Kerangka Acuan Gizi
Kerangka Acuan Gizi
Kerangka Acuan Gizi
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Ditetapkan
dr. Pasniwati
Nip. 19750805 200904 2 001
DINAS KESEHATAN
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Ditetapkan
dr. Pasniwati
Nip. 19750805 200904 2 001
DINAS KESEHATAN
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Ditetapkan
dr. Pasniwati
Nip. 19750805 200904 2 001
DINAS KESEHATAN
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Ditetapkan
dr. Pasniwati
Nip. 19750805 200904 2 001
DINAS KESEHATAN
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan
a. Umum
b. Khusus.
4. Kegiatan
a. Pokok
b. Rincian Kegiatan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
KERANGKA ACUAN
1. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan sumber daya yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan Negara lain.
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas SDM dan bisa dicapai dengan status gizi yang baik. Status gizi merupakan salah satu
factor utama yang sangat menentukan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia
yang menjadi tujuan pembangunan Indonesia. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan
keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah gizi diantaranya adalah
ketersediaan pangan dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga, pengetahuan terkait gizi,
serta pemanfaatan keluarga terhadap pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas. Sejalan
dengan hal tersebut, maka diambil langkah-langkah dalam upaya perbaikan gizi masyarakat
yang diselenggarakan oleh Puskesmas. Upaya perbaikan gizi ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di tingkat Puskesmas.
Masalah gizi dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, anak, remaja hingga
lansia, memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan
mempercepat penyembuhan seperti pelayanan gizi di puskesmas seperti pojok gizi.
Upaya pengembangan pojok gizi merupakan salah satu langkah yang ditempuh sejak
awal repelita VI. Pengembangan pojok gizi Puskesmas diselenggarakan dalam rangka
mengoptimalkan pelayanan gizi, baik kualitas maupun kuantitasnya.
5. Sasaran Kegiatan
1. Pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang datang ke
Puskesmas
2. Masyarakat umum/pasien rujukan dari posyandu.
3. Meliputi ibu hamil, anak balita, anak sekolah, remaja, dewasa dan lansia
1. Latar Belakang
Gizi merupakan factor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas
Sumber Daya Manusia, oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada individu
dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub system dalam pelayanan kesehatan
paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib
mengacu kepada standar yang berlaku.
Pelayanan gizi yang dilakukan di Rumah Sakit atau Puskesmas Perawatan merupakan
pelayanan gizi yang di sesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis,
status gizi dan status metabolism tubuh. Keadaan gizi pasien berpengaruh terhadap proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap
keadaan gizi pasien. Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan
peningkatan resiko penyakit maupun komplikasinya. Selain itu terdapat kecenderungan
peningkatan kasus yang terkait gizi baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini
memerlukan asuhan gizi yang bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan
untuk mempercepat penyembuhan.
Hasil studi kohort tahun 2011 yang dikenal dengan penelitian SARMILA di 3 (tiga)
rumah sakit (RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS M.Djamil Padang dan RS Sanglah Denpasar ),
diketahui pasien dengan asupan energy tidak cukup selama di rumah sakit mempunyai resiko
lebih besar untuk malnutrisi dan terdapat perbedaan yang signifikan lama hari rawat inap pada
pasien dengan asuhan gizi dan pelayanan gizi konvensional. Terapi gizi merupakan factor
penunjang utama penyembuhan, dalam pemberiannya di sesuaikan seiring dengan perubahan
fungsi organ selama proses penyembuhan. Dengan demikian untuk mengatasi hal diatas
dibutuhkan pemberian dukungan gizi yang tepat melalui pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas.
c. Sasaran Kegiatan
4. Pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang datang ke
Puskesmas
5. Masyarakat umum/pasien rujukan dari posyandu.
6. Meliputi ibu hamil, anak balita, anak sekolah, remaja, dewasa dan lansia