Sap Alergi
Sap Alergi
Sap Alergi
Oleh:
Rahmayanti Nurmala
Maulidatul Khasanah
Yunita Endah Kartikasari
Anasya Sefriani
2016
A. Alergi Makanan
ALERGI MAKANAN Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang
mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi
terhadap makanan. Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai
untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah
reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang
dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV.
B. Mekanisme Terjadinya Alegi Makanan
1. FAKTOR GENETIK Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek
pada penderita . Bila ada orang tua menderita alergi kita harus
mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang
tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada
anak sekitar 20 40%, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi
40 - 80%. Sedangkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua
maka resikonya adalah 5 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi
bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi. Bisa
saja gejala alergi pada saat anak timbul, setelah menginjak usia dewasa
akan banyak berkurang.
2. IMATURITAS USUS Alergi makanan sering terjadi pada usia anak
dibandingkan pada usia dewasa. Fenomena lain adalah bahwa sewaktu
bayi atau usia anak mengalami alergi makanan tetapi dalam pertambahan
usia membaik. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna
pada anak. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik
merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi
asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen.
Secara imunologik sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina
propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus
imatur (tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan
gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.
Pada bayi baru lahir sel yang mengandung IgA, Imunoglobulin utama di
sekresi eksternal, jarana ditemui di saluran cerna. Dalam pertambahan
usia akan meningkat sesuai dengan maturasi (kematangan) sistem
kekebalan tubuh.
3. PAJANAN ALERGI Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik
sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. Diketahui adanya IgE
spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan
juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif mengurangi jumlah
bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama
kehidupan. Beberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu akan sangat
berpengaruh pada anak yang mempunyai bakat alergi. Pemberian PASI
meningkatkan angka kejadian alergi.
C. Makanan Yang Menyebabkan Alergi
1. Telur
2. Susu
3. Sea Food
4. Tepung Gandum
5. Kacang-kacangan
Sumber:
1. http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perlukah-tes-alergi
2. Widodo. 2013. Alergi Makanan Pada Anak Mengganggu Semua Organ Tubuh
Anak: Jakarta
Kegiatan Penyuluhan
3 Penutup 1 menit
a. Mengucapkan a. Mengucapkan a. Memperhatikan
terima kasih atas terima kasih
perhatian yang
diberikan
b. Mengucapkan b. Mengucapkan b. Menjawab
salam penutup salam salam
penutup
Media/Alat Penyuluhan :
1. Leaflet alergi pada anak dan bahan makanan penukar
2. Power Point
Evaluasi Penyuluhan:
- Tingkat kehadiran yang diharapkan : Jumlah peserta penyuluhan
minimal 5 peserta
- Antusiasme/Partisipasi yang diharapkan
1. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat penyuluhan
berlangsung
2. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
4. Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar
- Tingkat Pengetahuan yang diharapkan
1. Mengetahui cara pencegahan alergi
2. Mengetahui makanan apa saja yang dapat menyebabkan alergi pada
anak
3. Mengetahui tanda dan gejala alergi pada anak