Makalah Anatomi Tumbuhan
Makalah Anatomi Tumbuhan
Makalah Anatomi Tumbuhan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan ini dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak jauh dari kesalahan serta
kekurangan. Hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan buku yang kami baca. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang budiman.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .... i
DAFTAR ISI .... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Penutup
2.2 Jenis-Jenis Jaringan Penutup
2.2.1 Jaringan Epidermis
2.2.2 Jaringan Periderm
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan.
Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai
bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan
metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga
umumnya tidak perlu dilakukan pembedahan. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi
tiga bagian berdasarkan heirarki dalam kehidupan, yaitu:
1. Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses
kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya
2. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel
penyusunnya, dan
3. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya.
Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan
berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan.
Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama.
Pengelompokkan jaringan tubuh tumbuhan didasarkan atas letaknya pada tubuh, tipe selnya,
fungsinya, asalnya, dan tingkat perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun tubuh
tumbuhan adalah jaringan dermal atau jaringan penutup.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui pengertian jaringan penutup.
2. Mengetahui fungsi masing-masing jaringan penutup.
3. Mengetahui apa saja yang termasuk jaringan penutu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Penutup (Sistem Dermal)
Unit terkecil tumbuhan adalah sel , kumpulan sel disebut jaringan . Jaringan yang
terdiri atas sel-sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan sederhana , sedangkan
jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan
kompleks atau jaringan majemuk (Estiti , 1995) .
Dalam tahun 1875 , Sachs membagi jaringan dalam tiga sistem , yakni sistem dermal
sistem jaringan pembuluh , dan sistem jaringan dasar . Sistem dermal terdiri atas epidermis ,
yang merupakan pelindung pertama (primer) untuk bagian luar tubuh tumbuhan , dan
periderm , yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
sekunder . Sistem jaringan pembuluh , terdiri atas xilem yang mengangkut air dan garam dari
tanah , dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis . Sistem jaringan dasar merupakan
jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan namun sekaligus juga menunjukkan
spesialisasi . Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua variasinya ; kolenkim
yakni jaringan berdinding tebal dan selnya tetap hidup , dan sklerenkim yakni jaringan
pengokoh utama dengan dinding tebal , keras dan seringkali terlignitifikasi (berkayu) dengan
sel yang biasanya mati (Estiti , 1995).
2. Ciri-ciri Epidermis
a. Tersusun dari sel-sel hidup.Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
b. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar
sel.
c. Tidak memiliki klorofil
d. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
e. Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali epidermis akar muda.
f. Dapat ditembus udara.
g. Dalam hal tertentu epidermis dapat menguapkan air.
5. Derivat Epidermis
Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis
yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan
epidermis itu sendiri.
Macam-macam Derivat Epidermis
a. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
- Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis.
- Sebagai jalan penguapan (transpirasi).
- Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis
lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan
jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor.
Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala
menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga yang asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan
sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu
atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak
demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada disamping sel penutup
dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya
dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel
tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
2. Trikoma
Trikoma berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel tunggal atau banyak sel.
Struktur yang menyerupai trikoma tetapi lebih besar dan terbentuk dari jaringan epidermis
atau dibawah epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele
disebut spina.
Trikoma mempunyai peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena
kadang familia tertentu dapat dikenal dari macam trikomanya.
Fungsi trikoma bagi tumbuhan meliputi:
a. Mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun)
b. Meneruskan rangsang.
c. Mengurangi gangguan hewan.
d. Membantu penyebaran biji.
e. Membantu penyerbukan bunga.
f. Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
3. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang tersusun oleh
tangkai selulosa dengan deposisi/endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti
sarang lebah dan disebut sistolit
6. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti
sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah
stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus).
Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat
gabus.
Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah
luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat
tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
7. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis
akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan
air atau menyimpan udara. Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai
epidermis ganda atau multiple epidermis.
Pada akar tumbuhan epifit, tumbuhan yang menempel pada benda lain / tumbuhan
lain, jaringan epidermis akarnya berfungsi untuk menangkap dan menimbun air yang
diperolehnya. Modifikasi jaringan epidermis ini disebut velamen. Velamen ditemukan
umumnya pada tumbuhan keluarga anggrek. Fungsinya: mengikat oksigen dan menangkap
air yang diperolehnya
2.Struktur Periderm.
Periderm terdiri dari falogen ( kambium gabus ), yaitu meristem yang berbentuk
periderm, felem ( gabus ), yakni jaringan pelindung yang dibentuk oleh falogen kearah luar,
dan feloderm yakni jaringan parenkim yang dibentuk oleh falogen kearah dalam.
Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dari satu sel saja. Sel felogen
memiliki vakuola dan dapat pila berisi kloroplas maupun tanin pada periode tertentu.
Pada penampang melintang, sel felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang
bersinambung membentuk silinder ( meristem lateral ) namun ada pula yang tidak
bersinambung karena di bentuk di sejumlah tempat yang berbeda disekeliling sumbu
tumbuhan.
Pada penampang memanjang, sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak, kadang
kadang tidak teratur. Sel felem ( gabus ) sering berbentuk mirip prisma, namun pada
penampang tangensial tidak teratur. Susunan selnya rapat dan tidak beruang antar sel. Sel
tidak hidup, namun berisi cairan atau padatan, ada yang tak berwarna, namun ada pula yang
berpigmen. Ciri sel gabus adalah zat gabus ( suberin ) dalam dinding selnya.
Pada banyak spesies, felem terdiri dari sel bergabus dan sel tak bergabus yang disebut sel
feloid. Sel tak bersuberin dapat memiliki dinding tebal atau tipis dan dapat berdiferensiasi
sebagai sklereid. Sel feloderm menyerupai sel parenkim dan dapat di bedakan dari parenkim
korteks karena keberadaannnya sesuai dengan deretan radial felem.
1. Poliderm.
periderm ini terdiri dari lapisan yang silih berganti, satu lapisan sel yang sebgain
bergabus, bergantian dengan lapisan sel setebal beberapa sel yang tidak bergabus. Poliderm
dapat menjadi setebal 20 lapisan atau lebih, namun sel paling luar akan mati. Pada bagian
yang hidup, sel berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan.
2. Ritidom.
Ritidom adalah jaringan yang terisolasi oleh periderm dan lapisan periderm yang tidak
aktif lagi.Biasanya ritidom terjadi pada semak, karena untuk pelepasan kulit kayu sebelah
luar yang sering terjadi di waktu dini dan mencegah terjadinya ritidom yang tebal.
Penambahan jaringan disebelah dalam periderm dapat mengakibatkan keretakan pada
periderm. Disaat itu diperlukan terbentuknya periderm baru dalam jaringan hidup dalam
periderm pertama, sehingga periderm kedua memenuhi syarat sebagai pelindung pengganti
epidermis.
3. Perkembangan Periderm.
Periderm pertama pada akar dan batang biasanya tampak pada tahun pertama
pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada tahun
berikutnya.Yang mempengaruhi terbentuknya periderm adalah : air, suhu, dan intensitas
cahaya. Periderm pertama pada batang terbentuk dilapisan sel subepidermal, tetapi kadang
kadang terbentuk dalam epidermis.
Periderm umunya tamapak sebagai lapisan yang tak bersinambun, bahkan saling
menimpal. Sel yang akan membelah menghasilkan felogen dapat berupa epidermis, parenkim
subepidermal atau kolenkim, parenkim perisikel, atau parenkim floem sekunder, termasuk
jari jari empulur floem.
Pembentukan periderm berlangsung melalui dua cara, yaitu :
1. Pada pertumbuhan periderm pertama terbentuk pada lapisan dalam.
2. Periderm berikutnya membentuk silinder utuh seperti periderm pertama, pada tumbuhan
yang periderm pertamanya berkembang dalam epidermis, periderm berikutnya berkembang
dlam bentuk sisik.
1. Lentisel yang paling sederhana dan memiliki jaringan pengisi terdiri dari sel
bersuberin.
2. Lentisel yang terdiri dari sekumpulan sel yang tersusun renggang tak bersuberin, yang
diakhir tumbuh sel bersuberin yang lebih kompak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem dermal atau jaringan penutup terdiri atas epidermis , yang merupakan
pelindung pertama (primer) untuk bagian luar tubuh tumbuhan , dan periderm , yang
menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.
Jaringan epidermis adalah jaringan yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan
(akar, daun dan batang). Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang
terletak paling luar. Fungsi dari jaringan epidermis antara lain ialah melindungi jaringan lain
yang ada di dalamnya.
Epidermis terdiri dari 3 bagian, yaitu epidermis akar, epidermis batang (monokotil dan
dikotil) dan epidermis daun.
Ciri-ciri Epidermis :
a. Tersusun dari sel-sel hidup.Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
b. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar
sel.
c. Tidak memiliki klorofil
d. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
e. Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali epidermis akar muda.
f. Dapat ditembus udara.
g. Dalam hal tertentu epidermis dapat menguapkan air.
Jaringan periderm yaitu periderm merupakan adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara
sekunder dan menggantikan epidermis pada akar dan batang yang telah menebal akibat pembuluh
sekunder. Periderm pertama pada akar dan batang biasanya tampak pada tahun pertama
pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada tahun
berikutnya
3.2 Saran
Dari makalah kali ini kita dapat melihata bagaimana cara tumbuhan menggunakan
jaringan yang ada pada tumbuhan tersebut dan fungsinya dalam tumbuhan tersebut. Semoga hal
ini dapat membuat kita mengerti tentang jaringan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Karmana , Oman. 2006. Biologi . Jakarta : Grafindo.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius . Yogyakarta : Kanisius .