lubang-lubang angin di atas mastikan bahwa larva benar tidak ada.
jendela atau pintu, tidur dengan kelambu,
Untuk memeriksa tempat berkembang-
penyemprotan dinding rumah dengan insek- biak yang kecil seperti vas bunga dan
tisida dan penggunaan repellent pada saat botol maka air didalamnya perlu dipindah-
berkebun; 2. pembuangan atau mengubur kan ke tempat lain, sedangkan untuk me-
benda-benda di pekarangan atau di kebun meriksa larva di tempat yang agak gel'ap
atau aimya keruh digunakan lampu senter. Japonese B. encephalitis
Survei lawa dapat dilakukan dengan
single larval method atau cara visual. Pada Penyakit ini ditemukan di Asia
single larval method survei dilakukan Tenggara yaitu di Filipina, Kamboja,
dengan mengambil satu larva di setiap Muangthai, Malaysia dan Singapura.
TPA lalu diidentifikasi. Bila hasil identi- Di Indonesia Japanese B.encepha-
fikasi menunjukkan Ae.aegl,tpti maka litis belum banyak dipelajari, tetapi ada
seluruh larva yang ada dinyatakan sebagai kemungkinan besar, bahwa penyakit ini
lawa Ae.aegypti. Pada cara visual, survei juga ada di Indonesia karena: 1) banyak
cukup dilakukan dengan melihat ada kasus meninggal dengan gejalaklinis yang
atau tidaknya Iarva di setiap TPA tanpa sama dengan Jap. B.encephalitis,2) ke-
mengambil lawanya. Dalam program padatan nyarnuk yang menjadi vektor,
pemberantasan DBD survei lawa yang tinggi dan telah dapat diisolasi virus Jap.
biasa digunakan adalah cara visual. B.encephalitis dari nyamuk yang ditangkap
Ukuran yang dipakai unhrk mengetahui di sekitar Jakarta.
kepadatan law a Ae. ae g,,pti ialah: Gejala klinis penyakit ini berupa
Angka bebas jentik dan house index demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas,
lebih menggambarkan luasnya penyebaran malaise dan mental disorientation. Ke-
nyamuk di suatu wilayah sedangkan matian terjadi 2-4 hat'' setelah terinfeksi
Breteau Index menunjukkan kepadatan dan virus Jap. B.encephalitis.
penyebaran larva Ae.aegtpti. Container Vektor penyakit ini adalah nyamuk
index menggarnbarkan kepadatan nyamuk. Culex tritaeniorhlmchus dan Culu gelidus.
Vektor potensial DFIF adalah Ae.albo- Tempat perindukan Cx. tritaeniorhynchus
pictus. Spesies ini tersebar luas di seluruh adalah rawa dan sawah, sedangkan untuk
kepulauan di Indonesia. Spesies ini sepintas Cx.gelidus comberan atau empang dekat
tampak seperti nyamuk Ae.aeg1,tpti, sawah. Kedua spesies nyamuk di atas
yaitu mempunyai warna dasar hitam tempat perindukannya dekat kandang
dengan bintik-bintik putih, tetapi pada ternak seperti kandang kerbau, sapi atau
mesonotumnya terdapat garis tebal putih babi; kecuali mengisap darah manusia,
vertikal. Walaupun kadang-kadang larva juga mengisap darah binatang (kerbau,
Ae.albopicrzs ditemukan hidup bersama sapi, babi, burung, bebek) dan pengisapan
dalam satu tempat perindukan dengan larva darah dilakukan pada malam hari baik di
Ae.aegtpti namun larva nyamuk ini lebih dalam atau di luar rumah.
menyukai tempat-tempat perindukan
alamiah (trtlant containers); seperti kelopak
daun, tonggak bambu dan tempurung Chikungunyu
kelapa yang mengandung air hujan.
Perilaku nyamuk dewasa Ae.albopictus Virus Chikungunya telah dapat di-
boleh dikatakan sama dengan perilaku isolasi dari nyamuk Ae.aeg,,pti di Jakorrtn.
Ae.aegypti meskipun nyamuk ini lebih Gejala klinis penyakit ini mirip gej ala klinis
suka beristirahat di luar rumah. Jap. B.encephalitis yang ditandai dengan
Bab III. Entomologi 269
Roclcy Mountain Spotted Fever daerah Siberia ini adalah genus Derma-
centor.
Rickettsia rickettsii masuk tubuh
sengkenit ketika sengkenit mengisap darah,
kemudian organisme ini menyebarke seluruh
Q-Fever
jaringan sengkenit. Riketsia ditularkan Penyakit ini menyerupai pneumonia
secara transovarian ke sengkenit generasi
atipik. Penyebabnya adalah Coxiella burnetti.
berikutrya. Manusia, kelinci, tikus ladang
Infeksi riketsia ditemukan pada hewan
dan anjing mendapat infeksi karena
gigitan sengkenit yang infektif (anterior mengerat (bandicoot), temak, kambing,
inoculative) atau karena kontaminasi kulit domba dan manusia. Cara infeksi terutama
dengan jaringan sengkenit yang infektif dengan inhalasi debu, juga dengan minum
(crus hing). Infeksi oleh tinja sengkenit (pos- susu yang mengandung bentuk infektif.
terior contaminative) jarang sekali terjadi. Selain itu organisme ini juga dapat ditular-
Spesies sengkenit yang meqiadi vektor kan dengan gigitan sengkenit A.ameri-
ialah Dermacentor andersoni, D.variabilis canum, D.andersoni dan lain-lain. Riketsia
dan Amb ly omma americanum di Amerika
berkembangbiak dalam saluran pencernuuln
Serikat; A.cajmnense di Amerika Selatan
sengkenit. Penyebarannya kosmopolit, di
dan Rhipicephalus sanguineus di Mexico.
California ditemukan secara endemi
Boutonneuse teyer
Manusia dan anjing mendapat infeksi Epidemic Typhus
Rickettsia conorii karena glgltan sengkenit.
Vektor di sekitar Laut Tengah adalah Rhipi- Penyebabnya adalah Rickettsia prowo
cephalus sanguineus, sedangkan vektor di zecki. Penyakit ini ditemukan di daerah
Amerika adalah spesies atau genus lain. pegunungan Mexico, Amerika Selatan,
negeri-negeri Balkan, Eropa Timur, Afrika
dan beberapa negeri di Asia. Vektornya
Queensland Tick Typhus
adalah Pediculus humanus corporis.
Penyakit ini ditemukan di Australia.
Penyebabnya adalah Ricketts ia australis.
Infeksi terjadi karena gigitan Ixodes Trench Fever
holocyclus atau karena kontaminasi kulit
dengan tinja sengkenit ini. Penyakit ini ditemukan di Ukraina dan
Jugoslavia. Penyebabnya adalah R.quin-
Siberian Tick Typhus nrn. Yektornya adalah Phumrmus corporis.
Riketsia masuk ke dalam lambung tuma
Penyebab penyakit ini adalah R.sibe- dengan darah yang diisapnya dan ber-
ricus. Yel<tor penyakit yang ditemukan di kembangbiak dalam sel epitel, yang
272 Parasitologi Kedokteran
kemudian pecah. Riketsia dapat ditemu- daerah terbatas di Eropa, Asia dan Amerika
kan dalam tinja tuma pada hari ke dua Selatan. Vektomya adalah Pediculw hwnarns
dan dalam kelenjar liur pada hari ke corporis. Spiroketa berkembangbiak di
enam. Infeksi pada manusia terjadi me- dalam hemoselom tuma dan sesudah 6
lalui: 1. kontaminasi kulit dengan tinja hari ditemukan di seluruh tuma. Infeksi
frxna (ytos terior contaminative), 2. konta- terjadi dengan kontaminasi kulit dengan
minasi kulit dengan badan tuma yang tubuh tuma yang hancur (crushing).
hancur (crushing);3. inokulasi dengan air
liur pada waktu tuma menggigit (anterior
inoculative).
Vektor Penyakit Bakteri
Vektor Penyakit Spiroketa Vektor Penyakit Sampar
Relapsing Fever
Penyakit ini pernah ditemukan
Penyakit ini disebabkan Borrelia secara endemi di daerah Jawa Tengah
duttoni, yang ditularkan olehvektor Orni- dan pada tahun 1968 dilaporkan epidemi
thodoros moubata di Afrika, O.turiceta yang melanda Boyolali dengan banyak
dan O.hermsl diAmerika Serikat, O.thola- kematian.
zani di Asia. Kebiasaan vektor mengisap Pes disebabkan oleh bakteri yang
darah secara intermiten, memperbesar
disebut Yersinia pestis. Vektor penyakit
kemungkinan untuk menularkan penyakit
pes adalah Xenopsylla cheopis, Stivalius
ini dari satu hospes ke hospes lainnya.
cognatus dan Neopsylla sondaica.
Spiroketa terisap dengan darah dan masuk
ke hemoselom, kelenjar ovarium dan
Gejala Klinis
tuba Malpighi. Sengkenit tetap infektif
selama hidupnya dan dapat menularkan Pinj al menginfeksi manusia melalui
spiroketa kepada keturunannya secara gigitannya dan juga melalui tinja yang
transovarian. Infeksi pada manusia ter- mengandun g Y.pes tis yang masuk melalui
jadi dengan cara (1) gigitan sengkenit luka gigitannya (anterior inokulatif dan
yang infektif, (2) kontaminasi kulit utuh posteriorkontaminatif). Bakteri yang masuk
atau luka dengan sekret kelenjar sengkenit mula-mula menyebabkan peradangan
(toxalfluid) karena sengkenit terbunuh di dan pembesaran kelenjar limfe kemudian
kuJit (crushing). terbentuk benjolan atau bubo. Bubo dapat
mencapai diameter 2-I0 cm yang biasanya
Louse Borne Relapsing Fever terdapat dekat glandula femoralis dan
glandula aksilaris. Kelainan ini disebut
Penyakit ini disebabkan oleh Bonelia pes bubo (bubonic plague). Jrka Y.pestis
recurrentis dan ditemukan di beberapa yang telah berkembangbiak masuk ke
Bab III. Entomologi 273
dalam peredaran darah, baik berasal kehilangan hospesnya (tikus) dia akan
dari bubo atau gigitan pinjal, disebut pes berusaha mencari hospes baru, termasuk
septikemia (septichemic plague). Jika manusia, sehingga pes akan menyebar
Y.pestis masuk ke dalam paru, baik berasal di antara manusia. Untuk menjaga penye-
dari bubo maupun dari peredaran darah baran pes ini pada manusia atau binatang
atau karena gigitan pinjal, kelainan pada lain, tikus yang tertangkap setelah dibersih-
paru disebut pes paru (pulmonic plague). kan pinjalnya, dilepaskan kembali ke
Penderita pes dapat meninggal dalam alam bebas dan ditangkap kembali pada
waktu 2 - 3 hari setelah infeksi jika tidak penangkapan berikutnya. Untuk menjaga
cepat diobati. Cara penularan penyakit agar tikus tidak menjadi banyak dan dapat
pes adalah propagatif. menyebarkan penyakit melalui pinjal
yang terinfeksi, maka populasi tikus di
Morfologi dan Daur Hidup daerah endemi dipertahankan pada jumlah
minimal tertentu dan dipantau dengan
X. cheopis, S. cognatus dan N.sondaica indeks pinjal.
termasuk ordo Siphonaptera, berbadan
pipih laterolateral dan berukuran kecil
1,5-4 mm. Pinjal ini hidup sebagai parasit
Talaremia
tikus ladang dan bersarang di antara bulu Penyakit ini ditemukan di Amerika
tikus. Metamorfosis yang dialami ialah Utara, Eropa dan Asia. Penyebabnya
metamorfosis sempurna. Telur yang di- adalah bakteri P asteurella tularens is. Seng-
letakkan di atas tanah, setelah 2-12 hari kenit yang menjadi vektornya adalah
menetas menjadi lawa yang bentuknya D. andersoni, D.variabilis dan A.america-
seperti ulat bulu; larva setelah 1-2 minggu num di Amerika Serikat dan D.silvarum
tumbuh menjadi pupa dan akhirnya di Rusia. Manusia mendapat infeksi dengan
menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur gigitan sengkenit atau dengan gerusan
sampai menjadi dewasa memerlukan sengkenit di atas luka kulit. Bakteri di-
waktu secepat-cepatnya 18 hari. temukan dalam lambung atau hemoselom
sengkenit dan penularun dapat terjadi
Epidemiologi secara transovarian.
VEKTOR MEKANIK
PENGENDALIAN VEKTOR
yang cocok untuk pengendalian larva dapat mengubah letak susunan dalam
ialah: Panchax panchax (ikan kepala kromosom disebut chromosome trans-
timah), Lebistus reticularis (Guppy Iocation. Mengawinkan antar strain
water ceto), Gambusia ffinis nyamuk dapat menyebabkan sitoplasma
(ikan gabus), Poecilia reticulata, telur tidak dapat ditembus oleh sperma
Trichogoster trichopterus, Cyprinus sehingga tidak terjadi pembuahan,
carpio, Tilapia nilotica, Puntious disebut cytoplasmic incompatibility.
binotatus dan Rasbora lateristriata. Mengawinkan serangg a antar spesies
Pemangsa lainnya adalah larva terdekat akan mendapatkan keturunan
Tbxorrhynchites amboinensis, lawa jantan yang steril disebut ltybrid sterility.
Culex fus canus, lawa capung dan satu Adanya sifat rentan terhadap insekti-
jenis dari golongan Crustaceae yaitu sida dapat dipakai pula untuk pengen-
Mesocyclops. dalian cara genetik ini. Semua cara
pengendalian dengan genetika di atas
6. Pengendalian Genetika
Pengendalian bertujuan mengganti baru dalam taraf penyelidikan, belum
pernah berhasil baik di lapangan.
populasi serangga yang berbahaya
dengan populasi baru yang tidak me- 7. Pengendalian Legislatif
rugikan. Beberapa cara berdasarkan Untuk mencegah tersebamya serangga
mengubah kemampuan reproduksi berbahaya dari situ daerah ke
dengan jalan memandulkan serangga daerah lain atau dari luar negeri ke
jantan. Pemandulan ini dapat dilalcukan Indonesia, diadakan peraturan dengan
dengan menggunakan bahan kimia sanksi pelanggaran oleh pemerintah.
seperti preparat TEPA atau dengan Karantina di pelabuhan laut dan
radiasi Cobalt 60, antimitotik, anti- pelabuhan udara bermaksud mencegah
metabolit dan bazarone (ekstrak dari masuknya hama tanaman dan vektor
tanaman Aeorus calamus). Kemudian penyakit. Demikian pula penyemprotan
serangga yang telah mandul diper- insektisida di kapal yang berlabuh
banyak lalu dilepaskan di alam bebas, atau kapal terbang yang mendarat di
tempat populasi serangga berbahaya pelabuhan udara. Keteledoran oleh
tadi. Zat kimia atau radiasi itu merusak karena tidak melaksanakan peraturan
DNAdi dalam kromosom sperma tanpa karantina yang menyebabkan
mengganggu proses pematangan, ini perkembangbiakan vektor nyamuk dan
disebut sterile male technic release. lalat, dapat dihukum menurut undang-
Ada lagi cara dengan radiasi yang undang.
Bab III. Entomologi 279
2. Chan YC, Chan KL, Ho BC. Vector control in 6. Wongsin S,Ande. Biological Confol of Mosquitoes
SoutheastAsia. Proceedings ofthe first SEAMEO in Thailand. J Sci Soc Thai 1984; 10(2):73-88.-
Workshop, 1972. 7. WHO report of the 7'h meeting of scientific
3. Frances SP. Status of the Deuteromycetes fungr, working group on biological confrol of vectors
Tolypocladium and Culicinomyces as control agents (unpublished). Doc TDR TBCY I Sw 6-7 I 1984.
for medically important Dipera. Abstr 5th ICIp and 8. WHO, 1972. Yector Control in Intemational
MC,1990;102-5. Health. Genev
280 ParasirologiKedokteran
Jnsektisida adalah bahan yang me- adalah spesies serangga yang akan
Ingandung senyawa kimia yaflg di- diberantas, ukuran, susunan badan,
gunakan untuk membunuh serangga. stadium, sistem pernapasan, dan bentuk
Insektisida yang baik (ideal) mempunyai mulut. Juga penting mengetahui habitat
sifat sebagai berikut: 1) mempunyai dan perilaku serangga dewasa termasuk
daya bunuh yang besar dan cepat serta kebiasaan makannya.
tidak berbah aya bagr binatang vertebrata
termasuk manusia dan ternak;2) murah Pembagian Insektisida
harganyadan mudah didapat dalam jumlah
besar; 3) mempunyai susunan kimia Menurut bentuknya, insektisida dapat
yang stabil dan tidak mudah terbakar;4) berupa bahan padat,lanitan dan gas.
mudah digunakan dan dapat dicampur - Bahan padat: 1) serbuk (dust), ber-
dengan berbagai macam bahan pelarut' ukuran 35-200 mikron dan tembus
dan 5) tidak berwarna dan tidak berbau 20 mesh screen,2) grarnla (granules),
yang tidak menyenangkan. berukuran sebesar butir pasir dan tidak
Beberapa istilah yang berhubungan tembus 20 mesh screen, 3) pellets,
dengan insektisida adalah: 1) ovisida berukuran + 1 cm3.
: insektisida untuk membunuh stadium - Larutan: 1) aerosol danfog, berukuran
telur;2) larvisida: insektisida untuk mem- 0, 1 -50 mikron; 2) kabut (mist), berukuran
bnnuh stadium lawalnimfa; 3) adultisida 50-100 mikron; 3) semprotan (spray),
: insektisida untuk membunuh stadium berukuran 100 - 500 mikron.
dewasa; 4) akarisida (mitisida) : insekti- - Gas: 1) asap (fumes dan smokes),
sida untuk membunuh tungau; 5) pedikuli- berukuran 0,001-0,1 mikron; 2) mp
sida (lousisida) : insektisida untuk mem- (vapours), berukuran kurang dari
bunuh tuma. 0,001 mikron.
Khasiat insektisida untuk membunuh Menurut cara masuknya ke dalam
serangga sangat bergantung pada bentuk, badan serangga, insektisida dibagi dalam:
cara masuk ke dalam badan serangga,
1. Racun Kontak (Contact Poisons)
macam bahan kimia, konsentrasi dan
jumlah (dosis) insektisida. Selain itu Insekiisida masuk melalui eksoskelet
faktor-faktor yarrg harus diperhatikan ke dalam badan serangga melalui tarsus
Bab III. Enromologi 281
Racun kontak
Anorganik
Sulfur
Merkirri
Racun perut
- Pb arsenat
- Paris Green
- Na fluorida
- Boraks
+r
Bahan padat
Racun pernapasan
- Paradiklorobenzen
- Naftalen
Cairan & Gas
- Hidrogen sianida
- Karbon disulfida
Arsenikum - Sulfir dioksida
Fluor - Metil bromida
Bahan tu h-tumbuhan
- minyak tanah - nikotin
- minyak solar - rotenon
- piretrum
- sabadila
HOSPES PERANTARA
fasad tempat hidup parasit disebut dapat menjadi hospes perantara cacing
rl hospes. Hospes perantara adalah jasad Paragonimus westermani di Jepang.
tempat parasit tumbuh menjadi bentuk
4. Ctenocephalides
infektif yang dapat ditularkan kepada
hospesnya (misalnya manusia). Ctenocephalides (pinjal) termasuk
ordo siphonaptera dari kelas insekta. Cteno-
l. Cyclops cephalides canis (pnjal anj ing) dan Cteno-
cephalides felis (pinjal kucing) dapat men-
Cydops termasuk ordo copepoda dari
jadi hospes perantara cacing Dipylidium
kelas crustacea. Cyclops hidup di air tawar
caninum di Filipina.
dan di air asin. Cyclops strenuus yang
hidup di air tawar dapat menjadi hospes 5. Tenebrio
perantara cacing Diphyllobothrium latum
knebrio (kumbang) termasuk ordo
di Eropa, sedangkan Cyclops spp. dapat coleoptera dari kelas insekta. knebrio
menjadi hospes perantara Gnathostoma molitor (kumbang tepung) dapat menjadi
spinigerum di Indonesia dan Dracunculus hospes perantara cacing Hymenolepis
medinensis di India. diminuta di Jepang.
dengan syarat penghindaran TDR dilaku- dan serangan asma berkurang. Ter-
kan secara agresif. Menghindari pajanan dapat hubungan antara ketinggian
dan pemberantasan TDR dapat dilakukan suatu daerah dengan populasi TDR.
dengan cara: Makin tinggi suatu daerah, jumlah
TDR makin sedikit.
1. Menjaga Kebersihan
Untuk menghindari TDR, rumah di- 3. Mengatur Kelembaban
bersihkan dari debu dengan cara di- Untuk mengurangi kelembaban rumah,
sapu dan dipel setiap hari dan perabot ventilasi harus diperbaiki. Upayakan
rumah dibersihkan dengan lap basah agar sinar matahari dapat masuk ke
atau disedot dengan penyedot debu. dalam rumah dengan membuka jendel4
Jangan membersihkan rumah dengan memasang genteng kaca atau fiber-
kemoceng/dikebut karena debu tidak glass. Pengurangan populasi TDR juga
hilang tetapi justu beterbangan. Perabot dapat dilakukan dengan mengguna-
kamar tidur harus sesederhana mungkin. kan air conditioner untuk mengurangi
Manusia menggunakan waktunya kelembaban udara. Mempertahankan
paling banyak di dalam kamar tidur kelembaban di bawah 35o/o selama
(biasanya manusia tidur 6-8 jam sedikibrya 2 jarn perhari sampai 8 jam
sehari), sehingga kebersihan kamar dapat memperlambat pertumbuhan
tidur harus diperhatikan.TDR mudah populasi TDR.
hidup dan berkembang biak di dalam
kasur dan bantal yang berisi kapuk,
4. PenggunaanZatKimia
Akarisida seperti benzil benzoat, piri-
oleh karena itu sebaiknya kasur dan
mifos metil, permetrin, fenil salisilat
bantal diganti dengan yang terbuat
adalah zat kimia yang dapat mem-
dari karet busa atau poliester. Jika hal
bunuh tungau. Benzil berzoat terdapat
itu tidak dapat dilaksanakan, maka dalam dua bentuk yaitu bentuk serbuk
kasur dan bantal yang berisi kapuk
dan bentuk busa. Benzllbemoat (5o/o)
dibungkus dengan plastik atau karet
serbuk dengan ukuran 200 mikron di-
sebelum dibungkus seprei dan sarung
gunakan pada karpet dan bahan tekstil
bantal. Seprei dan sarung bantal diganti
yang dipakai sebagai alas lantai,
sekurang-kurangnya seminggu sekali
sedangkan bentuk busa (2.6oh) diguna-
sedangkan kasur, bantal, dan guling
kan untuk kasur, bahan tekstil yang
dijemur seminggu sekali.
halus, perabot rumah tangga, dan
2. Memindahkan Penderita ke Daerah mainan anak. Mortalitas tungau setelah
yang Lebih Tinggi. Upaya mengurangi dua bulan penggunaan benzil benzoat
pajanan alergen dengan memindahkan adalah 100% tetapi setelah tiga bulan
penderita ke daerah yang lebih tinggi menurun menjadi 60%. Fenil salisilat
dan kelembaban rendah telah dilalnrkan yang strukturnya sama dengan benzil
di Davos, Swiss. Dengan upaya tersebut benzoat temyata lebih efektif. Zat
penderita asma mengalami perbaikan kimia lain adalah asam tanat yang
Bab IIl. Entomologi 291
dapat mengubah alergen dari feses enzim dan substansi serupa protein. Zat-
tungau menjadi lebih hidrofobik dan zat ittt bersifat anafilaktogenik, hemolitik,
berkurang sifat alergeniknya. neurotoksik, antigenik dan sitolitik. Pada
kasus yang ringan sengatan lebah hanya
c) Lytta dan Paederus
menimbulkan rasa nyeri, gatal, kemerahan
Lytta vesicatoria adalah kumbang dan edema pada tempat yang disengat,
yang termasuk ordo coleoptera dari kelas
sedangkan pada kasus yang berat misal-
insekta. Kumbang tersebut mengandung
nya pada multiple stinging dapat terjadi
kantaridin yang bersifat diuretik. Jika mual, muntah, demam, sesak napas, hipo-
kontak dengan kulit manusia, kumbang tensi dan kolaps. Kematian biasanya
mengeluarkan sekretnya yang dapat me-
terjadi karena syok anafilaktik.
nimbulkan lepuh (blister) sehingga disebut
kumbang lepuh (blister beetle). Kumbang
lepuh banyak ditemukan di Meksiko. Pengobatan
Di Indonesia ada kumbang lepuh yang Sengat lebah yang tertinggal harus
disebut Paederus sabaeus. segera dibuang. Daerah yang disengat
dibersihkan tetapi tidak boleh ditekan
2. Sengatan karena toksin akan menyebar lebih cepat.
Kompres es, meninggikan ekstremitas dan
Lebah penggunaan antihistamin lokal mungkin
Lebah termasuk ordo hymenoptera, berguna. Analgesik dapat diberikan
mempunyar 2 pasang sayap yang tipis secara oral dan anestetikum lokal dapat
(membranosa) dan mempunyai pinggang diberikan secara infiltrasi di sekitar
yang disebut pedisel sebagai penyam- lesi. Bila terjadi syok, dapat diberikan
bung toraks dan abdomen. Mulut lebah obat untuk menanggulangi syok secara
digunakan untuk menggigit dan menjilat. umum, yaitu adrenalin, kortikosteroid dan
Pada ujung abdomen lebah betina dan antihistamin.
pekerja terdapat alat penyengat yang
mengeluarkan toksin. Pemberantasan
Pemberantasan lebah dilakukan
Patologi dan Gejala Klinis dengan insektisida.
Pada umumnya gejala klinis yang
berat disebabkan oleh sengatan lebah Kalajengking
yang termasuk famili apidae, vespidae
dan bombidae. Gejala yang timbul akibat Kalajengking termasuk ordo scorpio-
sengatan lebah adalah akibat toksin yang nida. Dua genus kalajengking yang
dikeluarkan pada waktu menyengat. mempunyai peranan penting dalam ilmu
Toksin lebah mengandung apamin, melitin, kedokteran adalah Centruroides dan
histamin, asetilkolin, 5-hidroksitriptamin, Buthus yang termasuk famili Buthidae.
292 ParasitologiKedokteran
A = Sengkenit (Iicks)
hypostom
o:o'P"'lt.i- capiuum
capitulii
koksa ll
koksa ll
lubang genital
koksa I
alurgenital
koksa lV
tochanter
prcfemur
-
femur spirakel
tibia anus
protarsus
tarsus
B = Pinjal (F/eas)
-@i_toraKs_-l__ - - _*_qEoJF! __ __ -
f
sisir protoraks
l
antena
mata pigidium
sisik pipi
1. Skabies Patogenesis
Lesi primer skabies berupa terowong-
Qkabies atau penyakit kudis adalah
an yang berisi tungau, telur dan hasil
LJpenyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes metabolisme. Pada saat menggali tero-
scabiei varietas hominis. wongan tungau mengeluarkan sekret yang
dapat melisiskan stratum komeum. Sekret
Morfologi dan Daur Hidup dan ekskret menyebabkan sensitisasi se-
hingga menimbulkan pruritus dan lesi
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang sekunder. Lesi sekunder berupa papul,
termasuk famili sarcoptidae, ordo acarL, vesikel, pustul, dan kadang bula. Dapat
kelas arachnida. Badannya berbentuk oval juga terjadi lesi tersier berupa ekskoriasi,
dan gepeng; yang betina berukuran 300x eksematisasi dan pioderma. Tungau hanya
350 mikron; sedangkan yang jantan ber- terdapat pada lesi primer.
ukuran 150x200 mikron (Gambar 32). Tungau hidup di dalam terowongan
Stadium dewasa mempunyai 4 pasang di tempat predileksi, yaitu jari tangan,
kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki pergelangan tangan bagian ventral,
depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. siku bagian luar, lipatan ketiak depan,
Setelah melakukan kopulasi S.scabiei umbilikus, gluteus, ekstremitas, geni-
jantan mati, tetapi kadang-kadang dapat talia eksterna pada laki-laki dan areola
mammae pada perempuan. Pada bayi dapat
bertahan hidup beberapa hari. Tungau
menyerang telapak tangan dan telapak
betina membuat terowongan di stratum
kaki. Pada tempat predileksi dapat di-
korneum kulit. Setelah kopulasi, dua hari temukan terowongan berwarna putih
kemudian tungau betina bertelur 2-3 butirl abu-abu dengan panjang yang bervariasi,
hari dalam terowongan. Telur menetas rata-rata I mm, berbentuk lurus atau
menjadi larva dalam waktu 3-5 hari dan berkelok-kelok. Terowongan ditemukan
larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 bila belum terdapat infeksi sekunder. Di
hari. Nimfa berubah menjadi dewasa ujung terowongan dapat ditemukan vesikel
dalam waktu 3-5 hari. atau papul kecil. Terowongan umunnya
298 ParasitologiKedokteran
A = Tuma (Lice)
Fit,t
/ rr r
r
.
(body louse)
B = Tungau (Mite)
%
4
{i
a. Miasis spesifik (obligat). Pada miasrs 3. Miasis intestinal. Sebagian besar ter-
ini larva hanya dapat hidup pada jadi secara kebetulan karena menelan
jaringan tubuh manusia dan binatang. makanan yang terkontaminasi telur atau
Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, larva lalat. Telur menetas menjadi larva
jaringan sakit atau rambut hospes. di lambung dan menyebabkan rasa mual,
Contoh: lawa Callitroga macellaria, muntah, diare dan spasme abdomen.
Chrysomyia bezziana. Lawa juga dapat menimbulkan luka
pada dinding usus. Contoh: larva Musca
b. Miasis semispesifik (fakultatif). Pada domestica dan Piophila casei.
miasis ini larva lalat selain dapat hidup
4. Miasis urogenital. Beberapa spesies
pada daging busuk dan sayuran busuk,
lalat pernah ditemukan dalam vagina
dapat hidup juga pada jaringan tubuh
dan urin. Miasis ini dapat menyebabkan
manusia, misalnya: lawa Wohlfahrtia
piuria, uretritis dan sistitis. Contoh:
magnifica.
larva Musca domestica dan larva Chrv-
c. Miasis aksidental. ini telur
Pada miasis somyia bezziana.
tidak diletakkan pada jaringan tubuh
hospes, tetapi pada makanan atau 5. Miasis mata (oftalmomiasis). Lawa
minuman, yang secara kebetulan ter-
dapat mengembara di jaringan dan
telan lalu di usus tumbuh menjadi bagian lain dari, mata. Contoh:
Chrysomyia bezziana.
larva. Contoh: Iawa Musca domestica
dan Piophila casei.
Diagnosis
Secara klinis miasis dibagi menjadi: Diagnosis dibuat dengan menemukan
1. Miasis kulit/subkutis. Larva yang di- lawalalat yang dikeluarkan dari jaringan
letakkan pada kulit utuh atau luka tubuh, lubang tubuh atau tinja dilanjutkan
mampu membuat terowongan yang dengan diagnosis spesies dengan cara
berkelok-kelok sehingga terbentuk melakukan identifikasi spirakel posterior
ulkus yang luas. Contoh: lawa Iawa, Cara lain adalah dengan memelihara
Chrysomyia bezziana. larva hingga menjadi lalat dewasa lalu
2. Miasis nasofaring. Biasanya terjadi diidentifikasi.
pada anak dan bayi, khususnya mereka
yang mengeluarkan sekret dari hidung- Penatalaksanaan
nya dan yang tidur tanpa kelambu. Lawa dikeluarkan dari luka atau
Lawa mampu menembus kulit dan jaringan secara bedah dengan anestesi
membuat ulkus. Dari seorang dewasa lokal. Pada miasis usus dapat diberikan
pernah dikeluarkan 200 ekor lawalalat. obat cacing diikuti dengan cuci perut.
Contoh: lawa Chrysomyia bezziana dan Insektisida tidak dipakai karena akan
law a Hyp o derm a I in eatum. merusak sel jaringan.
Bab III. Entomologi 303
Pencegahan miasis dapat dilakukan hara hingga menjadi lalat dewasa. Iden-
dengan menghindarkan kontak dengan tifikasi spesies lalat dilakukan dengan
lalat, memusnahkan tempat perindukan membuat sediaan spirakel posterior larva
lalat atau menutup makanan dengan baik. lalat dan atau mengidentifikasi lalat dewasa
berdasarkan kunci identifikasi (Gambar 32).
6. Miasis pada Mayat Sebagai contoh, pada mayat ditemukan
lanra Chrysomyia megacephala stadium III.
Setelah meninggal dunia, tubuh
manusia akan mengalami pembusukan Stadium tersebut menunjukkan bahwa
larva lalat telah berumur 6 hari, berarti
sehingga mengeluarkan bau busuk. Bau
mayat tersebut minimal telah mati selama
busuk tersebut menarik berbagai spesies
6 hari.
serangga terutama lalat untuk hinggap
dan berkembang biak pada mayat. Bila
Daftar Pustaka
siklus hidupnya diketahui maka infestasi
serangga pada mayat dapat digunakan l. Faust, Beaver, Jung. Animal Agents and
Vectors of Human Disease. Philadelphia: Lea
unfuk memprakirakan saat kematian.
and Febiger, 1973.
Unhrk memprakirakan saat kematian, 2. Gordon, Lavopierre. Entomology for Students
telur dan larva diambil dari beberapa bagian of medicine. Oxford and Edinburgh: Blackwell
tubuh mayat,jadi tidak diambil dari satu Scientific Publications; I 972.
tempat saja. Sebagian larva diawetkan 3. Greenberg B. Forensic' entomology case
dalam asetil alkohol dan sebagian dipeli- studies. Bull Entomol 2000;45:55-8 l.
304 Parasitologi Kedokteran
d's
/tr"&#.9 @\
@m
tgfi;i',' ,@7
Musca domestica Sfomorys calcitnns Hypoderma lineatum Auchmeromyia luteola