Makalah Puasa Baru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah satunya ialah
puasa, yang mana puasa termasuk rukun islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun
islam jadi, semua umat islam wajib melaksanakannya
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan disertai niat berpuasa.
Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat
kelamin sehari penuh, Sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari dengan
berdasarkan niat. Puasa merupakan dasar praktis dan teoritis bagi sisi pengendalian diri untuk
menjalankan perintah Allah. Allah SWT menetapkan kunci masuk surga terletak dalam masalah
mengendalikan diri. Selain mengendalikan diri dari syahwat-syahwat yang diharamkan dan
dorongan-dorongan terlarangnya, mengendalikan diri juga untuk menetapi akhlak yang agung dan
baik.
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi juga
dijalankan pada masa umat-umat terdahulu.bagi orang yang beriman ibadah puasa merupakan
salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan
ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah
menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa
difungsikan sebagai benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang diciptakan tidaka ada
yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi kebaikan hambanya. Kalau
kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa
tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang siapa yang
melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh
allah.
Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa bisa diklasifikasikan menjadi puasa
wajib, puasa sunah,puasa makruh,puasa haram. Untuk melaksanakan puasa baik puasa wajib
ataupun sunnah mempunyai syarat -syarat dan juga rukunnnya. Puasa wajib merupakan puasa
yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa
yang dihukumi wajib adalah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dan apabila puasa
wajib ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka akan mendapat dosa.Sedangkan,Puasa sunnah
adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu pula puasa sunnah
dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as saabiqun al
muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah
Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam yakni merealisasikan
ketaqwaan kepada Allah SWT. Puasa mempunyai banyak faedah bagi rohani dan jasmani kita.
Ibadah puasa juga banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut
merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang
lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah
karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian puasa?

2. Apa macam- macam puasa&keutamaannya?

3. Apa syarat dan rukun puasa?

4. Apa saja yang membatalkan puasa?

5. Apa saja sunat-sunat dalam berpuasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun untuk memberikan pedoman bagi kita umat islam dalam menjalankan ibadah
khususnya ibadah puasa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa

1. Pengertian Puasa secara etimologi

Puasa dari segi bahasa berarti menahan (imsak) dan mencegah (kalf) dari sesuatu, dengan kata lain
yang sifatnya menahan dan mencegah dalam bentuk apapun termasuk didalamnya tidak makan dan
tidak minum dengan sengaja (terutama yang beretalian dengan agama).

Arti puasa dalam bahasa Arab disebut Shiyam atau Shaum secara bahasa berarti menahan
diri(berpantang) dari suatu perbuatan.

2. Pengertian puasa secara terminologi

Puasa artinya menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang mubah yaitu berupa makan dan
berhubungan dengan suami istri,dalam rangka Taqarub ilallahi (mendekatkan diri pada Allah
swt,).Dalam hukum Islam puasa berarti menahan, berpantang, atau mengendalikan diri dari makan,
minum, seks, dan hal-hal lain yang membatalkan diri dari terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam
matahari (waktu maghrib).

Pengertian As-Shaum (puasa) menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut
istilah agama (syara) adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari
terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.

Allah SWT berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa. (Al-
Baqarah:183)

Hadits

: e :"






" .
( )

- Dari Anas bin Malik berkata : Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Allah
mewajibkan puasa atas umatku selama tiga puluh hari dan meewajibkan atas umat-umat yang
lain lebih sedikit atau lebih banyak. Hal tersebut disebabkan karena ketika Adam memakan
bagian dari pohon (syajroh) di dalam perutnya selama tiga puluh hari. Maka ketika Allah
menerima taubatnya Allah memerintahkannya utk berpuasa selama tiga puluhhari termasuk
pada malam harinya. Dan diwajibkan atasku dan umatku (utk berpuasa) pada siangnya saja
dan kita makan dimalam harinya sebagai keutamaan dari Allah Azza wa Jalla.(Di keluarkan
oleh Al Khothib dalam Tarikh Baghdad no: 6991)

2.2 Macam-macam Puasa

1. Puasa Wajib

puasa wajib adalah puasa yang harus dijalankan oleh umat Islam sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Puasa wajib artinya puasa yang dikerjakan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan mendapat
dosa.

Adapun macam-macam puasa wajib adalah :

a.Puasa Ramadhan

Definisi

Puasa ramadhan ialah puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Hukum melaksanakan puasa
ramadhan adalah wajib bagi setiap orang yang telah memenuhi syarat wajibnya.

Dalil

Allah taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2] : 183).

Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah
kedudukannya (yang mulia) di dalam agama Islam. Hukumnya adalah wajib berdasarkan
ijma/kesepakatan kaum muslimin karena Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan demikian. (Syarh
Riyadhush Shalihin, 3/380).

Keutamaan

Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan


Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar
(malam kemuliaan). Pada malam inilah -yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya
Al Quranul Karim.

Allah taala berfirman,

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.
Al Qadr [97] : 1-3)

Dan Allah taala juga berfirman,

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan. (QS. Ad Dukhan [44] : 3)

Ibnu Abbas, Qotadah dan Mujahid mengatakan bahwa malam yang diberkahi tersebut adalah malam
lailatul qadar. (Lihat Ruhul Maani, 18/423, Syihabuddin Al Alusi)

Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Doa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan
Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan. (HR. Al Bazaar
sebagaimana dalam Mujmaul Zawaid dan Al Haytsami mengatakan periwayatnya tsiqoh/terpercaya.
Lihat Jamiul Ahadits, Imam Suyuthi)
b.Puasa kifarat

Puasa kifarat yaitu puasa sebagai denda terhadap orang yang bersetubuh pada saat berpuasa (pada
siang hari ) bulan ramadhan.

2. Dalam syariat Islam puasa kifarat hukumnya wajib bila :

1. Puasa kifarat karena membunuh seorang muslim tanpa disengaja. Kesalahan tersebut
mewajibkan pelaksanaan salah satu dari dua denda, yaitu diyat atau kifarat.
Kifarat untuk itu ada dua macam yaitu:

1. Memerdekan hamba beriman yang tidak ada cela pada dirinya yang menghambat kerja atau
usaha
2. Puasa 2 (dua) bulan berturut-turut.

2. Puasa kifarat karena seorang melakukan hubungan suami istri selama puasa ,maka :

1. Wajib membayar kifarat, ialah memerdekakan seorang hamba atau jika ia tidak mampu,
2. Berpuasa 2 bulan berturut-turut. Jika ia tidak kuat berpuasa, maka ia terkena hokum wajib
member makanan untuk orang-orang miskin sebanyak 60 orang masing-masing 1 mud.

Adapun denda (kifarat) bagi yang bersetubuh di siang hari bulan ramadhan yaitu :

a) puasa dua bulan berturut-turut, atau

b) memerdekakan seorang budak muslim, atau

c) memberi makan orang miskin sebanyak 60 (enam puluh) orang.

c. Puasa Nazar

Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena pernah berjanji untuk berpuasa jika keinginannya
tercapai. Misalnya seorang siswa bernazar: jika saya mendapat rangking pertama maka saya akan
puasa dua hari. Jika keinginannya tersebut tercapai maka puasa yang telah dijanjikan
(dinazarkannya) harus (wajib) dilaksanakan. Hukum nazar sendiri adalah mubah tetapi pelaksanaan
nazarnya jika hal yang baik wajib dilaksanakan, tetapi jika nazarnya jelak tidak boleh dilaksanakan,
misalnya jika tercapai keinginannya tadi akan memukul temannya maka memukul temannya tidak
boleh dilaksanakan.
2. Puasa Sunah

Puasa sunah adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh tidak, puasa sunah sering disebut dengan
puasa Tathawu artinya apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dilakukan tidak berdosa.
Ada beberapa macam puasa sunah yang waktu pelaksanaannya berbeda-beda, antara lain;

a.Puasa 6 hari dibulan Syawal

Definisi

Puasa yang dilaksanakan sesudah hari raya Idul Fitri sebanyak 6 hari

Dalil


Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia
seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Muslim no. 1164)

Dari Abu Ayyub radhiyallahu anhu:


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang berpuasa Ramadhan dan
melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup. [Riwayat Muslim
1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam
bersabda:

"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari
(di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa
selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia
bagaikan telah berpuasa selama setahun. " (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad
yang befiau miliki adalah shahih.")

Keutamaan

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala
puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (tebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana
telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna
pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari
kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan
(dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum
muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang
menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila
Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan
baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada
sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan
kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.

Hal-hal yang berkaitan dengannya adalah:


1. Tidak harus dilaksanakan berurutan.

Hari-hari ini (berpuasa syawal-) tidak harus dilakukan langsung setelah ramadhan. Boleh
melakukannya satu hari atau lebih setelah Id, dan mereka boleh menjalankannya secara berurutan
atau terpisah selama bulan Syawal, apapun yang lebih mudah bagi seseorang. dan ini (hukumnya-)
tidaklah wajib, melainkan sunnah.
2. Tidak boleh dilakukan jika masih tertinggal dalam Ramadhan

Jika seseorang tertinggal beberapa hari dalam Ramadhan, dia harus berpuasa terlebih dahulu, lalu
baru boleh melanjutkannya dengan 6 hari puasa Syawal, karena dia tidak bisa melanjutkan puasa
Ramadhan dengan 6 hari puasa Syawal, kecuali dia telah menyempurnakan Ramadhan-nya terlebih
dahulu.

[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/392]

Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari Syawal maka ia laksana
mengerjakan puasa satu tahun.
Jika seseorang punya kewajiban qadla puasa lalu berpuasa enam hari padahal ia punya kewajiban
qadla enam hari maka puasa syawalnya tak berpahala kecuali telah mengqadla ramadlannya (Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin)

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk
maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa
masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri
yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan
bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan
dosa-dosa.

Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan
ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika
ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas
kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali
melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun
sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92)

5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang
hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan
berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya,
yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit
manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama
berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa,
padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti
kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi benci.

Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan
Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:
"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan
saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun."

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di
bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya.
Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa
Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

b.Puasa Senin Kamis

Definisi

Puasa yang dilaksanakan pada hari senin dan kamis

Dalil

Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku
dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa. (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur
lainnya).

Keutamaan

Amal perbuatan seorang hamba akan diaudit (diperiksa) setiap hari Senin dan Kamis.
Karena itu, alangkah mulianya seorang hamba jika ketika datang hari audit keadaannya tengah
berpuasa. (HR. Tirmidzi)
Popularitas puasa senin kamis nyaris tak perlu dipertanyakan lagi.Inilah sunnah nabi yg
memungkinkan umatnya mendapat manfaat puasa setiap minggu.Amalan ini mmg sangat
baik.Beberapa hadist nabi menjelaskan keutamannya.Abu Hurairah ra dg riwayat Ahmad menyebut
bahwa nabi SAW paling sering berpuasa senin kamis.Ketika hal itu ditanyakan sahabat beliau
menjawab,''Seluruh amal dibentangkan pada hari senin dan kamis.Ketika itulah Alloh
mengampunisetiap muslim atau mukmin kecuali yg melakukan dosa secara terang2an.Alloh berkata
,''tundalah untuknya''.Dengan radaksi yang mirip.sebuah hadist daari AISYAH ra. dan USAMAH
menyebutkan bahwa kesungguhan Nabi melaksanakan puasa senin-kamis dikatakan beliau kaarena
pada dua hari itulaah amal manusia dilaporkan kepada ALLOH ROBBUL 'ALAMIN.''Dan aku suka
pada saat amalku dilaporkan aku sdg dalam keadaan berpuasa.''Ggaransi spiritual puasa senin kamis
jg dpt dikaitkan dg garannnsi yg diberikan kepada amalan lain.Sebagaimana Masyur diketahui ,,lewat
hadist shohih,pada hari kiamat kelak ,orang yang berpuasa akan masuk syurga melalui pintu kusus
yakni Rayyan.puasa jg menjadi benteng yang tangguh untuk melindungi seseorang dari panasnya
nerakayg membara,demikian hadist riwayat Bukhari dan Muslim.Tak hanya itu,puasa jg dapat
menyucikan jiwa seseorang yang menjalankannya.Hadist riwayat Ibnu Majah menyebut,''Segala
sesuatu ada zakat pencucinya,sedangkan zakat jiwa itu adalah dengan berpuasa.dan puasa itu separuh
kesabaran.

c.Puasa Syaban

Definisi

Dilaksanakan pada bulan kedelapan sebelum bulan Ramadhan.Terdapat suatu amalan yang dapat
dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabishallallahu alaihi wa sallam sendiri banyak
berpuasa ketika bulan Syaban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dalil

Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabishallallahu
alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Syaban dibanding bulan-bulan lainnya selain
puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau mengatakan,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak
berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah
sama sekali melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan
penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih
banyak daripada berpuasa di bulan Syaban. (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Aisyah radhiyallahu anha juga mengatakan,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan
Syaban. Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya. (HR.
Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)
Dalam lafazh Muslim, Aisyah radhiyallahu anha mengatakan,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya. Namun beliau
berpuasa hanya sedikit hari saja. (HR. Muslim no. 1156)

Anda mungkin juga menyukai