Cerpen Arman Budi Santoso
Cerpen Arman Budi Santoso
NIS : 214102
Oke semuanya, udah komplit, enggak ada lagi yang ketinggalan atau dilupa kan teman-
teman?! tanya Anna dengan lantang.
Iyya udah enggak ada Anna, kalo yang lain gimana?? respon Arham.
Iyya udah enggak ada Sontak Ani, Juni, dan Fatimah dengan semangat menjawabnya.
Oke, kalau begitu ayo kita berangkat!!! Ajak Anna kepada teman-temannya.
Dengan mobil putih yang dihiasi dengan gantungan boneka beruang pada kaca depannya
dan aroma pengharum mobil yang dikemudikan oleh Pembina pramukanya mereka berangkat ke
bumi perekamahan yang jaraknya 40 kilometer dari Majalengka. Didalam mobil mereka
melAkukan aktifitasnya masing-masing dan lebih senang dengan dunianya sendiri-sendiri,
seperti Fatimah yang sedang menatap layar smartphonenya untuk membuat status di facebook
mengenai perjalanan mereka. Arham yang menggunakan henset dikepalanya yang sibuk
mendengarkan lagu dari band favoritnya, juni yang sedang mengemil kripik kentang, cemilan
kesayanagnnya. Fatimah yang tengah pusing dengan tugas-tugas sekolahnya yang belum selesai.
Lain dengan Anna yang tengah menikmati pemandangan khas Majalengka, Deretan pohon pinus
yang berjejeran rapi disepanjang jalan. sawah yang sejauh mata dipandang bak sebuah karpet
hijau yang sangat besar. Langkah para petani yang berirama dengan topi corang dikepala mereka
menggerek sapinya yang hendak kembali kerumah masing-masing dan pemandangan indah
lainnya yang memanjakan matanya.Perjalanan ditempuh dengan memakan waktu kurang lebih
satu setengah jam perjalanan.
Matahari mulai berpindah kebagian sisi bumi lainnya untuk memberikan hangatnya fajar.
Atmosfer jingga yang warnanya mulai berubah menggelap, nampaknya bulan sudah kembali
untuk melaksanakan tugasnya untuk menyinari bumi, pekatnya malam perlahan demi perlahan
mulai menyelubungi ibu bertiwi yang ditaburi bintang-bintang oleh tangan Sang
pencipta.Dengan wajah berbinar-binar dan menghela nafas panjang mereka turun dari mobil
sembari mengeluarkan barang-barang dari dalam mobil.
Iyya Anna tunggu, lagi turunin alat-alat masak nih saut Arham.
Akhirnya kita sudah sampai, badanku sudah pegal-pegal terlalu lama duduk di dalam
mobil tambah Fatimah sambil memegang lehernya yang pegal.
ayo kita segera dirikan tenda, udah enggak sabar nih mau foto selfie di dalam tenda Saut Ani
Hehehe , kalau gituh ngapain nunggu lama-lama ayo kita mulai bangun tenda balas Ani.
Dengan langkah pasti dan bersamaan mereka melangkahkan kaki melewati baliho besar
yang bertuliskan saka bhayangkara dengan barang-barang ditangan dan ransel besar di
punggung. Mata Anna berbinar-binar dia tidak bisa menyembunyikan rona wajahnya yang
berseri-seri mencium aroma kesenangan dan tak sabar ingin menemukan teman baru dari
ambalan lain.
Satu jam berlalu tenda sudah berdiri. Lengkap dengan gapura bertuliskan nama ambalan
yang ditopang oleh beberapa tongkat pramuka yang diiikat menggunakan berbagai macam
simpul khas anak pramuka. Malam itu bulan purnama, sangat indah bagaikan lampu raksasa
yang melindungi kami dari pekatnya malam di perkemahan Bhayangkara. Mereka dengan
mengenakan pakaian pramuka lengkap ikut berbaur dan saling berkenalan dengan peserta
pramuka dari sekolah lain malam itu. Tepat pukul 08.00 di arloji yang melekat ditangan Anna,
udara dingin mulai menusuk tubuh. Salah satu dari kakak-kakak panitia kami yang mengunakan
pakaian berwarna merah dengan lambang obor dan bintang terang di sisi kanan bajunya
menyuruh kami semua untuk berkumpul untuk mengikuti pemberian materi bhayangkara.
Dengan tatapan mata yang serius Anna memperhatikan kakak panitia yang sedang berdiri sambil
membawakan materi. Jari-jarinya dengan cekatan menulis semua materi yang dipaparkan. Tiba-
tiba konsentrasinya terpecah saat melihat seorang laki-laki yang yang ternyata juga tengah
memperhatikannya. Sepersekian detik mereka bertatapan tetapi Anna merasa itu adalah waktu
yang sangat lama untuk bertatapan. Pemberian materinya berlangsung sangat lama, mata seluruh
peserta perkemahan mulai terasa sangat berat, tubuh sudah terasa sangat pegal dari ujung kaki
sampai ujung kepala. Pikiran sudah menjelajah kemana-mana. Tepat pukul dua belas semua
acara sudah selesai malam itu, peserta perkemahan berhamburan untuk kembali ke tenda masing-
masing. Anna merilekskan tubuhnya segera membuka resleting tenda dan segera masuk
kedalamnya bersama dengan ke empat teman perempuaanya, sedangkan Arham tidur di dalam
tenda bulan kecil yang berada disebelah timur tidak jauh dari tenda perempuan. Saat Anna
hendak memejakmkan matanya seraya melepas semua kepenatan hari ini, tiba-tiba kejadian
beberapa waktu tadi membuatnya sulit untuk menutup, didalam tenda hanya dia yang berlu
terlelap dan berlabu ke lautan luas mimpi. Nampaknya kejadian beberapa waktu tadi terputar
terus-menerus dalam otaknya kejadian sepersekian detik tadi membuatnya terus terbayang
dengan sosok laki-laki tanpa nama tersebut. Dalam benak dia terus bertanya siapakah laki-laki
dengan pupil mata berwarna coklat terang, rambut klimis dan senyum indah yang tergurat
bibirnya dan tubuh yang hampir sama dengan tingginya itu. Dia menamainya laki-laki
misterius. Saat memikirkannya detak jantung Anna terasa semakin berdetuk sangat kencang.
Keesokan harinya diadakan hiking semua peserta pramuka dari setiap pangkalan berbaris
rapi di tengah lapangan.Dengan baju pramuka lengkap Anna dan keempat temannya telah cantik
dan gagah berbaris berbaur dengan ambalan lainnya dengan baju pramuka lengkapnya, setangan
leher yang diikat dengan pengikat setangan leher berlogokan tunas kelapa. Tali sempritan
kuning, topi boni untuk perempuannya dan topi baret untuk tiap lakinya dengan lambang
berwarna kuning yang melambangkan penegak bantara. Hari itu cuaca sangat cerah, langit
dengan warna birunya yang menyejukkan mata, awan putih bak kapas yang berkejar-kejaran di
langit. Embun yang masih menempel diujung daun.Udara sejuk khas pedesaan yang enak dihirup
bagi paru-paru. Hari itu sangat sempurna bagi Anna.
Salah seorang dari setiap pangkalan naik disuruh maju ke salahseorang kakak panitia
untuk menambil undian yang pertama pergi sampai dengan urutan terakhir. Segera Anna menuju
kesana tapi saat hendak kesana dia menatap seseorng yang terasa familiar di matanya. Ternyata
dia adalah laki-laki misterius yang Anna jumpai, perasaan aneh tersebut kembali hadir di relung
hati Anna. Dia menjumpa laki-laki itu sedang berbaris dengan kakak panitia lainnya.
Anna ayo cepat kamu naik ambil undian siapa tau kita urutan pertama yang pergi kan
enak kita bisa segera cepat-cepat istirahat!!! suara lantang Arham kepadanya.
iyya Anna cepat, loh kamu kok bengong kayak orang bego saut Fatimah yang menepuk
bahu Anna.
Pada kupon tersebut tertera angka 1 yang menandakan ambalannya yang berangkat
terlebih dahulu. Dengan kegirangan mereka langsung berangkat untuk mencari pos
pertama.Tiba-tiba Anna merasa pengikat setangan lehernya terjatuh.
Aduh..pengikat setangan leherku mana yah.. jangan-jangan jatuh deh tadi pas
dilapangan ? Tanya Anna dengan wajah bingung
Seseorang dari arah belakang mereka tiba-tiba berteriak siapa yang pengikat setangan
lehernya jatuh kamu yah. Iniehm lain kali jangan ceroboh yah! teriak Rasyid
Iiiiyaiya iniini punyAku , terimah kasih yah Anna dengan mulut bergetar
berbalik dan matanya yang berkaca-kaca. Karena tidak sanggup menatap mata laki-laki tersebut
Anna menundukkan pandangannya dan dia melihat susuna huruf yang membentuk sebuah kata
di papan nama laki-laki misterius tersebut yang bertuliskan Rasyid sebuah nama yang sangat
mudah untuk disimpan dalam memori ingatan, rupanya laki-laki yang sedari malam yang betah
berlama-lama dipikrannya, yang telah lama engaduk-aduk perasaannya ,yang dia juluki laki-laki
misterius itu bernama Rasyid. Tidak beberapa lama setelah menyerahkan jepitan setangan
leher miliknya laki-laki itu langsung pergi begitu saja dan perlahan-lahan punggungnya hilang
dibalik rimbunnya pepohonan. Wajah Anna semakin memerah dan menambah semangatnya
untuk melanjutkan pencarian pos pertama.
Mereka telah menempuh banyak rintangan dan perjalanan yang jauh dari pos satu ke pos
lainnya, hingga tiba di pos terakhir yaitu pos ke 7 disana ada 4 kakak panitia yang siap menguji
mereka.dengan wajah yang keletihan dan pakaian yang sudah sedikit kumal Anna dan keempat
temannya segera menghampiri kakak panitia itu. Di pos ini mereka disuruh mencari sebuah
gulungan kertas bertuliskan bhayangkra yang disembunyikan di balik semak-semak dan
pepohonan dengan wajah yang sudah sangat keletihan dan tegana yang tersisa mereka berlomba-
lomba mencari gulungan kertas yang dimaksud tersebut. Nampaknya hari itu mungkin Dewi
Fortuna tengah berada dipihak Anna, tidak beberapa lama Anna menemukan gulungan kertas
tersebut yang diselipkan dipohon pisang. Karena menemukannya maka Anna terbebas dari
hukuman dan dia berhak memberikan hukuman apapun kepada Juni, Fatimah, Ani dan Arham.
Kalu gituh Aku mau kalian nyanyiin lagu potong bebek angsa sambil joget hahaha!!!
saut Anna dengan tawanya.
Awas kamu yah Anna!!! jawab Arham, Juni, Ani dan Fatimah dengan wajah malu dn
menahan tawa.
Mereka melakukan apa yang Anna surukan dengan wajah yang memerah menahan
malu.Di pos itu Anna dengan panitia yang lainnya tertawa terbahak-bahak melihat aksi lucu
keempat temannya yang tengah menyanyi sambil bergoyang tidak jelas. Saat tengah asyik
menyaksikan temannya tetsebut tanpa Anna sadari rupanya diantara keempat panitia tersebut
ternyata salah satu diantaranya adalah rasyid yang juga tengah tertawa tebahak-bahak. Anna
tiba-tiba tertegun menatap wajah Rasyid dari balik tubuh panitia lainnya. Detak jantungnya
kembali berdetup kencang bahkan melebihi sebelumnya, dia terus saja menatapi kedua bolah
mata rasyid dalam hatinya dia bertanya-tanya, Rasyid adalah orang yang baru dia temui kemarin
malam tapi kenapa dia merasa telah memiliki hubungan emosional dengan Rasyid. Setiap
menatap wajah rasyid dia seketika pula perasaan aneh itu selalu memenuhi relung hatinya,
perasaan aneh itu sangat sulit untuk dijelaskan. Saat menatapnya juga dia merasa waktu keolah-
olah berhenti. Saat Anna menatapnya, rasyid dengan pandangan yang sama juga menatapnya,
daun-daun berguguran mereka berdua seakan-akan terhipnotis dibawah pengaruh perasaan aneh
yang sulit dijelaskan itu. Salah seorang dari panitia teman Rasyid menegur mereka berdua.
apasih apa yang kamu maksud ha??? jawab Rasyid malu-malu segera memalingkan
pandangannya. Anna pun begitu dia dengan cepat menunukkan pandangannya dan belagak
seolah-olah ada semut dikakiknya.
Keesokan harinya , yang merupahan hari terakhir, acaranya adalah puncak dari segala
acara yaitu pencarian lambang Bhayangkara, yang kemudian dilanjutkan dengan acara puncak
yaitu pelantikan peserta menjadi anggota Bhayangkara. Semua acara telah selesai dilaksanakan
tenda-tenda telah dibongkar tempat perkemahan yang awalnya ramai dan riu kini menjadi tempat
yang sepi disenja hari yang penuh akan kenangan. Pun sama dengan Anna bersama teman-
temannya yang telah membongkar tendanya dan segala peralatanya untuk diangkat ke mobil
yang sudah datang menjemput mereka.
Anna ayo masuk ke dalam mobil , apa yang sedang kamu lAkukan disitu ayo cepat
masuk!!! tanya Juni sambil menarik tangan Anna.
Iyya Anna ayo masuk, hari sudah menjelang malam tambah Arham
Tidak Aku tidak akan masuk kedalam mobil jika belum menemuinya Anna dengan
latang menolak.
Anna apa yang kamu tunggu, kamu hanya kan membuang waktu sia-sia disini, tidakkah
kamu lihat langit tengah menertawai betapa bodohnya dirimu disitu bentak Ani
Keempat temannya merangkul Anna dan membujuknya untuk masuk kedalam mobil.
Dengan bujukan oleh keempat temannya Anna akhirnya mau dibujuk untuk pulang. Malam ang
sepi tanpa taburan bintang diangkasa. Dikamarnya Anna terus membayangkan wajah Rasyid
dengan mulut yang selalu mngeluarkan kata Andai.
Dua hari telah berlalu selepas diadakannya perkemahan Bhayangkara Anna masih saja
dengan perasaan yang sama kepada Rasyid, laki-laki yang dia jumpai diperkemahan walaupun
hanya dalam waktu singkat tetapi wajahnya sudah sangat kuat terpatri di pikiran dan hatinya.
PING!!!...PING!!! handphone Anna tiba-tiba berdering, rupanya ada sebuah pesan singkat dari
Akbar melAkui Blackberry Messenger.
Assalamualaikum Anna!!!
Ada temanku yang meminta PIN kamu, boleh saya kasih dia, dia anak bhayangkara ?
Setelah beberapa menit berlalu handphone berbunyi untuk kedua kalinya , dia segera
membuka dan melihat ada seseorang yang meminta pertemaman dengan dia melalui aplikasi
blackberry messenger, awalnya dia terkejut dan tidak percaya dalam hati Anna ada tanya yang
terselip , apakah ini dia, dia yang kutemui dan telah memberikanku perasaan yang aneh , Ahh
mana mungkin itu dia, mungkin hanya orang lain yang namanya sama tanyanya pada dirinya
sendiri. Dia segera menerima permintaan pertemanan itu. Dua menit kemudian untuk ketiga
kalinya handphonenya berdering lagi. Anna segera membuka dan membaca sebuah pesan
Aku ingin mengatakan sesuatu ke kamu Anna, jujur semenjak Aku melihat kamu, Aku
merasa ada hal yang aneh tidak seperti saat Aku betemu dengan perempuan lainnya, Anna jujur
sebelum kamu selalu memperhatikanku , Aku sudah terlebih dahulu memperhatikanmu, saat
kamu menyanyi pada malam solo Aku tau kau pasti mencariku, sebetulnya waktu itu Aku ingin
mengungkapkan perasaanku ini padamu , tapi waktu itu rupanya keberanianku masih belum
terkumpul penuh, sebelum kamu menyukaiku, Aku sudah terlebih dahulu menyukaimu dan
intinya Aku ingin mengatakan bahwa maukah kau menjadi pacarku Anna
Ehmm..
Iya. Aku mau, Aku bersedia menjadi pacarmu Rasyid, Aku juga merasakan hal yang
sama denganmu
Malam itu meski langit terlihat suram tanpa kerlap kerlip bintang , tetapi malam itu
tanggal 18 Mei 2016 menjadi malam yang lebih indah dari ribuan bintang diangkasa karena
malam itu adalah malam tanggal jadian Anna dengan Rasyid yang saling suka karena berawal
dari tatapan sepersekian detik antara mereka. Rasyid adalah Dia yang Berasal dari Bumi
perkemahan untuk Anna, pun begitu Anna adalah Dia yang Berasal dari Bumi Perkemahan
untuk Rasyid.