0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan89 halaman

Laporan Akhir Komunitas Edit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 89

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 03 RT 03

DI LINGKUNGAN PULAU PAYUNG KEL. PANGKALAN


KERINCI TIMURKABUPATEN PELALAWAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK I

1. AELVA DELIANA, S. Kep : 1641037


2. EKA RISKI, S. Kep : 1641039
3. ENDANG SULASTRI, S. Kep : 1641040
4. EVA SUSANTI, S. Kep : 1641041
5. FITRI YATI, S. Kep : 1641042
6. MARLINA, S. Kep : 1641045
7. MURNIARTI, S. Kep : 1641047
8. NUR AFNI, S. kep : 1641049
9. PRIYONO, S. Kep : 1641051
10. RAHMAWATI, S. kep : 1641059
11. SRY HARYANTI, S. kep : 1641054

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 03 RT 03

Desa Pulau Payung Kelurahan Pangkalan Kerinci

Timur

Kelompok : I (di RW 03 RT 03 Desa Pulau Payung Kelurahan

Pangkalan Kerinci Timur).

Program Studi : Program Profesi Ners S1 Keperawatan STIKES

Tengku Maharatu

Tanggal Pengesahan :

Pembimbing

1. Ns. ARNELI WATI, S. Kep, M. Kep, Sp. Kom

2. Ns. ERIKA, S. Kep, M. Kep, Sp. Mat

3. Ns. HIRZAL, S. Kep, M. Kep

4. Ns. AYU ANJANI, S. Kep


KATA PENGANTAR

Assalamualakuim Wr. Wb.


Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan kegiatan praktek komunitas
di RW 03 RT 03 Llingkungan Pulau Payung Kelurahan Pangkalan Kerinci
TimurKabupaten Pelalawan dan menyelesaikan laporan yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 03 RT 03DI LINGKUNGANPULAU
PAYUNG KELURAHAN PANGKALAN KERINCI TIMUR dengan baik.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu target Stase Keperawatan
Komunitas dalam praktik program studi Profesi Ners Keperawatan, sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan praktik yang telah dilaksanakan pada tanggal
3 Februari 2 April 2017. Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns. Arneli Wati, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom, selaku koordinator dan pembimbing
keperawatan komunitas program Profesi Ners STIKES Tengku Maharatu
2. Sri Wardani, SE, M. Kes, selaku Ketua STIKES Tengku Maharatu
3. Ns. Carles, S. Kep, selaku Kaprodi Keperawatan STIKES Tengku Maharatu
4. Semua dosen pembimbing praktik Keperawatan Komunitas (Ns. Erika, S.Kep,
M.Kep, Sp. Mat, Ns. Hirzal, S.Kep, M.Kep dan Ns. Ayu Anjani, S. Kep)
5. Bapak Erhas, SE selaku Lurah di Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten
Pelalawan yang telah memberikan izin kepada mahasiswa untuk melaksanakan
praktik Keperawatan Komunitas di lingkungan Pulau Payung RT 03 RW 03
6. Kepala Puskesmas Berseri I, drg. Erlinda, MM yang telah memberikan izin
kepada kelompok untuk melaksanakan praktik Keperawatan Komunitas di
wilayah kerja Puskesmas Berseri I
7. Bapak Suhaimi selaku Ketua RW 03 dan Bapak Darusamin Selaku Ketua RT
yang telah memberikan izin kepada mahasiswa untuk melaksanakan praktik
Keperawatan Komunitas di wilayah RW 03 RT 03 lingkungan Pulau Payung
8. Seluruh pengurus/ perangkat RT 03 di wilayah RW 03 Kelurahan Pangkalan
Kerinci Timur yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
melaksanakan kegiatan serta membantu pelaksanaan kegiatan
9. Seluruh masyarakat di wilayah RT 03RW 03 di Lingkungan Pulau Payung
Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur yang telah memberikan dukungan serta
bantuan selama pelaksanaan praktik
10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Tengku
Maharatu Tahun 2016/2017 yang telah mempersembahkan ikhtiar terbaik selama
proses praktik keperawatan komunitas
11. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan akhir Keperawatan Komunitas ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan sehingga jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran
dan kritik saya harapkan demi kesempurnaan laporan akhir ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Akhirul Kalam,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pangkalan Kerinci, Februari 2017


Penulis

Kelompok I
Stase Komunitas Profesi Ners
ABSTRAK

Pelayanan kesehatan dasar merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam

melaksanakan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang menitik beratkan

pada peranserta masyarakat. Peran serta masyarakat yang dijalankan merupakan

strategi untuk memandirikan masyarakat dalam hal menyelesaikan masalah keshatan

yang dihadapi berdasarkan konsep tersebut, mahasiswa program profesi ners

STIKES Tengku Maharatu Pekanbaru melaksanakan kegiatan praktik keperawatan

dalam konteks pelayanan kesehatan dasar di RW 03RT 03 desa Pulau Payung

Kelurahah Pangkalan Kerinci Timur.Pendekatan yang digunakan adalah dengan

membentuk kelompok kerja kesehatan, dimana masyarakat terlibat aktif di setiap

kegiatan dengan menggunakan pendekatan proses. Di samping itu mahasiswa juga

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan membina keluarga yang

termasuk dalam keluarga beresiko. Keluarga yang dibina oleh mahasiswa yaitu

sebanyak 11 keluarga dengan tahap perkembangan yang berbeda.

Fokus utama dalam perawatan adalah keluarga, dimana keluarga merupakan unit

pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan prinsip kesehatan masyarakat yaitu :

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesehatan keluarga.

Berdasarkan hasil pengkajian dan winsiel survei ditemukan masalah

kesehatan:Resiko peningkatan ISPA di RT 03 berhubungan dengan kurangnya

kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan,Tingginya keluhan perubahan

kesehatan pada lanjut usia di RW 03 RT 03 berhubungan dengan perilaku tidak sehat

lansia, Tingginya kasus TB Paru di RT 03 berhubungan dengan perilaku penderita

TB yang tidak sehat.


Kegiatan yang direncanakan dan berhasil dilaksanakan antara lain : Pemberiaan

pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan cara perawatan pada

masyarakat,Pemberiaan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan cara

perawatan pada kader kesehatan, Pemberian pendidikan kesehatan tentang

komposisasi sampah organic, Bersama pemerintah pengadaan tempat sampah

organic dan non organic, Pembagian tempat sampah organic dan non organic,

Melatih kader untuk bisa mengenal kasus ISPA., mengajarkan warga dalam

pembentukan Bank sampah, mensosialisasikan komposisasi sampah, memanfaatkan

sampah plastik untuk kerajinan, Pemberian pendidikan kesehatan tentang cara

perawatan nyeri sendi berdasarkan keluhan (misalnya : mengajarkan posisi yang

benar saat mengangkat beban yang berat, bila asam urat anjurkan minum air putih

yang banyak,), Pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan

DIIT beserta perawatannya yang diberikan pada lansia dengan hipertensi, Kegiatan

posyandu lansia, Senam lansia bersama warga RT 03 Pulau Payung, Pendidikan

kesehatan tentang penyakit TB dan perawatannya, Pendidikan kesehatan tentang cara

pencegahan TB, Pendidikan kesehatan bersama kader tentang deteksi dini TB,

Edukasi mengenai pentingnya PMO untuk penyembuhan TB, Melakukan skrining

TB pada warga yang dicurrigai terkena TB, Bersama puskesmas untuk pengadaan

botol sputum, Pembentukan PMO bersama warga.

Hasil yang dicapai selama praktik keperawatan komunitas di RT 03 Desa Pulau

Payung Kelurahan Kecamatan Pangkalan Kerinci Timur adalah peningkatan

pengetahuan masyarakat dan kader kesehatan tentang masalah ispa, degenerative,

dan Diare. Dari hasil tersebut, warga telah menyusun rencana tindak lanjut yang akan

dilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait.


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest

yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di

suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau

lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai

interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan

perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu

sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan

masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui

proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta

masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya

kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan

kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai

tingkat RT dan RW. Di Wilayah RT 03 Desa Pulau PayungKelurahan Pangkalan


Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan, jumlah kepala keluarga yang terkaji

sebanyak 45 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 166 jiwa yang terdiri dari 85

laki-laki dan 81 perempuan, kondisi lingkungan di RT 03LingkunganPulau

PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur merupakan daerah dengan

kelembaban udara yang tidak tinggi dan tidak terlalu rendah. Saat melakukan

observasi di RT 03 dari 45 rumah berjenis tidak permanen, 10 dari 45 rumah

mempunyai pencahayaan kurang baik. Pekarangan rumah warga sebagian besar

dimanfaatkan untuk memelihara ternak. Dibeberapa Pekarangan rumah warga

kandang ternak dan tampak kurang terawat. Tidak ditemukan selokan pada

sebagian besar rumah warga. Air buangan sebagian besar di buang di tanah

resapan/ buang sembarangan.Sebagian Kegiatan Masyarakat adalah Nelayan

(mencari ikan). Aktivitas lain tampak warga sedang Berjualan Ikan salai di Tepi

jalan. Hasil observasi di RT 03 sumber air yang digunakan warga sebagian besar

menggunakan air Sungai dan sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk

Pembuangan Sampah di RT 03 masyarakat pada umumnya tidak ada tempat

penampungan sampah sementara, mereka menumpukkan sampah di perkarangan

rumah mereka, sebagian besar sampah dibakar dan sebagian ada juga yang

membuang ke sungai.Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT dikatakan

bahwa mayoritas dari warganya adalah lansia dan dewasa. Lansia di wilayah ini

sudah jarang tidak pernah mengetahui tentang posyandu lansia karena belum

adanya posyandu lansia yang berada di RT mereka. Berdasarkan hasil wawancara

dengan bidan desa dan pihak puskesmas didapatkan hasil kesehatan pada lansia

di RT 03 kebanyakan dari mereka menderita Rematik.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan

kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep

kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya


menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan

secara mandiri menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,

kelompok, dan pemberdayaan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai

keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RT

03. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok

kerja kesehatan, revitalisasi Pokjakes, pelatihan kader, pembentukan posyandu

Posbindu,pelaksanaan Posyandu dan Posbindu, kerja bakti, dan pelatihan herbal.

Sedangkan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mengikutsertakan

masyarakat menjadi kader posyandu maupun posbindu dan mengaktifkan

masyarakat untuk mengikuti kegiatan kerja bakti.

Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan

masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi

terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga

dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori

oleh Pokjakes Sumber Sehat diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang

terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota

keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan

lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat.

Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah keperawatan

yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena masalah kesehatan

secara umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya manusia dan jam praktek

maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah keperawatan. Dalam praktek


keperawatan komunitas kali ini kelompok memfokuskan masalah di bidang

kesehatan.

Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang tersedia untuk

bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan

mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan

komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan

mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten

dalam memberikan asuhan Keperawatan Komunitas, untuk mendapatkan hasil

yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara

memperoleh pengalaman adalah melalui praktik program profesi ners komunitas

di lingkunganPulau Payung RW 03 RT 03 Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur

Kabupaten Pelalawan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat di RW 03 RT 03 di LingkunganPulau

PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 03 RT 03 di

lingkunganPulau PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten

Pelalawan selama 2x dalam 1minggu diharapkan mahasiswa dapat :


a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di RW 03

RT 03 dilingkunganPulau Payung RW 03 RT 03 Kelurahan Pangkalan

Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan

b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah

teridentifikasi

c. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi kesehatan

masyarakat.

d. Memperoleh pengalaman dalam mengenal dan menentukan sumberdaya di

masyarakat.

e. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan keperawatan komunitas.

f. Memperolah pengalaman dalam mengidentifikasi atau membantu

masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan di masyarakat dan

berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama masyarakat.

g. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan (penyuluhan) kepada

masyarakat.

h. Menanggulangi masalah keperawatan dalam memecahkan masalah

keperawatan dengan cara bekerjasama dengan kelompok kerja kesehatan,

melakukan kemitraan dengan pihak Puskesmas dan aparat desa.

i. Meningkatkan empowering masyarakat dalam meningkatkan self care

individu, keluarga dan masyarakat di wilayah RW 03 RT 03di lingkungan

Pulau PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan.

j. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menggunakan strategi

pendidikan kesehatan pada masyarakat sebagai upaya pencegahan

terjadinya suatu penyakit di wilayah RW 03 RT 03di lingkunganPulau

Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan


k. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi

masalah kesehatan yang ada di lingkunganPulau Payung RW 03 RT 03

Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan.

C. MANFAAT LAPORAN

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Masyarakat di lingkunganPulau Payung RW 03 RT 03 Kelurahan Pangkalan

Kerinci Timur Kabupaten Pelalawan.

Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan

lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada

serta pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Puskesmas

Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan

kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW 03 RT 03

di lingkunganPulau PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten

Pelalawan.

3. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan

asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya

di RW 03 RT 03 di lingkunganPulau PayungKelurahan Pangkalan Kerinci

Timur Kabupaten Pelalawan.

4. Pendidikan

Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners fakultas ilmu

keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang khususnya

di bidang keperawatan komunitas, selain itu sebagai bahan pertimbangan

dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya


D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Asuhan

Keperawatan Komunitas di RW 03 RT03 dilingkungan Pulau PayungKelurahan

Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten Pelalawanini sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan dan sistematika penulisan laporan.

Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan tentang

pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran

perawat komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori dan model,

dan pengorganisasian masyarakat.

Bab III : Aplikasi asuhan keperawatan komunitas RW 03 RT03 dilingkungan

Pulau PayungKelurahan Pangkalan Kerinci Timur Kabupaten

Pelalawanyang terdiri dari, tahap persiapan, tahap pengkajian,

analisa data, pembobotan masalah keperawatan komunitas, Prioritas

diagnose keperawatan komunitas, perencanaan, tahap pelaksanaan,

dan tahap evaluasi.

Bab IV : Pembahasan terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan

Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam jangka

panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap dan bertindak

mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri melalui kesadaran terhadap

pentingnya upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Paradigma sehat ditetapkan sebagai model pembangunan kesehatan di Indonesia,

yaitu pembangunan kesehatan yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan

preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes,

2001). Unsur penting dalam paradigma sehat meliputi; Program dan kebijakan

yang Bottom-up, mentalitas proaktif, pemberdayaan sumber daya lokal,

pembangunan kesehatan berbasis masyarakat, sistem prabayar pelayanan

kesehatan, dan pembangunan kesehatan multi sektor.

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan

gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit

secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat

(Stanhope, 2004).
Menurut Helvie, tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan

utama adalah:

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik self care pada masyarakat.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan

dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek

keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan

menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien

Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi

kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar

manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu

kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga

diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

3. Masyarakat sebagai klien

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,


mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan

pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Riyadi(2001) keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional

sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,

psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu

keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup

manusia.

Kemudian menurut Handerson (1980) dalam Ali. Z (2001) menjelaskan bahwa

pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik sakit

maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat

secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990) dijelaskan bahwa

keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public

health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan

utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya

kesehatan (Mubarak, 2005).


Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi

yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada

perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,

yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan yang

dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,

artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral

(Riyadi, 2007)

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas

dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan

upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas

(Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang

ada (Mubarak, 2005).


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam

perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan

kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang

kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok

masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di

dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies

dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya

peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat

dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:

perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan

dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis

mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan

model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin,

2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau

memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal ini

adalah masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri

terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan

masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-

komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya

kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang

dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses

pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,

pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk

pengetahuan baru (Palestin, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada

masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun

kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan

kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang


mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini

terdiri dari :

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari

aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang

kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

b. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara

terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan

maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau

masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri

(Riyadi,2007).

c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak,

2005).

d. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan

untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat


komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah,

perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.

a. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat

kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan

yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai

upaya (Ande, 2009).

b. Perawat keluarga

Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang

dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga

disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan

keputusan independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung

gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan

menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di

bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan

konsultasi (Ande, 2009)..

c. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak

ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan

pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan

masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu


jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan

menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan

lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan

sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru

dan kader (Ande, 2009).

d. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan

dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang

pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat

kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri,

pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.Lingkup

praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat

kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling,

promosi kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan

kolaburasi dengan komunitas (Ande, 2009).

e. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan

memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di

berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai

dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi

mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama

pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran

lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan

profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan

keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan

kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan

menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam

prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi ,

penelitian dan administrasi.

Sedangkan menurut Stanhope dan Lancaster (2004) unsur-unsur perawatan

kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan

kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

b. Merupakan bidang khusus keperawatan

c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit

e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif

dan promotif

f. Melibatkan partisipasi masyarakat

g. Bekerja secara team (bekerjasama)

h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat secara keseluruhan


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,

maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,

keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

tetrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)

terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan (Stanhope, 2004).

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada

paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu manusia,

kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang

luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan

berlangsung secara berkesinambungan

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu


hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status

kesehatan masyarakat

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus menerus

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri

Gambar 1. Paradigma Keperawatan


(Neuman & Fawcett, 2002)

Model sistem Neuman (Neuman & Fawcett, 2002) mempunyai empat

komponen utama yang dapat digambarkan sebagai interaksi antar ranah

(domain), yaitu: orang, lingkungan, kesehatan, dan ilmu keperawatan.

Komponen dan terminologi yang terkait dengan ranah-ranah tersebut adalah:

a. Sistem klien : struktur dasar, garis penolakan, garis pertahanan

normal, dan garis pertahanan fleksibel.

b. Lingkungan : internal, eksternal, diciptakan, dan stressor.

c. Kesehatan : rentang sehat-sakit (wellness-illness continuum)

d. Keperawatan : upaya pencegahan (preventif), konstitusi ulang


(reconstitution), promosi kesehatan .

Neuman (1995) menguraikan model keperawatan sebagai suatu konsep

berdasarkan sistem yang komprehensif. Hal ini menempatkan klien dalam

suatu perspektif sistem yang holistik dan multi-dimensi. Model digambarkan

sebagai gabungan dari lima variabel yang saling berinteraksi, idealnya

berfungsi secara harmonis dan stabil dalam kaitannya dengan stressor

lingkungan internal maupun eksternal yang sedang dirasakan pada saat tertentu

oleh klien sebagai sebuah sistem.

a. Manusia (Klien)

Sistem klien terdiri dari satu rangkaian lingkaran konsentris yang

mengelilingi dan melindungi struktur dasar (basic structure). Tingkatan

dari masing-masing lingkaran memiliki tugas pertahanan spesifik dan

terdiri dari lima variabel, yaitu : (1) fisiologis, (2) psikologis, (3)

perkembangan, (4) sosial budaya, dan (5) rohani.


Gambar 2. Garis pertahanan didalam struktur komunitas

(Anderson & McFarlan, 2008)

Lingkaran terjauh atau garis pertahanan fleksibel (flexible line of defense)

merupakan pertahanan awal untuk melawan stressor dan penyangga kondisi

kesehatan yang normal. Garis pertahanan normal (normal line of defense)

adalah basis yang dimanfaatkan oleh sistem klien untuk menghindari

dampak dari stressor, dimana tergantung dari kondisi kesehatan seseorang.

Garis-garis perlawanan (lines of resistance) melindungi struktur dasar

bilamana suatu stressor dapat melampaui garis pertahanan fleksibel dan

garis pertahanan normal (Neuman, 1995).

Variabel-variabel yang membangun sistem klien, menurut Neuman (1995)

antara lain: variabel fisiologis, psikologis, sosial budaya, rohani, dan

perkembangan. Variabel-variabel tersebut dibentuk berdasarkan

pengalaman masa lalu dan material yang sudah ada dalam struktur dasar,

mereka saling berinteraksi satu sama lain dan unik dalam setiap sistem

klien. Susunan variabel kemudian akan diteruskan melalui keluarga dan

masyarakat, dengan jalan tersebut sistem klien memelihara karakteristiknya

dari satu generasi ke generasi lainnya (Reed, 2003).

b. Lingkungan (Stressor)

Menurut Neuman (1995), stressor dalam konteks lingkungan klien dapat

disebabkan oleh berbagai faktor eksternal atau internal, dan dapat

berdampak negatif maupun positif bagi seseorang. Stressor dapat dirasakan

oleh klien secara berulang, sehingga klien akan merespon dan akan

memodifikasi atau mengubahnya. Terdapat tiga hal yang dapat


membedakan dampak stressor terhadap sistem klien, yaitu : kekuatan

stressor, jumlah stressor, dan elastisitas garis pertahanan fleksibel. Stressor

lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai : (1) intra-personal, (2) inter-

personal, dan (3) ekstra-personal. Keberadaannya dalam diri klien sama

halnya dengan stressor yang ada di luar sistem klien.

c. Keperawatan (Konstitusi)

Rekonstitusi menggambarkan suatu upaya pengembalian dan perbaikan

stabilitas sistem yang selalu menyertai tindakan perawatan reaksi stress

klien, dimana dapat menghasilkan tingkat kesehatan yang lebih tinggi atau

lebih rendah daripada sebelumnya (Neuman, 1995). Sebelumnya Neuman

(1989) mendefinisikan rekonstitusi sebagai suatu kondisi adaptasi terhadap

stressor lingkungan internal maupun eksternal, dimana dapat dimulai dari

derajat atau tingkat reaksi apapun. Rekonstitusi ditandai dengan beberapa

tahapan aktivitas untuk menuju tujuan yang diinginkan.

Rentang Sehat Sehat Sakit

Sejahtera sehat sehat setengah sakit sakit mati

sekali normal sakit kronis

Gambar 3. Rentang Sehat-sakit


(Hidayat, 2004)

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka

yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel

yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu

biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.


Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu,

keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan

kesehatan. Menurut Anderson dan McFarlane (2008) kesehatan masyarakat

ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan

serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu

pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Gambar 4. Community as partner model


(Anderson & McFarlan, 2008)

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer


ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang menyebabkan

terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan

pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan

kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan

intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga

memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan

penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah

terjadi gangguan beberapa system tubuh. Pencegahan tersier dimulai pada

saat cacat atau terjadi ketidakmampuan atau menetap atau tidak dapat

diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier

tidak hanya untuk menghambat proses penyakit tetapi juga

mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari

ketidakmampuannya.

C. Tujuan perawat komunitas

1. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

Menurut Anderson dan McFarlane (2008), tujuan dari perawatan kesehatan

komunitas antara lain :

a Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap masalah kesehatan

umum untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang


optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas

yang mereka miliki.

b Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau

keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau

keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pelayanan kesehatan/keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan

9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

D. Sasaran perawat komunitas


Menurut Anderson dan McFarlane (2008), sasaran perawatan kesehatan

komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang

sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

a. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan

merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat

mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun

sosial.

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam

suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau

adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah

satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah

kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota

keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan

jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang

sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Balita

d) Anak usia sekolah


e) Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit

kelamin lainnya.

b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes

mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain

sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu

d) Dan lain-lain

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d) Penitipan balita

d. Tingkat komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat

sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk

kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat

komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.

E. Strategi perawatan komunitas

1. Pendidikan kesehatan

Menurut Mc Murray (2003) pendidikan kesehatan adalah beberapa rencana

pendidikan yang bertujuan untuk memelihara kesehatan masyarakat. Bentuk


dari pendidikan kesehatan adalah program pendidikan kesehatan yang

disusun untuk mengurangi resiko dimana peran dari penyuluh kesehatan

adalah memberikan informasi pilihan bagi masyarakat mengenai

pemberdayaan sumber daya manusia dalam memilih cara-cara sehat untuk

hidupnya. Elemen-elemen penting dalam pendidikan kesehatan yaitu:

a. Perencanaan

b. Respon audience

c. Setting tempat dan waktu

d. Kemampuan konselor (penyuluh kesehatan)

e. Metode evaluasi

Sedangkan Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) promosi kesehatan

adalah sekumpulan kegiatan pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk

memperoleh gaya hidup sehat. Perbedaan antara promosi dan pendidikan

kesehatan yaitu promosi kesehatan lebih berfokus pada wujud kegiatan

sedangkan pendidikan kesehatan lebih berfokus pada teknik pelaksanaan

kegiatan.

2. Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat (Empowering)

Menurut McMurray (2003) empowering adalah suatu strategi kesehatan

masyarakat pada tingkat komunitas yang berbentuk partisipasi dari

masyarakat dalam upaya perubahan derajat kesehatan. Konsep empowering

berdasarkan pada kondisi masyarakat yang sakit atau penyembuhan terhadap

suatu penyakit berdasarkan informasi dan support system yang ada sehingga

mampu memperbaiki kondisi masyarakat sehingga dapat menjadi lebih baik

atau sembuh.
Sedangkan menurut Anderson dan McFarlane (2008) peran perawat dalam

pemberdayaan komunitas adalah membangun kemitraan yang efektif melalui

partisipasi komunitas. Pemberdayaan melalui partisipasi masyarakat

memiliki tiga elemen penting yaitu:

a. Partisipasi adalah suatu proses aktif yang tidak mengandung makna

pemaksaan nilai-nilai dari kelompok atau organisasi kepada komunitas

b. Partisipasi termasuk juga pilihan dimana masyarakat memiliki hak dan

kekuatan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan

mereka

c. Keputusan yang merupakan hasil partisipasi harus cenderung efektif dan

ada system social yang memungkinkan keputusan tersebut di

implementasikan

3. Bekerjasama dengan kelompok

Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) kelompok adalah sekumpulan

individu yang berinteraksi dan mempunyai tujuan atau berbagai tujuan

dimana tiap anggota saling mempengaruhi dan sebaliknya dipengaruhi oleh

masing-masing anggota lain dalam keadaan tertentu. Bekerjasama dengan

kelompok-kelompok merupakan ketrampilan penting dari perawatan

masyarakat. Perawatan kesehatan masyarakat yang bekerjasama dengan

kelompok-kelompok harus mempunyai pengertian tentang konsep-konsep

kelompok, berpraktik dalam kerja kelompok, dan menghargai pemakaian

proses kelompok. Melalui kelompok orang bisa menyatakan pandangan dan

menghubungkannya dengan pandangan orang lain.

Tujuan utama bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat adalah

untuk membuat perubahan-perubahan kesehatan yang diperlukan.

Pengelompokan-pengelompokan yang cocok untuk pekerjaan terdiri dari


kelompok-kelompok yang sudah terbentuk dan kelompok-kelompok

masyarakat yang bersanksi dan kelompok-kelompok yang anggotanya

diseleksi oleh perawat yang mewakili berbagai sector masyarakat.

Kelompok-kelompok masyarakat yang ada dibentuk untuk maksud-maksud

masyarakat yang lebih luas seperti kelompok eksekutif yang dipilih,

kelompok perencana kesehatan, kelompok aktifitas wanita, konsultan

masyarakat yang merupakan sumber-sumber yang sangat baik untuk

pengkajian kesehatan karena merupakan bagian dari maksud-maksud yang

sedang berlangsung untuk menentukan dan memberi respon kepada

kebutuhan-kebutuhan masyarakat (Stanhope, 2004).

4. Kemitraan

Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) kemitraan merupakan konsep

esensial bagi perawat kesehatan masyarakat karena merupakan konsep

masyarakat, klien masyarakat dan kesehatan masyarakat. Kemitraan

didefinisi sebagai tenaga yang terinformasi, fleksibel, didistribusi

berdasarkan negoisasi (redistribusi) tenaga diantara para peserta dari proses

perubahan demi peningkatan kesehatan. Peran dari mitra-mitra dalam

kesehatan mencakup memperhatikan dengan penuh simpati, memberi

nasehat, melakukan rujukan yang menggunakan program-program yang

telah ditentukan. Bentuk-bentuk kemitraan antara lain :

a. Kemitraan pasif yaitu penduduk atau masyarakat dipandang sebagai

sumber-sumber data dan resipien intervensi

b. Kemitraan aktif yaitu menekankan pada kekuatan yang dibagi diantara

yang awam dan professional pada seluruh perjalanan proses pengkajian,

perencanaan, implementasi dan evaluasi


Kemitraan antara anggota komunitas dengan para professional perawatan

kesehatan sangat penting untuk pengambilan keputusan secara kolaboratif

dalam rangka meningkatkan kesehatan. Perawat membentuk kemitraan

dengan klien, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan penyembuhan

dan derajat kesehatan. Proses pengembangan hubungan penyembuhan atau

asuhan oleh perawat dalam komunitas mencerminkan interaksi diantara

empat komponen utama paradigma keperawatan yaitu kesehatan, lingkungan,

klien dan perawat (Anderson & Mcfarlane, 2008)

F. Peran Perawat komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah:

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan

yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan

perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang

optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses membantu klien untuk

menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk


membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan

intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi

pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat

tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat

menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil

yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik

dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan

dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan

termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan

kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu

klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai


pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang

diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain

adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan

karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan

banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan

beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama

merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap

proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk

merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani

perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini

dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi

kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-

masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap

status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi

dan pengumpulan data (Helvie, 1997).

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan

dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien

(Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien

menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif

merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya

atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan

adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan

kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan

peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien

melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.

Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk

merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,

ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan

(Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care

Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain

juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

G. Ruang lingkup keperawatan komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat menurut Anderson dan

Mcfarlane (2008) , meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan

kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial

dan masyarakatnya (resosialisasi).

a Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

b Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas

maupun kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas

ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

c Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas

dan rumah sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin

dan nifas

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok

tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat

fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:


1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita

Kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan

2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi

manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

e Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah

kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita

suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok

masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan

lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk

dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan

tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka

derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau

batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

H. Asuhan Keperawatan Komunitas

Target keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima

semua orang dari berbagai golongan

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam

hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan

perlu terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan


masyarakat

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat, maka

dapat dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik

keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh

lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan

komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas

mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:

manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya

manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan


yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan

dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan yang lebih

baik bagi masyarakat di desa Pamijen.

7. Pengembangan tenaga kesehatan/keperawatan bagi masyarakat yang

direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus agar lebih baik.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang digunakan

adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang

keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,

pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan

masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut

aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor

lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Wawancara atau anamnesa

2) Pengamatan

3) Pemeriksaan fisik

Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber

data yang dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu:

1) Sensus

Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus

dapat diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat.


Data Statistik Vital :

Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang

tercatat secara legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan

perceraian, yang dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan

pemerintahan.

1) Laporan Penyakit yang Terinformasikan

Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang

dilaporkan oleh departemen kesehatan baik pusat maupun daerah

tentang penyakit-penyakit yang dapat dilaporkan secara legal.

Secara legal laporan penyakit yang ditugaskan mungkin tidak

mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan tersebut tidak

menyajikan penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi

di masyarakat. Dalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin

gagal untuk memberikan laporan penyakit yang seharusnya

dilaporkan.

2) Catatan Medis dan Rumah Sakit

Catatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam

penelitian kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan

inipun tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau valid

tentang kesehatan komunitas.

3) Catatan Autopsi

Catatan autopsy memiliki bias yang sangat kentara, pasien

menderita sakit yang parah dan meninggal dunia. Autopsy tidak

dilakukan pada semua kasus kematian. Catatan autopsy meliputi

kasus-kasus kematian akibat tindak kekerasan yang tidak


proporsional dan penyebab kematian seseorang yang tidak

diketahui sampai autopsy dilakukan.

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data

denga cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

c. Analisis data

Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah :

1) Kategorisasi

Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu

jika pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan

dalam berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas meliputi:

a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan

kelompok etnik dan ras).

b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan

tempat tinggal, ruang public, dan jalan).

c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,

pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan

rumah).

d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat

pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).

2) Ringkasan

Berupa diagram dan grafik.

3) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah

mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data.

Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan seperti kesalahan dalam

pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara kritis data dan

menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.

4) Penarikan kesimpulan

Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data

yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan

logis dari bukti yang ada untuk mengarah perumusan diagnosa

keperawatan komunitas.

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan

yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang

telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu

diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria

diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

f. Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas

sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan

komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 :

No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot

1 - 10 Rasional Makna masalah

1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah

2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah

3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah

4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi

5 Bertanya akibat jika masih tetap

6 Cepat masalah teratasi

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.

Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi

(potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen

utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom

(tanda gejala) (Mubarak, 2005).

3. Perencanaan keperawatan.

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan

diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang

disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan

yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

(Mubarak, 2005).

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan

yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat


kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan

lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota

masyarakat (Mubarak, 2005).

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada

keperawatan komunitas adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)

(Mubarak, 2005).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama

profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan

harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya

rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten

(Mubarak, 2005).

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan


implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas

dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community

(model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas

terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

b. Pencegahan Sekunder

c. Pencegahan Tersier

5. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan

keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat

kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah

ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan

dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif program. Data

evaluasi merupakan hal penting untuk memperbaiki database dan diagnosis

keperawatan komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data

komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),

pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan

berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun semula. Sejalan dengan landasan teoretis dalam menjalin

kemitraan dengan komunitas, program evaluasi yang kita jalankan


didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation, W.K.K (1998).

Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :

a. Memperkuat program

Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan

kepercayaan diri komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain ini dengan

cara menyediakan proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam

mengakaji program dampaknya serta hasil akhir program tersebut.

b. Menggunakan pendekatan multipel

Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan

bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang lebih unggul, tetapi

metode yang dipilih harus sealan anegan tujuan program.

c. Merancang evaluasi untuk memnuhi isu nyata

Program berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar pada comunitas

nyata dan berdasarkan pengkajian comunitas, harus memiliki rancangan

evalausi untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut

bagi komunitas.

d. Menciptakan proses partisipasi

Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis,

perencanaan, dan implementasi, merekapun harus menjadi mitra dalam

evaluasi.

e. Memungkinkan fleksibilitas

Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jira tidak,

akan sulit untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering

kali meningkat secara tajam dan komplek.

f. Membangun kapasitas

Prose evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan

ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat


didalamnya. Hal ini serupa dengan kontek profesional maupun

nonprofesional.

Komponen penting dalam fokus evaluasi adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas kerja

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka

waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Perubahan dampak kesehatan


Keterangan:

: peran masyarakat : peran perawat

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait

dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,

menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan

kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah

keperawatan melalui proses asuhan keperawatan komunitas.


BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW 03 RT 03DI

LINGKUNGAN PULAU PAYUNG KELURAHAN PANGKALAN

KERINCI TIMUR KABUPATEN PELALAWAN

Dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas dan menerapkan konsep-

konsep asuhan keperawatan komunitas, maka kelompok Program Profesi Ners

STIKes Tengku Maharatu mendapatkan tugas untuk melakukan asuhan keperawatan

komunias di RW 03 RT 03 di lingkungan Pulau Payung Kelurahan Pangkalan

Kerinci Timur Kabupaten Pelalalwan yang di mulai pada tanggal 03 Februari sampai

dengan 02 April 2017.

Kegiatan kelompok kerja keperawatan komunitas akan dilaporkan sesuai dengan

proses keperawatan yang akan dipaparkan dalam tahapan meliputi :Pengkajian,

Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi, antara lain sebagai

berikut :

A. Tahap Persiapan

Kegiatan keperawatan komunitas Program Profesi Ners di mulai dengan

tahap persiapan yang merupakan tahap awal dari semua kegiatan keperawatan

komunitas. Tahap persiapan di mulai dengan sosialisasi yang dilakukan

mahasiswa dengan masyarakat yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh

masyarakat, seperti Lurah, Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,

kepala Dusun baik secara formal maupun informal. Dalam tahap ini juga

dilakukan penyusunan format pengkajian komunitas di lingkungan RW 03

RT 03. Tahap persiapan ini di mulai tanggal 03 Februari 2017 sampai 03

April 2017.
B. Tahap Pengkajian.

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya tahap kegiatan asuhan

keperawatan komunitas. Pada tahap pengkajian hal yang diperoleh adalah

data dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data masyarakat. Pengkajian

data dasar dan observasi sekilas lingkungan (Windshiel Survey) ini dilakukan

dengan cara wawancara dengan tokoh masyarakat antara lain dengan lurah,

ketua RW, ketua RT dan kader kesehatan yang ada dilingkungan RW 3RT 03

dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan.

Metode lain yang digunakan adalah metode analisa data sekunder dengan

melakukan pencarian data di puskesmas. Pengkajian data dimulai tanggal 03-

10 Februari 2017. Dalam acara pertemuan Musyawarah masyarakat RW 03

RT 03 yang dilakukan tanggal 18 Februaridiadakan pembentukan Kelompok

Kerja Kesehatan (POKJAKES). Sedangkan pengkajian data masyarakat

dilakukan dengan menggunakan teori konsep keperawatan komunitas

menurut Betty Newman yang meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat,

yaitu :

1. Data Demografi

Data tersebut meliputi:

a. Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan,

agama, pendapatan perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan

b. Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur,

hubungan dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan

keterangan.

2. Lingkungan Fisik
Data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi,

pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban

dan septik tank, pengurasan bak air, keberadaan jentik, tempat

penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.

3. Kondisi Kesehatan Umum

Meliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus.

4. Ibu Hamil dan Keluarga Berencana

Meliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga

berencana.

5. Bayi dan Balita

Meliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan

makanan tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.

6. Anak dan Remaja

Meliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan

remaja.

7. Usia Lanjut

Meliputi keberadaan lansia di keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan,

tindakan yang diberikan dan kegiatan/aktifitas lansia.

Berdasarkan data yang diperoleh populasi di RW 03 RT 03di Lingkungan

Pulau Payung sebanyak 45 KK. Maka, untuk menentukan besarnya sampel

digunakan teknik total sampling yaitu dengan mengambil seluruh populasi

yang ada yaitu sebanyak 45 sampel

Hasil data pengkajian disajikan sebagai berikut:

Data hasil windshield survey di RW 03 RT 03di lingkungan Pulau Payung

Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur

1. Core
a. Batas Wilayah

Batas wilayah RT 03 Pulau Payung

1) Utara : Desa Sering Kecamatan Pelalawan

2) Barat : RT 02 (SPBU)

3) Selatan : Sungai Kualo

4) Timur : Sungai Kampar

2. Sub Sistem

a. Lingkungan

1) Perumahan

Di RT 03 dari hasil observasi terdapat 45 rumah berjenis tidak

permanen, 45 rumah semua memiliki ventilasi udara, 8 dari 45

rumah mempunyai pencahayaan kurang baik, 45 rumah tidak

memiliki pagar tanaman.

2) Pekarangan

Saat observasi di RT 03 tampak pekarangan rumah warga terdapat

kandang ayam, kandang kambing dan kandang sapi yang kurang

terawat. Pekarangan tampak kurang bersih, terdapat di beberapa

rumah tumpukan sampah. Ditemukan beberapa selokan dengan

kondisi yang tidak mengalir. Air dalam selokan tersebut berwarna

kehitaman dan keruh.

Adanya kegiatan masyarakat yaitu menangkap ikan di sungai yang

berada tidak jauh dari perkampungan warga, terdapat juga

beberapa masyarakat yang sedang berjualan di depan rumah

mereka tepatnya dipinggir jalan lintas.Aktivitas lain tampak warga

sedang membakar sampah di halaman rumah.


3) Sumber Air

Hasil observasi di RT 03 sumber air yang digunakan warga

sebagian besar menggunakan air sungai dan air galon untuk

kebutuhan sehari-hari.

4) Pembuangan Sampah

Hasil obsevasi di RT 03 tampak sungai digunakan warga untuk

membuang sampah dan terdapat juga warga yang membuang

sampah di perkarangan rumahnya dengan cara ditumpuk dan

kemudian di bakar dan dibuang di sungai

5) MCK

Hasil observasi di RW 03 terdapat MCK yang terletak di luar

rumah. Kondisi MCK semi permanen dan masih terdapat warga

yang memanfaatkan sungai sebagai MCK.

b. Pelayanan Kesehatan Sosial

Hasil observasi tidak terdapat puskesmas pembantu di RW 03 RT 03.

c. Ekonomi

Hasil observasi mayoritas pekerjaan penduduk yaitu nelayan dan

wiraswasta (menjual hasil tangkapan ikan). Rata-rata penghasilan

penduduk dalam satu bulan > 1.000.000 yaitu sebanyak 35 KK

d. Transportasi dan Keamanan

Hasil observasi di peroleh untuk menuju ke pelayanan kesehatan,

mayoritas warga memakai becak dan kendaraan sendiri berupa sepeda

motor.

Sistem keamanan di wilayah RT 03 belum tersedia.

e. Pemerintahan
Hasil observasi di wilayah RT 03tidak terdapat kantor balai desa,

pertemuan warga biasanya dilakukan di mushalla yang berada di

tengah-tengah pemukiman masyarakat.

f. Komunikasi

Berdasarkan hasil observasi mayoritas warga yang sudah

memanfaatkan fasilitas komunikasi, seperti handphone. Informasi

yang berkaitan dengan warga biasanya melalui pengeras suara yang

berada di mushalla.

g. Pendidikan

Hasil observasi warga di RT03 tingkat pendidikan warga beragam,

ada tidak sekolah, ada yang hanya tamatan SD dan ada juga yang

sampai perguruan tinggiyaitu sebanyak 1 orang.

h. Rekreasi dan olahraga

Hasil observasi di RT 03 tidak terdapat tempat rekreasi. Mayoritas

warga RT 03 hanya menonton televisi dengan keluarga, anak-anak

bermain dengan teman sebaya di dekat rumah.


Data Hasil Pengkajian Awal

Di RT 03 di lingkungan Pulau Payung Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur

a. Data Umum

1. Jumlah KK : 45 KK

2. Jumlah Warga : 166 Jiwa ( 85 Laki-laki, 81 Perempuan )

Diagram 1

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS


KELAMIN DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG KEL.PANGKALAN
KERINCI TIMUR TAHUN 2017

49% 51% LAKI-LAKI


PEREMPUAN

Dari Diagram 1 terlihat bahwa Penduduk di wilayah RT 03 RW 03

Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, laki-laki sebanyak 51 % dan

perempuan sebanyak 49 %, ini berarti ada keseimbangan antara penduduk laki-

laki dengan perempuan.

b. Data Umur

* 21-45 Tahun : 29 KK

* 46-55 Tahun : 5 KK

* > 56 Tahun : 11 KK

Diagram 2

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPALA KELUARGA


BERDASARKAN UMUR DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG
KEL.PANGKALAN KERINCI TIMUR TAHUN 2017

25%
21-45 Tahun

11% 64% 46-55 Tahun


> 45 Tahun
Dari Diagram 2 terlihat bahwa Kepala Keluarga di wilayah RT 03

RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, berumur kisaran 21 - 45

Tahun sebanyak 64 %, 46 55 Tahun sebanyak 11 % dan > 56 Tahun sebanyak

25 % ini berarti Kepala Keluarga dalam kondisi Masa Produktif.

c. Data Agama

Diagram 3

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPALA KELUARGA


BERDASARKAN AGAMA DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG
KEL.PANGKALAN KERINCI TIMUR TAHUN 2017
00
ISLAM
KRISTEN
100% HINDU
BUDHA

Dari Diagram 3 terlihat bahwa Kepala Keluarga di wilayah RT 03

RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, mayoritas 100% beragama

Islam, ini berarti agama islam menjadi pilihan utama di daerah ini.

d. Data Pendidikan

* Pendidikan KK

a. SD : 32 orang

b. SMP : 11 orang

c. SMA : 2 orang

* Pendidikan Penduduk

1. SD : 72 orang

2. SMP : 42 orang

3. SMA : 16 orang
4. PT : 1 orang

5. Tidak Sekolah : 35 orang

Diagram 4

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN


JENIS PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA DI RT 03 RW 03
PULAU PAYUNG KEL.PANGKALAN
4.40%
KERINCI TIMUR TAHUN 2017

24.40%

71.10% SD SMP SMA

Dari Diagram 4 diatas terlihat bahwa Tingkat Pendidikan Kepala

Keluarga di wilayah RT 03 RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur

sebanyak 74,1% berpendidikan SD, 24,4% berpendidikan SMP dan 4,4%

berpendidikan SMA, ini berarti Mayoritas Kepala Keluarga masih berpendidikan

rendah.

Diagram 5

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK BERDASARKAN


JENIS PENDIDIKAN DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG
KEL.PANGKALAN KERINCI TIMUR TAHUN 2017

21.10% SD
0.60% 43.40%
9.60% SMP
SMA
25.30%
PT
TIDAK/BELUM SEKOLAH

Dari Diagram 5 diatas terlihat bahwa Tingkat Pendidikan Penduduk

di wilayah RT 03 RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur sebanyak

43,4% berpendidikan SD, 25,3% berpendidikan SMP , 9,6% berpendidikan

SMA, 0,6% berpendidikan Perguruan Tinggi dan 21,1% tidak / belum Sekolah,

ini berarti Mayoritas Penduduk masih berpendidikan rendah.


e. Data Pekerjaan

Diagram 6

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN


PEKERJAAN DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG KEL. PANGKALAN
KERINCI TIMUR TAHUN 2017
2.2 8.9
2.2 NELAYAN
SECURITY
86.7 SUPIR
WIRASWASTA

Dari Diagram 6 diatas terlihat bahwa Tingkat Pekerjaan Kepala

Keluarga di wilayah RT 03 RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur

mayoritas sebagai Nelayan sebanyak 86,7%, sebanyak 2,2% bekerja sebagai

Security, sebanyak 2,2% bekerja sebagai Supir dan 8,9% bekerja sebagai

wiraswasta, ini berarti Mayoritas Kepala Keluarga bekerja Nelayan karena

bermukim di bantaran sungai Kampar.

f. Suku Bangsa

Diagram 7

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN SUKU


BANGSA DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG KEL. PANGKALAN
KERINCI TIMUR TAHUN 2017

ISLAM

Dari Diagram 7 terlihat bahwa Kepala Keluarga di wilayah RT 03

RW 03 Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, mayoritas 100% bersuku

bangsa Melayu, ini berarti belum ada keragaman suku di daerah ini.
g. Data Pasangan Usia Subur

* Jumlah PUS : 29 Orang

Diagram 8

DISTRIBUSI FREKUENSI KELUARGA BERDASARKAN PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG
KEL. PANGKALAN KERINCI TIMUR TAHUN 2017

36%
PUS
64%
TDK PUS

Dari Diagram 8 terlihat bahwa Keluarga di wilayah RT 03 RW 03

Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, Pasangan Usia Subur (PUS)

sebanyak 64 %, dan sebanyak 36 % bukan Pasangan Usia Subur, ini berarti

Sebagian besar Keluarga dalam kondisi Masa Produktif (Usia Subur).

h. Data Ibu Hamil

* Jumlah Ibu Hamil : 2 Orang

Diagram 9

DISTRIBUSI FREKUENSI KELUARGA BERDASARKAN KEHAMILAN


DI RT 03 RW 03 PULAU PAYUNG KEL. PANGKALAN KERINCI
TIMUR TAHUN 2017
7%

HAMIL
93% TDK HAMIL

Dari Diagram 9 terlihat bahwa Keluarga di wilayah RT 03 RW 03

Pulau Payung Kel. Pangkalan Kerinci Timur, Pasangan Usia Subur (PUS) dalam

keadaan Hamil sebanyak 7 %, dan sebanyak 93 % Pasangan Usia Subur tidak

hamil, ini berarti terget estimasi pencapaian/penemuan Ibu Hamil di RT 03 RW


03 Pulau Payung belum tercapai ( target estimasi 4 orang ibu hamil dalam 1

tahun ).

i. Data Ibu menyusui

* Jumlah Ibu Menyusui : 5 Orang

j. Data Bayi dan Balita

* Jumlah Bayi dan Balita : 20 Orang

k. Data Anak Sekolah

* Jumlah Anak Sekolah : 27 Orang

l. Data Anak Remaja

* Jumlah Anak Remaja : 27 Orang

m. Data Lansia

* Jumlah Lansia : 12 Orang


ANALISAA DATA

DATA MASALAH

LINGKUNGAN FISIK Resiko tinggi terjadinya

Winshield Survey: penyakit (Diare) yang

a. Kondisi geografis RW 03 masih banyak pohon-pohon besar disebabkan lingkungan

di tengah-tengah pemukiman penduduk dan tidak terawat. yang kurang sehat di RT

b. Sebagian daerah pemukiman penduduk merupakan daerah 03

rawan banjir karena terletak di dekat tepi sungai

c. Terlihat beberapa got-got yang tergenang dan tidak mengalir

d. Mayoritas bangunan adalah bangunan non permanen yang

terbuat dari kayu.

e. Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain, model

rumah yaitu rumah panggung. Lantai semua rumah terbuat

dari papan. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela

dengan pencahayaan yang kurang baik

f. Banyak tanah kosong di sekitar rumah yang dimanfaatkan

sebagai tempat kandang ternak dan tepat membuang sampah

terutama halaman belakang rumah.Lahan terbuka digunakan

untuk membuang hasil pembakaran sampah dan sampah

basah

Angket :
a. Dari 45 KK terdapat 12 KK (26,7%) cara pengolahan

sampah rumah tangga dengan cara dibakar

b. Dari 45 KK Cara pengolahan sampah dengan cara dibuang ke

sungai sebanyak 23 KK (51,1%).

c. Dari 45 KK terdapat 10 KK (22,2%) pengolahan sampah

rumah tangga dibuang sembarangan tempat

d. Dari 45 KK terdapat 4 KK (8,9%) Sumber air minum dari

Sumur , 29 KK (64,4 %) Sumber air minum dari Sungai dan

12 KK (.26,7%) sumber air minum dari air galon

e. Dari 45 KK terdapat 19 KK (42,2%) proses penggunaan air

minum dengan cara dimasak dan 26 KK (57,8%) tidak

dimasak

f. Dari 45 KK terdapat 39 KK (86,7%) terdapat sumber air

yamg jaraknya < 10 meter dengan septic tank dan 6 KK

(13,3%) dengan jarak > 10 meter dengan septic tank.

g. Dari 45 KK terdapat 20 KK (44,4%) keadaan air minumnya

berwarna, 13 KK (28,9%) keadaan air minumnya berbau dan

12 KK (26,7%) keadaan air minumnya tidak berasa/berbau.

h. Dari 45 KK terdapat 29 KK (64,4%) Tempat penyimpanan air

yang terbuka dan 16 KK (35,6%) Tempat penyimpanan air

tertutup.

i. Dari 45 KK terdapat 5 KK (11,1%) Sumber air untuk mandi

dan mencuci dari sumur dan 40 KK (88,9%) Sumber air

untuk mandi dan mencuci dari sungai.

j. Dari 45 KK terdapat 5 KK (11,1%) rumah mempunyai

jamban jenis leher angsa, 4 KK (8,9%) Jamban Cemplung,

dan 36 KK (80%) di sungai.


k. Dari 45 KK terdapat 36 KK (80%) Buang Air Besar di

sungai

l. Rumah yang tidak memiliki pembuangan air limbah sebanyak 8%

m. Dari 45 KK terdapat semua (100%) sarana pembuangan air

limbah di sembarangan tempat

n. Tingkat pendidikan masyarakat tamat SD sebanyak 72 Orang

(43,4 %), SMP sebanyak 42 Orang ( 25,3 %), SMA sebanyak 16

Orang ( 9,6 %) , 1 Orang ( 0,6 %) Perguruan Tinggi, dan sebanyak

35 Orang (21,1%) tidak / belum sekolah.

o. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan > 2 km sebanyak 45 KK

(100%).

p. Penyakit yang dialami keluarga dalam 6 bulan terakhir ini yaitu

ISPA sebanyak 5 Orang (23,8%), Diare 6 Orang (28,6%), Rematik

8 Orang (38,1%) dan lain-lain sebanyak 2 Orang (9,5 %).

Wawancara :

a. Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak RT 03

mengatakan mayoritas masyarakat RT 03 Pulau Payung

Pangkalan kerinci Timur sumber air minumnya dari Air

Sungai dan Galon, sedangkan untuk MCK sebagian besar

masyarakat RT 03 MCK nya dilakukan di sungai

b. Hasil wawancara dari beberapa masyarakat mengatakan

membuang sampah ke sungai

c. Beberapa masyarakat mengatakan meletakkan sampah di

halaman belakang atau samping rumah

d. Beberapa masayarakat mengatakan membuang sampah

dengan cara langsung membakar


e. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat

di RT 03 didapatkan data penyakit yang sering diderita

Dalam 6 bulan terakhir masyarakat mengatakan banyak

anak/keluarga yang menderita demam, batuk pilek (ISPA),

diare, rematik dan lain-lain.

Observasi :

1. Sebagian besar masyarakat RT 03 pulau payung MCK di sungai

2. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki tong sampah

sementara di luar rumah

3. Ditemukan beberapa rumah yang memiliki kebiasaan

membuang sampah di perkarangan rumah

BAYI DAN BALITA Resiko penurunan

HASIL ANGKET tingkat kesehatan bayi

a. Terdapat 5 ibu yang mempunyai bayi dan 15 orang jumlah dan balita di RT 03

balita kelurahan pangkalan

b. Dari 5 ibu yang memiliki bayi sebanyak 40 % tidak kerinci Timur.

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

c. Dari 5 ibu yang memiliki bayi sebanyak 3 (60%)

memberikan Imunisasi kepada bayinya dan 2 (40%) tidak

diimunisasi`

d. Alasan bayi dan balita tidakdiimunisasi lengkap lengkap

karena tidak ada sarana posyandu dan jauh.

e. Sebanyak 20 bayi/balita 15 % membawa bayi/balitanya ke

posyandu dan 85% tidak ke Posyandu.

f. Sebanyak 85% bayi dan balita tidak memiliki KMS


2. HASIL OBSERVASI

a. Ditemukan 1 balita yang mengalami BB berada di bawah

normal

3. HASIL WAWANCARA

a. bayi dan balita diimunisasi tidak lengkap karena orang tua

tidak tau manfaat imunitasi

b. orang tua mengataka bayi dan balita tidak diimunisasi

karena tidak ada posyandu

c. beberapa ibu mengatakan malas membawa bayi dan

balitanya imunisasi karena puskesmas jauh

d. beberapa ibu mengatakan memberikan ASI sewaktu-waktu

atau ketika sudah menangis.

e. Beberapa ibu mengatakan mengkonsumsi makanan yang

tidak lengkap seperti makanan pokok saja atau makanan

pokok ditambah protein saja tampa sayur

f. Semua ibu yang mempunyai bayi mengatakan tidak tau cara

perawatan tali pusat

g. Beberapa ibu mengatakan tidak pernah menimbang berat

badan anaknya

h. Bebera Ibu mengatakan memberikan makanan tambahan

sebelum usia 6 bulan

i. Beberapa ibu mentakan tidak pernah mendapat vit. A untuk

balitanya

j. Sebagian besar ibu mengatakan sangat ingin mempunyai


posyandu balita di RT mereka.

k. Ibu mengatakan kader belum jalan di RT mereka

l. Ketua RT mengatakan kader sudah di bentuk tapi belum

berjalan

REMAJA Resiko meningkatnya

1. HASIL ANGKET perilaku maladaptif

a. 2 % remaja di RW 9 adalah pengangguran pada remaja di RT 03

b. 6% remaja menghabiskan waktu di warung Kelurahan Pangkalan

c. Sebanyak 12,8% remaja mempunyai kebiasaan merokok kerinci timur

d. Jumlah remaja yang tidak mengetahui tentang narkoba

sebanyak 19%.

e. ...% Tidak ada organisasi yang diikuti remaja

f. ...% remaja memilih diam dalam menyelesaikan masalah

g. ...% remaja tidak memiliki kegiatan diluar jam sekolah

2. HASIL OBSERVASI

a. Ditemukan tidak aktifnya kegiatan remaja seperti karang

taruna.

b. Ditemukan beberapa remaja yang menghabiskan waktu

dengan berkumpul-kumpul di tempat tertentu.

c. Sebagian remaja terlihat berkumpul di warung dan didepan

rumah pada siang dan sore hari sambil merokok

3. HASIL WAWANCARA:

a. 50% masyarakat atau orang tua mengatakan banyak remaja

yang menghabiskan waktu dengan kumpul-kumpul

b. Sebagian remaja mengatakan kegiatan mereka lebih banyak


berkumpul dengan teman-teman dalam menghabiskan

waktunya dengan merokok

LANSIA Tingginya angka

Angket : penyakit degeneratif

Dari 12 Orang Lansia terdapat 53 Orang ( 84,1% ) lansia tidak (Rematik) yang diderita

pernah mendengar tentang posyandu lansia oleh lansia

Dari 12 Orang lansia terdapat 8 orang lansia yang menderita

penyakit remtik

Dari 12 Orang lansia terdapat 8 orang lansia yang mempunyai

riwayat penyakit hipertensi

2 Orang ( 7,7% ) lansia menderita penyakit jantung

Dari 2Orang lansia terdapat 8 orang lansia yang menderita

penyakit ISPA

Dari 12 Orang ( 41,3% ) terdapat 10 lansia yang berobat ke

sarana kesehata bila sakit

Dari 12 Orang ( 41,3% ) terdapat 10 lansia tidak yang berobat

ke sarana kesehata bila sakit

Dari 12Orang lansia terdapat 2 orang lansia menggunakan

waktu senggang dengan mengerjakan pekerjaan rumah

- Wawancara :

Lansian mengatakan tidak mengetahui tentang posyandu lasia

Dari wawancara dengan Petugas kesehatan di puskesmas di RT

03 pulau payung belum terbentuk posyandu lansia

Lansia mengatakan malas memeriksakan kesehatan karena

jarak ke pelayanan kesehatan jauh

Beberapa lansian mengatakan menghabiskan waktu dengan


mengasuh cucu

Banyak lansia yang mengeluh nyeri pada sendi

Dari beberapa lansia mengatakan perlu dididikan posyandu

lansia

Observasi :

RT 03 Tidak terdapatnya posyandu lansia

Di RT 03 tidak ditemui kegiatan khusus lansia


Beberapa lansia terlihat duduk-duduk sambil megasuh cucu di

rumah

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas


Keperawatan

1 resiko tinggi 5 3 4 3 3 2 3 3 1 1 4 32 I

terjadinya penyakit

(Diare) yang

disebabkan oleh

lingkungan yang
kurang sehat di RT

03

2 Resiko penurunan 3 3 4 5 4 2 4 2 2 1 1 31 II

tingkat kesehatan

bayi dan balita di

RT 03 kelurahan

pangkalan kerinci

Timur

3 Resiko 3 3 4 3 3 2 4 2 2 1 1 28 IV

meningkatnya

perilaku maladaptif

pada remaja di RT

03 kelurahan

pangkalan kerinci

Timur

4 Tingginya angka 5 4 4 3 3 2 2 2 2 1 2 30 III

penyakit

degeneratif

(Rematik) yang

diderita oleh lansia

b.d kurang

pengetahuan lansia

tentang pelayanan

kesehatan
Keterangan J = Fasilitas Kesehatan

A = Resiko Terjadi K = Sumber Daya

B = Resiko Parah

C = Potensial untuk pendidikan kesehatan Kriteria nilai:

D = Minat masyarakat 1. Sangat rendah

E = Mungkin diatasi 2. Rendah


F = Sesuai dengan program pemerintah 3. Cukup
G = Tempat
4. Tinggi
H = waktu
5. Sangat tinggi
I = Dana

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Berdasarkan prioritas masalah maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan di RW 03 RT

03 dilingkungan Pulau Payung di kelurahan Pangkalan kerinci Timur Yaitu:

1. Resiko tinggi terjadinya penyakit (Diare) yang disebabkan lingkungan yang

kurang sehat di RT 03 berhubungan dengan kurang pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya lingkungan sehat

2. Resiko tinggi terjadinya penyakit infeksi (Diare) yang disebabkan lingkungan

yang kurang sehat di RT 03 berhubungan dengan kurang pengetahuan

masyarakat tentang penyakit berbasis lingkungan.


3. Resiko penurunan tingkat kesehatan bayi dan balita berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam upaya meningkatkan

kesehatan bayi dan balita di RT 03 kelurahan Pangkalan Kerinci Timur.

4. Tingginya angka penyakit degeneratif (Rematik) yang diderita oleh lansia b.d

kurang pengetahuan lansia tentang pelayanan kesehatan

5. Resiko meningkatnya perilaku maladaptif pada remajaberhubungan dengan

kurangnya motivasi remaja mengikuti kegiatan yang positif terhadap perilaku

yang menunjang kesehatan di RT 03 kelurahan Pangkalan Kerinci Timur.


C. Rencana Keperawatan Komunitas

DIAGNOSA STATEGI RENCANA EVALUASI


NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS SUMBER PJ
KEPERAWATAN INTERVENSI KEGIATAN KRITERIA STANDAR TEMPAT

1. resiko tinggi Setelah dilakukan a. Pengetahuan a. Bina hubungan Masyarakat 90% Masyarakat Kelurahan Klpk I
tindakan keperawatan masyarakat tentang saling percaya memahami akan masyarakat RT 03 pulau Pangkalan
terjadinya
selama 2 minggu kesehatan antara Pentingnya di desa Kerinci RT
penyakit yang payung
diharapkan lingkungan mahasiswa kebersiha pasirmulya 03 di
disebabkan
masyarakat Di Desa meningkat dengan dengan lingkungan dan menyebutkan lingkungan

lingkungan yang Pasirmulya terhindar cara : masyarakat masyarakat. mengetahui cara arti dan ciri pulau

kurang sehat dari penyakit yang mampu b. Berikan cara untuk diare serta payung

disebabkan oleh menyebutkan arti pendidikan meningkatkan perawatanny


(DIARE) di RT
lingkungan yang dan ciri kesehatan atau menjaga a.
03 berhubungan
tidak sehat. lingkungan sehat , tentang kesehatan
dengan kurang
akibat dari kesehatan lingkungan

pengetahuan lingkungan tidak lingkungan dan

masyarakat sehat yang dapat penyakit akibat


tentang menimbulkanDiare lingkungan

serta cara yang tidak


pentingnya
perawatannya. sehat
lingkungan sehat
b. Pengetahuan c. Berikan

masyarakat pendidikan

tentang kesehatan kesehatantenta

lingkungan dan ng DIARE

penyakit-penyakit d. Motivasi kader

akibat lingkunagan untuk

yang tidak sehat memberikan

serta cara penyuluhan

perawatannya tentang

c. Keterampilan Kader kesehatan

dalam memberikan lingkungan

penyuluhan tentang e. Motivasi kader

kesehatan untuk

lingkungan dan memberikanpe


penyakit akibat nyuluhan

lingkungan yang tentang

tidak sehat serta penyakit akibat

cara perawatannya lingkungan

d. Memiliki yang tidak

tempatpembuangan sehat

sampah yang f. Kegiatan kerja

terawat. bakti bersama

e. Mampu masyarakat RT

mendemonstrasikan 03 di

kegiatan yang dapat lingkungan

meningkatkan pulau payung

kebersihan rumah g. Lakukan

dan lingkungan penyebaran

leafleat tentang

lingkungan

sehat, penyakit
DIARE

h. Fasilitasi

masyarakat

untuk

mendapatkan

bantuan

pengadaan

MCK pada

aparat

pemerintahan

daerah

i. Kerjasama

lintas sektoral

untuk

pengadaan

MCK.
2. Resiko penurunan Setelah dilakukan a. Keadaan nutrisi KIM/KIE a. Penyuluhan a. Meningkat Minimal
tingkat kesehatan
tindakan selama 3 anak adequat tentang gizi nya 60 % ibu-
bayi dan balita
minggu b. Orang tua bayi dan balita pengethuan ibu
berhubungan dengan
diharapkan resiko mengerti b. Pembentukan ibu tentang mengerti
kurangnya

pengetahuan dan penurunan tingkat penjelasan yang posyandu gizi bayi dan dan

kemampuan orang kesehatan pada diberikan oleh balita balita mampu


tua dalam upaya
bayi dan balita petugas c. Penyegaran b. Terbentukn menjelaska
meningkatkan
tidak terjadi kesehatan dan Pelatihan ya n kembali
kesehatan bayi dan
c. Orang tua mau kader posyandu tentang
balita di RT 03

kelurahan Pangkalan membawa d. Penyuluhan balita penyuluha

Kerinci Timur. anaknya ke tentang ASI c. terpilihnya n yang

puskesmas/ ekslusif kader diberikan

posyandu e. Penyuluhan posyandu dalam

terdekat tentang bayi dan upaya


Imunisasi pda balita meningkat

bayi dan balita d. pengetahua kan

n tentang kesehata

ASI bayi dan

eksklusif balita

meliputi

pengertian,

manfaat,

komposisi

e. meningkatn

ya

pengethuan

tentang

imunisasi
pada bayi

dan balita
3. Resiko meningkatnya Setelah dilaksanakan a. Efektifnya a. Kaji tingkat Adanya 90% remaja

perilaku maladaptif tindakan keperawatan pemanfaatan waktu pengetahuan Motivasi untuk RT 03 di

pada selama 2 minggu luang remaja tentang melakukan lingkungan

remajaberhubungan terjadi Peningkatan b. Efektifnya perilaku kegiatan- pulau

dengan kurangnya kegiatan positif pada mekanisme koping negative pada kegiatan yang payungmelak

motivasi remaja remaja oleh remaja dalam remaja positif pada ukan

mengikuti kegiatan menyelesikan b. Motivasi remaja kegiatan

yang positif, masalah remaja untuk yang

mekanisme koping melakukan bermanfaat

remaja yang tidak kegiatan yang serta dapat

efektif dalam bermanfaat menyelesaika

menyelesaikan seperti n masalah

msalah di RT 03 turnamen olah dengan cara

kelurahan Pangkalan raga, karang yang benar

Kerinci Timur. taruna serta

wirid remaja

c. Beri informasi
tentang bahaya

mmerokok,

nafza dan

tentang

kesehatan

reproduksi

pada remaja

d. Lakukan
penyebaran

lieflet

e. Beri informasi
juga terhadap

orang tua

tentang ptilaku

maladaptif

pada remaja

dan cara
mengatasinya
4. Tingginya angka Setelah dilakukan f. pengetahuan a. Kaji tingkat a. Peningkatan 90%

penyakit degeneratif tindakan keperawatan masyarakat tentang pengetahuan pengetahuan masyarakat

(Rematik) yang selama 2 minggu perawatan penyakit masyarakat masyarakat di desa

diderita oleh lansia pada masyarakat RT (rematik) dan tentang tentang cara pasirmulya

b.d kurang 03 di lingkungan perubahan- perawatan perawatan dapat

pengetahuan lansia pulau payung maka perubahan yang penyakit lansia meyebutkan

tentang pencegahan diharapkan lansia di terjadi pada lansia degeeratif b. Adanya hal-hal yng

dan perawatan Desa Pasirmulya meningkat (rematik) dan Motivasi berkaitan

penyakit rematik memiliki status g. masyarakat mampu perubahan- lansia dalam tentang

kesehatan yang menjelaskan tentang perubahan pada memeriksa penyakit

optimal serta perawatan penyakit lansia kesehatan rematik dan

Meningkatnya degeneratif pada b. Berikan c. Adanya cara

pengetahuan lansia (Rematik) Pendidikan partisipasi perawatanny

masyarakat tentang h. Pengetahuan Kesehatan lansia dalam

penyakit Rematik kelompok tentang memeriksa

masyarakat tentang pengertian, tanda tekanan darah

cara merawat lansia dan gejala,


dengan rematik, penyebab sarta

dengan cara akibat dan cara

masyarakat mampu perawatan dari

menyebutkan rematik

pengertian penyebab c. Motivasi lansia

tanda-tanda dan untuk melakukan

gejala, akibat serta pemeriksaan

cara perawatan kesehatan

lansia dengan d. Lakukan

penyakit penyebaran

i. Masyarakat mampu leafleat tentang

mengambil Rematik

keputusan yang tepat

dalam menangani

Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai