Cooling Tower Di Petrokimia Gresik
Cooling Tower Di Petrokimia Gresik
Cooling Tower Di Petrokimia Gresik
1. Cooling Tower
Air adalah zat atau unsur kimia yang sangat dibutuhkan manusia
diantaranya untuk industri dan pertanian. Air untuk industri umumnya digunakan
sebagai pendingin (cooler, condensor, cooling tower), sebagai pemanas (heater),
sebagai pembangkit atau steam (driver turbin generator atau pompa), sebagai
evakuasi gas (vacuum system) dan sebagai air minum atau air proses (pelarut,
drinking water, jacket water, boiler feed water).
Kebanyakan sistem pengkondisian udara dan proses-proses industri
menghasilkan kalor yang harus dibuang dan disipasikan. Pada masa lampau, hal
ini dicapai dengan memanfaatkan pengaliran air dingin yang kontinu dari sumber-
sumber air, melewatkannya pada proses yang membutuhkan pendinginan, dan
kemudian membuangnya kembali sebagai air keluaran yang panas. Hal ini secara
langsung dapat menyebabkan gangguan ekologi air. Selain itu, semakin
berkembangnya kehidupan masyarakat dan sektor industri mengakibatkan
dukungan sumber air semakin terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas.
Menara pendingin merupakan peralatan digunakan untuk menurunkan
suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke
atmosfir. Menara pendingin mengatasi masalah tersebut di atas, karena mampu
menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan yang hanya menggunakan
udara untuk membuang kalor. Konsumsi air dari suatu sistem menara pendingin
hanya sekitar 5% dibandingkan dengan sistem pengaliran air sekali lewat yang
telah disebutkan di atas, sehingga merupakan sistem yang paling ekonomis dari
segi konservasi air. Selain itu, jumlah air panas yang terbuang (blowdown)
sangatlah kecil, sehingga efek terhadap ekologi juga sangat minim.
Dalam dunia industri, menara pendingin (cooling tower) bertanggung
jawab terhadap hampir 80% dari kebutuhan air pendingin dalam suatu operasi
pabrik. Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah
sistem kompresi uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus
kompresi uap terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator.
Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap
tekanan rendah evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor. Kondensor,
berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang keluar dari
kompresor. Katup ekspansi, berfungsi untuk menekan (throttling) refrijeran
bertekanan tinggi yang keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup
ekspansi ini tekanan refrijeran turun sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari
katup ekspansi ini adalah berupa fasa cair dan uap. Evaporator, berfungsi untuk
menguapkan refrijeran dari fasa cair dan uap menjadi fasa uap.
Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.
Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara
pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer.
Prinsip kerja menara pendingin yaitu air dari bak/basin dipompa menuju
heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang
keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang
bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada
bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini
sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan
suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup
make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air
ketika proses evaporative cooling tersebut berlangsung
Menara pendingin (cooling tower) mampu menurunkan suhu air lebih
rendah jika dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan
udara yang digunakan untuk membuang panas, seperti contohnya radiator yang
terdapat dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien
energinya. Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :
1) Intake (untuk sistem air pendingin siklus terbuka)
2) Saringan (screen)
3) Pompa (cooling water pump-CWP)
4) Katup dan Pemipaan (piping)
5) Menara pendingin (cooling tower)
Sistem Air Pendingin, Sekali lewat ( once through system ) yaitu air dari
sumbernya diolah (sedemikian rupa), dipakai untuk pendingin dan setelah keluar
langsung dibuang. Keuntungan system pendingin sekali lewat ( once through
system ) yaitu :Biaya investasi murah rendah, karena perangkat pengolahan
yangdiperlukan lebih sederhana. Kerugian system pendingin sekali lewat yaitu:
Jumlah air yang dibutuhkan banyak (habis pakai langsung buang), terjadi
pencemaran lingkungan (yang pasti temperatur buangan air cukup panas dan
jumlahnya besar).
Once through system yaitu open evaporative recirculating systems dimana
air tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan sebagai make-up
cooling tower setelah sebelumnya dilakukan treatment (sedimentasi dan
koagulasi) terlebih dahulu. Air tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-
proses di dalam pabrik. Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di
cooling tower untuk kemudian disirkulasikan kembali ke dalam pabrik. Untuk
menjaga kualitas air, misalnya agar tidak terdapat algae/bacteria dan pengendapan
(scaling), maka perlu diinjeksikan beberapa jenis chemicals tertentu. Kualitas air
juga dijaga melalui mekanisme make-up dan blow-down.
Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan
sumber air tawar atau jauh dari laut. Spesifikasi material untuk peralatan yang
menggunakan air tawar tidak perlu sebagus peralatan yang menggunakan air laut,
karena air tawar lebih tidak korosif dibandingkan dengan air laut. Open
recirculating system banyak digunakan dalam industri. Sistem ini terdiri dari
pompa, HE, dan cooling tower. Pompa akan meresirkulasikan air melalui HE,
mengambil panasnya, lalu membuangnya di cooling tower dimana panas tersebut
akan dibuang dari air dengan cara evaporasi.
Dalam sistem ini, chemical akan lebih banyak digunakan karena
komposisi air akan berubah saat evaporasi berlangsung, dimana konstituen korosi
dan scaling akan lebih pekat. Air pendingin teruapkan sekitar 1% water.
Kehilangan air akibat penguapan ini harus dikompensasi oleh make up air
pendingin. Keungtungan menggunakan Open evaporative recirculating systems
Jumlah kebutuhan air medikit (make up), Memungkinkan untuk mengontrol
korosi Kerugian menggunakan Open evaporative recirculating systems: Investasi
(capital cost) lebih tinggi daripada once through, Memerlukan cooling tower yang
cukup besar, System purge dan blowdown kemungkinan dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan
Closed Nonevaporative Recirculating Systems air tawar pendingin
digunakan untuk mendinginkan proses-proses didalam pabrik. Air tawar
pendingin yang telah panas didinginkan kembali di suatu secondary cooler
(biasanya plate heat exchanger) untuk selanjutnya disirkulasikan kembali secara
tertutup kedalam pabrik. Air laut dipakai untuk mendinginkan secondary cooler
dengan cara hanya sekali pakai (once through), sumber air berasal dari laut
kemudian dibuang lagi ke laut. Closed Nonevaporative Recirculating Systems
yang menggunakan air pendingin yang sama dan disirkulasikan berulang kali
dalam siklus yang kontinu.
Pada sistem ini, komposisi air juga relatif konstan. Air pendingin
didinginkan pada secondary heat exchanger. Tidak ada kehilangan akibat
penguapan juga tidak ada pengembalian.Keungtungan menggunakan Closed
nonevaporative recirculating systems, Air pendinginyang kembali relatif bersih,
Temperatur air pendingin memungkinkan lebih tinggi dari 100oC. Kerugian
menggunakan Closed nonevaporative recirculating systems, Investasi / capital
cost sangat tinggi, Dibatasi oleh equipment secondary heat exchanger.
Di servis unit pabrik amoniak terdapat unit demineralisasi air dengan air
umpan yang berasal dari steam kondensat dari pabrik amoniak dan unit
demineralisasi utilitas I, yang terdiri dari carbon filter, cation exchanger, dan
mixed-bed exchanger (polisher). Berikut spesifikasi produk unit demineralisasi
pH 7 8, total hardness = 0, kadar silica = < 0,01 ppm. Air ini digunakan untuk
air umpan pada Waste Heat Boiler (WHB) dan air proses di pabrik amoniak dan
urea.
3.3. UCT ( Unit Cooling Tower )
Terdapat 2 unit cooling tower yaitu, cooling tower lama dan baru. Cooling tower
merupakan suatu sistem pendingin dengan menggunakan air sebagai media yang
didinginkan melalui proses pertukaran dengan udara sehingga diperoleh suhu yang lebih
rendah. Cooling tower menurunkan suhu dari 42-43 0 C sampai sekitar 10-120 C. Air
dipilih sebagai pendingin karena mudah didapatkan dan dipakai, alat penurun suhu yang
efektif, tidak terurai, dan pada batas suhu penggunaan normal tidak terjadi pemuaian yang
nyata. PT. Petrokimia Gresik memiliki 2 sistem cooling tower , yaitu counter current
yang mendinginkan dengan cara meniupkan udara pada arah yang berlawanan dengan air,
dan cross flow, yaitu dengan meniupkan udara dari samping air yang mengalir.
Walaupun begitu, terdapat masalah masalah seperti kerak, korosi, pertumbuhan
lumut, dan kotoran sehingga air pada cooling water harus dikendalikan. Perlu
diinjeksikan beberapa bahan kimia berikut setiap seminggu sekali. Pada unit cooling
tower ini bertugas untuk menyediakan air pendingin yang memenuhi syarat untuk
keperluan operasional. Syarat kualitas Cooling Water antara lain tidak menimbulkan
kerak, tidak menimbulkan korosi, dan meminimalisasi laju pertumbuhan bakteri.
Gambar 4. Cooling Tower Cross Flow
Beberapa bahan kimia yang harus diinjeksikan tersebut yaitu H2SO4, Cl2,
Nalco 7342, Nalco 7392 dan Nalco 73203. H2SO4 berfungsi menjaga pH 7,5 -8,5.
Cl2 sebanyak 0,2-0,5 ppm, berfungsi sebagai desinfektan membunuh bakteri.
Nalco 7342, berfungsi mengendalikan kadar PO4 agar terjaga antara 5-7 ppm.
Nalco 7392 dan Nalco 73203 berfungsi untuk membunuh organisme serta untuk
menjaga agar mikroorganisme serta jamur yang mati tetap melayang dan tetap
melekat pada tube. Spesifikasi dari Cooling Water adalah :
1) pH = 7,3-7,8
2) Conductivity = < 3000 Mhos/cm
3) Ca-H = 400-600
4) SiO2 = < 150 ppm
5) Free Clorine = 0,2-0,5 ppm
6) PO4 = 5,0-7,0 ppm
Pembagian menara pendingin sebagai berikut T 2211 A-E berfungsi untuk
ammonia plant, terdiri dari 5 cell dengan kapasitas 6700 dan bertipe cross flow
serta sirkulasi terbuka. T 2211 F-H : untuk Urea Plant, terdiri dari 3 cell dengan
kapasitas 4600 dan bertipe cross flow serta sirkulasi terbuka. T 1201 A-F : untuk
Ammonia Plant, terdiri dari 6 cell dengan kapasitas 1700 dan bertipe counter
flow serta sirkulasi terbuka. T 1201 G-J : untuk ZA I/III dan ASP, terdiri dari 4
cell dengan kapasitas 1400 dan bertipe counter flow serta sirkulasi terbuka. T
1201 H-I : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 2 cell yang bertipe cross flow serta
sirkulasi terbuka.
Macam Cooling Tower terbuat dari PVC (plastik), digunakan untuk
kapasitas kecil dan prosesnya adalah film filler. Beton, digunakan untuk kapasitas
besar dan prosesnya adalah splash.
DAFTAR PUSTAKA
Isnani, Y.. 2015. Laporan Kerja Praktek di Petrokimia Gresik. Surabaya: ITS
http://arifiyan-budiman.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html