0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
107 tayangan25 halaman

Kasus Stase Obgyn

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 25

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. G
Umur : 20 tahun
Alamat : Limbangan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Medrek : 757974
MRS : 31 Maret 2015
KRS : 01 April 2015

Nama Suami : Tn.Y


Umur : 29 tahun
Alamat : Limbangan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani

ANAMNESIS
Dikirim oleh : Bidan
Sifat : Rujukan
Keterangan : Perdarahan dari jalan lahir

ANAMNESA KHUSUS
Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan, mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak kurang lebih 2 jam
SMRS. Darah yang keluar sebanyak kurang lebih satu pembalut, keluhan disertai dengan perut
mulas sejak kurang lebih 6 jam SMRS, perut mulas dirasa semakin kuat, semakin sering, dan
semakin lama, tidak ada keluar cairan dari jalan lahir, pergerakan janin masih dirasakan oleh ibu
dan dirasakan sejak 4 bulan SMRS.
RIWAYAT OBSTETRI

Kehamilan Tempat Penolong Cara Cara BB lahir Jenis Usia Hidup /


Kehamilan Persalinan Kelamin Mati
1 RSUD dr. Umum Aterm Spontan 3000 gr L 2 th H
2 Kehamilan saat ini

KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah pertama : 19 tahun, SMP, Petani
28 tahun, SMP, Petani
HPHT : 09 Juli 2014 Siklus : teratur Lama: 7 hari
Darah : Biasa Nyeri : Tidak
Menarche : 15 tahun
Kontrasepsi terakhir : Suntik 3 bulan sejak tahun 2013-2014
: Alasan berhenti KB: Haid menjadi tidak teratur
PNC : Bidan
: Jumlah kunjungan 5 kali.
: Terakhir PNC 2minggu yang lalu
Keluhan selama hamil: Mual dan muntah
Riwayat penyakit : Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
STATUS PRAESENS

Keadaan Umum : CM
Tensi: 120 / 70 mmHg N: 80 x/mnt R: 20 x/mnt S: 36,20C
Kepala : Conjuctiva: anemis +/+ Sklera: ikterik -/-
Leher : Tiroid tidak ada kelainan. KGB tidak ada kelainan
Thorak : Jantung : BJ I & BJ II murni reguler, G(-), M(-)
Paru : VBS kanan=kiri, Rh(-), Wh(-)
Abdomen : Cembung lembut, BU (+), NT (-), DM (-), PP/PS (-/-)
Hepar: sulit dinilai
Lien : sulit dinilai
Ekstremitas : Edema: - Varises: -

STATUS OBSTETRIK
PEMERIKSAAN LUAR
TFU/LP : 24 cm/ 85cm
LA : Bokong, 2/5,Puki
HIS : 3 x /10 menit, lama his 35 detik
DJJ : 140 x/menit, reguler
TBBJ : 2015 gr (Johnson)

PEMERIKSAAN DALAM
Tidak dilakukan

INSPEKULO
Perdarahan dari OUE (+)

OBSERVASI
1. Jam 09.45, T : 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, R: 20 x/menit, S :36,20C, DJJ : 140x/menit
2. Jam 10.45, T : 110/60 mmHg, N : 72 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,00C, DJJ : 30x/menit
3. Jam 10.50, T : 110/60 mmHg, N : 72 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,00C, DJJ : -
DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0Parturient37 38 minggu dengan perdarahan antepartum e.c suspek plasenta letak rendah
+ letak sunsang + IUGR+ tali pusat menumbung + Anemia + IUFD

DIAGNOSIS AKHIR

P2 A0partus maturus manual aid + plasenta letak rendah + tali pusat menumbung + Stillbirth +
Anemia

LABORATORIUM
Tanggal 31-03-2015
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin : 7,9 g/dL
Hematokrit : 23%
Lekosit : 14,360/mm3
Trombosit : 184.000/mm3
Eritrosit : 2,66 juta/mm3

RENCANA PENGELOLAAN
- Observasi KU, TTV, BJA, HIS, pembukaan, perdarahan
- Cek lab darah rutin
- Inf RL 500 cc 20 gtt/menit
- Informed consent
- R/ USG
- Transfusibila Hb <8 gr/dL
- R/ Persalinan perabdominam
LAPORAN PERSALINAN
- HIS (+) Ibu ingin mengedan, pada pemeriksaan dalam, vagina dan vulva tidak ada
kelainan, pada perabaan portio kakai teraba, pembukaan lengkap
- Jam 11.00 WIB bayi lahir bokong kaki atas indikasi letak kaki, tali pusat diklem lalu
dipotong, bayi dirawat sebagaimana mestinya.
- Jenis kelamin :
- BB : 2500 gram
- PB : 51 cm
- Ibu mendapatkan induxin (Oksitosin) 1 amp (10 IU/ml) diberikan secara intramuskular
(IM)
- Jam 11.10 WIB plasenta lahir spontan lengkap
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Perdarahan : Kurang lebih 150 cc
- Perineum utuh
- Ibu mendapatkan myomergin (methylergometrine) 1 Amp (0,2 mg/ml) diberikan secara
intravena (IV)
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal Jam CATATAN INSTRUKSI
01/04/2015 S/ Tidak ada keluhan P/ Th :
O/ KU : CM Cefadroxyl 2 x 500 mg
T : 100/60 mmHg R: 20 x/mnt As. Mefenamat 3 x
500 mg
N : 60 x/mnt S: 34,80C SF 1 x 1 tablet
Mata: Ca -/- Si -/- Breast care
Abdomen : Cembung, lembut, DM (-), NT Vulva hygient
(-)BU ( + )
TFU : Sejajar umbilikus
Lokia : rubra
BAB / BAK : - / +
A/ P2 A0Gravida 36 37 minggu dengan
perdarahan antepartum e.c suspek plasenta
letak rendah + letak sunsang + IUGR+ tali
pusat menumbung + Stillbirth
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari saluran genital pada kehamilan berusia
lebih dari 24 minggu dan sebelum bayi dilahirkan. Definisi lain yang sudah jarang dipakai
adalah perdarahan dari tempat plasenta. Definisi ini meliputi dua keadaan yaitu plasenta
previa dan abrupsio plasenta.Banyak perdarahan antepartum yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, bahkan ketika plasenta diperiksa setelah kelahiran untuk melihat tanda-tanda
pelepasan palsenta prematur.
PLASENTA PREVIA
Definisi
Tempat implantasi plasenta yang rendah di Rahim menyebabkan plasenta terletak di
sepanjang atau di depan bagian presentasi janin.
Faktor Predisposisi
Penyebabnya tidak diketahui. Angka kejadian meningkat sesuai dengan usia ibu dan
jumlah persalinan. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada wanita yang sebelumnya melahirkan
dengan pembedahan Caesar.Kehamilan kembar dengan plasenta yang besar cenderung membuat
plasenta berimplantasi pada bagian bawah rahim.Plasenta previa dibedakan menjadi 4 tipe atau 4
derajat.Tipe 1 dan tipe 2 lebih sering ditemukan.
Klasifikasi
1) Tipe 1, Plasenta berimplantasi pada segmen bawah uterus (implantasi letak rendah).
2) Tipe 2, Plasenta yang tepinya mencapai pinggir ostium uteri internum dan ostium dalam
keadaan tertutup, tapi plasenta tidak menutupi ostium (marginal).
3) Tipe 3, Plasenta menutupi ostium uteri internum yang sudah tertutup, tetapi tidak
menutup ostium bila serviks berdilatasi sempurna (parsial atau inkomplit).
4) Tipe 4, Plasenta menutup ostium uteri internum bahkan ketika serviks sudah berdilatasi
(Totalis atau Sentral atau Komplit).
Penentuan letak plasenta atau tipe plasenta dilakukan dengan periksa dalam sebelum
persalinan per vaginam atau dengan observasi selama pembedahan Caesar.Jadi, bisa saja
menimbulkan bias subyektif. Selain itu, derajat dilatasi serviks pada saat pemeriksaan dapat
mengubah klasifikasi, yang tadinya tipe 1 pada dilatasi serviks 2 cm dapat berubah menjadi tipe
2 pada dilatasi serviks 4-5 cm.
Tanda dan Gejala
Pembentukan segmen bagian bawah uterus melalui peregangan uterus menyebabkan
terlepasnya plasenta dan keluarnya darah dari sinus-sinus pembuluh darah ibu. Peristiwa ini
biasanya terjadi pada usia kehamilan 32 minggu, tetapi dapat juga mulai lebih awal yakni pada
akhir trimester kedua kehamilan.
Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau cukup banyak dan biasanya terjadi
berulang.Perdarahan tidak disertai nyeri karena darah biasanya tidak tersimpan di rongga uterus.
Diagnosis
Adanya plasenta pada segmen bawah uterus mendorong bagian presentasi bayi ke atas
dan dapat menyebabkan terjadinya malpresentasi atau letak janin oblik atau lintang.Perut teraba
lunak dan tidak ada nyeri tekan.Keadaan umum pasien mencerminkan jumlah perdarahan yang
terjadi.Konfirmasi diagnosis diperoleh dengan melokalisir plasenta menggunakan pencitraan
USG.Pencitraan USG sangat akurat, tetapi pada plasenta previa minor (terutama pada plasenta
previadi dinding posterior), sulit dipastikan apakah plasenta telah menyusup ke segmen bawah
uterus atau belum. Berikut ini adalah temuan-temuan yang didapatkan melalui pemeriksaan
klinis danapa saja yang harus kita nilai dalam pemeriksaanpenunjang :
Pemeriksaan Klinis :
1) Perdarahan dari jalan lahir berulang tanpa disertai dengan rasa nyeri
2) Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi
3) Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
atau ada kelainan letak.
4) Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri eksternum.
Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium : golongan darah, kadar hemoglobin, hematokrit, waktu
perdarahan, dan waktu pembekuan.
2. Pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis plasenta previa dan taksiran berat badan janin
Tatalaksana
Jika kehamilan belum matur (<37 minggu), penanganan dilakukan secara
konservatif.Pasien tetap dirawat di rumah sakit dan sampel darah untuk uji reaksi silang (cross
match) harus tersedia.Penanganan konservatif tidak dapat dilakukan pada perdarahan yang
menetap atau perdarahan hebat.Plasenta previa adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan
beratnya perdarahannya tidak dapat diprediksi.
Jika terdapat kecenderungan terjadinya kelahiran prematur, steroid dapat diberikan untuk
mempercepat pematangan paru janin.Berikut ini adalah langkah-langkah pengelolaan yang dapat
dilakukan :
Ekspektatif :
Syarat :
- Keadaan umum ibu dan anak baik
- Perdarahan sedikit
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan janin kurang dari 2500
gr
- Tidak ada his persalinan
Penatalaksanaan :
- Pasang infus, tirah baring
- Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik
- Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG setiap minggu

Aktif :
Persalinan pervaginam
- Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis atau plasenta previa lateralis di
anterior (dengan anak letak kepala). Diagnosis ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan USG, inspekulo, perabaan fornises atau pemeriksaan dalam di kamar
operasi tergantung indikasi.
- Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban
Persalinan perabdominam :
Dilakukan pada keadaan :
- Plasenta previa dengan perdarahan banyak
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa lateralis di posterior
- Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.

LETAK SUNSANG
Definisi
Kehamilan dengan anak letak memanjang dengan bokong/kaki sebagai bagian
terendah.Presentasi bokong adalah suatu malpresentasi dan terjadi pada 2,5 persalinan aterm.
Klasifikasi :
- Letak bokong murni
- Letak bokong kaki
- Letak kaki

Etiologi/Predisposisi :
Umumnya penyebab belum jelas, tapi ada beberapa faktor predisposisi :
- Multiparitas
- Bayi kembar
- Hidramnion
- Oligohidramnion
- Hidrosefal
- Anensefal
- Letak sungsang pada kehamilan sebelumnya
- Anomali uterus
- Tumor-tumor dalam panggul
- Prematuritas
Presentasi bokong terjadi pada 25% kehamilan dengan usia kehamilan kurang dari 30
minggu. Oleh karena itu, prematuritas merupakan faktor penting pada presentasi bokong.
Kedua kaki janin dapat dalam keadaan ekstensi dan menggangu fleksi tubuhnya.Oleh karena
itu, presentasi bokong dengan kedua kaki ekstensi umum dijumpai, khususnya pada
primigravida.Kehamilan kembar kana disertai oleh versi spontan.
Faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan presentasi bokong adalah malformasi janin,
hidramnion, uterus yang longgar dan perut gantung, bentuk pintu atas panggul atau uterus yang
abnormal, dan plasenta previa.
Diagnosis
Diagnosis dengan pemeriksaan luar
Palpasi
- Letak longitudinal.
- Kutub bawah teraba keras
- Ekstremitas teraba pada satu sisi
- Teraba kepala janin yang keras di fundus (Kepala janin bisa saja tidak teraba pada fundus
karena terletak di bawah iga-selalu pastikan dengan pemeriksaan panggul atau
pemeriksaan USG).
Auskultasi
Bunyi jantung janin paling baik didengar di atas umbilicus.
Pemeriksaan Vagina (Periksa Dalam)
Tidak teraba kepala pada pemeriksaan dalam, yang teraba adalah bokong yang lunak dan
sakrum yang keras dan ireguler.Kedua kaki dapat berada di panggul sebagai bagian janin yang
turun pertama kali.
Pemeriksaan penunjang :
USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk mengetahui :
1) Kelainan janin yang menyebabkan letak sungsang
2) Kelainan diluar janin yang menyebabkan letak sungsang
Membedakan kepala dan bokong tidak selalu mudah, tetapi kepala janin terdeteksi dengan cepat
pada pemeriksaan USG.
Pengelolaan :
Dalam kehamilan :
- Dilakukan versi luar pada usia kehamilan kurang dari sama dengan 37 minggu
Dalam persalinan :
- Bisa dicoba dilakukan VL
- Bila VL tidak berhasil perhatikan keadaan sebagai berikut :
a) Panggul sempit
b) Anak mahal
c) Primi tua
d) TBBJ lebih dari sama dengan 3500 gram
e) Presentasi kaki, kecuali TBBJ kurang dari 1800 gram
- Bila didapatkan salah satu keadaan tersebut di atas, persalinan dilakukan per abdominam
- Bila keadaan di atas tidak ada, persalinan direncanakan pervaginam dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Persalinan harus lancer
b) Awasi kemungkinan tali pusat menumbung pada ketuban yang sudah pecah
c) Tetes oksitosin dibatasi hanya 1 labu
d) Dilakukan penilaian skor Zatuchni
Pada kala II
Cara persalinan dapat dilakukan :
- Persalinan spontan (Bracht)
- Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan manual aid
Bahaya-bahaya
a) Antenatal

Seperti halnya malpresentasi yang lain, presentasi bokong meningkatkan risiko ketuban
pecah dini dan prolapse tali pusat. Keadaan ini jarang terjadi pada presentasi bokong dengan
kedua kaki terekstensi karena posisi bagian presentasi janin mengisi ruang yang ada dengan pas
(well-fitted).
b) Persalinan
Faktor bahaya utama melahirkan bayi dengan presentasi bokong adalah kecepatan turunnya
kepala janin melalui panggul.Kompresi dan dekompresi yang terjadi cepat dapat menyebabkan
cedera intrakranial. Sebaliknya, persalinan yang lama akan akan menyebabkan asfiksia karena
kompresi tali pusat, setidaknya pada saat melahirkan kedua bahu janin. Trauma dapat terjadi jika
diperlukan bantuan alat saat persalinan.
Risiko-Risiko pada janin
Risiko-risiko yang dapat terjadi pada janin antara lain :
1) Perdarahan intracranial karena rupturnya tentorium serebeli atau falks serebri akibat
proses moulase yang cepat
2) Dislokasi bahu, fraktur klavikula, fraktur humerus pada saat melahirkan kedua lengan
janin.
3) Dislokasi leher, paralisis Erb-Duchenne, kerusakan pada otot-otot sternomastoid karena
tarikan.
4) Prolaps tali pusat, lebih sering terjadi pada presentasi kaki daripada presentasi bokong
lengkap.
5) Ruptur organ dalam, biasanya hati atau ginjal karena tekanan oleh tangan atau akibat
penanganan yang salah.
6) Dislokasi sendi paha karena tarikan
7) Edema genetalia dan ekimosiskarena pembentukan kaput.
8) Fraktur pada femur saat memfleksikan kedua kaki yang dalam posisi ekstensi.
9) Gangguan pada sendi lutut. Hiperekstensi dan bukan fleksi saat melahirkan kedua kaki.
INTRAUTERINE GROWTH RESTRICTION (IUGR)
Definisi
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim, sehingga beberapa
parameter janin berada di bawah 10 persentil (<2 SD) dari umur kehamilan yang seharusnya.

Etiologi
Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT) dapat
dibedakan atas :
1) Faktor plasenta, meliputi :
- Infark plasenta
- Solusio plasenta
- Plasenta previa
- Kelainan pembuluh darah plasenta
- Insersi velamentosa
- Korioangioma
- Plasenta sirkumvalata
2) Faktor ibu, meliputi :
- Faktor konstitusi
- Faktor nutrisi
- Kondisi hipoksia
- Problem vascular :
Hipertensi kronis
Preeklamsi
Anti phospholipid syndrome (APS)
Insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)
Penyakit kolagen
- Penyakit ginjal
- Faktor lingkungan :
Merokok
Penggunaan obat-obatan
Dataran tinggi
- Riwayat Obstetri buruk :
Riwayat PJT
RIwayat lahir mati
Riwayat prematur

3) Faktor janin, meliputi :


- Kelainan kromosom, meliputi :
Trisomi 13, 18, dan 21
Sindroma turner
- Malformasi janin, meliputi :
Anensefal
Kelainan jantung
Hernia diafragma
Kelainan ginjal
- Kehamilan multifetus
- Infeksi jarum, meliputi :
Rubela
Cytomegalo virus (CMV)
Varicella-zoster

Pembagian klinik
1) Tipe I (PJT-simetris)
2) Tipe II (PJT asimetris)
3) Tipe kombinasi
Diagnosis
Usia kehamilan harus diketahui dengan pasti.
1.Anamnesis : Ada riwayat/faktor risiko :
Hipertensi
Penyakit paru kronis
Penyakit jantung sianotik
Pemakaian obat-obatan
Merokok
Infeksi janin
Riwayat PJT sebelumnya
2. Pemeriksaan untuk mencari faktor risiko
3. Pemeriksaan klinis :
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dan lingkaran perut (LP).Kecurigaan PJT
ditegakan apabila TFU ditemukan menetap pada 2 kali pemeriksaan dengan selang 1-2
minggu atau menurun di bawah garis 10 persentil.
4. USG : untuk menentukan biometri dan keadaan fungsi organ janin :
Diameter biparietal
Panjang femur
Lingkaran kepala
Lingkaran perut
Taksiran berat badan janin (TBBJ)
Doppler
Cairan amnion
Evaluasi
Evaluasi kesehteraan janin untuk mendiagnosis keadaan hipoksia janin, dengan melakukan
pemeriksaan :
Pemantauan gerakan janin (fetal kick count) setiap hari.
USG Doppler setiap minggu.
NST (uji tanpa kontraksi) setiap minggu.
OCT (uji dengan kontraksi) bila NST non reaktif
Cairan amnion, untuk mendiagnosis oligohidramnion (diameter kantong terbesar <2
cm, atau nilai AFI <5)
BPP setiap minggu
Pengelolaan
1) Terapi kausal terhadap penyebab atau penyulit yang mendasari
2) Konservatif
Tirah baring (tidur miring)
Pemberian kalori lebih dari sama dengan 2600 kal/.hari per oral atau parenteral
Pemberian kortikosteroid
Pertimbangkan pemberian aspirin bila tidak ada kontra indikasi
3) Terminasi kehamilan
Tergantung pada perkembangan hasil terapi, terminasi kehamilan dilakukan apabila
ditemukan satu dari hal-hal di bawah ini :
Hamil aterm (lebih dari sama dengan 37 minggu)
Sudah mendapat terapi kortikosteroid (kehamilan 24-34 minggu) yang disertai tanda-
tanda dibawah ini :
Skor biofisik < 2 (terutama bila ditemukan oligohidramnion)
Deselerasi lambat, variable yang berulang
Doppler a. umbilikalis : RED (Reversed End Diastolic flow velocity blood flow),
atau AED (Absent of End Diastolic-flow velocity blood flow).
TALI PUSAT MENUMBUNG
Definisi
Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin
di dalam jalan lahir setelah ketubah pecah.

Klasifikasi
Prolaps tali pusat dibagi menjadi:
1) Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli) adalah jika tali pusat teraba keluar atau
berada disamping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat
dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan diluar vagina setelah ketuban pecah.
2) Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka) adalah jika tali pusat berada disamping
bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian
bawah janin sedangkan ketubah masih intek atau belum pecah.
3) Occult prolapse adalah keadaan dimana tali pusat terletak di samping kepala atau di
dekat pelvis tapi tidak dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.

Etiologi
1) Etiologi fetal
a) Sebagian besar dari tali pusat menumbung terjadi pada presentasi:
1. Letak lintang
2. Letak sungsang presentasi bokong, terutama bokong kaki.
b) Prematuritas
Seringnya kedudukan abnormal pada persalinan prematur, yang salah satunya disebabkan
karena bayi yang kecil.
c) Gemeli
Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi gangguan adaptasi,frekuensi presentasi
abnormal yang lebih besar.
d) Polihidramnion
Ketika ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyut ke
bawah.
2) Etiologi Maternal
a) Disproporsi kepala panggul
Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak dapat turun dan
pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
b) Bagian terendah yang tinggi
Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi meskipun panggul normal.
3. Etiologi dari tali pusat dan plasenta
a) Tali pusat yang panjang
Semakin panjang tali pusat, maka semakin mudah menumbung.
b) Plasenta letak rendah
Jika plasenta dekat serviks maka akan menghalangi penurunan bagian terendah.
Disamping itu insersi tali pusat lebih dekat serviks.
Diagnosis
Ibu tidak dapat merasakan adanya prolaps tali pusat pada dirinya.Masalh tampak
ketika memonitor denyut jantung bayi yang menunjukkan penurunan denyut jantung
(brakikardi), dan penemuan saat melakukan vaginal toucher. Alat bantu yang dapt
digunakan antara lain: Doppler, kardiotograf, ultrasonografi. Gawat janin yang tampak
dengan alat tersebut menunjukkan deselerasi variabel sebagai konsekuensi dari kompresi
tali pusat.Diagnostik tali pusat menumbung lebih mudah ditegakkan ketika terlihat atau
terabanya jerat tali pusat di dalam vagina yang terkadang sudah menjulur sampai diluar
vulva.Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menegakkan diagnosa kemungkinan adanya
tali pusat tersembunyi, letak terkemuka atau tali pusat menumbung. Janin yang masih
hidup teraba tali pusat berdenyut sebaliknya pada janin yang sudah mati tali pusat tak
berdenyut lagi

Komplikasi
1. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan bakteri
di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan
serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus.
Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi
distosia.Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada
partus lama.
2. Pada janin
a) Gawat janin
Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak memperoleh oksigen yang
cukup.
Gawat janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut:
Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x / menit.
Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x / hari).
Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan(jika bayi lahir dengan letak
kepala).
b) Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan, dan ketrampilan
motorik (kemmpuan untuk bergerak dalam cara yang terkoordinasidan terarah)akibat dari
rusaknya otak karena trauma lahir atau patologi intrauterine.

Penanganan
Upaya upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan segera,sebagai berikut:
1. Memposisikan ibu untuk menungging atau posisi tredelenbrug untuk mengurangi tekanan
pada tali pusat.
2. Mendorong bagian terendah janin kearah kranial untuk mengurangi tekanan pada tali
pusat.
3. Memantau terus denyut jantung dan pulsai tali pusat
4. Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu
Penanganan tali pusat menurut lokasi/tingkat pelayanan
1. Poliklinik:
a. Lakukan VT jika ketuban sudah pecah dan bagian terbawah janin belum turun.
b. Jika teraba tali pusat, pastikan tali pusat masih berdenyut atau dengan meletakkan tali
pusat diantara dua jari.
c. Lakukan resposisi tali pusat. Jika berhasil usahakan bagian terbawah janin memasuki
bagian rongga panggul dengan menekan fundus uteri dan usahakan dengan segera
persalinan pervaginam.
d. Suntikkan terbulatin 0,25 mg subkutan.
e. Dorong keatas bagian terbawah janin dan segera rujuk ke puskesmas atau langsung ke
rumah sakit.
2. Puskesmas:
a. Penanganan sama seperti diatas
b. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin dilaksanakan segera rujuk kerumah sakit.
3. Rumah Sakit:
a. Lakukan evaluasi/penanganan seperti diatas
b. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin terjadi segera lakukan SC.
INTRAUTERINE FETAL DEATH (IUFD)
Kriteria diagnosis
Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam Rahim.

Etiologi
Kelainan kromosom, kelainan kongenital, infeksi, diabetes, gemeli, anomaly organ
reproduksi, Rhesus iso-imunisasi, insufiensi plasenta, trauma psikik/fisik, tidak diketahui.

Pemeriksaan Penunjang
1. USG : Ditemukannya tanda-tanda kematian janin.
2. Dilakukan pemeriksaan lab terhadap kemungkinan gangguan pembekuan darah
(DIC)

Pengelolaan
1. Lahirkan janin

Penyulit
1. Oleh karena penyakit/gangguan pembekuan darah
2. Komplikasi tindakan

Penegakkan diagnosis pada pasien ini sudah tepat, dilihat dari :


1. Riwayat obstetrik didapatkan hasil G2P1A0
2. Dari Anamnesis didapatkan tanda-tanda inpartu, dari anamnesis pasien merasa hamil
9 bulan, dan dari anamnesis didapatkan HPHT 09 juli 2014 yang jika dihitung hingga
tanggal 31 maret 2015 maka pasien berusia kehamilan 37-38 minggu, dari
pemeriksaan obstetrik didapatkan HIS 3x/10 menit, dan lama HIS 35 detik, karena
itulah pasien didiagnosis sebagai parturient
3. Dari anamnesis didapatkan keluhan utama perdarahan dari jalan lahir, pada
pemeriksaan obstetrik didapatkan perdarahan keluar dari OUE : (+), jika dilihat dari
usia kehamilan maka diduga perdarahan disebabkan oleh plasenta letak rendah
4. Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan letak sungsang, pada bagian fundus uteri
teraba keras melenting (kepala) , dan djj didapatkan di daerah atas umbilikus
5. Pada anamnesis didapatkan faktor risiko terjadinya IUGR, yaitu perdarahan dari jalan
lahir yang diduga disebabkan oleh plasenta previa letak rendah, pada pemeriksaan
fisik didapatkan TFU : 24 cm dan TBBJ : 2015 gram (Johnson) berada di bawah 10
persentil
6. Pada pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan teraba tali pusat
7. Pada anamnesis didapatkan keluhan utama perdarahan dari jalan lahir, pada
pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis, dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb : 7,9 g/dL maka dari itu pasien didiagnosis sebagai
anemia
8. Pada saat dilakukan observasi, DJJ tidak terdengar pada jam 10.50, maka dari itu
janin didiagnosis sebagai IUFD
Penegakkan diagnosa akhir pada pasien ini juga sudah tepat berdasarkan pada tindakan yang
dilakukan pada keadaan diatas.
2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
Pengelolaan pada kasus ini tidak tepat, seharusnya persalinan dilakukan
perabdominam tetapi di lapangan dilakukan secara pervaginam.
3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
Quo ad vitam
Ibu : ad bonams
Bayi : ad malam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, FG et al. Hipertensi dalam Kehamilan. Dalam:Obstetri Williams vol 2ed
23. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012: 740 794
2. Mochtar, R. Perdarahan Antepartum. Dalam: Lutan, D (Ed). Sinopsis Obstetri. Edisi 2.
Jilid 1. Jakarta: EGC; 1998: 269-287.
3. Chalik, T. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. Dalam: Saifuddin, A.,
Rachimhadhi ,T., dan Wiknjosastro, G. (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi Keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008: 493-521.
4. Hanafiah, T.M. Plasenta Previa. 2004. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Thornburg, L and Queenan, R. Third-TrimesterBleeding. In: Evans, AT. Manual of
Obstetrics. 7th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007: 154-158.
6. Ko, P and Yoon, Y. Placenta Previa. 2009. New York University Medical School.
7. Pernoll, M. Third-Trimester Hemorrhage. In: Betson and Pernolls Handbook of
Obstetrics and Ginecology. Tenth Edition. USA: Mc Grow Hill; 2001: 325-329.
8. Cunningham, F.G., Mac.Donald, P.C., Gant, N.F., Distosia karena kelainan pada
presentasi, posisi atau perkembangan janin , Obstetri Williams (18th ed), Suyono, J.,
Hartono, A., ( Alih Bahasa ), Jakarta : EGC, 1995
9. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS Bagian IObstetri, Tahun
1997.
10. Hanretty, K.P., Ilustrasi Obstetri (edisi ketujuh), Budi, I.S., Elysabeth, M., (Alih Bahasa),
Jakarta : Churchill Livingstone Elsevier, 2010

Anda mungkin juga menyukai