Diktat Bimbingan Konseling Bu Nunik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 70

Bimbingan Konseling

Smt.IV TA. 2012 -2013


Pertemuan 1

I . PENDAHULUAN

Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan peserta didik


agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal, jasmani dan
ruhaninya, fisik dan psikisnya. Seorang anak dapat dikatakan telah
mencapai perkembangan yang optimal jika ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagaimana kemampuan anak pada umumnya, atau apabila
ia memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat yang dimilikinya.

Pembelajaran di sekolah merupakan pendidikan ke dua setelah


keluarga yang memberi fondasi bagi perkembangan nya pada masa yang
akan datang. Bertemunya peserta didik dengan teman-temannya
merupakan pembelajaran sosial yang efektif yang diperoleh anak, karena
mereka berasal dari berbagai unsur dan latar belakang ekonomi, sosial
dan budayanya, sehingga diusia Balita anak sudah perlu dikenalkan
dengan dunia sekeliling, baik yang formal dengan pembelajaran yang
bersifat akademik (ada punismant dan reward) dan juga non formal
sebagai stimulasi adanya berbagai perubahan baik dibidang sosial,
politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan lainnya.

Perubahan zaman yang komplek, membawa dampak penting bagi


pola pikir, pola hidup maupun sikap orang-orang dewasa terhadap anak.
Bentuk komunikasi dalam keluarga yang telah dipolakan orangtua
membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan anak. Ketika
seseorang telah mengenal lingkungannya, maka ia akan bijaksana
menerapkan hal-hal yang baik untuk keluarganya miskipun belum tentu
itu sebuah harapan yang akan diwujudkan. Begitu juga anak, tidak
selamanya kondisi baik yang selama ini dilihatnya, akan memiliki
kesempatan hidup sesuai harapan dan impian orangtua ataupun dengan
serta merta terwujud dengan tanpa perjuangan.

Jika demikian, kewajiban orang tua dan pendidiklah yang akan


menyiapkan peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensi
mereka dan menerima segenap perbedaan baik yang berkaitan denga
kemampuan psykis, fisik serta mental dengan sebaik-baiknya.
Islam sebagai ajaran yang sempurna dan merupakan rahmat bagi
seluruh alam adalah solusi tepat dalam setiap permasalahan, sebagai
landasan dalam bersikap, berpikir maupun bertingkah laku. Taman
kanak-kanak Islam (RA/TK Islam, Paud Islam) merupakan tempat
pendidikan pra sekolah yang menstimulasi berbagai perkembangan anak,
sesuai dengan ajaran Alquran dan Hadis. Dan sebaik-baik teladan adalah
Rasulullah SAW. Seperti firman Allah dalam surat Al-Ahzab: 21)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Permasalahan anak merupakan ujian dari Allah SWT. Bagi


pendidik di sekolah maupun orangtua adalah merupakan ujian untuk
mengembangkan khazanah pengetahuan mereka, diyakini bahwa Allah
memberikan ujian karena umat-Nya mampu menyelesaikannya dan
mengetahui bagaimana penyikapan penyikapan yang bijaksana sehingga
anak tetap dapat berkembang sesuai dengan fitrahnya.

A.Urgensi Bimbingan Konseling Islami untuk Anak Usia Dini


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhaninya agar ia
me.miliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal.
Arah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaran pendidikan yang menitikberatkan pada beberapak
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik,
intelegensi dan sosioemosional, yang dengan segala keterbatasannya
maka mereka membutuhkan stimulasi dari orang-orang terdekat yang
mengelilingimya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Dalam pelaksanaannya, kemampuan intelektual, emosional dan
kondisi fisik anak yang akan didukung dan dikembangkan melalui
pendidikan formal, informal dan nonformal tidak dapat disamakan
antara satu dengan yang lain karena mereka berasal dari keluarga
dengan perbedaan pola asuh orangtua, lingkungan, sosial ekonomi
maupun fitrah Allah yang diberikan kepada peserta didik, oleh
karenanya Bimbingan konseling pada PAUD berupaya untuk
mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap
munculnya permasalahan baik yang disebabkan dari dalam dirinya
maupun pengaruh dari luar dirinya.

B. Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan
pendidikan padmba umumnya dan dalam hubungan saling pengaruh
antara orang satu dengan yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap kali
dapat terjadi. Orang tua membimbing anak-anaknya, guru membimbing
murid-muridnya, baik melalui kegiatan pembelajaran maupun di luar
pembelajaran.
Para pemimpin (orang yang ahli satu bidang tertentu) membimbing
warganya melalui beberapa kegiatan, misalnya pelaksanaan bimbingan
ibadah haji, bimbingan kepengelolaan LSM, bimbingan pidato,
bimbingan keluarga sakinah dll., baik melalui forum tertetu, media cetak
maupun media elektronika, merupakan bimbingan informal yang
bentuk, isi dan tujuan serta aspek-aspek penyelenggaraannya tidak
dirumuskan secara nyata. Penjelasannya lebih mengedepankan dari
permasalahan yang ditanyakan oleh audient, yang biasanya bekisar pada
beberapa kasus atau pengalaman.
Sejalan dengan semakin berkembangan kajian keilmuan, maka
definisi bimbingan pads saat sekarangpun ikut berubah walaupun
dengan tidak meninggalkan esensinya sebagai proses kegiatan
pemberian bantuan.
Bimbingan dan konseling merupakan satu pengertian yang
diadopsi dari bahasa ingris guidance and couseling. Secara harfiyah
istilah guidance dari akan kata guide, berarti 1. Mengarahkan (to
direct), 2. Memandu (to pilot), 3. Mengelola (to manage) dan 4.
Menyetir (to steer)
Beberapa definini tentang bimbingan diantaranya sebagai berikut:
1. Bimbingan adalah bantuan yang dibearikan oleh seseorang laki-laki
atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantnya mengatur kegiatan kehidupannya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri dan menanggung bebannya sendiri. (crow&crow, 1960)
2. Bimbinan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
pendidikan yang membantu menyediaakan kesempatan-
kesempatanpribadi dan layanan staf ahli dengan caramana setiap
individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
kesanggupannya sepenuh-penuhnyasesuai dengan ide-ide
demokrasi (Mortensen&Schmuller, 1974). dalam (Prayitno&
Erman Emti, 2004:94)
3. Donald G. Montersen dan Alan M. Schmuller (1976) dalam
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, mengemukakan: Guide may
be defined as that part of the total educational program that halps
provide the personal opportuneties and specialized staff services by
which each individual can develop to the fullest of his ailities and
capacities in terms of the democratic idea.

Sedangkan definisi konseling (dalam Prayitno dan Erman


Emti, 2004:99), secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa
latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang
dirangkai dengan menerima atau memahami. menurut Pietrofe dan
kawan-kawan (1980) menunjukkan sejumlah ciri konseling profesional
sebagai berikut:
1. Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadkan
oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaan itu
2. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari
keterampilan pengambilan keputusan, pemecahanmasalah serta
tingkah laku atau sikap-sikap baru
3. Hubungan profesional itu dibentuk bedasarkan kesukarelaan antara
klien dan konselor
ASCA (American School Counselor Associations)
mengemukakan bahwa:
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada klien, konselor memergunakan pengeahuan dan keterampilannya
untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Selanjutnya disampaikan juga bahwa konseling merupakan salah
satu bentuk hubungan yang bersifat membantu, yaitu sebagai upaya
untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang
dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapnya dan
mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya dan
keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan
antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas
hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan
teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.

Miller (dalam Prayitno dan Erman Emti) menjelaskan bahwa


perkembangan bimbingan dan konseling terbagi ke dalam lima periode,
yang didasarkan pada perkembangan bimbingan konseling pada negara-
negara yang sudah maju, terutama di Amerika Serikat. Pada awal
perkembangan gerakan bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson,
pengertian bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan. Tahap ini
disebut juga sebagai periode personian karena bimbingan dilihat sebagai
usaha mengumpulkan berbagai keterangan tentang individu dan tentang
jabatan. Kedua jenis keterangan itu kemudian dipasang-dicocokkan yang
pada akhirnya menentukan jabatan apa yang paling cocok bagi individu
tersebut.
Periode ke dua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada
bimbingan pendidikan. Dalam tahapan ini bimbingan dirumuskan
sebagai suatu totalitas pelayanan yang secara keseluruhan dapat
diintegrasikan ke dalam upaya pendidikan. Pada periode satu dan dua ini
rumusan tentang konseling belum dimunculkan. Pada periode ketiga,
pelayanan untuk penyelesaian diri mendapat perhatian utama dan
disadari benar bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya
disangkutpautkan dengan usaha-usaha pendidikan saja, tidak pula hanya
mencocokkan individu untuk jabatan-jabatan terentu, malainkan juga
untuk peningkatan kehidupan mental. Penekanannya pada upaya untuk
membantu penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, lingkugan
dan masyarakat. Pada periode ini rumusan tentang konseling
dimunculkan, karena para ahli menyadar bahwa apa yang mereka
lakukan bukan hanya sekedar menyediakan bimbingan atau latihan,
tetapi mereka membantu memecahkan masalah dalam kahidupan
individu yang terkadang amat pelik dan mendasar. Rumusan konseling
memperlihatkan bahwa konseling merupakan salah satu palayanan
bimbingan di santara sejumlah pelayana lainnya, seperti bimbingan
jabatan dan bimbingan pendidikan.

Periode ke empat, gerakan bimbingan menekanakan pada


pentingnya proses perkembangan individu. Pelayanan bimbingan
dihubungkan dengan usaha individu untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangannya. Periode ke lima, tampak adanya dua arah yang
berbeda, yaitu kecenderungan yang ingin kembali ke periole pertama
dan kecenderungan yang lebih menekankan pada rekonstruksi sosial
(dan personal) dalam rangka membantu memecahkan masalah yang
dihadapi individu. Pada dua tahap yang terakhir ini, tampak tumpang
tindihnya pengertian bimbingan dan konseling, yang satu dapat
dibedakan dari yang lain, tapi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain.
Untuk menggambarkan perkembangan gerakan bimbingan dan
konseling dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan gambar berikut:

Gambar:

Perkembangan Konsepsi Bim 3 bingan dan Konseling

Keterangan:

Gambar 1 : pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan


konseling (periode pertama dan kedua)

Gembar 2 : pelayanan bimbingan yang sudah meliputi pelayanan


konseling sebagai salah satu bentuk pelayanan bimbingan (periode
ketiga)

Gambar 3 : pelayanan bimbingan dan konseling yang


berhimpitan (periode ke empat dan kelima

Gambar 4 : pelayanan konseling yaang meliputi seluruh


pelayaan yang dahulu disebut bimbingan dan konseling

Berdasarkan pada konsep dari beberapa ahli di atas tentang bimbingan


dan konseling, maka bimbingan dan konseling untuk Anak Usia Dini
dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan
guru/pendamping terhadap Anak Usia Dini agar anak dapatda tumbuh
dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada Anak Usia Dini,
memiliki cara tersendiri dimana dibutuhkan seorang guru yang
multifungsi, ia sebagai seorang pendidik/guru yang memerlukan
kemampuan memberi materi pembelajaran, dan disisi lain ia adalah
seorang psikolog untuk peserta didiknya, oleh karenanya tidak
berlebihan kiranya jika pendidik PAUD dituntut untuk mampu (secara
akademik maupun riil yang terjadi di lapangan), dalam menangani dan
membimbing peserta didiknya dengan permasalahan yang komplek, baik
yang dipengaruhi oleh kondisi keluarga, lingkungan masyarakat maupun
lingkungan sekolah.

Pendidikan anak perlu dipersiapkan sejak dini agar kelak menjadi


sumber daya masia yang berkualitas, sehat, beragama dan berguna bagi
agama dan masyarakat. Oleh karenanya perlu memperhatikan beberapa
faktor yang mempengaruhinya:

1. Faktor bawaan, merupakan warisan dari ibu/bapak atau pengaruh


ketika berada dalam kandungan, misalnya: sifat pemarah, pendiam,
banyak bicara, atau keadaan fisik, misalnya warna kulit, jenis
rambut, bentuk hidung dll, dan juga pengaruh saat masih dalam
kandungan, dan faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat
atau melemahkan pengaruh lingkungan. Anak tidak dapat
dibandingkan tanpa memperhitungkan faktor ini.
2. Faktor lingkungan, yakni faktor dari luar anak yang mempengaruhi
proses perkembanga anak. Faktor ini meliputi suasana dan cara
pendidikan lingkungan tertentu, lingkungan rumah dan keluarganya
serta sarana dan prasarananya. Faktor lingkungan ini dapat
merangsang perkembangannya, fungsi tertentu dari anak dan juga
dapat menghambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan
anak.
3. Pola pengasuhan, para developmentalis telah lama mencari ramuan-
ramuan pengasuhan yang dapat meningkatkan perkembangan
kompetensi social pada anak. Pendapat yang terkenal adalah
pandangan dari Diana Baumrind (1971) yang yakin bahwa para
orangtua tidak bolah menghukum atau mengucilkan, tetapi sebagai
gantinya orangtuaharus mengembangkan aturan-aturan dan bagi
anak-anak dan mencurhkan kasih sayang kepada mereka. Tiga tipe
pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda
dalam perilaku social anak : otoriter, otoritatif, dan permisif.
Setidaknya tiga hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi
guru/pendidik dalam membantu perkembangan peserta didik,
miskipun pada kenyataannya pendidik musti meluangkan waktu
untuk mendampinginya. Oleh karena itu, pelaksanaan Bimbingan
Konseling di TK/PAUD membutuhkan kerjasama yang baik antara
pendidik dengan orangtua, perlu saling memahami kondisi anak
yang memerluka bimbingan khusus .
Jika dilihat dari buku pedoman bimbingan untuk Taman Kanak-
kanak pengertian bimbingan di Taman Kanak-kanak adalah:
merupakan proses bantuan khusus yang diberikan oleh guru atau
petugas lainnya kepada peserta didik dalam rangka memperhatikan
kemungkinan adanya hambatan/kesulitan yang dihadapi anak dalam
rangka mencapai perkembangan optimal. Bimbingan di TK ditekankan
pada pencegahan disamping penyelesian kasus peserta didik yang
bermasalah dan mengetahui kelaianan anak sejak usia dini.
C. Tujuan
Secara umum tujuan bimbingan adalah membantu peserta didik
agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya sehingga
dapat menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan di
rumah ke kehidupan di TK dan masyarakat sekitar anak.
Bagi kebanyakan anak, masuk kelas satu SD menandai suatu
perubahan dari seorang anak rumahan (Homechild) menjadi anak
sekolah, (schoolchild), dimana peran-peran dan kewajiban-kewajiban
baru dialami. Anak-anak menerima suatu peran baru menjadi murid,
berinteraksi dan mengembangkan hubungan dengan orang-orang baru
yang penting lainnya.
Pembelajaran di SD juga sudah berbeda dengan di TK, anak-anak
sudah dituntut untu mendapatkan prestasi yang baik dengan hitungan
angka-angka (kuantitatif), ada unsur naik dan tidak naik kelas. Belajar
sambil bermain sudah tidak lagi banyak diterapkan di SD, anak juga
dididik untuk lebih bertanggungjawab kepada dirinya sendiri, terutama
yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang diterima oleh peserta
didik.
Sedangkan layanan khusus bimbingan dan konseling bagi AUD
sebagai berikut:
1. Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya,
kebiasaan dan kesenangannya
Setiap anak memiliki lingkungan yang berbeda, baik dari
keluarga, kebiasaan-kebiasaan serta bagaimana mensikapi terhadap
setiap perubahan yang dimiliki anak akibat dari perkembangan dan
pergaulannya, termasuk bagaimana orangtua membantu menyalurkan
bakat dan kesenangan anak.
2. Membantu anak agar dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya
Potensi adalah kemampuan yang mungkin belum terlihat secara
visual. Terkadang stimulasi yang diberikan di rumah belum
mencukupi untuk mengetahui potensi peserta didik. Oleh karenanya
pihak sekolah adalah salah satu harapan bagi orangtua untuk
memberikan stimulasi dan dorongan agar peserta didik dapat
merefleksikan aktifitasnya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki hingga menjadi sebuah kebiasaan yang perlu dikembangkan.
3. Membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya
Untuk membantu kemampuan kemandirian anak, memerlukan
latihan-latihan baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karenanya,
kerjasama yang baik antara orangtua dan guru sangat diperlukan,
apalagi masih terdapat peserta didik yang mempunyai keterbatasan
kemampuan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga
orangtua dan guru perlu memberi bantuan untuk memilih hal yang
terbaik untuk dirinya sesuai dengan kemampuan-kemampuannya.
4. Membantu menyiapkan perkembangan mental dan social anak untuk
masuk ke lembaga yang lebih tinggi. Hal ini diperlukan karena
pembelajaran pada jenjang berikutnya (Sekolah Dasar) sudah mulai
dituntut untuk bertanggungjawab terhadap diri dan juga
mendapatkan reward dari semua yang dilakukan. Hal itu tidak sama
dengan pembelajaran di Taman Kanak-kanank/PAUD, yang lebih
banyak kegiatan bermain, dan semua dihargai dengan reward yang
positif dan menyenangkan anak.
Selain itu, ditinjau dari sudut orangtua, kegiatan bimbingan dan
konseling AUD dilakukan untuk:
1. Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak
sebagai individu. Dalam Alquran dan hadist dikatakan bahwa
manusia itu memiliki empat fungsi/kedudukan, yaitu:
a. Sebagai makhluk Allah yang diciptakan dan wajib mengabdi
kepadaNya
b. Sebagai makhluk individu, yang berhak untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri
c. Sebagai anggota mayarakat manusia (makhluk social)
d. Sebagai khalifah Allah dimuka bumi yang wajib mengelola dan
memakmurkan
bumi (makhluk berbudaya
e. Manusia memiliki sifat-sifat utama sekaligus juga memiliki
kelemahan-kelemahan
Disamping itu, menurut UU PA, anak mempunyai hak untuk
tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi dan
belajar dalam suatu pendidikan. Jadi untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan yang baik sehingg dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangannya, adalah merupakan hak anak dan kewajiban
orangtuanya.
2. Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi anak yang
ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah. Keluarga adalah
sekolah pertama dan utama bagi anak. Dalam keluarga anak akan
melihat, mengamati dan kemudian menirukan (mengidentifikasi)
setiap perilaku orangtuanya.
3. Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi
anaknya yang sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan fisik dan
inderanya. Oleh karenanya pihak sekolah seharusnya memahami
lembaga pendidikan yang lebih tinggi di sekitarnya sehingga dapat
memberi gambaran kepada orangtua tentang kondisi lembaga
pendidikan disekitarnya dan akan disesuaikan dengan kondisi peserta
didik yang bersangkutan.
4. Memberikan informasi pada orangtua untuk memecahkan masalah
kesehatan Dalam hal ini pihak sekolah dapat bekerjasama dengan
dinas kesehatan atau ahlinya yang merupakan kelengkapan pelayanan
bagi keberhasialan pendidikan anak.
D. Fungsi
Berdasarkan pada pengertian dan tujuan yang ingin dicapai, maka
layanan bimbingan untuk anak usia dini dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu usaha bimbingan yang dilakukan
guru/pendamping untuk menghasilkan pemahaman yang menyeluruh
tentang aspek-aspek berikut:
a. Pemahaman diri anak didik terutama oleh orangtua dan guru
b. Hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi anak
c. Lingkungan anak yang mencakup keluarga dan tempat belajar
d. Lingkungan yang lebih luas di luar rumah dan di luar tempat
belajar
e. Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri
Orangtua dan guru adalah sosok pendidik yang berkewajiban
memberikan rasa aman kepada anak, mengembangkan
intelaktualitasnya dan memenuhi kebutuhan fisiknya sehingga
perkembangan kualitas manusianya akan berkesinambungan.
2. Fungsi Pencegahan (preventif), yaitu usaha bimbingan yang
menghasilkan tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang
dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan
dalam proses perkembangannya.
3. Fungsi Perbaikan (korektif), adalah bimbingan yang menghasilkan
terpecahnya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik
4. Fingsi Pemeliharaan, merupakan usaha bimbingan yang
menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi
dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan.
E. Ruang Lingkup
Layanan bimbingan merupakan bagian dan penunjang yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan termasuk pada
kegiatan PAUD dan mencakup seluruh tujuan dan fungsi bimbingan
yang mengutamakan pada jenis kegiatan sebagai berikut:
1. Bimbingan pribadi-sosial, kegiatan ini dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam
mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan
bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Bimbingan ini
diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system
pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-
keterampilan sosial pribadi yang tepat. Karena perkembangan
social sendiri adalah merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan social atau sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi;
meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi
dan bekerjasama.
Pada kegiatan pendidikan Anak Usia Dini, anak-anak yang
memiliki kemampuan social-pribadi yang baik biasanya terefleksi
dalam kemampuan anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan
berikut:
a. Kemampuan berempati pada teman-temannya
b. Mengorganisasi teman-temannya untuk melakukan tugas
c. Mampu mengenali dan membaca pikiran orang lain
d. Memiliki banyak teman dan mampu menjalin hubungan dengan
teman-temannya
e. Cenderung mudah memahami perasaan orang lain
f. Sering menjadi pemimpin diantara teman-temannya
g. Memiliki perhatian yang besar kepada teman-temannya sehingga
acap kali mengetahi berita-berita diantara mereka.
2. Bimbingan belajar, yang dimaksud adalah bimbingan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan melalui
kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan
kemampuan dasar dan pembentukan perilaku. Kegiatan bermain
(play) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan yang digunakan
untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Sedangkan Piaget melihat
permainan sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan
kognitif anak-anak dan perkembangan kognitif anak membatasi cara
mereka bermain, dan dengan permainan memungkinkan anak-anak
mempraktekkan kompetensi-kompetensi dan keterampilan-
keterampilan mereka yang diperlukan dengan cara santai dan
menyenangkan. Oleh karenanya, bimbingan belajar dilakukan
dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Guru/pendamping
perlu kreatif untuk mengembangkan cara belajar yang efektif agar
peserta didik dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan
diri terhadap semua tuntutan belajar.
3. Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu anak dalam
merencanakan, mengembangkan dan memecahkan masalah karier,
seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,
pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahanan kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian
pekerjaan dan pemecahan masalah karier yang dihadapi secara
sederhana.
Pada kegiatan bimbingan untuk Anak Usia Dini, bimbingan
karier dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip
kecerdasan jamak (multiple intelligences) dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Amstrong, teori kecerdasan jamak
menekankan pada cara orang melaksanakan pekerjaan dalam hidup,
khususnya dimasa yang akan datang sehingga teori kecerdasan jamak
sebetulnya dapat membantu anak-anak dalam merancang karier
pekerjaan di masa yang akan datang. Kegiatan ini dapat dilakukan
dalam bentuk kunjungan, karyawisata atau melihat tayangan dengan
media visualisasi anak-anak dapat mulai mengambil keputusan
sendiri , sehingga mereka dapat mulai mengambil keputusan sendiri
tentang apa yang dirasa benar dan apa yang dirasa tidak cocok
dengan panggilan hidup mereka. Dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, anak-anak dapat juga mengambil menfaat dari diskusi periodic
tentang ingin jadi apa jika mereka besar nanti.
Sedangkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling untuk Anak
Usia Dini adalah sebagaimana yang ditulis oleh Syaudih E (2003:79)
dalam Bimbingan dan Konseling AUD, UT, disebutkan sebagai
berikut:
1. Bimbingan merupakan bagian dari proses pendidikan.
Proses pendidikan bukanlah pengembangan segi intelektual semata,
melainkan proses seluruh segi kepribadian anak, karena
kepribadiannya tidak dapat dipilah-pilah, dan juga merupakan
pengembangan kemampuan masing-masing anak yang tidak dapat
disamakan antara yang satu dengan yang lainnya, dengan potensi
dan kepribadiannya sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk
Tuhan.
2. Bimbingan diberikan kepada semua anak
Semua anak didik memerlukan bimbingan, bukan hanya anak yang
bermasalah saja karena pada prinsipnya anak yang tidak memiliki
masalahpun membutuhkan dukungan dan bimbingan untuk dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan pada
anak yang tidak memiliki masalah bersifat pencegahan (preventif
dan development) sedangkan pada anak yang bermasalah adalah
bersifat perbaikan.
3. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan
pendidikan
Pelaksanaan bimbingan tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan
pembelajaran, karena pada saat pembelajaran tersebut, guru dapat
memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dengan teknik dan
metode sebagaimana yang biasanya diberikan kepada peserta didik.
4. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing
Kejelasan arah kepada siapa proses bimbingan itu dilakukan akan
nmewujudkan hasil yang baik dari suatu proses yang dilakukan,
hendaknya guru dapat memahami kodisi dan permasalahan setiap
anak yang dibimbingnya.
5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan
anak
Bimbingan tidak dapat dilakukan dalam satu aspek saja, mengingat
setiap aspek perkembangan akan berhubungan dengan aspek yang
lain. Misalnya; anak yang mempunyai hambatan dalam hal fisik,
maka ia akan terkait dengan kemampuan motorik halus dan kasar
dan terkait pula dengan perkembangan kemampuan intelektual,
sosial dan emosionalnya.
6. Bimbingan haru dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi )
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak.
7. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak
Pemahaman guru terhadap kebutuhan dan perkembangan anak yang
berbeda-beda, membuat guru tidak dapat memberikan bimbingan
dengan pendekatan yang sama pada setiap anak.
8. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orangtua
diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan
memberi bantuan kepada anaknya di rumah
9. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki guru/pendamping sebagai pelaksanan bimbingan.
Bilamana masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti, maka guru
pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan
tenaga ahli
10. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.
BAB II
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
Setiap orang pasti menginginkan anak-anak mereka sukses dalam semua
hal, akan tetapi orang tua dan pendidik harus ingat bahwa ia mempunyai peran
yang besar dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak, menginspirasi dan
menanamkan nilai-nilai agama, dapat menjadi teman yang bijak dan pemandu,
pembimbing bagi anak-anak/peserta didik mereka, sebagai upaya untuk
meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang tidak menjadi harapan.
Pendidikan sendiri mempunyai tujuan untuk mengarahkan perkembangan
kepribadian (aspek psykologik dan psikofisik) manusia ke arah yang baik, sebab
hanya dengan pekembangan yang baik itu sajalah tujuan hidup manusia bisa
tercapai. Jadi pendidikan mempunyai tujuan yakni perkembangan kepribadian
mausia yang baik, yang dalam islam dapat dirumuskan sebagai tercapainya
perkembangan kepribadian manusia yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Allah.
Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, terkadang diperlukan proses
panjang yang dipengaruhi oleh beberapa hal yang berkaitan dengan beberapa
problema pendidikan yang memerlukan bantuan bimbingan diantaranya:
1. Tidak/kurang terampil mengerjakan sesuatu yang seharusnya bisa
dilakukan setelah memperlajarinya
2. Memilih-milih materi yang ia sukai
3. Tidak selesai mengerjakan tugas
4. Berkali-kali gagal untuk menguasai satu pembelajaran tertentu dll.

Beberapa metode influintif (penting) yang dapat diberikan kepada anak


menurut Abdullah Nashih Ulwan disebutkan:
1. Pendidikan dengan Keteladanan, adalah metode influintif yang paling
meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak
dalam moral, spiritual dan sosialnya. Pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan anak yang akan ditirunya, disadari maupun tidak, bahkan
tercetak dalam jiwa figur pendidiknya, baik dalam ucapan perbuatannya.
2. Pendidikan dengan adat kebiasaan. Dalam Islam disyariatkan bahwa anak
diciptakan tauhid yang murni, agama yang lurus dan iman kepada Allah,
sebagaimana tercantum dalam Aquran 30:30)
3. Pendidikan dengan nasehat. Pemberian nasehat atau disebut juga mauidzah
hasanah bukan metode yang sulit untuk dilakukan seseorang. Kata-kata
yang bijaksana dapat memengaruhi siapapun yang kita harapkan asalkan
kita mengetahui bagaimana dan dengan siapa kita berkomunikasi,
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
4. Pendidikan dengan perhatian, yakni mencurahkan, memperhatikan dan
senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan
moral, sosial dan spiritualnya serta selalu mananyakan tentang situasi
pendidikan jasmaninya.
Dalam proses perkembangannya, setiap anak mempunyai karakteristik
berbeda-beda yang perlu dipahami oleh setiap orangtua dan pendidik, baik
yang dipengaruhi oleh genetika maupun lingkungan dimana anak tumbuh
dan berkembang. Oleh karenanya sebagai pendidik dan sekaligus
pembimbing di Taman Kanak-kanak/ PAUD perlu memiliki pengetahuan
tentang tumbuh kembang anak beserta permasalahan yang biasanya terjadi
maupun hanya insidental dimiliki oleh anak-anak tertentu. Dua hal ini yang
menurut penyusun merupakan dasar bimbingan konseling yang perlu
mendapatkan perhatian dari pendidik.

A. Perkembangan Anak Usia Dini


Menilik pendapat Howard Gardner, maka Multiple Intelligensi
merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam beberapa aspek,
kemudian berkembang didalamnya aspek agama, yang akan mewarnai
setiap Bimbingan dan Konseling Islami.
Maria Montessori (dalam Hurlock,1978) berpendapat bahwa usia 3-6
tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu distimulasi, diarahkan
sehingga tidak terlambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk
berbicara, jika periode ini tidak terpenuhi, maka ia akan mengalami
kesulitan berbahasa pada masa yang akan datang.
Pandangan Erik H.Erikson, berpendapat bahwa anak pada periode
usia 4-6 tahun sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak
harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan
untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya,
maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreatifnya
serta hal-hal yang produktif dibidang yang disenanginya. Erikson juga
mengatakan bahwa apabila guru selalu menolong, memberi nasehat dan
membantu mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya
sendiri, maka hal itu dapat membuat anak tidak mendapatkan
kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan itu.
Pandangan lain tentang anak diajukan oleh kelompok konstruktivis
yang dimotori oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, yang mengatakan
bahwa anak bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya. Secara mental anak mengkonstruksi pengetahuannya
melalui refleksi terhadap pengalamannya. Anak memperoleh
pengatahuan bukan dengan cara menerima secara pasif dari orang lain,
melainkan dengan cara membangun pengetahuannya sendiri secara aktif
melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak adalah makhluk belajar
aktif yang dapat mengkreasi dan membangun pengetahuannya.

Dalam upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka


dapat mengembangkan potensinya secara maksimal, maka para
pendidik dan orantua perlu memahami perkembangan anak. Hal itu
penting mengingat:
1. Masa anak merupakan periode perkembangan dan perubahan dalam
banyak aspek terjadi sangat cepat
2. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan berikutnya
3. Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
4. Dengan mengetahui perkembangan anak, orangtua dan pendidik
dapat mengantisipasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan
Sedangkan jika dirinci, maka perkembangan dan pertumbuhan
anak dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Perkembangan dan Pertumbuhan fisik
a. Tinggi dan berat badan. Ketika anak usia pra sekolah bertumbuh
semakin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat
berkurang setiap tahun. Anak perempuan hanya sedikit lebih kecil
dan lebih ringan dari pada anak laki-laki selama tahun itu dan
berlanjut hingga usia remaja.
b. Otak, sebagai salah satu perkembangan fisik yang paling penting
selama masa awal anak-anak, ialah perkembangan otak dan
sistem syaraf yang berkelanjutan. Misikipun otak terus bertumbuh
pada masa kanak-kanak awal, namun otak tidak bertumbuh
sepesat pada masa bayi. Ketika anak mencapai usia 3 tahun,
ukuran otaknya adalah 3/4otak orang dewasa dan pada usia 5
tahun otaknya mencapai sekitar 9/10 otak orang dewasa.
2. Perkembagan motorik. Juga merupakan hal yang penting dalam
perkembangan di masa kanak kanak. Pengaruhnya terhadap
konstalasi perkembangan individu diantaranya:
a. Melalui ketetampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang
b. Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi
tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya ke
kondisi yang independent
c. Melalui perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan self concept atau kepribadian anak.
3. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Dalam tumbuh kembang anak,
nutrisi memiliki dua peranan penting: bertanggungjawa untuk
pertumbuhan fisik dan kematangan seksual dan untuk memenuhi
kebutuhan energy yang dibutuhkan anak. Apa yang dimakan oleh anak
berpengaruh terhadap pertumbuhan rangka, bentuk tubuh, dan
kerentanan mereka terhadap penyakit.
4. Perkembangan sosial-emosional
a. Perkembangan diri (self). Selama masa awal anak-anak, terjadi
beberapa perkembangan penting dalam diri mereka, diantaranya:
1) Prakarsa versus rasa bersalah.
Menurut Erikson (1968) tahap psikososial yang manandai
masa awal anak-anak ialah prakarsa versus rasa bersalah
(initiative versus guilt), yaitu, anak anak yakin bahwa
mereka adalah diri mereka sendiri yang selama masa awal
anak-anak mereka harus menemukan menjadi apa mereka
kelak. Mereka mengidentifikasi diri mereka dengan orang tua.
Pengatur utama prakarsa ini adalah katahati (conscience)
yang akan mengawasi, membimbing, memberi hadiah dan
menghukum dirinya sendiri.
2) Pemahaman diri (self understanding), ialah representasi
kognitif diri anak, bahan dan isi konsep diri anak. Memahami
dirinya adalah anak berusia 5 tahun, perempuan, berambut
hitam dll.
b. Pekembangan emosional. Diantara perubahan yang paling utama
di dalam pengembangan emosional di awal masa kanak-kanak
adalah ditingkatkan penggunaan bahasa emosi dan pemahaman
emosi. Pada usia 4 sampai 5 tahun, anak-anak menunjukkan
peningkatan kemampuan untuk reflek emosional, mereka sudah
mulai mengerti bahwa kejadian yang sama dapat menimbulkan
perasaan yang berbeda pada orang yang berbeda pula.
Kebanggaan, malu, kebingunagn dan bersalah adalah emosi
kesadaran diri. Hal ini tidak nampak untuk berkembang hingga
tahun awal lingkungan anak-anak, yang dipengaruhi oleh reaksi
orangtua atas perilaku anak-anaknya.
c. Perkembangan moral (moral development) adalah berkaitan
dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain,
tentang bagaimana anak-anak berfikir, bertindak dan merasakan
tentang peraturan yang diterapkan oleh masyarakat sekitar. Para
pakar perkembangan anak menguji tentang tiga bidang yang
berbeda:
1) Bagaimana anak bernalar dan berfikir tentang aturan-aturan
untuk perilaku etis. Misalnya bagaimana anak memandang
perilaku nyontek saat ujian.
2) Bagaimana anak berperilaku sesungguhnya berperilaku dalam
keadaan moral
3) Bagaimana anak merasakan hal-hal moral
5. Perkembangan kognitif. Yang menurut teori Piaget, tahapan utama
kedua perkembangan (pra-operasional) yaitu kira-kira usia 2-7 tahun,
anak-anak lebih ahli dalam menggunakan pemikiran simbolik, tetapi
belum mampu menggunakan logika. Pada usia ini anak mulai
merepresentasikan dunia dengan kata-kata, gambar-gambar dan yang
meliputi hubungan-hubungan informasi sensori dan tindakan fisik.
Pada tahap masa awal anak-anak, disebut sebagai masa kreatif, bebas
dan penuh imajinasi. Dalam seni mereka, matahari kadang-kadang
berwarna hijau dan langiit berwarna kuning. Imajinasi mereka terus
bekerja, dan daya serap mental mereka tentang dua dunia semakin
meningkat.
6. Perkembangan bahasa. Dengan meluasnya interaksi social anak-
anak, mereka mulai mengetahui bahwa berbicara merupakan sarana
penting untuk memperoleh tempat dalam kelompok, sehingga
mendorong untuk berbicara lebih baik, dan iapun akan berusaha
untuk dapat memahami ungkapan dari orang lain.
Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada anak-anak berasal
dari empat sumber:
a. Orangtua. Memperbaiki setiap ucapan yang salah, memperbaiki
kesalahan tata baahasa dan mendorong untuk berperan serta
dalam setiap pembicaraan keluarg yang bersifat umum.
b. Radio dan televisi. Kedua alat komunikasi tersebut juga
mendorong anak untuk mendengarkan/melihat secara seksama
sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap apa yang
dikatakan oleh oranglain
c. Belajar membaca, karena ia menambah kosa kata dan terbiasa
dengan bentuk kalimat yang benar
d. Setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-
arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru
B. Permasalahan Anak Usia Dini
Anak bermasalah (pada usia TK)adalah yang memiliki perilaku non
normatif jika dilihat dari tingkat perkembangannya atau mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri baik pada waktu anak belajar
(konsentrasi) maupun dalam aktivitas bermain di sekolah maupun di
rumah (sosial).
Setiap peserta didik memiliki karakteristik perkembangan yang
berbeda-beda dan untuk mengetahuinya seorang pendidik perlu
memahami permasalahan-permasalahan apa yang biasanya dialami
peserta didik. Permasalahn yang dihadapi anak dapat dilihat melalui
tingkah laku yang ditunjukkan anak maupun keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh orang-orang sekitar anak.
Sedangkan batasan anak bermasalah dapat dilihat dari beberapa hal:
1. Frekwensi (berapa banyak) perilaku menyimpang yang tampak
2. Intensitas (tingkat kedalaman perilaku), anak, misalnya
kondentrasi yang sangat pendek dan mudah beralih perhatian
3. Usia anak>< tingkah laku anak
Untuk mempermudah para pendidik mengenali masalah-masalah anak
TK yang dihadapi, maka masalah dapat digolongkan menjadi 3:
1. Fisik. Pertumbuhan fisik pada masa ini berlangsung lambat
dibandingkan pada pertumbuhan masa bayi. Pada masa ini
pertumbuhan relatif seimbang antara berat dan tinggi badan. Otot-otot
badan cenderung lebih baik dan nafsu makan pun sudah tidak sebesar
masa bayi karena tingkat pertumbuhan tidak sebesar masa bayi lagi.
Namun beberapa masalah yang mungkin dapat dialami adalah sebagai
beikut:
a. Gangguan fungsi panca indra
Gangguan fungsi panca indra biasanya akan menimbukan banyak
masalah, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kegiatan
bermain sebagai bentuk pembelajaran social bagi peserta didik.
Gangguan penglihatan dan pendengaran menjadi masalah yang
biasa terdapat di Taman kanak-kanak. Permasalahan penglihatan
mudah diketahui bila derajat penyimpangannya sudah sangat besar
dari yang normal, apalagi jika guru sering mendapat keluhan sakit
kepala, pusing-pusing, atau memperhatikan ketika peserta didik
membaca yang harus dengan jarak yang dekat, maka guru perlu
mewaspadai akan kondisi penglihatan pesarta didik dan bila
diperlukan segera dikonsultasikan dengan dokter ahli.
Permasalahan pendengaran juga terkadang menjadi satu
kendala bagi peserta didik untuk menerima materi pembelajaran.
Bila pelajaran kurang terdengar oleh peserta didik, maka
dikhawatirkan perkembangan potensi yang semula akan dimediatori
oleh pembelajaran, tidak akan tersampaikan dengan jelas dan
peserta didik menjadi tidak dapat mengembangkan dirinya. Kondisi
peserta didik seperti ini mudah dikenali oleh guru, oleh karenanya
guru perlu mewaspadai jika ada peserta didik yang selalu
memperhatikan gerak-gerik bibirnya disaat pembelajaran
berlangsung atau sebaliknya berbicara dengan berbisik-bisik.
Gangguan pada indra pendengaran ini dapat disebabkan oleh
infeksi pada telinga, karena kurang diperhatikan oleh orang tua atau
bisa juga karena bawaan sejak lahir.
b. Cacat tubuh; cacat pada tangan, kaki dan wajah.
Cacat pada tangan: baik yang disebabkan karena kecelakaan
maupun bawaan lahir, akan mengganggu aktivitasnya. Misalnya
dalam mewujudkan kemampuan dirinya untuk memakai baju
sendiri, makan, menulis dsb., begitu pula peserta didik yang kidal
yang tidak terbiasa melakukan aktivitasnya dengan tangan (kanan),
bukan karena ia tidak mampu tapi lebih karena tidak dibiasakan
menggunakan tangan kanannya..
Cacat pada kaki: biasanya peserta didik yang cacat kaki, baik
disebabkan karena sakit, kecelakaan maupun bawaan sejak lahir,
biasanya ketika berjalan menggunakan bantuan alat (kreg) sehingga
pembelajaran keterampilan motorik seperti berlari, melompat,
berjalan di atas papan titian, bermain lompat tali akan terganggu,
bahkan peserta didik tersebut tidak dapat menjalankannya.
Cacat pada wajah: wajah yang berbeda dari peserta didik pada
umumnya, misalnya pertumbuhan gusi yang tidak baik, jarak kedua
mata yang berjauhan, bibir sumbing sehingga tidak dapat
berkomunikasi dengan jelas. Kekurangan ini juga dapat disebabkan
oleh bentuk rahang,dan letak gigi. Oleh karenanya ada baiknya jika
kondisi tersebut segera ditangani oleh dokter ahli sebelum usia 5
tahun.
c. Kegemukan ( obesitas)
Anak dianggap kegemukan, jika memiliki berat lebih 20%
dibanding anak-anak normal yang sebaya. Kegemukan dapat
berbahaya bagi kesehatan dalam segala tingkat usia. Misalnya
penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi dls. Selain itu juga
menyebabkan penampilan anak menjadi kurang manarik, mendapat
cemoohan dari teman yang lain sehingga mengurangi rasa percaya
dirinya.
d. Gangguan gerak peniruan (stereotipik)
Gejala yang terlihat ialah gerakan motorik kasar yang tidak wajar,
istilah gerakan stereotipik disini merupakan istilah diagnostik, yang
ditujukan untuk gerakan yang dilakukan karena kebiasaan
(habitual) atau gerakan-gerakan-gerakan yang merupakan
kebiasaan tetapi mempunyai akibat yang tidak baik. (manarism)
yang dilaksanakan dengan cepat atau berkepanjangan, dan gerakan
itu sering dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Gangguan ini disebut tic, yang menurut Diagnosis Gangguan
Jiwa Indonesia (PDGJI) terbagi menjadi 3:
1. Gangguan tic sepintas, biasanya timbul pada masa kanak-kanak,
berupa gerakan motorik berulang, tidak disengaja, cepat tanpa
tujuan. Anak biasanya mampu menahan gerakan itu dalam
jangka waktu beberapa menit sampai beberapa jam. Lama
gangguan paling sedikit satu bulan dan tidak lebih dari satu
tahun
2. Gangguan tic motorik kronik: berupa gerakan tidak sengaja,
berulang, cepat, tanpa tujuan yang penambahan gangguannya
tidak bervariasi. Lama gangguan paling sedikit satu tahun
3. Gangguan teurette: gangguan yang biasanya timbul sejak
anak uia 2 tahun. Terdapat gerakan-gerakan tidak disengaja
(kaku), berulang, cepat, tanpa tujuan, ticnya berupa vocal
berulang-ulang (misalnya dengusan, batuk, menggeram,
menyalak atau kata-kata kotor.) Gangguan ini biasanya
berlangsung lebih dari satu tahun.(Rusda koto Sutadi&Sri
Maryati Deliana)
e. Kidal, sering dimasukkan dalam kategori cacat tubuh terutama pada
tangan. Hal ini dilakukan belum tentu karena merupakan
ketidakmampuan menggunakan tangan kanannya tetapi kidal dapat
juga merupakan kebiasaan anak menggunakan tangan kirinya
dalam mengerjakan berbagai macam pekerjaan.

Gambar anak kidal; kebiasaan tidak baik/sengaja?


f. Gangguan kesehatan: astma, batuk dll
g. Hiperaktif/ Attention Deficit Disorder (ADD): gangguan ini
diperuntukkan bagi gangguan yang mempunyai cirri keaktifan
berlebih. Anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam
memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, mudah
terganggu perhatian dan pikirannya dan tidak mampu bersikap
tenang. Lama gangguan paling sedikit 6 bulan, yang terjadi karena
kerusakan otak minimal atau otak tidak berfungsi penuh, melainkan
hanya sebagian saja, disebabkan karena lingku ngan yang tercemar
racun, bahan tambahan pada makanan bahkan karena keturunan dll.
Ekspresi anak-anak hiperaktif

h. Neuropati: gejala yang tampak adalah adanya ketidak tenangan,


terutama terlihat pada gerakan motoriknya. Penyebabnya dapat
karena kelainan konstitusional pembawaan, sehingga ada kepekaan
terhadap rangsangan dari luar/gangguan otak. Ia sering melakukan
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma lingkungan.
i. Ngompol (enuresis); dianggap sebagai gangguan apabila anak
sudah berusia lebih dari 3 tahun. Gangguan ini paling sering terjadi
pada malam hari. Bila muncul pada waktu tidur malam disebut
nocturnal dan jika terjadi waktu terjaga disebut diurnal
j. B a b di sembarang tempat (Encopresis), adalah buang air besar
dengan konsistensi normal atau hampir normal, disengaja atau
tidak, dan berulang-ulang di tempat-tempat yang tidak sepantasnya.
k. Gagap; gejalanya adalah sering mengulang dan memperpanjang
suara, suku kata atau kata-katanya dan sering terjadi keraguan dan
penghentian bicara, sehingga mengganggu arus irama bicara.
l. Gangguan perkembangan bahasa:
1) Dalam memahami bahasa yang diterima, seperti yang dialami oleh anak-
anak yang lemah mental
2) Gangguan pada bahasa yang telah dikuasai, sebagai akibat trauma.
3) Keterlambatan dalam berbahasa, baik kesulitan untuk menerima bahasa
yang dibicarakan maupun kesulitan mengutarakan pikiran secara verbal)
2. Psikis, adalah gangguan yang berkaitan dengan keadaan psikis, antar
lain daya konsentrasi, intelegensi, berbohong, emosi (perasaan takut,
cemas, marah, irihati,mudah tersinggung dan sedih) yang berada
dalam kondisi yang tidak normal, iri hati dan cemburu, mudah
tersinggung dan perasaan yang sedih.
a. Konsentrasi: adalah pemusatan perhatian terhadap suatu objek.
b. Intelegensi adalah kecakapan individu yang global dan tersusun
untuk dapat bertindak terarah, berfikir yang bermakna dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien.
c. Berbohong, adalah perbuatan pemalsuan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan mempedayakan

Ekspresi anak yang berbohong


d. Emosi, adalah perasaan yang dialami oleh semua orang dan pada
setiap tahap perkembangan, karena emosi merupakan ungkapan isi
hati seseorang.misalnya: perasaan takut, cemas,kemarahan, irihati
dan cemburu, mudah tersinggung dan perasaan sedih.

Ekspresi anak yang marah

3. Permasalahan sosial. Perkembangan sosialnya ditandai dengan


meluasnya lingkungan pergaulan. Anak sudah mulai melepaskan diri
dari lingkungan kaluaga, karena mereka sudah mengenal banyak
oranglain. Permasalahan yang dihadapi antara lain: tingkahlaku
agresif, daya suai kurang, pemalu, anak manja, negativisme dan
kesulitan belajar.

(wikepedia bimbingan konseling PAUD, diakses 18-6-2011)


C. Prinsip-prinsip Pendekatan Perkembangan
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling pada Anak Usia Dini/TK,
yang dimaksudkan adalah prinsip umum dari kacamata
pendidikan dan pembelajaran pada AUD. Jika dikaitkan dengan
nilai-nilai Islam, hal itu sangat tergantung pada bagaimana
seorang pendidik memberikan nuansa agama dalam setiap
bantuan yang diberikan. Adapun prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling untuk Anak Usia Dini, menurut Muro dan Kottman
(dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar agustin, 2008: 3.1)
adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua anak
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya palayanan
bimbingan bagi semua anak. Mereka perlu mengembangkan
pemahman diri yang baik. disamping itu, kualitas intelektual
serta keberadaannya sebagai makhluk pribadi- social dan
sesama ciptaan Allah berhak atas pendidikan Agama dan
perlindungan dari orangtua dan guru. Kehadiran Bimbingan
dalam pelaksanaan pendidikan tidak cukup hanya dikaitkan
dengan proses pembelajaran, malainkan juga diperlukan
dukungan penuh dalam rangka optimalisasi berbagai kegiatan
lain yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Bimbingan dan konseling perkembangan berfokus dalam
mengembangkan kegiatan belajar anak. Konselor/pendidik
secara aktif membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
serta secara aktif memahami dunia mereka. Upaya ini
dilakukan sebagai strategi untuk membantu tercapainya
proses pengembangan anak. Proses bimbingan tidk terlepas
dri proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain
bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses terpadu
yang diarahkan dalam membantu proses belajar efektif bagi
anak
3. Guru/pendamping merupakan fungsionaris bersama program
bimbingan perkembangan. Upaya bimbingan dilakukan
dengan flekibel dan dapat dilakukan dengan berbagai variasi
ataupun stategi dalam membantu menyelesaikan masalah.
Guru memiliki peran stratategis dalam membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan
iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan
perkembangan yang terjadi
4. Kurikulum yang terencana dan terorganisasi merupakan
komponen penting dalam bimbingan perkembangan anak.
Bimbingan dilaksanakan untuk mendukung kurikulum yang
telah disusun untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak.
5. Bimbingan perkembangan memprehatikan aspek
perkembangan, penerimaan diri, pemahaman diri, dan
pengayaan diri anak.
Semua peserta didik membutuhkan bimbingan untuk
mengoptimalkan potensi yang diberikan Allah kepada mereka.
Penting bagi guru memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara
yang alami.
Miskipun anak masih memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenal lingkungan (manusia dan alam)
dengan beberapa keterbatasan maka diperlukan bimbingan
dari pendidik dan orangtua, hal ini sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan kemampuan (multiple intelegnsinya) dan
juga mencegah agar potensi yang dimilikinya tidak
menyimpang dari fitrahnya yang suci, baik yang berkaitan
dengan pergaulan antara sesamanya maupun dengan sang
Pencipta.
6. Bimbingan merupakan Proses yang menyatu dalam semua
kegiatan pendidikan. Bimbingan merupakan salah satu
kegiatan pendidikan disamping pengajaran dan latihan.
Pelaksanaan bimbingan pada Anak Usia Dini tidak dapat
dipisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Ketika
pendidik melaksanakan pembelajaran dan latihan, ketika itu
juga pendidik melaksanakan proses bimbingan dengan
metoda dan media yang telah direncanakan.
7. Bimbingan dan konseling perkembangan membantu
mendorong proses tumbuh kembang anak, agar mereka:
a. Mampu menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana
dirinya sendiri
b. Percaya pada diri sendiri
c. Percaya akan kemampuan diri sendiri dan membangun
penghargaan akan dirinya
d. Mampu bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh
e. Mampu berinteraksi dengan kelompok untuk
mengembangkan diri
f. Dapat menempatkan diri dalam kelompok
g. Membantu mengembangkan keterampilan diri secara
berurutan secara psikologis, sehingga dapat sukses
h. Mengakui dan menfokuskan pada kekuatan dan aset yang
dimiliki
i. Memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam
pengajaran
8. Bimbingan harus dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan
yang dirasakan peserta didik. Bimbingan untuk anak diawali
dengan mengindentifikasi berbagai kebutuhan anak, karena
masing-masing mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-
beda
9. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orangtua
hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangan
sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar
dan terhindar dari kesalah pahaman.
10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-
aspek psikologi. Pendekatan ini menekankan tentang
pentingnya upaya guru dalam memperhatikan aspek-aspek
psikologis anak,
11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang
berlandaskan pada kajian tentang psikologi anak, psikologi
perkembangan dan teori belajar
12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan
fleksibel. Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan
perkembangan sangat cocok diterapkan dalam membantu
memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak.

D. Asas-asas bimbingan dan konseling islami


Bimbingan islami dapat dikatakan sebagai suatu proses
pemberian bantuan terhadap individu agar ia mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehinggga dapat
mencapai kebagahiaan hidup di dunia dan akherat. Sedangkan
konseling islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan-
ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami di atas adalah
pengertian secara umum, jika kita mencoba menilik pada
pengertaiannya dalam Pendidikan Anak Usia Dini, maka
sebenarnya setiap pendidik dan orangtua mengharapkan agar
setiap peserta didiknya dapat hidup dan berkembang sesuai
dengan fitrahnya, senang bermain, bernyanyi dan selalu
bergembira. Sebagai anak yang diajarkan kepada mereka budi
pekerti yang baik, pembiasaan beribadah dan memiliki etika
sopan santun kepada sesama dan lingkungannya sehingga ia
akan hidup berbahagia sehingga dewasa (mukallaf), mereka
menjadi generasi Islam yang siap menjalankan amanah sebagai
seorang yang ber amar maruf dan nahi munkar.
Menurut Tohari Musnamar dkk, asas bimbingan konseling
islami adalah sbb:
1. Asas kebahagiaan dunia akherat.
Bimbingan Konseling islami berpijak pada tujuan akhir
kehidupan ini yakni pencapaian kebahagiaan hidup di dunia
dan akherat. Seperti yang tercantum dalam Alquran surat At-
tahrim ayat 6:





Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Pelaksanaan bimbingan konseling, mengacu
kepada prinsip bahwa setiap individu memiliki
kareateristik yang berbeda-beda, merekapun
mempunyai kekurangan da kelebihan sendiri-sendiri,
yang kesemuanya adalah merupakan ujian dari-Nya.
Ketika anak memiliki kekurangan, maka
sesungguhnya itu adalah ujian dan harus dihadapi,
diantisipasi dan dibimbing dengan sebaik-baiknya.

2. Asas fitrah. Dalam Islam, manusia diahirkan dalam keadaan


fitrah, berbagai kemampuan potensial bawaan dan
kecenderungan sebagai muslim atau beragama Islam.
Bimbingan dan konseling membantu klien untuk memahami
kembali eksistensinya
3. Asas lillahi Taala, bimbingan diselenggarakan semata-mata
hanya karena Allah. Guru/ pembimbing melakukan tugasnya
dengan penuh keikhlasan tanpa mengharap sesuatu dan
orang tua anak juga dengan sabar, ihlas dan rela menerima
segala masukan dan saran daari pendidik terutama berkaitan
dengan optimalisasi perkembangan anak. Allah berfirmah:


162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
4. Asas bimbingan seumur hidup. Manusia hidup betatapun
bahagianya, kecukupannya tidak akan ada yang sempurna,
mungkin saja ia akan menjumpai kesulitan dan kesusahan.
Oleh karenanya, bimbingan diperlukan setiap orang selaga
hayat masih dikandung badan
5. Asas kesatuan jasmaniah dan ruhaniah. Bimbingan dan
konseling Islami membantu setiap individu agar dapat hidup
bahagia, seimbang antara kebutuhan jasmani dan ruhaninya.
Pepatah mengatakan, bekerjalah untuk duniamu seakan
kamu akan hidup selamnya, dan bekerjalah untuk akheratmu
seakan engkau akan mati besuk pagi.
6. Asas kemaujudan individu. Islam memandang seorang
individu merupakan suatu eksistensi tersendiri dengan
perbedaan-perbedaan, kemerdekaan pribadi sebagai
konsekuensi dari haknya dan kemampuan fundamental
dengan potensi ruhaniah yang ia miliki.
7. Asas sosialitas manusia, yang diakui dengan memperhatikan
hak individu yang juga mempunyai kewajiban /tanggungjawab
sosial
8. Asas kekhalifahan. Setiap muslim mempunyai kewajiban
untuk memberikan layanan, bantuan bahkan contoh terbaik
bagi orang-orang sekitarnya
9. Asas akhlakul karimah.




21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.

10. Asas kasih sayang. Setiap orang memerlukan cinta kasih dan
rasa sayang dari orang lain. Rasa ini dapat menundukkan dan
mengalahkan banyak hal. sayangilah siapa saja yang ada di
bumi ini, maka penghuni langit akan menyayangimu.
(HR.Thabrani dan Hakim, hadist shoheh)
11. Asas saling menghormati dan menghargai. Kedudukan
pembimbing/konselor dengan yang dibimbing pada dasarnya
sama atau sederajat, oleh karenanya hubungan yang terjalin
merupakan hubungan yang saling menghormati, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah.
12. Asas musyawarah. Dalam proses bimbingan terjadi dialog
yang terbuka, tidak ada rasa tertekan atau memiliki keinginan
untuk menang maupun kalah.
13. Asas keahlian. Dalam hadist disebutkan: jika suatu perkara
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggu
sajalah saatnya kehancuran.
E. Etika seorang Konselor Islami
Etika dapat diartikan sebagai sopan santun atau akhlak, yakni
akhlak konselor terhadap kliennya (Pendidik terhadap peserta
didik). Etika yang dimaksud adalah usaha konselor untk selalu
menjaga reputasi dan harga diri klien sehingga pelaksanaan
bimbingan dapat berhasil sesuai target yang ditemtukan.
Konselor/pendidik di TK/PAUD, dalam konteks ajaran
Islam harus selalu berprinsip pada Alquran dan Hadist yang
diikuti dengan perhatian terhadap tumbuh kembang peserta
didik yang membutuhkan bantuan. Adapun etika yang harus
dimiliki konselor adalah:
1. Berniat tulus dan ihlas, seperti sabda Rasulullah saw: yang
artntainya: sesungguhnya setiap pekerjaan itu tergantung
pada niatnya...
2. Mempunyai pengetahuan tentang psikologi anak.
Guru/pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam memberi
stimulasi pembelajaran. Kondisi anak saat ini belum tentu
mencerminkan kondisi anak pada masa yang akan
datang.misalnya anak yang dikatakan nakal, maka
sebenarnya itu tidak selalu menunjukkan bahwa dia akan
menjadi manusia yang tidak baik pada masa yang akan
datang, karena sebenarnya sikap dan perilaku anak saat ini
dapat diperbaiki,terutama disaat masih usia dini
3. Menjaga rahasia. Permasalahan anak yang bersifat fisik
mungkin tidak menjadi masalah jika diketahui oleh orang lain,
guru dan pembimbing hanya bertugas untuk memotivasi dan
memberi nasehat agar orangtua dan anak tetap optimis
dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. pembimbing
yang islami juga harus mengkaitkan nasehatnya dengan
berpedoman kepada Alquran dan sunnah rasul.
Guru/pembimbing perlu menguasai kata-kata (nasehat)
yang dapat menjawab setiap ungkapan negatif yang sesekali
mungkin terlontar dari orangtua maupun peserta didik, kata-
kata yang mengundang cinta dan kasih sayang. Allah
berfirman:



33. siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?"

Kata-kata yang tersebut diharapkan mempu


memalingkan persepsi negatif dari seseorang kepada orang
lain, terutama anak yang bermasalah.
4. Menjadi teladan. Guru/pendidik di sekolah adalah figur
bagi peserta didik dalam setiap tingkah lakunya.
5. Mendoakan.

BAB III
PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI PAUD
A.CIRI BIMBINGAN DAN KOSELING ANAK USIA DINI
Perkembangan yang terjadi pada anak berkenaan dengan
aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, nurtisi dan social emosional
yang telah menjadi landasan pelaksanaan bimbingan konseling,
tidak bisa berkembang sendiri-sendiri, tetapi satu sama lain saling
mempengaruhi, misalnya aspek bahasa. Bahasa merupakan alat
untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang
sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang
lain. Melalui bahasa anak dapat memperoleh pengetahuan, dan
dengan bahasa pula anak dapat berkomunikasi dengan sesamanya.
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa perkembangan bahasa
pada anak terkait dengan perkembangan kognitif dan social.
Apabila perkembangan bahasa anak terhambat, maka
perkembangan kognitif dan sosialnyapun akan mengalami
hambatan.
Berdasarkan pada hal di atas, maka seorang guru perlu mengetahui
karakteristik peserta didiknya yang berbeda-beda, begitu pula
dengan tumbuh kembangnya setiap aspek yang dimiliki.
Beberapa ciri bimbingan dan konseling bagi anak usia dini yang
dapat dijadikan rujukan bagi guru atau pendamping adalah sebagai
berikut:
1. Pola pikir peserta didik merupakan satu kunci seorang pendidik
untuk bisa memahami apa yang disampaikan saat diketahui ia
sedang membutuhkan bantuan, karena kemampuan anak untuk
mengungkapkan suatu masalah tidak bisa langsung dipahami,
baik bahasa maupun sikapnya ketika memberikan informasi
yang sebenarnya kepada pembimbing.
2.Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan bersama-sama
dalam proses pembelajaran, dalam arti bahwa seorang
guru/pembimbing ketika merencanakan pembelajaran, maka
direncanakan pula program bimbingannya.hal ini berangkat
dari pandangan bahwa pengembangan anak usia dini dilakukan
secara bersama dalam semua aspek perkembangan termasuk
membantu mengatasi sebuah permasalahan yang dialami anak.
3. Waktu pelaksanaan bimbignan sangat terbatas
Pemanfaatan waktu yang efisien oleh guru atau pendamping
akan mempengaruhi hasil yang ditunjukkan anak berupa
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pengembangan
seluruh aspek perkembangan secara umum tidak dapat
dipisahkan.
4. Pelaksanaan bimbingan dilakukan dalam nuansa bermain.
Bermain merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan
dengan dunia anak, merupakan kegiatan yang menyenangkan
yang tidak bisa dirasakan atau dibayangkan oleh orang dewasa.
5. Ada keterlibatan dengan teman sebaya
Kebutuhan anak akan teman sebaya menjadikan pelaksanaan
bimbingan konseling dapat berjalan lebih baik dan perlu
dipertimbangkan terutama untuk mengatasi hal-hal yang
berkaitan dengan masalah social emosional.
7. Adanya keterlibatan orangtua
Orang tua merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari
proses bimbingan dan konseling, karena orangtua merupakan
orang yang paling dekat dengan anak. Guru atau pendamping
adalah pengganti orangtua, maka dengan waktu yang relative
terbatas guru harus mampu menggunakan dengan efektif dan
juga mampu mengkomunikasikan dengan orang tua peserta
didik

B. PENYUSUNAN PROGRAM
L ayanan Bimbingan Konseling pada PAUD dan TK, sebagai bagian
integral dalam keseluruhan program pendidikan AUD tidak akan
tercapai secara optimal tanpa adanya perencanaan yang sistematis,
terarah, dan terpadu, sebagai acuan dasar untuk membuat program
pelaksanaan kegiatan bimbingan.
Dalam tahap perencanaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Pengumpulan data diperlukan sebagai bahan dasar bagi penyusunan
program
2. Penyusunan program dilakukan secara bersama dengan seluruh
tenaga kependidikan di TK termasuk orangtua di bawah koordinasi
kepala TK
3. pelaksanaan dengan memberi kesempatan kepada semua pihak yang
terkait untuk memahami program serta peranan masing-masing
dalam pelaksanaannya
4. Penyediaan fasilitas yang diperlukan ( PKBTK:1995,Pedoman
bimbingan)

Menurut Miller ( dalam Ernawulan Syaodeh, 2008), mengatakan bahwa


program bimbingan yang baik, yaitu program yang apabila
dilaksanakan akan efisien dan efektif. Program tersebut memiliki ciri-
ciri:
1. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata
dari para siswa di sekolah yang bersangkutan
2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga
ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas
3. Program dikembangkan berangsur-angsur, dengan melibatkan semua
tenaga pendukung di sekolah ketika merencanakannya
4. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistis dalam
pelaksanaannya
5. Prgoram itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan
diantara semua anggota staf pelaksanaannya
6. Menyediakan fasilitas yang diperlukan
7. Penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan
8. Memberikan kemungkinan pelayanan kepada semua sisiwa
9. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan
memadukan sekolah dengan masyarakat.
10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri baik mengenai
program itu sendiri maupun kemajuan dari siswa yang dibimbing serta
mengenai kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petugas
pelaksananya.

Kualitas layanan bimbingan dan konseling ditunjukkan dengan mampu


mengembangan individu seoptimal mungkin sesuai dengan harapan siswa,
orangtua dan masyarakat . Layanan bimbingan dan konseling yang bermutu
adalah yang mampu membantu peseta didik tidak hanya sebatas mengatasi
masalah-masalah pendidikan dan perkembangannya, tapi juga membantu
mengatasi masalah-masalah pribadi siswa.
Dalam perencanaan, program terdapat beberapa aspek kegiatan (menurut
juntika N., 2003) :
1. Adanya kebutuhan
2. Analisis situasi
3. Menentukan alternative kemungkingan
4. Memilih aktivitas yang akan dilakukan.

Sedangkan menurut Syaodeh dalam program bimbingan dan konseling


AUD perlu mencakup:

1. Rencana program yang berisi tujuan, lingkup, kegiatan, alat bantu dan
evaluasi program bimbingan
2. Pelaksanaan program dan
3. Evaluasi program

Sedangkan manfaat dari dilakukannya perencanaan adalah:


1. Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan
2. Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
bimbingan yang dilakukan, dan
3. Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan
efektif

Sampai di sini bahan MID semestersemoga sukses

Ada tugas untuk membuat tulisan tentang pelaksanaan bimbingan konseling di


TK dan download permasalahan anak dan solusinya dari internet. Minimal 5
masalah.

C. ENGELOLAAN
Kegiatan layanan ,bimbingan akan berlangsung secara efektif apabila
dikelola secara tepat dan baik. Untuk itu diperlukan adanya kejelasan
mengenai organisasi, uraian tugas personil, pengawasan bimbingan sarpras
dan kerjasama dengan pihak lain yang terkait.
1. Organisasi: kerena pelaksanaan bimbingan di TK adalah terpadu dengan
seluruh aktivitas pendidikan, maka setiap guru kelas, selain bertugas untuk
menyampaikan materi pelajaran, ia sekaligus malaksanakan layanan
bimbingan yang terpadu dalam kegiatan proses belajar mengajar. Namun
apabila kondisi memungkinkan, dapat disediakan tenaga pembimbing
khusus untuk membantu jika terjadi hal-hal diluar kemampuan pendidik.
2. Uraian tugas personil
Agar para pembimbing atau personel sekolah lainnya mampu memberikan
layanan bimbingan secara bermutu, maka memungkinkan sekali jika
peningkatan pengetahuan tentang bimbingan konseling lebih diperdalam
dan diperluas, baik yang dilaksanakan melalui seminar, penataran,
lokakarya maupun kegiatan lain yang mendukung. Melalui kegiatan
pengembangan ini diharapkan para personel sekolah memiliki kompetisi
atau kemampuan sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing, dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Kepala Taman Kanak-kanak
Kepala sekolah sebagai penanggungjawab kegiatan pendidikan termasuk
layanan bimbingan, mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan perencanaan program dan pelaksanaan kegiatan
layanan bimbingan bersama guru dan orangtua
2) Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan
3) Melakukan supervisi terhadap perencanaan , pelaksanaan dan penilaian
kegiatan layanan bimbingan. Dan (dalam syamsu yusuf&Juntika N,
2006.) ditambah dengan
4) Menerapkan kebijakan yang menunjang terciptanya iklim pendidikan di
sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa secara optimal
5) Memahami kedudukan program bimbingan konseling sebagai salah satu
komponen penting pendidikan yang harus dilaksanakan di sekolah
6) Memahami konsep dasar dan karakteristik siswa
7) Melakukan pengawasan untuk menjamin terlaksananya layanan
bimbingan secara tepat, baik secara teknis maupun administrative yang
dilakukan secara terus menerus. Fungsi kepengawasan layanan
bimbingan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di TK..
b. Guru Kelas/pendamping
1) Menentukan tujuan program bimbingan dan konseling yang akan
dilakukan, sesuai dengan kebutuhan anak dan lingkup atau hal yang akan
dibimbing misalnya bimbingan tentang menjaga kesehatan, maka guru
dapat memilih kegiatan bercakap-cakap tentang pembiasaan mandi,
menggosok gigi, membuang sampah dll.
2) Melakukan koordinasi dengan kepala TK dan orangtua, terutama dalam
pelaksanaan konseling karena permasalahan yang dimiliki anak dapat
berasal dari anak sendiri, lingkungan maupun orangtua
3) Menentukan alat bantu yang akan digunakan. Alat bantu ini adalah semua
fasilitas dan sumber belajar yang ada yang dapat digunakan untuk
membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini.
Misalnya media gambar, buku cerita untuk memberikan bimbingan
tentang etika bergaul atau bagaimana berteman yang baik dengan
sesamanya.
4) Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan
pada kegiatan pembelajaran masing-masing, dan tidak ada waktu khusus ,
oleh karenanya dalam menentukan kegiatan program, guru/pendamping
perlu memilih atau menentukan kegiatan yang biasa dilakuakan pada
anak usia dini, misalnya dengan bermain peran, berceritera, bercakap-
cakap dll.
5) Mengevaluasi pelaksanaan program. Adalah penilaian terhadap proses
dan hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling. Apakah mereka
menyusun rancangan program dan melaksanakan program sesuai dengan
yang sudah direncanakan? Sedangkan evaluasi yang terkait dengan hasil
yang dicapai diarahkan pada anak usia dini apakan mereka menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan sesuai dengan sesuai dengan yang
ditetapkan?
6) Menganalisis hasil layanan bimbingan
7) Melaksanakan tidak lanjut dengan mengirim anak ke ahli yang tepat
berdasarkan hasil penilaian.

Petemuan ke 9

19-12-2011

D. LINGKUP LAYANAN
BIMBINGAN

1.Layanan pengumpulan data, bertujuan untuk menjaring informasi yang


diperlukan guru tentang peserta didik tentang karakter, kemampuan dan
permasalahannya yang mungkin dialami anak. Data ini penting karena
untuk memberikan bantuan kepada anak, guru pendamping yang
berperan sebagai pembimbing perlu mengetahui siapa peserta didik
yang dibimbing, bagaimana dengan keluarga, lingkungan serta
kehidupannya sehingga lebih mudah untuk mengetahui permasalah dan
penyebabnya dan akhirnya bisa menentukan bentuk bimbingan yang
akan dilakukan.
Layanan dimaksudkan mengumpulkan berbagai data yang berkaitan
dengan segala aspek kepribadian dan kehidupan Anak Usia Dini serta
keluarga dan lingkungannya. Yang termasuk dalam data pribadi anak
diantaranya:
a.Data tentang pengenalan diri siswa, yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, tempat dan tanggal lahir serta tempat tinggal
b.Data tentang latar belakang keluarga dan lingkungan sosial, yaitu
keadaan orangtua dan anggota keluarga lainnya serta lingkungan
sekitar yang berupa antara lain umur ayah, ibu, status ayan dan ibu,
jumlah anggota keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan dll., serta
pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat sekitar.
c.Data tentang keadaan kesehatan dan perkembangan peserta didik.
Seperti keadaan waktu kelahiran, penyakit yang pernah diderita,
imunisasi yang diperoleh, dll
d.Data tentang kemampuan dasar yakni tentang kemampuan kecerdasan
(hasil test psikolgis) bagi yang memiliki
e.Data tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri, sikap, kebiasaan-
kebiasaan, kematangan emosional, minat dll
f.Kegiatan-kegiatan di luar sekolah, misalnya ikut les (privat), memiliki
pekerjaan sambilan dll.

Beberapa teknik alat pengumpul data yang dapat digunakan yaitu:


a. Pengamatan (observasi): adalah suatu teknik
yang dengan sengaja ilakukan oleh guru/pendamping untuk mendapatkan
informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak.
Melalui pengamatan guru/pendamping dapat mengetahui bagaimana
perubahan yang terjadi pada anak dalam satu waktu tertentu.
Anak sering menunjukkan tingkah laku yang berubah secara tiba-tiba,
anak yang awalnya masuk kelas dengan tenang, tiba-tiba menjadi
pemarah/menangis atau lari-rari dengan merusak tugas teman yang
lainnya. Hal itu dilakukan karena sifat anak yang tidak dapat mampu
menutupi berbagai permasalahan yang dihadapinya. Jika hal itu sering
terjadi, maka kemungkinan anak sedang mengalami permasalahan baik
dalam keluarga maupun lingkungannya.
Untuk mengetahui permasalah anak berdasarkan tingkah laku, seorang
guru/pendamping dapat melakukan pengamatan dan untuk lebih
terarahnya perlu digunakan pedoma observasi yaitu suatu format
pernyataan yang dijadikan pegangan oleh guru/pendamping selama proses
pengamatan berlangsung, sehingga pelaksanaan observasi dapat terfokus
dan tidak berpindah pada aspek lain.
Pedoman observasi yang digunakan guru/pendampkng dapat berbentuk
daftar cek (checklist) yang bersifat terstuktur dan tidak terstruktur, dengan
contoh format sebagai berikut:

Pedoman observasi terstruktur


Kelas/kelompok :

Hari/tanggal observasi :

Tujuan observsai : aktivitas pembelajaran
K E G
Anak didik

Memperhatikan Menjaw
apa yang guru be
diterangkan
guru
1. Ani
2. Nino
3. Bimo
4. Saleh
*Jawaban diberi tanda cek ()

** pernyataan dan jumlah anak dapat diperbanyak

Kesimpulan :


Guru/pendamping

( )

PEDOMAN OBSERVASI TIDAK TERSTRUKTUR

Kelas/kelompok :
.
Hari/tanggal observasi :
.

Nama Aspek yang Hasil


diobservasi observasi
1. Sikap anak ketika
guru/pendamping
membearikan penjelasan
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan hari ini
2. Sikap anak ketika
guru/pendamping
bertanya
3. Sikap anak ketika melihat
temanya bermain saat
pembelajaran
berlangsung.
4. Sikap anak ketika
guru/pendampng

Kesimpulan :
:

Guru/pendamping

Kegiatan Observasi dapat digolongkan menjadi 4, yaitu:


1) Observasi partisitoris, yakni guru/pendamping sebagai pengamat,
ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan anak, bukan hanya
sebagai penonton tetapi sebagai peserta. Dengan pengamatan ini
diharapkan peserta didik tidak merasa diselidiki atau dinilai
sehingga dia akan bertingkah laku dengan wajar.
2) Observasi non partisipatoris, yakni guru/pendamping sebagai
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh anak
yang diobservasi. Si pengamat hanya sebagai penonton. Kelemahan
dari observasi ini adalah apabila peserta didik yang diobservasi
mengetahui bahwa ia sedang diobservasi, maka dimungkinkan ia
akan bertingkah laku tidak wajar atau dibuat-buat agar ia terlihat
baik.
3) Catatan anekdot, yaitu alat pencatat data tentang perilaku anak
yang luar biasa atau perilaku khusus, misalnya menendang,
membolos, berkelahi, dll., yang terjadi pada waktu-waktu tertentu
yang harus dicatat dengan segera. Beberapa hal yang perlu dicatat
sebelum melakukan observasi ini adalah:
a) Menyiapkan catatan, tidak perlu rumit, yang penting bentuk
catatan harus asli
b) Tanggal, tempat dan waktu pencatatan harus ada
c) Peristiwa harus dicatat secara obyektif dan asli seperti kejadian
yang sebenarnya
d) Peristiwa yang dipilih harus peristiwa yang bermanfaat dan
punya arti dalam penyelidikan
e) Dalam melaporkan hasil observasi dengan catatan anekdot
harus dipisahkan antara peristiwa dengan interpretasi
Catatan anekdot sendiri ada dua macam, yakni insidental atau sewaktu-
waktu dan periodik atau mencatat peristiwa yang berturut-turut.

Contoh catatan anekdot incidental


Nama : Wati
Program kegiatan belajar : menggunting
Kelas/sekolah : A2/TK. Harapan kita
Hari/tanggal : senin, 25 november 2011
Peristiwa : dalam ruangan belajar, ketika
guru/pendamping sedang menjelaskan cara
menggunting, tiba-tiba ada keributan
yang ternyata wati telah
menggunting karya teman nya
akhirnya diapun teriak-teriak dan
marah
Interpretasi : kemungkinan si wati ingin menarik perhatian
orang lain dengan cara mengganggu
temannya. Wati melakukan hal tersebut karena
dia merasa tidak diperhatikan oleh orangtuanya
di rumah.

Observer,

(Yuniar damayant)

Contoh Catatan Anekdot periodic


Nama : susi

Program kegiatan belajar : Menggunting

Kelas/sekolah : A1/TK Bangsa bersatu

Hari ke Peristiwa Intepretasi

1 Edo mengangis karena Kemungkinan ingin


14-8-20011 Diganggung Susi menarik perhatian
-------------------------------------------------------------------------------------------------
--
2 Susi mengacung-acungkan Kemungkinan ingin menarik

15-8-2011 gunting kepada temannya perhatian temannya

3 Susi menangis menjerit- Kemungkinan baru di marahi

16-8-2011 jerit di ruang kelas orang tuanya

Dst.

Observer,

(Yuniar fathonah)
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah:
Menyiapkan catatan miskipun sederhana, yang penting
catatan asli
Tanggal waktu dan tempat pencatatan harus ada
Peristiwa harus dicatat apa adanya
Peristiwa yang dipilih harus bermanfaat dan punya arti
dalam penyelidikan
Dalam pelaporan hasil observasi harus dipisahkan antara
peristiwa dengan interpretasi

4) Daftar cek, yakni kegiatan observer dalam menyiapkan daftar kegiatan dan
menyediakan kolom kosong untuk mencatat gejala yang mungkin muncul tibe-tiba
dan mungkin belum ditetapkan lebih dulu..dalam menggunakan daftar cek observer
tinggal memberi cek (tanda ) bila gejala yang ingin diketahui muncul, dan jika tidak
muncul gejalanya, maka daftar cek tersebut kosong. Daftar cek ini bisa berbentuk
kelompok dan juga bisa berbentuk individu.

Contoh daftar cek dapat dilihat sebagai berikut:


Jika observer ingin melihat gejala tentang mengganggu temannya , maka observer
harus menjadikan gejala tersebut dalam beberapa butir perilaku yang mungkin akan
muncul., misalnya:
a) Mengganggu teman di luar kelas
b) Mengganggu teman di ruang bermain
c) Mengganggu teman di luar kelas

Daftar cek bentuk individual (diantaranya)

Nama : adin
Kelas/sekolah : A2/TK RA. Kerakbumi
Aspek yang diobservasi : ada tidaknya perilaku
mengganggu
Teman

Hari
Situasi
senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1. Di dalam
kelas
2. Di luar kelas
3. Diruang
Bermain

Interpretasi : Andi mempunyai kecenderungan mengganggu teman

Daftar cek bentuk kelompok

Kelas/sekolah : A1/TK RA. Pelangi


Hari/tanggal : Senin, 5 Desember 2012
Tempat : Ruann kelas A
Observer : Siti
Aspek yang diobservasi : Kegiatan bermain kelompok (kasti)

Aspek yang diobservasi Nama peserta didik yang ikut bermain

A b c d e f g h
1. Bermain dengan teman X x x x x
x
2. Diam saja X X

3. Menentang guru
X
4. Mendominasi teman
X
Interpretasi : c. cenderung aktif miskipun terkadang menentang guru

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan bila guru/pendamping


menggunakan teknik observasi:

1. Kelebihan Observasi:
- Waktu yang digunakan tidak terlalu lama karena
guru/pendamping cukup memberikan tanda cek atau gambaran
perilaku yang ditampakkan anak
- Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak untuk
beberapa anak khususnya bila menggunakan pedoman observasi
terstruktur
- Tidak membutuhkan biaya besar
- Hanya dilakukan dengan cara mengamati saja tidak perlu
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
2. kekurangan observasi;
- Guru hanya mengamati yang Nampak pada anak, kurang
mendapatkan informasi yang mendalam tentang permasalahan
atau perkembangan yang terjadi pada anak
- Perilaku yang Nampak belum tentu menggambarkan masalah
atau perkembangan yang sebenarnya pada anak
- Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu
dapat diramalkan sebelumnya oleh guru/pendamping sehingga
sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
observasi
- Observasi banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak
dapat dikontrol, seperti cuaca, berbagai kegiatan yang
berlangsung tiba-tiba.
b. Wawancara (percakapan); adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan guru/pendamping untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan
percakapan langsung baik dengan anak maupun dengan orangtua (Syaodeh: 2008) ,
atau dapat juga dikatakan sebagai suatu proses tanya jawab langsung, antara dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang
lain dan mendengarkan sendiri suaranya (DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI:Tt).

Dalam wawancara ada pewawancara (pencari informasi) yang disebut interviwer


dan yang diwawancarai (pemberi informasi) yang disebut informan yang biasanya
dilakukan secara langsung ditujukan kepada sumber data, yaitu anak atau yang
berhubungan erat dengan anak.

Wawancara harus dilakukan dengan hangat dan akrab dan penuh rasa
kekeluargaan, sehingga anak akan senang dan penuh kepercayaan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan, oleh karenanya diperlukan pendekatan secara
individual dengan peserta didik yang akan diwawancarai.

Wawancara dapat dibedakan menjadi dua:

1. Wawancara terstruktur, yakni wawancara dengan menggunakan daftar


pertanyaan tertulis (kuesioner) dan jawabannya sudah disediakan dalam bentuk
skala. Guru/pendamping membacakan pertanyaan yang ada dalam pedoman
tersebut dan menanyakan kepada anak/orang yang diwawancarai. Jawabanan
tinggal menyesuaikan dengan pernyataan yang sudah disediakan .

Contoh pedoman wawancara terstruktur


Nama anak yang diwawancarai :..
Usia : .
Jenis kelamin :..
Tanggal wawancara : .
Tempat wawancara :
Wawancara ke :

Aspek Sosial Anak

No Pertanyaan Senang Ragu-ragu Tidak senang


1 Senang apa tidak
bermain dengan
teman di sekolah ini
2 Senang tidak jika
ada teman yang
berkelahi
3 Jika ada yang
membagi bekal,
senang tidak
4 Senang tidak jika
bermain harus antri
menunggu giliran

*jawaban diberi tanda cek ()

**pertanyaan dapat diperbanyak

Kesimpulan wawancara :.

Guru/pendamping

( )
2. Wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara
yang memuat pokol-pokok pertanyaan. Guru/pendamping dapat
mengembangkan sendiri pertanyaannya sesuai dengan pokok pertanyaan yang
telah disusun, sehingga dapat diperoleh jawaban yang lebih luas dan mendalam.

Contoh pedoman wawancara tidak terstruktur


Nama anak yang diwawancarai :..
Usia : .
Jenis kelamin :..
Tanggal wawancara : .
Tempat wawancara :
Wawancara ke :

Aspek sosial

No Pertanyaan Hasil wawancara

1 Teman yang disenangi ketika bermain

2 Bekarja sama dalam malaksanakan


tugas kelompok
3 Berbagi bekal dengan teman lain

*pertanyaan dapat diperbanyak

Kesimpulan wawancara :
..

Guru/pendamping

( )

Syarat utama dalam melaksanakan teknik wawancara,


guru/pendamping harus menciptakan rapport (hubungan yang
akrab/menyenangkan) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru/pendamping perlu menjelaskan maksud dan tujuan diadakan


wawancara serta mengapa anak dipilih untuk diwawancarai
b) Guru/pendamping perlu mempersiapkan penampilan diri sebaik
mungkin, baik sikap, cara bertanya dan cara mencatat jawaban.
Jika guru/pendamping belum mendapatkan jawaban yang jelas, maka dapat
melakukan cara-cara sbb:

a) Mengulangi pertanyaan yang sama


b) Mengulangi atau menyebutkan kembali jawaban anak
c) Tidak memberikan komentar atau tanggapan terhadap jawaban anak
beberapa saat
d) Memberikan perhatian khusus terhadap jawaban anak dengan cara
membenarkan atau menyela jawaban
e) Memberi komentar netral

c. Metode Sosiometri, adalah suatu teknik untuk


mengungkapkan hubungan sosial antar anggota dalam suatu
kelompok. Dapat dipakai untuk mengetahui popularitas seseorang
dalam kelompoknya. Hubungan-hubungan itu dapat digambarkan
dalam sebuah bagan yang disebut sosiogram.

Teknik pengumpulan data ini dudasarkan atas penelaahan


perasaan anak terhadap yang lain yang dinyatakan dengan pilihan
senang dan tidak senang. Teknik ini selain dapat digunakan oleh
guru/pendamping untuk menelaah kedudukan seorang anak dalam
kelompoknya, dengan teknin ini guru dapat juga:
1) Memperbaikai hubungan sosial diantara anak
2) Meneliti masalah-masalah sosial yang dihadapi anak
3) Meneliti kemampuan memimpin yang dimiliki anak dalam
kelompok untuk suatu kegiatan tertentu.

Namasiswa:. Kelas/sekolah :
.

Petunjuk: dalam beberapa hari berikut ini kita akan melaksanakan study tour ke
pantai parangtritis. Kamu dapat membantu ibu guru untuk memilihkan siapa
teman yang akan kamu ajak berjalan bareng ketika sudah sampai di lokasi.

Catatan:

Yang kamu pilih adalah teman sekolahmu, miskipun tidak hadir


Siapa dua orang yang kamu sukai
Sebutkan namanya
Teman yang paling disukai adalah: .dan
Teman yang paling tidak disukai : .dan

Yogyakarta, tahun
Yang memilih:

( )

Untuk lebih memperjelas uraian dari hasil di atas dapat disusun laporan sebagai
berikut:
A memilih B dan C E memilih D dan F
B memilih C dan D F memilih D dan A
C memilih D dan E G memilih A dan D
D mimilih E dan F H memilih F dan G
Untuk mengetahui dengan jelas hasil angket sosiometri di atas, maka dapat
disajikan dalam bentuk sosiometri sebagai berikut:
Peta Sosiometri

Pst didik A B C D E F G H Juml


ah
A x x
B x x
C x X
D X x
E x x
F X x
G X x
H x x
Jumlah 2 1 2 5 2 3 3 -

Dengan peta sosiometri di atas mudah diketahui siapa anak yan paling disukai
dan yang paling tidak disukai untuk berjalan bersama dalam satu sekolah.
(paling disukai adalah D dan yang paling tidak disukai adalah B)

Beberapa kelebihan dan kekurangan Sosiometri:


Kelebihan:
1) Mudah dilakukan, karena guru tinggal menanyakan siapa yang disukai
anak untuk diajak bermain
2) Peingolahan hasil pengumpulan data relatif mudah
3) Dalam waktu singkat dapat diperoleh informasi yang diperlukan
4) Tidak membutuhkan biaya yang banyak
5) Tidak dibutuhkan kemampuan khusus untuk membuat peta geometri

Kelemahannya:
1) Informasi yang terkumpul hanya berasal dari ungkapan yang disampaikan
anak
2) Bersifat sangat situasional

d. Metode Angket (kuesioner) : merupakan alat


pengumul data berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada
orangtua untuk mendapatkan data yang kemungkinan tidak dapat
diungkapkan dengan metode yang lain, karena berhubungan dengan
perasaan, masa lalu maupun masalah-masalah pribadi. Angket ini dibagi
menjadi 2 golongan. Langsung dan tidak langsung.
1. Angket langsung: daftar pertanyaan dikirimkan langsung kepada
orang tua yang dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta
menceritakan tentang keadaan dirinya.
2. Angkat tidak lansung: daftar pertanyaan yang dikirimkan tentang
keadaan orang lain. Angket jenis ini dapat diberikan kepada orang
tua anak unntuk menceritakan tentang keadaan anak seperti yang
diminta dalam angket.

Sedangkan menurut jenis penyusunan butir dalam angket, dapat


dibagi menjadi 2 golongan: tipe isian dan tipe pilihan:

1. Tipe isian: semua item (butir persoalan yang diajukan) dalam


bentuk pertanyaan atau permintaan komentar terhadap suatu
keadaan yang dialami anak. Responden (orangtua) yang dapat
memberi jawaban secara bebas dan leluasa. Item yang diberikan
disebut dengan open form questionnaire. Disamping itu juga ada
angket tertutup, yakni yang hanya menyediakan ruang terbatas
untuk pengisian jawaban yang diperlukan.

Contoh angket terbuka:


a) Penyakit apa saja yan pernah diderita anak
bapak/ibu?........................
b) Berapa anggota keluarga yang ada di rumah?,
..
c) Bagaimana pola asuh pendidikan anak yang bapak ibu
terapkan?......

Contoh angket tertutup


a) Apakah anak bapak/ibu pernah menderita penyakit ketika masih
bayi?...
b) Apakah kelahiran anak bapak/ibu
normal?............................................
c) Apakah ketika masih masih suka rewel di tengah
malam?..............................

2. Angket tipe pilihan; tipe pilihan ini hanya meminta kepada


responden untuk memilih salah satu atau lebih, dari sekian
jawaban yang disediakan. Sebagian jawaban ada yang hanya
terdiri dari dua pilihan, ya/ tidak, setuju/tidak setuju, boleh/tidak
boleh.dan sebagian lagi diberikan dalam bentuk pilihan ganda:
tiga, empat atau lebih alternative jawaban yang disediakan.

Item tipe 2 pilihan maupun item pilihan ganda, keduanya dapat


digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor obyektif maupun
menyelidiki fakta subyektif (pendapat, keyakinan dsb.)

Contoh item 2 pilihan untuk fakta-fakta obyektif (sebenarnya)


a) Status bapak/itu : ( ) orangtua kandung ( ) wali
b) Jenis kelamin anak: ( ) laki-laki ( ) perempuan
c) Pernahkah bapak/ibu sakit parah ( ) pernah ( ) tidak pernah

Contoh angket item 2 pilihan untuk fakta subyektif:

a) Apakah bapak/ibu merasa kesulitan dalam menanamkan


disiplin pada anak? ( ) ya ( ) tidak
b) Apakah bapak/ibu merasa berat memiliki anak cacat?
( ) ya ( ) tidak

Untuk mengantisipasi kelemahan angket item 2 pilihan, maka


diadakanlah angket pilihan ganda. Contoh sebagai berikut:

Untuk fakta sebenarnya (obyektif)


a) Berapa kali anak bapak/ibu makan setiap hari

( ) satu kali ( ) dua kali ( ) tiga kali

b) Sudah berapa hari anak bapak/ibu tidak mau makan:


( ) satu minggu ( ) dua minggu ( ) tiga minggu

Untuk menyelidiki pendapat:


a) Apakah bapak/ibu sangat berat mempunyai anak yang nakat?
( ) ya berat sekalib.
( ) cukup berat
( ) sedang saja
( ) ringan
( ) ringan sekali

b) Bagaiman pendapat bapak/ibu mengenai anak yang nakal?


( ) karena terlalu dimanja
( ) tidak diperhatikan
( ) karena penyakit
( ) karena diganggu
( ) karena bodoh

e. Pemeriksaan medis
Adalah merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
guru/pendamping untuk mengetahui berbagai kelemahan dan catatan
kesehatan yang perlu diketahui oleh pendidik, mengingat kesehatan
(terutama fisik) akan sangat berpengaruh tehadap pencapaian
perkembangan yang lainnya. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara
periodik dan perlu diagendakan dengan menyesuaikan kegiatan yang lain.
Contoh format pemeriksaan kesehatan:
- Nama :
- Jenis kelamin :
- Kelas/kelompok :
- Tanggal pemeriksaan :
-

Aspek yangK keadaan GGejala/gangguan yang


diperiksa harus diperhatikan
Tinggi badan
Berat badan
Penglihatan
Pendengaran
Penciuman
Perabaan
Pengecapan dll

Pemeriksa

(dr. siti sundari/ Yuniarti wati)


f. Kunjungan rumah (home visit) adalah kegiatan
guru/pendamping untuk lebih memahami kondisi peserta didik, baik dari
kondisi keluaraga, lingkungan maupun perkembangan anak lebih detil.
Secara lebih khusus, kegiatan kunjungan rumah bagi guru/pendamping
dapat memperoleh informasi tentang hal-hal sebagi berikut:
* kondisi rumahtangga dan orang tua
* fasilitas belajar dan bermain yang ada di rumah
* hubungan antar anggota keluarga
* sikap dan kebiasaan anak di rumah
* berbagai pendapat dari keluarga dan orang lain tentang anak
* komitment orangtua dan anggota keluarga dalam membantu
perkembangan dan mengatasi masalah anak

Untuk menghindari kesalah pahaman dan agar tidak terkesan sebuah


kegiatan investigasi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
guru/pendamping kepada pihak orang tua/keluarga:
Membuat janji
Menyampaikan maksud dan tujuan melakukan kegiatan
Guru menyiapkan diri, baik mental maupun kemampuan komunikasinya
Menjaga sikap dan ucapan agar orangtua/keluarga tidak tersinggung
Guru/pendidik harus mengenal waktu untuk berkunjung

Format Kunjungan Rumah


- Nama anak :
- Kelas/kelompok ;
- Nama wali/orangtua :
- Pekerjaan :
- Alamat :
- Tujuan kunjungan :
- Tanggal pelaksanaan :

NNo. Pernyataan U Uraian/Jawaban


1. Kegiatan anak sehari-hari
2. Komunikasi anak dengan saudara dan
orangtuanya
3. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak
dirumah
Butir pertanyaan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan
Kesimpulan :

..
Guru/pendidik
(
)

3. Pelayanan Informasi;
adalah layanan yang memungkinkan bagi anak dan orangtua untuk
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat menjadi
pertimbangan untuk kelanjutan anak, berupa informasi pendidikan,
sosial maupun kesehatan.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan dapat dilaksanakan
bersamaan dengan proses pembelajaran (sesuai tema). Informasi yang
dapat diberikan diantaranya:
- Kelanjutan studi
- Kesulitan belajar dan alternative penanganannya
- Cara-cara belajar yang baik
- Cara berteman yang baik
- Tentang perkembangan kesehatan
- Makanan dan minuman
- Obat-obatan terlarang dll., yang membahayangan bagi anak

4. Pelayanan penempatan
Adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan harapan dan
kemampuan orangtua serta kondisi dan potensi anak. Layanan
penempatan dapat diberikan pada anak yang memiliki kemampuan
berbeda, hal ini dimaksudkan agar anak mendapatkan layanan dan
kesempatan untuk lebih mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya.
Selain diberikan kepada anak berkemamuan lebih, layanan
penempatan juga perlu diberikan pada anak berkemampuan kurang.
Hal ini dilakukan karena anak perlu diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri sesuai kapasitas kemampuannya. Misalnya
ditemukan seorang anak yang daya pendengarannya terganggu,
selain anak perlu dibawa ke dokter, guru/pendamping perlu
menempatkan anak dengan guru/pendamping sehingga ucapannya
mudah didengar.
5. Layanan Konseling, yakni pemberian bantuan kepada anak yang
bermasalah yang dilakukan secara intensif dan mendalam.
Sasarannya adalah peserta didik yang mengalami kesulitan yang
disebabkan oleh berbagai hall termasuk permasalahan dari diri
sendiri, pengalaman yang diterima dalam keluarga.maupun
lingkungannya. oleh karenanya sasaran konseling di Taman kanak-
kanak adalah : orang tua atau anggota keluarga dan anak yang
mengalami kesulitan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konseling


adalah:
a. Adanya kesediaan/ketidak sediaan orangtua dan peserta didik
untuk dilaksanakan bimbingan konseling
b. Menciptakan situasi yang aman dan menyenangkan sehingga
dapat tercipta komunikasi yang wajar
c. Adanya tolerasi terhadap anak dan orangtua, pendidik tidak
terkesan memaksakan keinginan
d. Terciptanya hubungan yang baik selama proses konseling
berlangsung

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:


a. Identifikasi masalah, Yaitu menemukan gejala-gejala yang
tampak pada penampilan dan perilaku anak dalam
memperkirakan penyebab masalah sampai pertolongan apa yang
akan diberikan. Disini pendidik harus mengetahui adanya
perubahan perilaku peserta didik dan perubahannya kearah yang
negative/kurang baik, yang dapat diketahui dari catatan harian,
pengamatan dan metode lainnya, maupun informasi dari guru
pendamping serta orangtuanya
b. Analisis data; dilakukan untuk mengetahui atau mengecek
seberapa jauh anak mengalami masalah, apakah masalah ini
terus menerus timbul pada anak atau hanya incidental dan
apakah permasalahannya juga mempengaruhi aspek
perkembangan yang lain atau tidak.
c. Diagnosis, dilakukan untuk mengetahui latar belakang
munculnya permasalahan pada peserta didik, apakah
permasalahan itu muncul dari dalam diri peserta didik atau dari
lingkungnannya.
d. Prognosis, hal ini dilakukan untuk menetapkan bantuan yang
akan diambil pendidik/guru pendamping. Setelah guru
menetapkan masalah yang dihadapi dan faktor-faktor
penyebabnya, maka guru mencoba untuk menetapkan langkah-
langkah bantuan yang perlu dilakukan pada anak, apakah
langkah itu langsung berhubungan dengan anak atau perlu
keterlibatan teman yang lain atau orang tua dan keluarganya
e. Pelaksanaan bantuan, sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan. Pelaksanaan bantuan ini dapat dilakukan
terintegrasi dengan proses pembelajaran secara keseluruhan,
artinya, pelaksanaan proses pembelajaran pada anak.
f. Penilaian tindak lanjut, yakni menilai seberapa jauh keberhasilan
yang dilakukan guru/pendamping dalam melaksanakan proses
konseling. Penilaian dapat dilakukan dengan melihat perubahan
perilaku yang terjadi pada anak. Bila tidak ditemukan perubahan
perilaku (sesuai yang diharapkan), maka perlu menentukan
langkah-langkah lanjut, diantaranya diberi rujukan untuk datang
kepada yang lebih ahli.

CARA MENGKOMUNIKASIKAN PERMASALAHAN ANAK DI


TAMAN KANAK-KANAK
Permasalahan anak di Taman Kanak-kanak sangat beragam, baik
yang disebabkan karena diri pribadinya, pengaruh keluarga ataupun
lingkungannya. Permasalahan peserta didik yang ditemukan pendidik
melalui pengamatan sehari-hari, yang kemudian dikuatkan dengan
berbagai teknik pengumpulan data, perlu dilakukan pencatatan yang
nantinya akan menjadi pertimbangan dalam pemberian bantuan untuk
tindak lanjut.
Untuk memperoleh data peserta didik yang masalah, tentu saja
melibatkan banyak unsur, tidak hanya orangtuanya tetapi juga kepada
pihak-pihak lain yang terkait. Untuk itulah, guru perlu mengetahui
cara menyampaikan permasalahan anak dengan tepat sesuai dengan
sasarannya. Penyampaian permasalah kepada anak tentu tidak sama
dengan penyampaian kepada orangtua. Demikian pula penyampaian
permasalahan kepada pihak-pihak lain, akan lain pula, sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari kegiatan
berkomunikasi, di rumah, di kantor, di sekolah atau dimana saja
kegiatan manusia berlangsung.
Komunikasi dapat dijelasan melalui tiga sudut; sudut etimologi,
sudut makna dan sudut definisi:
1. Berdasarkan etimologi
Komunikasi berasal dari perkataan Communicareyang
dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi atau
memberitahukan.. Dengan demikian istilah komunikasi dapat
diartikan sebagai kegiatan atau usaha bersama atau diketahui
bersama. Dengan pengertian di atas, maka
mengkomunikasikan permasalahan anak di TK dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru, berupa
penyampaian permasalahan anak kepada pihak-pihak lain, agar
mereka juga mengetahui permasalahan itu.
2. Berdasarkan makna
Dalam pembicaraan sehari-hari, orang sering menggunakan
kata komunikasi untuk maksud yang tidak sama. Misalnya,
bila seorang mahasiswa mengatakan besuk ada ujian
komunikasi, maka dapat dipastikan itu adalah suatu disiplin
ilmu atau nama mata kuliah. Ada juga yang mengatakan,
ya...tulisannya tidak komunikatif, artinya tulisan seseorang
yang dibaca sulit/sukar dipahami, atau hal lain, anak itu
dulunya cerdas dan baik sekali, tapi gara-gara tidak ada
komunikasi antara orangtua dan pendidik, maka sekarang
prestasinya menurun dengan drastis. Disini komunikasi
diartikan sebagai hubungan. Selanjutnya, jika ada yang
mengatakan, apakah ibu sudah mengkomunikasikan
permasalahan Fulan dengan dokter? , disini komunikasi
mempunyai makna disampaikan atau diberitahukan. Jadi
seorang pendidik Taman Kanak-kanak mengkomunikasikan
permasalahan anak kepada orangtua, itu berarti menyampaikan
atau memberitahukan.
3. Berdasarkan definisi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana
seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain1". Definisi klasik dari
Harold Laswell mengatakan bahwa komunikasi
adalah Who say what in which channel to whom
with effect, siapa mengatakan apa, melalui
saluran apa, kepada siapa dengan akibat apa.
Beberapa hal di atas merupakan komponen
komunikasi yang kemudian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Siapa: yaitu orang yang menyannpaikan. Disebut degan
komunikkator. Ia mengubah suatu yang akan disempaikan
menjadi simbol-simbol atau keode yang dapat diterima oleh
orang lain. Oleh karena itu komunikator dapa juga disebut
sebagai encoder.
b. Apa; yaitu yang dapat disampaikan oleh komunikator,
disebut pesan. Pesan yang ada dalam pikiran seseorang ,
tidak dapat ditangkap oleh orang lain. Pesan itu harus
diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata) atau non
verbal (isyarat/gerakan2 tubuh)

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
c. Saluran; yaitu yang dilalui oleh pesan agar sampai kepada
penerima, atau disebut juga dengan media/medium. Saluran
ini seyogiyanya bebas hambatan, agar pesan-pesan yang
disampaikan tertangkap oleh penerima pesan denggan
lancar sesuai dengan aslinya.
d. Kepada siapa; yaitu sasaran pesan atau komunikan, yang
diharapkan mamu menerima dan mengolah pesan menjadi
simbol-simbol ang dapat mereka pahami.
e. Akibat apa; yaitu kemungkinan apa yang terjadi pada
komunikan setelah ia menerima pean. Apakan ia mengerti
atau tidak. Kalau ia mengerti apakah ia mau melak sanakan
pesan atau tidak.
Selain itu, ada beberapa hal yang mempengaruhi kelancaran
komunikasi, diantaranya komunikator kurang mengauasai
isi pesan
Jenis-jenis Komunikasi yang dapat dijadikan
pertimbangan pada setiap pendidik dalam melaksanakan
bimbingan:
A. Berdasarkan sifat:
1. Komunikasi lansung, yakni komunikasi yang
penyampaian pesannya tidak melalui media, melalui
kata-kata (verbal) dan atau isyarat (non verbal). Pat
Keuntungan dari komunikasi ini adalah bahwa
pesannya dapat disampaikan seara bebas dan berulang-
ulang, sehingga komunikator yakin benar bahwa
komunikan telah dapat menerima dan mamahaminya,
dan juga waktu yang dibutuhkan efisen.
Kelemahannya, komunikan dapat menyasikan
isyarat-isyarat yang menyertai pesan yg disampaikan
dengan kata-kata. Hal ini terkadang membantu
terjadinya pengaruh pesan terhadap pikiran, sikap dan
perbuatan komunikan.
2. Komunikasi tidak langsung, yakni komunikasi yang
dilaksanakan melalui perantara atau media, yang dibuat
dengan sengaja melalui perencanaan, misal: surat,
blangko, tlephon dll.
B. Berdasarkan Bentuk
1. Komunikasi pribadi
Interpersonal communication (antar pribadi), yakni yang
menyangkut komunikasi dengan orang lain melalui
persepsi kita tentang orang itu dan intrapersonal
communication (intra pribadi) yakni yang berkaitan
dengan proses pengelolaan informasi yang diperoleh
dari objek di luar diri kita, mulai dari kegiatan sensasi,
persepsi, memori dan berpikir
2. Komunikasi kelompok (group communication), adalah
komunikasi antar anggota kelompok, sehingga
dimungkinkan terjadi saling berbagi informasi dan
saling mempengaruhi, baik kelompok kecil maupun
kelompok besar
3. Komunikasi massa ( Mass communication), komunikasi
ini mempunyai sasaran yang luas, yakni masyarakat.
C. Berdasarkan Tujuan:
1. Perubahan sosial (Social change), yakni komunikasi
yang dilakukan dengan berbagai cara, langsung maupun
tidak langsung dengan media dengan maksud menajak
masyarakat untuk berpartisipasi daam suatu kegiatan
yang bertujuan merubah kondisi masyarakat menjadi
lebih baik.
2. Perubahan sikap (attitude change), yakni komunikasi
yang bertujuan untuk mengganti sikap orang atau
kelompok orang agar mereka mempunyai sikap yang
diinginkan oleh komunikator.
3. Perubahan pendapat (opinion change), bertujuan untuk
merubah pendapat seseorang atau masyarakat yang
dianggap kurang baik atau kurang menguntungkan.
4. Perubahan tingkah laku (behavior change)
Sedangkan ciri komunikasi guru yang mempunyai
kemampuan interpersonal yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Keterbukaan (openess), adalah suatu sikap terbuka,
baik guru sebagai koomunikator maupun pihak lain
sebagai komunikan. Komunikasi bersifat dialogis dan
humanistik.
2. Empati (empaty), yaitu sikap yang mampu
merasakan dan menghayati perasaan orang lain. Jadi
komunikator tidak terlalu bersifat formal dan
instruktif, tanpa mempertimbangkan kondisi
komunikasi
3. Dukungan (supportiveness) yaitu sikap yang
membuat situasi berjalan lancar
4. Rasa positip (positivism), yaitu sikap yang
memandang suatu gejala atau kejadian dari sudut
yang baik. Sikap seperti ini akan menciptakan
suasana akrab, tidak kaku dan tegang, Hal itu akan
menunjang keberhasilan komunikasi yang
diinginkan.
5. Kesamaan (equality), yaitu sikap yang melihat pihak-
pihak yang berkomunikasi itu sama, dalam arti sama-
sama membutuhkan atau saling membutuhan.

Demikian, diktat ini kami susun untuk menjadi rujukan mahasiswa


dalam mengembangkan kemampuannya sebagai pendidik dan juga
seorang konselor yang akan membantu mengembangkan potensi
anak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah..kesadaran dari
pendidik untuk selalu memasukkan dan menerapkan nilai nilai
syariat Islam dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik
dan seorang konselor. Berikut ..kami lampirkan beberapa contoh
permasalahan anak dan solusinya..mudah-mudahan dapat menjadi
rujukan dan pertimbangan dalam melaksanakan tugas di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai