Onchocerca Volvulus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Onchocerca volvulus (filaria volvulus)

Onchocerca volvulus (filaria volvulus) merupakan cacing parasit yang termasuk


nematoda jaringan dan darah yang menginfeksi manusia. Penyakit yang di akibatkan
oleh Onchocerca volvulus (filaria volvulus) disebut onkoserkosis, onkosersiasis, coastal
erysipleas, river blindness, blinding filariasis. Disebut river blindness atau sungai
kebutaan sebab penyakit ini biasanya menyerang penduduk yang tinggal di dekat
sungai yang ditularkan melalui gigitan gigitan blackflies Simulium atau lalat hitam yang
merupakan vektor penyakit.
Parasit ini ditemukan pada manusia, sehingga manusia merupakan host dari
cacing Onchocerca volvulus (filaria volvulus). Cacing dewasa Onchocerca volvulus
cacing bisa hidup selama lima belas tahun dalam tubuh manusia. Cacing filarial ini
terkenal dengan tiga gejala utama yang ditimbulkan yaitu kebutaan, dermatitis, dan
timbulnya nodulus subkutan. Vektor penyakit onkoserkosis adalah lalat blackflies
Simulium yang berkembang biak disekitar daerah sungai yang berarus.

Sejarah

ONeill meneliti mikrofilaria parasit ini di dalam kulit seorang penderita di afrika
Barat pada tahun 1875. Kemudian seorang dokter Jerman menemukan cacing dalam
benjolan kulit dari orang Negro di Ghana, Afrika Barat, lalu dinamakan sebagai Filaria
volvulus oleh Leukard 1893. Tahun 1915 Robles menemukan cacing Onchocerca di
guatemala dan oleh Brumpt diidentifikasi sebagai cacing Onchocerca caecutiens,tetapi
kemudian dinamakan cacing Oncocerca volvulus.

Distribusi Geografik

Onchocerca volvulus merupakan Cacing parasit yang menyebabkan penyakit


onkosersiasis atau onchocerciasis ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan
vektor lalat hitam Simulium. Parasit ini banyak ditemukan pada penduduk di daerah
tropis, dari pantai Barat Sierra Leone menyebar ke Republik Kongo, Angola, Sudan
sampai Afrika Timur. Di Amerika Tengah terbatas di daratan tinggi sepanjang sungai
tempat perindukan lalat Simulium. Di Amerika Selatan terdapat di dataran tinggi
Guatemala, Brasil, colombia, Mexico dan bagian timur Venezuela. Kemungkinan besar,
spesies ini awalnya hanya di Afrika, dan dibawa ke Amerika oleh budak Afrika. Ada dua
jenis spesies ini, dibedakan pada tingkat DNA oleh-150 O uji PCR. Satu strain biasanya
ditemukan di daerah sabana Afrika Barat dan Amerika, sedangkan strain lainnya
umumnya ditemukan di daerah hutan hujan.
Tempat perindukan vektor (Simulium) terdapat di daerah pegunungan yang
mempunyai air sungai yang deras. Lalat ini suka menggigit manusia di sekitar sungai
tempat perindukannya. Penyakit ditemukan baik pada orang dewasa maupun pada
anak. Infeksi yang menahun seringkali diakhiri dengan kebutaan. Kebutaan terjadi pada
penduduk yang berdekatan dengan sungai, makin jauh dari sungai kebutaan makin
kurang dan oleh karena itu penyakit ini dikenal dengan river blindness. Pencegahan
dilakukan dengan menghidari gigitan lalat Simulium atau memakai pakaian tebal yang
menutupi seluruh tubuh.

Patologi dan Gejala Klinis

Ada dua tipe onkosersiasis yaitu Tipe forest dimana kelainan kulit lebih dominan
dan Tipe savanna dimana kelainan mata yang dominan. Manifestasi onkosersiasis
terutama berupa kelainan pada kulit, sistem limfatik dan mata. Ada dua macam proses
patologi yang ditimbulkan oleh parasit ini, pertama oleh cacing dewasa yang hidup
dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat-serat yang mengelilingi
cacing dalam jaringan, kedua oleh mikrofilaria yang dikeluarkan oleh cacing betina dan
ketika mikrofilaria beredar dalam jaringan menuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai
kulit dan mata.
Kelainan yang disebabkan oleh cacing dewasa berupa benjolan-benjolan dalam
jaringan subkutan yang dikenal sebagai onkoserkoma. Ukuran benjolan bermacam-
macam dari yang kecil sampai sebesar lemon. Jumlah benjolanpun bermacam-macam
dari sedikit sampai lebih dari seratus. Letak benjolan biasanya di atas tontolan-tonjolan
tulang seperti pada skapula, iga, tengkorak, siku-siku, krista iliaka lutut dan sakrum dan
menyebabkan kelainan kosmetik. Benjolan dapat digerak-gerakkan dan tidak terasa
sakit (nyeri).
Kelainan yang ditimbulkan oleh mikrofilaria lebih berat daripada oleh cacing
dewasa karena mikrofilaria dapat menyerang mata dan menimbulkan gangguan pada
saraf-saraf optik dan retina mata. Ada beberapa anggapan tentang patologi kelainan
mata, yaitu : 1) reaksi mekanik atau reaksi sekret yang dikeluarkan oleh mikrofilaria
hidup, 2) toksin yang dihasilkan oleh mikrofilaria mati, 3) toksin dari cacing dewasa dan
4) penderita supersensitif terhadap parasit. Pertama-tama gejala timbul ialah fotofobia,
lakrimasi, blefarospasmus dan sensasi dari benda asing. Kelainan mata lebih banyak
ditemukan pada penduduk dengan banyak benjolan di bagian atas badan. Reaksi
radang tidak begitu hebat bila mikrofilaria masih dalam keadaan hidup tetapi reaksi
radang makin hebat bila mikrofilaria banyak yang mati. Hal ini perlu diperhatikan pada
waktu pengobatan. Sering ditemukan limbitis dengan pigmentasi coklat. Pada kasus
menahun dapat terjadi keratitis berbintik, glaukoma, atrofi yang berakhir dengan
kebuataan. Pruritic dermatitis disebabkan oleh karena gerakan mikrofilaria dan toksin
yang dilepaskannya dalam kulit. Timbul rash yang berupa lingkaran-lingkaran papel
kecil-kecil yang berdiameter 1 3 mm. Kemudian timbul oedema kulit, kulit menebal
dan terjadi likenifikasi. Kulit kehilangan elastisitasnya dan menimbulkan keadaan yang
disebut hanging groin, yaitu kulit menggantung dalam lipatan-lipatan di bawah inguinal.
Diagnosis ditegakan dengan penampakan klinis berupa adanya nodul subkutan,
ganging groin, kelainan kulit seperti kulit macan tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan
pada mata berupa keratitis, limbritis, uveitis dan adanya mikrofilaria dalam kornea.
selain itu secara parasitologik dengan menemukan mikrofilaria atau cacing dewasa
dalam benjolan subkutann. Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria pada
biopsi kulit yakni menyayat kulit (skin-snip) dengan pisau tajam atau pisau silet kira-kira
2 5 mm bujur sangkar. Sayatan kulit dijepit dengan dua buah kaca obyek kemudian
dipulas dengan Giemsa. Untuk menemukan cacing dewasa dapat dilakukan dengan
mengeluarkan benjolan (tumor), mikrofilaria dapat ditemukan juga dalam benjolan. Tes
serologi sekarang sedang digalakkan untuk menunjang diagnosis onkoserkosis.
Ultrasonografi nodul juga dapat dilakukan untuk menentukan beratnya infeksi (worm
burden). Pelacak DNA : menggunakan teknik multiplikasi DNA (Polymerase Chain
Reaction/PCR) dengan pelacak ONCHO-150 yang spesies spesifik. Mazotti test juga
dapat digunakan sebagai cara diagnosis dengan memberikan 50 mg DEC, kemudian
diobservasi selama 1 24 jam untuk mengetahui adanya reaksi berupa gatal, erupsi
kulit, limfadenopati dan demam.
Morfologi dan Daur Hidup

Cacing ini, biasa ditemukan didalam benjolan (nodul) pada jaringan ikat sub
kutan. Nodul ini dapat terjadi pada setiap bagian tubuh, tetapi paling sering terdapat di
daerah pelvik, daerah persambungan tulang panjang dan di kepala terutama di daerah
temporal dan oksipital. Cacing ini didalam nodul atau benjolan terdapat berpasangan
dengan ketat, melingkar satu dengan lainnya seperti benang kusut dan dapat hidup
selama 11 tahun atau lebih. Cacing betina dapat menghasilkan mikrofilaria selama 9-10
tahun. Cacing dewasa, berwarna putih dengan garis transfersal pada kutikula, filiform
dengan kedua ujung tumpul. Pada bagian anterior terdapat 8 buah papila kecil yang
tersusun dalam 2 cincin serta sepasang papila lateral yang besar. Ukuran cacing jantan
19 42 mm x 130 x 210 mikron, dengan ujung posterior melengkung ke ventral,
terdapat papila perianal dan kaudal yang jumlah dan ukurannya bervariasi. Cacing
dewasa betina berukuran 33,5 50 cm x 270 400 mikron, vulva terbuka terletak
sedikit dibelakang osefagus bagian posteroir. Cacing betina yang gravid mengeluarkan
mikrofilaria di dalam jaringan subkutan, kemudian mikrofilaria meninggalkan jaringan
subkutan mencari jalan ke kulit.
Mikrofilaria mempunyai dua macam ukuran yaitu 285 368 x 6 9 mikron dan
150 287 x 5 7 mikron. Bagian kepala dan ujung ekor tidak ada inti dan tidak
mempunyai sarung. Pada lalat simulun, mikrofilia berada di otot dada. Pada manusia,
mikrofilaria dapat ditemukan di kulit, pembuluh getah bening, kelenjar getah bening,
darah, urine, cairan serebrospinal, dan organ internal (terutama mata).
Bila lalat Simulium menusuk kulit dan menghisap darah manusia maka
mikrofilaria akan terisap oleh lalat, kemudian mikrofilaria menembus lambung lalat,
masuk ke dalam otot toraks. Setelah 6 8 hari berganti kulit dua kali dan menjadi larva
infektif. Larva infektif masuk ke dalam probosis lalat dan dikeluarkan bila lalat mengisap
manusia. Larva masuk lagi ke dalam jaringan ikat menjadi dewasa dalam tubuh hospes
dan mengeluarkan mikrofilaria.

Anda mungkin juga menyukai