Jurnal Maternitas
Jurnal Maternitas
Jurnal Maternitas
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan tugas persentasi jurnal tentang . Makalah ini kami buat sebagai salah
satu tugas praktik Profesi Ners stase Maternitas selama di Puskesmas Banguntapan II
Akhirnya kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Clinical Instructure
dan para staf Puskesmas Banguntapan II, serta dosen pembimbing yang turut membantu dan
membimbing kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Materi ini
kami susun sedemikian rupa dengan mengakses melalui metode kepustakaan (buku) dan
website. Tugas ini kami susun sesuai dengan kemampuan kamidan kami kerjakan dengan
semaksimal mungkin.
Kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan dari dosen, teman,
maupun pihak lain yang menaruh perhatian terhadap kemajuan kami untuk lebih
menyempurnakan dan melengkapi makalah ini, dan kami berharap, semua pihak dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya
Kelompok 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan
makanan alamiah yang sempurna, mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan, kekebalan dan mencegah
berbagai penyakit serta untuk kecerdasan bayi, aman dan terjamin kebersihannya
karena langsung diberikan kepada bayi agar terhindar dari gangguan pencernaan
seperti diare, muntah dan sebagainya (Setiawan A, 2009).
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan ASI tanpa memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan bahwa bayi baru
lahir sebaiknya mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan
sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling
sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). Pemberian ASI eksklusif
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum
menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila
sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Depkes, 2003)
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2004) menunjukkan bahwa pemberian
ASI eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ASI tidak segera keluar
setelah melahirkan/produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan
puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, dan pengaruh/promosi pengganti
ASI. Faktor yang paling banyak dihadapi oleh ibu yang pertama kali menyusui adalah
sulitnya ASI keluar. Hal ini membuat ibu berpikir bahwa bayi mereka tidak akan
mendapat cukup ASI sehingga ibu sering mengambil langkah berhenti menyusui dan
menggantinya dengan susu formula. Di samping itu, ada juga ibu yang merasa takut
dan menghindar menyusui, akibatnya akan terjadi pembendungan dan statis ASI
karena akan mengurangi isapan bayi pada payudara, maka jumlah ASI yang
dikeluarkan sedikit (Nainggolan M, 2009).
Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI secara eksklusif, maka ibu yang sedang
menyusui bayinya harus mendapat tambahan makanan untuk menghindari
kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI. Jika makanan ibu terus-menerus
tidak memenuhi asupan gizi yang cukup, tentu kelenjar-kelenjar pembuat air susu
dalam payudara ibu tidak akan bekerja dengan sempurna dan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap produksi ASI (Murtiana T, 2011). Asupan makan ibu selama
hamil menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk kelancaran produksi ASI
sehingga pemberian ASI tidak terhambat. Pemenuhan gizi selama masa kehamilan
diperlukan untuk mempersiapkan ASI dan juga pertumbuhan bayi. Ibu dengan asupan
makan yang kurang terutama saat masa kehamilan dapat mengakibatkan produksi ASI
berkurang atau bahkan tidak keluar (Sulistyoningsih, 2011).
Jumlah ASI sedikit bisa diatasi ibu dengan mengkonsumsi sayur katuk (Santoso,
U, 2009), labu siam (Soetiarso, T.A, 2010), kacang panjang (Tri, K.W, 2004), dan
jantung pisang (Kappara M, 2011). Sayur-sayuran tersebut terbukti mampu
meningkatkan volume air susu ibu. Selain sayur-sayur tersebut, buah-buahan yang
mengandung banyak air akan membantu ibu menghasilkan ASI yang berlimpah,
seperti melon, semangka, pear, dan banyak lagi buah-buahan berair lain yang sangat
baik dikonsumsi ibu menyusui (Kappara M, 2011).
Salah satu jenis keanekaragaman hayati tersebut adalah jantung pisang yang
merupakan bagian dari tanaman pisang, dipilihnya jantung pisang untuk dapat
meningkatkan produksi ASI karena harganya murah dan untuk memperolehnya sangat
mudah. Hampir di setiap pekarangan rumah penduduk di wilayah Indonesia pada
umumnya dan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro ditanami pohon pisang.
Ada dua alasan yang mendasar dalam penelitian ini untuk memilih jantung pisang
batu digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yaitu: Jenis jantung pisang yang
umumnya dijual di pasaran berasal dari jenis pisang kepok, klutuk/batu, dan pisang
siam dan menurut masyarakat di daerah tempat penelitian, bahwa jantung pisang batu
rasanya lebih enak, teksturnya lembut dan tidak terasa pahit sedikitpun seperti rasa
jantung pisang yang lainnya.
Alasan ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Made
Astawan (2011). Yang paling enak adalah jenis pisang batu/klutuk bahkan bisa di
makan mentah sebagai lalapan. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, ahli Teknologi
Pangan dan Gizi dari IPB selain karbohidrat, jantung pisang juga mengandung
protein, mineral (terutama fosfor, kalsium, dan besi), serta sejumlah vitamin A, B1
dan C.Dari hasil penelusuran dan survei awal peneliti selama 2 hari terhadap 10 orang
ibu menyusui yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Kabupaten
Bengkulu Tengah, ternyata 6 orang ibu menyusui tidak memiliki masalah pada
produksi ASI mengatakan mereka mengkonsumsi jantung pisang yang mereka
percayai dapat meningkatkan produksi ASI sejak dulu. Ada 4 ibu menyusui
mengalami kesulitan dalam memberi ASI dengan alasan kurangnya produksi ASI.
Dari pembahasan penelitian di atas, penulis tertarik memilih jurnal ini untuk dijadikan
sebagai bahan rujukan dalam pembuatan tugas jurnal, karena selama ini penulis hanya
mengetahui jenis tumbuhan daun katuk serta pijat oksitoksin sebagai media pelancar
ASI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa jurnal keperawatan yang berjudul Pengaruh
Konsumsi Jantung Pisang Batu terhadap Peningkatan Produksi ASI di Wilayah
Puskesmas Srikuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah, Tahun
2012.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya nama peneliti, tempat, waktu, serta tujuan penelitian pada jurnal
b. Diketahuinya metode penelitian yang digunakan
c. Diketahuinya kelebihan dan kekurangan jurnal
d. Diketahuinya korelasi isi jurnal dengan realita klinis
e. Diketahuinya manfaat isi jurnal bagi lahan praktik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh Elly Wahyuni, Sri Sumiati, Nurliani
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh jantung pisang batu terhadap peningkatan produksi ASI
pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa
Bengkulu Tengah Tahun 2012.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
menggunakan rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu
kelompok. Desain penelitian menggunakan one group before and after
intervention design, atau pre and post test design. Dalam design ini, satu-satunya
unit eksperimen tersebut berfungsi sebagai kelompok eksperimen dan sekaligus
kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum <
40 hari yang menyusui pada setiap BPS di Wilayah Puskesmas Srikuncoro
Kabupaten Bengkulu Tengah yang berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling 33% dari jumlah
populasi (Notoatmojo, 2010), maka diperoleh jumlah sampel 20 orang. Untuk
menentukan layak atau tidaknya sampel mewakili keseluruhan populasi, maka
dibuatlah kriteria inklusi yaitu: bersedia menjadi responden, ibu melahirkan bayi
hidup dan tunggal, ibu yang menyusui, ibu post partum < 40 hari dan Ibu yang
belum pernah mengkonsumsi sayur jantung pisang batu. Selanjutnya dilakukan
pemberian konsumsi jantung pisang batu, dengan cara konsumsi adalah
pengkonsumsian sayur bening jantung pisang batu pada ibu yang menyusui
selama tujuh hari sebanyak 200 gram/hari. Peningkatan produksi ASI pada ibu
menyusui baik sebelum maupun setelah diberikan jantung pisang batu adalah
dilihat dari frekuensi menyusui, jika frekuensi menyusui lebih dari 8x per hari dan
anak tidak rewel. Peningkatan produksi ASI bukan dinilai dengan mengukur
volume ASI
E. Hasil Penelitian
Hasil analisis dengan uji paird t-test menunjukkan hasil bahwa produksi ASI
sebelum konsumsi jantung pisang batu rata-rata frekuensi menyusui adalah 5,7
kali dengan standar deviasi 0,80131 dan setelah mengkonsumsi jantung pisang
batu rata-rata frekuensi menyusui mengalamipeningkatan menjadi 9,75 kali
dengan standar deviasi 0.78640. Kolerasi antara dua variabel adalah sebesar 0,793
dan perbedaan nilai rata-rata peningkatan produksi ASI pada ibu yang tidak
mengkonsumsi dan yang mengkonsumsi jantung pisang batu adalah 4,05000
dengan sig 0,000. Karena sig < 0,05, maka berarti bahwa rata-rata produksi ASI
sebelum dan sesudah konsumsi jantung pisang batu adalah berbeda. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian jantung pisang batu dapat
mempengaruhi peningkatan produksi ASI di wilayah Puskesmas Srikuncoro
Kabupaten Bengkulu Tengah