Persalinan Preterm
Persalinan Preterm
Persalinan Preterm
PENDAHULUAN
kelahiran kurang bulan berperan besar terhadap angka kematian bayi, yang mulai
terutama dikarenakan sistem organ yang imatur, secara signifikan meningkat pada
bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dibandingkan dengan mereka
yang dilahirkan aterm. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ bayi baru lahir
bulan dengan berat badan lahir rendah. Bayi ini kebanyakan tidak hanya
menderita komplikasi segera dari prematuritas, tetapi juga gejala sisa jangka
umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan dengan risiko kematian
perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat bayi >1500 gram
keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan sama dengan
berat janin < 1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80%. Pada umur kehamilan
<32 minggu dengan berat lahir < 1500 gram angka keberhasilan hanya sekitar
59%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm tidak hanya
1
Penyebab persalinan preterm sering dapat dikenali dengan jelas. Namun,
pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor
mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada ibu,
hidup masa neonatus untuk bayi yang dilahirkan kurang bulan, terutama untuk
persalinan preterm.
Panjang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. WHO
menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
minggu atau kurang.3 Partus prematurus atau persalinan prematur juga diartikan
sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan atau
dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya
kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari pertama haid terakhir.4
minggu.5
2.2 Epidemiologi
Kejadian persalinan preterm tidak merata disetiap wanita hamil. Dari suatu
penelitian didapatkan bahwa kejadian persalinan preterm pada wanita dengan kulit
hitam adalah 2 kali lebih banyak dibandingkan ras lain di Amerika Serikat.
kulit putih lebih banyak berupa persalinan preterm spontan dengan selaput
ketuban utuh, sedangkan pada wanita kulit hitam umumnya didahului dengan
ketuban pecah dini. Persalinan preterm juga dapat dibagi menurut usia kehamilan,
sekitar 5% persalinan preterm terjadi pada usia kurang dari 28 minggu (extreme
prematurity), sekitar 15% terjadi pada usia kehamilan 28-31 minggu (severe
3
prematurity), sekitar 20% pada usia 32-33 minggu (moderate prematurity), dan
Afrika terdapat 4.047 persalinan preterm per 100 kelahiran (11,9%), di Eropa
sebesar 466 per 1000 kelahiran (6,2%), di Asia 6.097 per 1000 kelhiran atau
9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%). Angka kejadian
persalinan prematur di Indonesia pada tahun 1983 adalah 18,5% dan pada tahun
1995 menurun menjadi 14,2%. Menurut data terakhir pada tahun 2005 jumlah
mortalitas bayi. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi bayi prematur,
gangguan respirasi menyebabkan kematian sebesar 44% pada bayi usia kurang
dari 1 bulan. Jika berat bayi kurang dari 1000 gram maka angka kematian naik
menjadi 74%. Karena lunaknya tulang tengkorak serta immaturitas, bayi prematur
lebih rentan terhadap kompresi kepala. Perdarahan intrakranial lebih sering terjadi
pada bayi prematur dibandikan dengan bayi aterm.4 Setiap tahun sekitar 4 juta
(28%), infeksi berat 26%, dan asfiksia 28%. Persalinan preterm spontan paling
sering terjadi pada ibu dengan kulit putih, sedangkan ketuban pecah prematur
adalah penyebab paling sering terjadinya persalinan preterm pada ibu kulit hitam.2
4
2.3 Etiologi dan Patofisiologi
mengancam, faktor gaya hidup seperti merokok, pertambahan berat badan ibu
yang tidak adekuat, penggunaan narkoba. Faktor maternal lain yang terlibat
adalah usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, tubuh pendek, kesenjangan ras dan
lahir, interval antara kehamilan sebelumnya dan saat ini, serta riwayat persalinan
3. perdarahan desidua
5
Berdasarkan penelitian 35% persalinan preterm terjadi tanpa diketahui
penyebab yang jelas, 30% akibat persalinan elektif, 10% pada kehamilan ganda,
dan sebagian lain akibat kondisi ibu dan janinnya. Kondisi selama kehamilan
- Kehamilan ganda/gemeli
- Polihidramnion
Ibu
- Diabetes melitus
- Preeklampsia/hipertensi
- Stress psikologik
- Trauma
6
- Perokok berat
dengan kejadian persalinan preterm akibat stress. Proses aktivasi prematur HPA
psikososial ibu dengan kadar CRH, ACTH, dan kortisol plasma ibu. Menurut
Hobel dkk, dibandingkan dengan wanita yang melahirkan aterm, wanita yang
Pada persalinan preterm aksis HPA ibu dapat mendorong ekspresi CRH
7
2.3.2 Infeksi Intra Uterin
preterm. Infeksi bakterial dalam uterus dapat terjadi antara jaringan maternal dan
fetal membran (dalam koriodesidual space), dalam fetal membran (amnion dan
korion), dalam placenta, dalam cairan amnion, dalam tali pusat. Infeksi pada fetal
membran disebut korioamnionitis, infeksi pada tali pusat disebut funisitis, infeksi
pada cairan amnion disebut amnionitis. Infeksi jarang terjadi pada kehamilan
prematur akhir (34-36 minggu), dan lebih sering terjadi pada usia kehamilan
8
menyebabkan pelepasan endotoksin dan eksotoksin, mengaktivasi desidua dan
Terdapat jalur lain yang memiliki peranan yang hampir sama. Sebagai
janin itu sendiri. Pada janin dengan infeksi, peningkatan produksi corticotropin-
ketika fetus itu sendiri terinfeksi, produksi sitokin fetus meningkat dan waktu
9
Gambar 2. Alur kolonisasi bakteri koriodesidua yang menyebabkan
persalinan prematur
dari plasenta biasanya dihubungkan dengan persalinan preterm dan ketuban pecah
dini. Lesi plasenta dilaporkan 34% dari wanita dengan persalinan preterm, 35%
dari wanita dengan ketuban pecah dini, dan 12% kelahiran term tanpa komplikasi.
Lesi ini dapat dikarakteristikan sebagai kegagalan dari transformasi fisiologi dari
arteri spiralis, atherosis, dan trombosis arteri ibu atau janin. Diperkirakan
10
2.3.4 Distensi uterus yang berlebihan (uterine overdistension)
(ART)), termasuk induksi ovulasi dan fertilisasi in vitro, dan merupakan satu dari
Amerika Serikat misalnya, ART merupakan 1% dari semua kelahiran hidup, tetapi
17% dari semua kehamilan multipel; 53% neonatus hasil dari ART pada tahun
2003 merupakan anak kembar. Mekanisme dari distensi uterus yang berlebihan
pada trimester kedua, tetapi baru-baru ini bukti menunjukan bahwa gangguan
variasi yang cukup luas, termasuk persalinan preterm. Insufisiensi serviks secara
berulang pada trimester kedua, tanpa adanya kontraksi uterus. Terdapat lima
penyebab yang diakui atau dapat diterima, yaitu: (1) kelainan bawaan; (2) in-utero
11
operasi seperti Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) atau conization;
preterm pada wanita yang merokok sampai saat ini belum jelas. Terdapat lebih
dari 3000 bahan kimia dalam batang rokok, yang masing-masing efek biologisnya
sebagian besar tidak diketahui. Namun, baik nikotin dan karbon monoksida
sendiri sulit dibedakan karena adanya kontraksi braxtons hicks. Kontraksi ini
digambarkan sebagai kontraksi yang tidak teratur, tidak ritmis, tidak begitu sakit
atau tidak sakit sama sekali, namun dapat menimbulkan keraguan besar dalam
diagnosis persalinan preterm. Tidak jarang wanita yang melahirkan sebelum aterm
diagnosis yang salah, yaitu persalinan palsu. Beberapa kriteria yang dapat dipakai
a. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau 140 dan 259 hari.
b. Kontraksi uterus (his) yang teratur yaitu berulang 7-8 kali atau 2-3 kali dalam
10 menit.
12
c. Merasakan gejala seperti kaku di perut, menyerupai rasa kaku seperti
menstruasi, rasa tekanan intrapelvik, nyeri punggung bawah (low back pain).
2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamnesis
penting dan dalam kaitannya dengan terjadinya persalinan preterm. Berikut adalah
a. Kehamilan multipel
b. Polihidramniom
c. Anomali uterus
13
a. Perdarahan pervaginam setelah 12 minggu
b. Riwayat pyelonefritis
c. Merokok
d. Riwayat abortus
Pasien tergolong resiko tinggi apabila ditemukan lebih dari satu faktor
resiko mayor atau dua atau lebih fator resiko minor, atau keduanya. Disamping
faktor resiko di atas faktor resiko lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
sosiobiologi (usia ibu, jumlah anak, obesitas, status sosioekonomi yang rendah,
a. Dilatasi serviks
14
b. Panjang serviks
sampai persalinan, dan serviks akan berdilatasi untuk memungkinkan isi uterus
komposisi biokimia dari serviks. Salah satu indikator dini dari inkompetensia
panjang serviks kurang dari 25 mm pada usia kehamilan 24-28 minggu dapat
c. Inkompetensia Serviks
dilatasi serviks berulang, tanpa rasa sakit, dan kejadian kelahiran spontan pada
Dilatasi serviks ini dapat diiikuti prolaps dan menggembungnya membran janin ke
serviks ini belum jelas, namun terkait dengan riwayat trauma pada serviks seperti
sejak awal, sebelum tanda tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan
pasien yang beresiko, untuk diberi penjelasan dan penilaian klinik terhadap
15
pencegahan dapat segera dilakukan. Pemeriksaan serviks mempunyai manfaat
dijumpai serviks pendek (< 1cm) yang disertai dengan pembukaan yang
2.6 Penatalaksanaan
secara statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian kurang bulan secara
statistik.
3. Pemberian tokolitik
Optimalisasi personel.
16
Beberapa macam obat yang dapat digunakan sebagai tokolisis :
a. Nifedipin
kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi berulang
dicapai setelah 15-90 menit setelah pemberian oral, dengan pemberian sublingual
b. Magnesium sulfat
parenteral. Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per
jam tergantung dari produksi urin dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik,
janin dan ibu. Namun, perubahan tulang yang terlihat melalui rontgen terlihat
pada neonatus dari pasien yang menerima infus magnesium sulfat jangka panjang
secara radiografi seperti perubahan dari tulang panjang, penipisan tulang parietal,
dengan hati-hati sebagai obat tokolitik, efek sampingnya terhadap ibu, janin dan
c. Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
17
Contoh: Ritodrin (Yutopar) Dosis: 50 mg dalam 500 ml larutan glukosa 5%.
Dimulai dengan 10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit sampai
hilang. Selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan satu tablet (10 mg) setiap 8 jam
setelah makan. Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor
selama pengobatan.10
yang dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi, rasa panas pada muka (flushing),
mual, sakit kepala, nyeri dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru,
hiperglikemi, dan hipoglikemi. Efek samping pada janin antara lain ft.tal
Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 rng per oral setiap 6 jam untuk 8 kali
4. Pemberian Steroid
pemberian 24 jam. Efek optimal dapat dicapai dalam 1 - 7 hari pemberian, setelah
18
diberikan deksametason dengan dosis 4 x 6 mg intramuskuler dengan jarak
pemberian 12 jam.3
5. Antibiotika
karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan. Pada ibu dengan ancaman
selama 3 hari.3
6. Perencanaan Persalinan
sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal intensive care
obstetrik lainnya dan disamakan dengan aturan persalinan aterm. Tidak dianjurkan
2. 7 Komplikasi
19
perkembangan, serebral palsi, seizure disorder, kebutaan, hilangnya pendengaran,
juga dapat terjadi disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah yang kurang
baik.2,3,5,7
2.8 Pencegahan
berikut :
b. Pencegahan sekunder
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. WHO menyatakan
bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu
atau kurang.
21