Pedoman Managerial Ppi
Pedoman Managerial Ppi
Pedoman Managerial Ppi
MEMUTUSKAN:
Keempat : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Purwodadi,
Pada tanggal 7 Januari 2015
Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi
Dr Sunarima MKes
Disusun oleh
Nama Dr Suhartono SpAn.MSc
Jabatan Ka Panitia PPI
Tanda tangan
Diperiksa oleh
Nama Saryoto.SSI
Jabatan Ka Panitia Mutu
Tanda tangan
Disetujui oleh
Nama Dr Virginia Maria Chrisanti.MM
Jabatan Wa.Dir.Keuangan dan Umum
Tanda tangan
Nomor :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.Oleh sebab itu rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang bermutu dan
profesional sesuai dengan standart yang ditentukan. Peningkatan mutu rumah sakit salah satu
indikatornya adalah meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit (HAIs)/Hospital
Aquired Infections.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit ( HAIs). Ini berarti
bahwa suatu infeksi dikatakan didapat di rumah sakit apabila:
a. Pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda tau gejala atau tidak dalam masa inkubasi
infeksi tersebut
b. Infeksi terjadi 3 x 24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit .
c. Infeksi terjadi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang
berbeda dari mikroorganisme pada saat masuk rumah sakit atau mikroorganisme
penyebab sama tetapi lokasi infeksi berbeda.
Hopital Aquired Infections merupakan masalah serius bagi semua rumah sakit. Kerugian yang
ditimbulkan sangat membebani rumah sakit maupun pasien.
Terjadinya HAIs dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:
Banyaknya pasien yang dirawat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lainya.
Kontak langsung antara pasien yang menjadi sumbet infeksi dengan pasien lainnya
Kontak langsung antara petugas rumah sakit yang tercemar kuman dengan pasien
Penggunaan alat/peralatan medis yang tecemar oleh kuman
Keadaan pasien yang lemah akibat penyakit yang dideritanya
Tujuan Umum
Melindungi pasien, keluarga pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat dari penularan
infeksi di rumah sakit.
Tujuan Khusus
a. Memberikan pedoman bagi seluruh karyawan rumah sakit, khususnya yang melakukan
pelayanan kepada pasien, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam
menerapkan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Memberikan pengetahuan kepada petugas kesehatan tentang:
Konsep dasar penyakit infeksi
Kewaspadaan Isolasi (Isolation Precautions)
Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
Kesehatan karyawan/ perlindungan petugas kesehatan
Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk kelaurga pasien dan pengunjung
dan lain sebagainya.
Ruang lingkup pelayanan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Umum Darmayu terdiri dari :
D. BATASAN OPERASIONAL
Beberapa batasan / definisi yang sering digunakan dalam lingkup Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, antara lain:
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia no.29 tahun 20014 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara RI tahun 2004 No.116, Tambahan Lembaran Negara RI No.4431).
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI tahun 2009 no.144, Tambahan Lembaran Negara RI No.5064).
3. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara RI tahun 2009 no.153, Tambahan Lembaran Negara RI no.5072).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1045/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1144/Menkes/Per/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.1204/Menkes/SK/III/2007
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
9. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No.HK.03.01/III/3744/08
tentang Pembentukan Panitia dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit.
Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo adalah salah satu dari 6 (enam) rumah sakit yang
ada di Kabupaten Ponorogo. dari segi letak geografisnya RSU Darmayu berada dipusat
kota ponorogo yaitu di Jl. Dr Sutomo No 44 - 50 Kelurahan Bangunsari, Kecamatan
Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
Pada awalnya RSU Darmayu merupakan Rumah Bersalin yang didirikan oleh
Almarhumah Bidan Susilowati Sudarman yang berdiri sekitar tahun 1951 s/d 1992 pada
tahun 1995 Rumah Bersalin tersebut di ambil alih oleh yayasan pelayanan kesehatan
Darmayu yang di ketuai oleh Bapak Soegeng Prawoto, kemudian pada tanggal 09 Agustus
1998 di resmikanlah RSIA Darmayu Ponorogo oleh Bupati Kepala Daerah tingat II
Ponorogo, pada saat itu di jabat oleh Bapak Prof. Dr. Markoem Singodimedjo . MM. dengan
surat ijin uji Coba nomor YM.02.04.3.5.1397 dengan 36 tempat tidur .
Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan jaman serta banyaknya minat masyarakat
yang berobat di RSIA Darmayu waktu itu, maka mulai tahun 2000 berubahlah setatus RSIA
Darmayu menjadi Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo dengan surat ijin tetap nomor
YM.02.04.3.5.2002, akan tetapi masih dibawah naungan yayasan pelayanan kesehatan
Darmayu. Jumlah tempati tidur waktu itu meningkat menjadi 68 tempat tidur
Pada tahun 2002 setatus kepemilikan RSU Darmayu dari yayasan pelayanan kesehatan
Darmayu beralih status menjadi PT Darmayu Puri Kencana dengan akte notaries nomor 12
tanggal 01 Juli 2002 dan telah diperbaharui dengan akta Notaris nomor : 82 tanggal 31 Maret
Thapan Perkembangan mulai dari RSIA Menjadi RSU Darmayu Ponorogo adalah sebagai
berikut :
1. MASA PERINTISAN
Tempat tidur.
Tahun 1992 : Rumah bersalin diambil alih oleh Putra Almarhumah Bidan Susilowati ,
tetapi tidak bisa beroperasi secara maksimal.
26 06 1995: Lahan Rumah Bersalin milik Almarhumah Bidan Susilowati S. di beli oleh
Bapak Soegeng Prawoto.
No. 19. Tanggal 07 Mei 1997 dengan ketua Bapak Soegeng Prawoto
itu. 36 TT
2. MASA PENGEMBANGAN
h. 01 07 2002: Pendirian PT. Darmayu Puri Kencana, dengan Akte Notaries Ivonne
Erawati. SH Nomor : 12 tanggal 01 Juli 2002.
o. Saat ini RSU Darmayu sedang dalam proses pembangunan Tahap VI, pelayanan
Hemodialisa.
B. SEJARAH KEPEMIMPINAN
NAMA TAHUN
A. TUJUAN
Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, professional dan menjunjung
tinggi etika serta mengutamakan keselamatan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien / klien sesuai standar pelayanan yang berlaku untuk meningkatkan
derajat kesehatan pasien secara optimal.
B. VISI
Terciptanya sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan secara
cepat dan profesional.
C. MISI
Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh pasien dengan didasari oleh
keramahan, kenyamanan, profesionalisme dan mengutamakan keamanan dalam
menjalankan tugas.
D. MOTTO
Kepuasan Pasien Idaman Kami
B. Misi PPI
Menciptakan budaya pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
mengutamakan keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam
menjalankan tugas.
C. Tujuan PPI
1. Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi meliputi kualitas .pelayanan,management
resiko,clinical governance dan keselamatan kerja.
2. Khusus:
a. Menurunkan angka infeksi nosokomial di RSU Darmayu
b. Sebagai pedoman untuk PPI
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.
d. Menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien.
e. Mengubah perilaku petugas kesehatan.
f. Melindungi petugas kesehatan dari pajanan infeksi.
D. Sasaran
Seluruh staff Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo.
Kriteria Pendukung :
1. Adanya pedoman tentang PPI di rumah sakit.
2. Panitia PPI bertanggung jawab langsung kepada direktur .
3. TIM PPI bertanggung jawab kepada Panitia PPI
4. Pengelola PPI melibatkan instalasi,unit yang ada di rumah sakit.
5. Ada kebijakan tentang tugas,tanggung jawab,dan kewenangan pengelola
PPI.
Ketua PANITIA
PPI
SEKRETARIS PPI
ANGGOTA IPCO IPCN
TIM PPI
IPCLN/S IPCLN/S
IPCLN/S IPCLN IPCLN IPCLN
PMKP
Laboratorium HRD
Rawat
SMF
jalan
PANITIA
Rawat
EDP
Inap
Linen Farmasi
IPSRS
Petugas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Rutin
Terkait
Periode Penanggung
No Laporan Keterangan
jawab
3 Laporan Pola kuman & Uji Triwulan IPCN & Ka.Pel merupakan rekapitulasi
sensitifitas Antibiotika .Lab
per-triwulan pola kuman
ruangan dari sampel
darah, sampel urine, pus,
swab tenggorok, sputum
& rekapitulasi Per-
semester uji sentisitivitas
antibiotik dari kultur
darah pasien
Koordinator
8 Laporan pengelolaan linen. Triwulan .Laundry -
Laporan ICRA dan renovasi
9 bangunan setiap tahun. Tahunan PPI
Infeksi nosokomial tidak dapat diberantas, hanya dapat dikendalikan. Masalah infeksi
nosokomial ini adalah masalah perilaku para profesional dan menyangkut hampir seluruh
unsur rumah sakit ( Pelayanan dan Penunjang Medis, Profesi dan Administrasi ). Oleh
karenanya penanggulangan yang dilakukan harus terpadu, menyeluruh dan secara terus
menerus atau berkesinambungan.
Direktur
(Dr Djemiran)