0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
201 tayangan15 halaman

Makalah Anatomi Tumbuhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan ini dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak jauh dari kesalahan serta
kekurangan. Hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan buku yang kami baca. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang budiman.

Bengkulu, 05 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .... i
DAFTAR ISI .... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Penutup
2.2 Jenis-Jenis Jaringan Penutup
2.2.1 Jaringan Epidermis
2.2.2 Jaringan Periderm

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan.
Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai
bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan
metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga
umumnya tidak perlu dilakukan pembedahan. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi
tiga bagian berdasarkan heirarki dalam kehidupan, yaitu:
1. Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses
kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya
2. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel
penyusunnya, dan
3. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya.
Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan
berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan.
Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama.
Pengelompokkan jaringan tubuh tumbuhan didasarkan atas letaknya pada tubuh, tipe selnya,
fungsinya, asalnya, dan tingkat perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun tubuh
tumbuhan adalah jaringan dermal atau jaringan penutup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian jaringan penutup ?
2. Apa fungsi masing-masing jaringan penutup?
3. Apa saja yang termasuk jaringan penutup ?

1.3 Manfaat
1. Mengetahui pengertian jaringan penutup.
2. Mengetahui fungsi masing-masing jaringan penutup.
3. Mengetahui apa saja yang termasuk jaringan penutu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Penutup (Sistem Dermal)
Unit terkecil tumbuhan adalah sel , kumpulan sel disebut jaringan . Jaringan yang
terdiri atas sel-sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan sederhana , sedangkan
jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan
kompleks atau jaringan majemuk (Estiti , 1995) .
Dalam tahun 1875 , Sachs membagi jaringan dalam tiga sistem , yakni sistem dermal
sistem jaringan pembuluh , dan sistem jaringan dasar . Sistem dermal terdiri atas epidermis ,
yang merupakan pelindung pertama (primer) untuk bagian luar tubuh tumbuhan , dan
periderm , yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
sekunder . Sistem jaringan pembuluh , terdiri atas xilem yang mengangkut air dan garam dari
tanah , dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis . Sistem jaringan dasar merupakan
jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan namun sekaligus juga menunjukkan
spesialisasi . Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua variasinya ; kolenkim
yakni jaringan berdinding tebal dan selnya tetap hidup , dan sklerenkim yakni jaringan
pengokoh utama dengan dinding tebal , keras dan seringkali terlignitifikasi (berkayu) dengan
sel yang biasanya mati (Estiti , 1995).

2.2 Jenis-Jenis Jaringan Penutup


2.2.1 Jaringan Epidermis
1. Pengertian Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar.
Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun.
Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.
Jaringan epidermis adalah jaringan yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan
(akar, daun dan batang). Pada Eperdermis daun, dibeberapa tempat mengalami perubahan
bentuk menjadi stomata, membentuk lapisan lilin dan lapisan kutikula di atas permukaan
selnya. Pada Eperdermis daun dan batang, juga mengalami perubahan bentuk menjadi
rambut-rambut halus (trikoma). Eperdermis pada ujung akar membentuk rambut-rambut akar
Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai
tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan
bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel
penutup stomata.
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel
protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan
(periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak
(misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sel-sel yang tak
terspesialisasi. Bentuk, ukuran, susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis
tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita yang merupakan komponen perlindungan
pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan tebal
yang disebut lapisan kutikula, misalnya daun keladi dan daun pisang, ada yang berbulu halus
misalnya daun durian.

2. Ciri-ciri Epidermis
a. Tersusun dari sel-sel hidup.Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
b. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar
sel.
c. Tidak memiliki klorofil
d. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
e. Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali epidermis akar muda.
f. Dapat ditembus udara.
g. Dalam hal tertentu epidermis dapat menguapkan air.

3. Fungsi utama Jaringan Epidermis


a. Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan.
b. Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik.
c. Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature.
d. Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan.
e. Tempat masuknya air dan mineral pada akar muda.
f. Untuk keluar masuknya O2 dan CO2.
g. Epidermis daun untuk trasnpirasi.

4. Macam-macam Jaringan Epidermis Tumbuhan


a. Epidermis akar
Epidermis akar merupakan selapis sel berdinding tipis berkutikula dan tersusun rapat
pada akar. Sebagian besar sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke
arah lateral dari dinding luarnya. Rambut-rambut akar berfungsi untuk memperluas
permukaan sel sehingga penyerapan lebih efisien.
Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel, berdinding tipis,
memanjang sejajar sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel
disusun oleh selulosa dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas, dinding selnya
akan mengalami penebalan dengan kutin dan suberin.
Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar. Permukaan sel epidermis sebelah luar
membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar. Sel-sel yang membentuk bulu akar
terletak di belakang daerah pembentangan, meliputi sepanjang daerah satu sampai beberapa
centimeter.
Rambut akar sangat berguna dalam proses penyerapan air dan mineral-mineral dari
dalam tanah. Air dan mineral akan masuk ke dalam tumbuhan melewati sel epidermis. Oleh
karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak serapat pada sel-sel epidermis daun.
Selain itu, rambut akar juga dapat membantu tumbuhan menancap/menempel dengan kokoh.
b. Epidermis batang
1. Batang Dikotil
Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis
pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian
paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya
perlindungan batang dan mengurangi penguapan air.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar
dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat
tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave
sp). Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.
c. Epidermis Daun
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel sel
epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata.
Stomata/mulut daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel
penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata
terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi
pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada
yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan
periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm.
Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap
keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin
ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan
xerofit umumnya tebal.
Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya.
Lapisan lilin kutikula epidermis dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari
tumbuhan. Sel sel epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi
pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.

5. Derivat Epidermis
Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis
yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan
epidermis itu sendiri.
Macam-macam Derivat Epidermis
a. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
- Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis.
- Sebagai jalan penguapan (transpirasi).
- Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis
lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan
jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor.
Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala
menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga yang asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan
sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu
atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak
demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada disamping sel penutup
dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya
dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel
tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.

2. Trikoma
Trikoma berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel tunggal atau banyak sel.
Struktur yang menyerupai trikoma tetapi lebih besar dan terbentuk dari jaringan epidermis
atau dibawah epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele
disebut spina.
Trikoma mempunyai peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena
kadang familia tertentu dapat dikenal dari macam trikomanya.
Fungsi trikoma bagi tumbuhan meliputi:
a. Mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun)
b. Meneruskan rangsang.
c. Mengurangi gangguan hewan.
d. Membantu penyebaran biji.
e. Membantu penyerbukan bunga.
f. Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

3. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang tersusun oleh
tangkai selulosa dengan deposisi/endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti
sarang lebah dan disebut sistolit

4. Sel Silika dan Sel Gabus


Terdapat diantara sel-sel epidermis. Yang memanjang yang disebut sel panjang
terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu: sel
silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun.
Sel silika :mengandung badan-badan silika (SiO2) yang berbentuk bulatan,elips,
halter/pelana. Pada sel gabus dinding selnya disisipi suberin (gabus) dan sering mengandung
bahan organik yang padat. Distribusinya menyebabkan pengerasan pada kulit batang.
Bentuknya segitiga, segiempat, tidak teratur, angka 8, membulat, dll.
Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang menjadi keras dan
untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus
yang bersifat kedap air.
Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam pasangan di
sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya mengandung badan-badan silika
yang berupa massa silika yang isotropik dan di tengah-temgahnya biasanya berupa granula-
granula renik.

5. Sel Kipas (buliform cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk
seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari
bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi
kutikula. Plasma sel berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan
air.
Jika udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga
luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya daun
akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut.
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae dan
Cyperaceae, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibanding se-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan sebagai
akibat menggulungnya daun.

6. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti
sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah
stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus).
Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat
gabus.
Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah
luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat
tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.

7. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis
akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan
air atau menyimpan udara. Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai
epidermis ganda atau multiple epidermis.
Pada akar tumbuhan epifit, tumbuhan yang menempel pada benda lain / tumbuhan
lain, jaringan epidermis akarnya berfungsi untuk menangkap dan menimbun air yang
diperolehnya. Modifikasi jaringan epidermis ini disebut velamen. Velamen ditemukan
umumnya pada tumbuhan keluarga anggrek. Fungsinya: mengikat oksigen dan menangkap
air yang diperolehnya

2.2.2 Jaringan Periderm


1. Pengertian Jaringan Periderm
Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder dan menggantikan
epidermis pada akar dan batang yang telah menebal akibat pembuluh sekunder. Pada
sebagain tumbuhan, seperti daun atau ranting tanggal, periderm terbentuk disepanjang
permukaan yang terdedah. Pada luka, baik yang disebabkan secara mekanis, akibat penyakit
ataupun parasit.

2.Struktur Periderm.
Periderm terdiri dari falogen ( kambium gabus ), yaitu meristem yang berbentuk
periderm, felem ( gabus ), yakni jaringan pelindung yang dibentuk oleh falogen kearah luar,
dan feloderm yakni jaringan parenkim yang dibentuk oleh falogen kearah dalam.
Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dari satu sel saja. Sel felogen
memiliki vakuola dan dapat pila berisi kloroplas maupun tanin pada periode tertentu.
Pada penampang melintang, sel felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang
bersinambung membentuk silinder ( meristem lateral ) namun ada pula yang tidak
bersinambung karena di bentuk di sejumlah tempat yang berbeda disekeliling sumbu
tumbuhan.
Pada penampang memanjang, sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak, kadang
kadang tidak teratur. Sel felem ( gabus ) sering berbentuk mirip prisma, namun pada
penampang tangensial tidak teratur. Susunan selnya rapat dan tidak beruang antar sel. Sel
tidak hidup, namun berisi cairan atau padatan, ada yang tak berwarna, namun ada pula yang
berpigmen. Ciri sel gabus adalah zat gabus ( suberin ) dalam dinding selnya.
Pada banyak spesies, felem terdiri dari sel bergabus dan sel tak bergabus yang disebut sel
feloid. Sel tak bersuberin dapat memiliki dinding tebal atau tipis dan dapat berdiferensiasi
sebagai sklereid. Sel feloderm menyerupai sel parenkim dan dapat di bedakan dari parenkim
korteks karena keberadaannnya sesuai dengan deretan radial felem.
1. Poliderm.
periderm ini terdiri dari lapisan yang silih berganti, satu lapisan sel yang sebgain
bergabus, bergantian dengan lapisan sel setebal beberapa sel yang tidak bergabus. Poliderm
dapat menjadi setebal 20 lapisan atau lebih, namun sel paling luar akan mati. Pada bagian
yang hidup, sel berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan.
2. Ritidom.
Ritidom adalah jaringan yang terisolasi oleh periderm dan lapisan periderm yang tidak
aktif lagi.Biasanya ritidom terjadi pada semak, karena untuk pelepasan kulit kayu sebelah
luar yang sering terjadi di waktu dini dan mencegah terjadinya ritidom yang tebal.
Penambahan jaringan disebelah dalam periderm dapat mengakibatkan keretakan pada
periderm. Disaat itu diperlukan terbentuknya periderm baru dalam jaringan hidup dalam
periderm pertama, sehingga periderm kedua memenuhi syarat sebagai pelindung pengganti
epidermis.

3. Perkembangan Periderm.
Periderm pertama pada akar dan batang biasanya tampak pada tahun pertama
pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada tahun
berikutnya.Yang mempengaruhi terbentuknya periderm adalah : air, suhu, dan intensitas
cahaya. Periderm pertama pada batang terbentuk dilapisan sel subepidermal, tetapi kadang
kadang terbentuk dalam epidermis.
Periderm umunya tamapak sebagai lapisan yang tak bersinambun, bahkan saling
menimpal. Sel yang akan membelah menghasilkan felogen dapat berupa epidermis, parenkim
subepidermal atau kolenkim, parenkim perisikel, atau parenkim floem sekunder, termasuk
jari jari empulur floem.
Pembentukan periderm berlangsung melalui dua cara, yaitu :
1. Pada pertumbuhan periderm pertama terbentuk pada lapisan dalam.
2. Periderm berikutnya membentuk silinder utuh seperti periderm pertama, pada tumbuhan
yang periderm pertamanya berkembang dalam epidermis, periderm berikutnya berkembang
dlam bentuk sisik.

4. Jaringan Pelindung pada Monokotil.


Pada tumbuhan monokotil jarang sekali terbentuk periderm. Pada batang biasanya
permukaannya rata dan berwarna keputihan terbentuk periderm keras yang tetap bertahan
selam pertumbuhan pohon. Lapisan pada periderm mengandung suberin dan mengalami
sklerefikasi tanpa didahului pembelahan sel.
5. Periderm Luka
Terjadinya luka merangsang terjadinya peristiwa metabolik.respons sitologis akan
mengiringinya untuk menutup luka tersebut. Pada dasarnya periderm alami dan periderm luka
sama dan pertumbuhannya pun dapat memiliki unsur yang sama. Periderm alami berkembang
dibawah permukaan yang tertutup oleh epidermis berkutikula. Sejalan dengan itu
pembentukan periderm luka didahului oleh penutupan permukaan yang terdedah oleh
jaringan bekas luka.
6. Aspek Luar Kulit Kayu sehubungan dengan struktur
Pada spesies yang berbeda tamapk luar kulitnya pun berlainan. Perbedaan tersebut
diakibatkan oleh cara periderm tumbuh, struktur felem, serta sifat dan jumlah jaringan yang
dipisahkan dari batang oleh periderm. Jika periderm hanya terdapat didekat permukaan dan
lapisan felemnya tipis, maka permukaan batang akan rata, jika felem yang berjumlah
banyakdan padat biasanya retak dan beralur.
7. Lentisel.
Lentisel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif dari pada periderm di
tempat lain dan menghasilkan jaringan yang berbeda dengan felem, banyak mengandung
ruang antar sel.
Lentisel umumnya ditemukan pada akar dan batang. Lentisel tersusun dalam deretan
atau ditemukan sendiri sendiri secara terpisah.
Pada dikotil dibbedakan atas 3 lentisel, yaitu :

1. Lentisel yang paling sederhana dan memiliki jaringan pengisi terdiri dari sel
bersuberin.

2. Lentisel yang terdiri dari sekumpulan sel yang tersusun renggang tak bersuberin, yang
diakhir tumbuh sel bersuberin yang lebih kompak.

3. Lentisel yang menunjukkan spesialisasi tertinggi. Jaringan pengisinya berlapis lapis,


karena jaringan renggang tak bersuberin tersusun bergantian secra teratur dengan
jaringan kompak bersuberin. Jaringan kompak membentuk lapisan penutup,berfungsi
untuk menahan jaringan yang renggan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem dermal atau jaringan penutup terdiri atas epidermis , yang merupakan
pelindung pertama (primer) untuk bagian luar tubuh tumbuhan , dan periderm , yang
menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.
Jaringan epidermis adalah jaringan yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan
(akar, daun dan batang). Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang
terletak paling luar. Fungsi dari jaringan epidermis antara lain ialah melindungi jaringan lain
yang ada di dalamnya.
Epidermis terdiri dari 3 bagian, yaitu epidermis akar, epidermis batang (monokotil dan
dikotil) dan epidermis daun.
Ciri-ciri Epidermis :
a. Tersusun dari sel-sel hidup.Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
b. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar
sel.
c. Tidak memiliki klorofil
d. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
e. Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali epidermis akar muda.
f. Dapat ditembus udara.
g. Dalam hal tertentu epidermis dapat menguapkan air.
Jaringan periderm yaitu periderm merupakan adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara
sekunder dan menggantikan epidermis pada akar dan batang yang telah menebal akibat pembuluh
sekunder. Periderm pertama pada akar dan batang biasanya tampak pada tahun pertama
pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada tahun
berikutnya

3.2 Saran
Dari makalah kali ini kita dapat melihata bagaimana cara tumbuhan menggunakan
jaringan yang ada pada tumbuhan tersebut dan fungsinya dalam tumbuhan tersebut. Semoga hal
ini dapat membuat kita mengerti tentang jaringan penutup.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Karmana , Oman. 2006. Biologi . Jakarta : Grafindo.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius . Yogyakarta : Kanisius .

Anda mungkin juga menyukai