Penemuan Dan Tokoh Babilonia Dan Mesir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

A.

Penemuan-Penemuan di Babilonia dan Mesir


1. Yale YBC 7289

Papan Yale 7289 merupakan papan yang digambari sebuah diagram yang
berbentuk segiempat brukuran 30. Naskah Yale (200 SM), yang berisi tabel n3 + n2 untuk
menyelesaikan persamaan, termasuk persamaan kubik bahkan persamaan simultan yang
menuju ke persamaan kuartik.
2. Plimton 322

Bangsa-bangsa yang menetap di Mesopotamia (sekarang daerah Iraq dan


sekitarnya) antara lain Sumeria, Assiria, dan Babilonia. Tetapi yang memiliki pengetahuan
matematika yang tinggi adalah Babilonia, terutama masa Nebukadnezar. Tidak kurang dari
50.000 naskah-naskah kuno (kebanyakan di batu) yang tersimpan di Yale, Columbia, dan
Paris berasal dari jaman Babilonia. Sebanyak 300-an di antaranya tentang matematika,
yang meliputi 200 naskah berisi tabel matematika.
Di Universitas Columbia, terdapat katalog hasil olahan naskah-naskah kuno
Mesopotamia oleh G. A. Plimpton yang berisi masalah matematika. Katalog itu bernomor
322 sehingga dikenal sebagai Plimpton 322. Naskah tersebut berisi tabel matematika dari
jaman antara 1900 SM hingga 1600 SM. Naskah Plimpton 322 disusun kembali oleh
Neugebauer dan Sache tahun 1945, dan ternyata memiliki tabel yang menakjubkan. Tabel
pada naskah itu terdiri atas tiga kolom bilangan, yang ternyata bersesuaian dengan tripel
Pythagoras, yaitu a2 b2 dan c2 = a2 + b2, di mana bilangan-bilangan a dan b yang
bersesuaian merupakan bilangan-bilangan prima relatif dan membentuk tripel Pythagoras
bersama harga c. Dengan cara lain, triple yang bersesuaian dengan tabel Plimpton ini
adalah (2uv) 2 + (u v) 2 = (u + v) 2, yang oleh Anglin disebut Tripel Babilonia. Sifat menarik
lainnya, tabel ini ternyata menunjukkan harga yang sangat dekat dengan nilai sec2 A,
dengan A menurun dari 45o hingga 31o .
3. Papan Susa
Prasasti Susa yang menampilkan perbandingan luas dari segibanyak bersisi 3, 4,
5, 6, dan 7. Dari sini pula kita temukan perbandingan segitujuh beraturan dengan lingkaran,
yang menunjukkan bilangan 31/8 sebagai hampiran untuk harga . Papan susa meneliti
bagaimana menghitung radius sebuah lingkaran melalui segitiga sama sisi.
Papan Susa ini terdapat sebuah segitiga ABC dengan pusat lingkaran di titik O,
dan terdapat suatu garis AD yang meenghubungkan antara titik A dengan garis BC. Dari
gambar tersebut dapat kita lihat bahwa segitiga ABD adalah segitiga pada sebelah kanan
dalam suatu lingkaran. Sehingga dengan menggunakan teorema Pythagoras dapat
diperoleh 2 + 2 = 2 sehingga AD = 40. Kemudian, akan dimisalkan radius dari
lingkaran tersebut adalah x, sehhingga OB = OA = x. Lalu dengan teorema Pythagoras
akan diperoleh 2 = ()2 + 2 maka 2 = (40 )2 + 302 menjadi 2 = 1600
80 + 2 + 900 sehingga 80 = 2500 atau dalam sexagesimal = 13,25.
4. Papan Tell Dhibayi
Papan Tell Dhibayi menampilkan permasalahan geometris yang meminta dimensi
sebuah sebuah bujur sangkar yang telah diketahui luas dan diagonalnya.
5. Papirus Ahmes atau Papirus Rhind

Kebanyakan peninggalan naskah matematika Mesir Kuno berupa papirus. Ada


banyak papirus matematika, beberapa yang terpenting berkenaan dengan matematika
adalah Papirus Ahmes dan Papirus Moskow.
Ahmes adalah nama penulis sebuah papirus Mesir Kuno yang terkenal. Papirus
Ahmes yang berasal dari 1650 SM, juga dikenal dengan nama Papirus Rhind. Alexander
Rhind memperolehnya di Mesir tahun 1858 dan disimpan Museum Britis tahun 1865.
Papirus ini berisi 85 soal matematika.
Soal-soal Papirus Ahmes menunjukkan pengetahuan bangsa Mesir Kuno akan
penggunaan the rule of three (Aturan Tiga), yaitu penggunaan perbandingan senilai.
Dengan notasi kita, a/b= x/c maka x = a/b. c . Soal-soal Papirus Ahmes juga memuat
penggunaan the rule of false position (metode posisi salah). Suatu soal menyatakan:
Terdapat sekumpulan benda. Jumlah setengah bagian, sepertiga bagian, dan seperempat
bagiannya sama dengan 26. Berapa banyak kumpulan benda itu? Soal ini diselesaikan
penulis dengan metode posisi salah. Sebut saja dulu banyak benda 12. Tetapi ini berakibat
jumlah setengah bagian, sepertiga bagian, dan seperempat bagiannya sama dengan 13.
Karena 26 = 2 13, maka jumlah benda yang benar adalah 2 12 yaitu 24. Papirus
Ahmes, terutama pada soal nomor 56, juga menunjukkan perhatian pada dasar-dasar
trigonometri serta teori similaritas segitiga.
Bangsa Mesir Kuno, juga mengenal masalah persamaan kuadrat, dan
penyelesaiannya menggunakan Metode Posisi Salah. Dari soal-soal geometri pada
Ahmes (dan Moskow) disimpulkan bahwa bangsa Mesir Kuno telah mengenal rumus-
rumus menentukan luas dan volum, walaupun ada rumus yang kurang tepat. Luas
lingkaran mereka nyatakan sebagai kuadrat dari 8/9 kali diameter lingkaran. Kebanyakan
informasi matematika berasal dari Papirus Ahmes (atau Rhind) dan
Moskow. Selain itu ada beberapa sumber lain yang sering dikutip, seperti Papirus Kahun
(1950 SM), Papirus Berlin (berusia sama dengan Kahun), dua Tabel dari Akhmim (Kairo)
berusia 2000 tahun SM, Gulungan kulit berisi pecahan unit, dan sebuah penanggalan dari
periode Hyksos.

B. Tokoh-Tokoh Penting di Babilonia dan Mesir

1. Tsabit

Berdasarkan penemuan beberapa naskah matematika di Babilonia tersebut,


selanjutnya menginspirasi ilmuwan muslim untuk mengembangkan matematika
selanjutnya. Seperti Tsabit bin Qurrah, yang dikenal sebagai ahli geometri terbesar pada
masa itu. Beliau lahir di Haran, Mesopotamia pada tahun 833 M.
Tsabit menerjemahkan karya orisinil Archimedes yang diterjemahkan dalam
bentuk manuskrip berbahasa Arab. Terjemahan karya Tsabit ditemukan di Kairo dan
kemudian disebarkan pada masyarakat barat. Pada tahun 1929 buku tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Selain Archimedes, ada pula karya Euclides
yang diterjemahkan oleh Tsabit, yaitu On the Promises of Euclid; on the proposition of
Euclid, dan sebuah buku tentang dalil dan pertanyaan yang muncul jika dua garis lurus
dipotong oleh satu garis. Ada pula buku Element karya Euclid yang merupakan titik awal
dari berkembangnya studi geometri diantara para ilmuwan muslim setelah diterjemahkan
oleh Tsabit.
Dengan metode geometri, ia mampu memecahkan soal khusus persamaan
pangkat tiga. Persamaan-persamaan geometri yang dikembangkan oleh Tsabit
mendapatkan perhatian besar dikalangan ilmuwan muslim. Para ahli matematika
menganggap penyelesaian yang dibuat Tsabit tergolong kreatif, karena buku-buku yang
diterjemahkannya dapat ia kuasai sepenuhnya, dan dikembangkan olehnya.

2. Thales (Yunani, 624-646 SM)

Thales adalah seorang filsuf. Tokoh ini ahli dalam bidang matematika, astronomi,
fisika dan ilmu alam. Thales lahir di Yunani dan kemudian pergi ke Mesir untuk belajar.
Ia mengukur ketinggian piramida dengan menggunakan konsep ruang dan waktu untuk
bangun serta memprediksi peredaran Matahari. Tak heran ia disebut sebagai bapak awal
ilmu Matematika dan Astronomi.

Teorema Thales
Thales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:

1) Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.

2) Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.

3) Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis lurus menyilang, sama besarnya.

4) Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut
yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama
sebangun.

5) Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur
jarak kapal.

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.Teorema Thales
berisi sebagai berikut:

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku

2. Phytagoras (582-493 SM)

Meskipun Phytagoras adalah master filsafat tapi dia juga mempelajari musik dan
ilmu-ilmu lainnya. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babilonia untuk belajar.
Mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu
dalam mengembangkan geometri. Bukan orang yang menemukan suatu teorema
Pythagoras namun dia berhasil membuat pembuktian matematis. Pythagoras menemukan
sebagai bilangan irrasional. Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa
dalam segitiga siku-siku, kuadrat dari sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua
sisi yang lainnya. Sebuah segitiga siku-siku yang sisi-sisinya ke 3: 4: 5 adalah dasar dari
proposisi matematika untuk perhitungan sudut dalam segitiga c2 = a2 + b2

3. Euclides (Yunani, sekitar 300 SM)

Mungkin namanya kurang dikenal, tapi beliau disebut sebagai Bapak Geometri
karena menemukan teori bilangan dan geometri.Subyek-subyek yang dibahas adalah
bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri
ruang, teori proporsi dan lain-lain. Euclides menulis sebuah buku 13-volume geometri.
Dalam buku-bukunya ia menyatakan aksioma (pernyataan sederhana) dan membangun
semua bukti tentang geometri berdasarkan aksioma. Contoh Euclides aksioma adalah, ada
satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana dua garis lurus melewati titik. Buku-
buku menjadi karya-karyanya sangat penting dan menjadi acuan dalam materi Geometri.
Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka yang kita gunakan sekarang di
sekolah.
4. Archimedes (Yunani, 287-212 SM)

Archimedes mengaplikasikan prinsip matematika, fisika dan membuat banyak


penemuan. Ia menemukan prinsip tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya
dengan sedikit usaha. Dia menunjukkan hal ini dengan menggerakkan prinsip kapal dengan
tuas. Archimedes juga mengatakan, jika saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan
titik penumpu, saya dapat memindahkan Bumi. Archimedes menggunakan
pengetahuannya tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk
Raja dibuat dengan emas murni. Iajuga mempelajari lingkaran dan menemukan
perhitungan (pi) dalam menghitung keliling lingkaran dan luas lingkaran. Ia adalah ahli
matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga karya Archimedes
membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran, kuadratur dari parabola dan
spiral.

5. Ali bin Abi Thalib (Saudi Arabia 658-695 M)

Sejak kecil Ali bin Abi Thalib seperti berbagai ilmu dan berpartisipasi dengan Nabi
Muhammad. Kemudian Ali menikah dengan putri Rasul, Fatimah ra dan tinggal di sangat
sangat sederhana.Meski tinggal di kesederhanaan Ali tidak surut dalam mencari ilmu
pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda, Jika saya Kota Ilmu maka Ali adalah
gerbang. Ketika nomor simbol awal dalam matematika menggunakan huruf seperti yang
pernah diajarkan oleh orang Romawi sebagai Ali mempopulerkan simbol angka dalam
huruf Arab dengan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 . Ali juga yang menyederhanakan
penulisan lambang dari angka Romawi di mana sepuluh dengan X, dengan C ratus,
seribu dengan M dan seterusnya status penduduk tetap dengan menambahkan angka nol
di belakangnya seperti 10, 100, 1000 dan seterusnya.

6. Ibnu Sina (980 1037 M)

Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan).Ia
juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang
filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern
dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-
karyanya di bidang kedokteran.Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang
merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.Dia adalah pengarang dari
450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.Banyak di antaranya memusatkan pada
filosofi dan kedokteran.Dia dianggap oleh banyak orang sebagai bapak kedokteran
modern.George Sarton menyebut Ibnu Sina ilmuwan paling terkenal dari Islam dan
salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.

7. Leonardo Da Vinci (Italia, 1452-1519 M)

Sejak kecil Leonardo Da Vinci telah menunjukkan kemampuan khusus dalam


bidang matematika, lukisan musik, dan daerah lainnya. Secara khusus ia mencintai lukisan
dan studi seni. Sebagai seorang pelukis dan pematung, ia menghasilkan sebuah karya, salah
satunya yang terkenal karena lukisan Monalisa. Sebagai arsitek terkemuka ia juga
meninggalkan banyak karya-karya besar dan monumental. Leonardo Da Vinci juga
mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat subjek lukisan jatuh di atas
segitiga imajiner. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar ruang
pada kanvas datar ia menggunakan semua metode garis horizontal paralel terlihat menuju
titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama perspektif.

8. Copernicus (Polandia, 1.473-1.543 M)

Copernicus mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu pengetahuan, hukum


dan kedokteran. Harinya umumnya percaya bahwa Matahari, Bulan dan bintang bergerak
mengelilingi bumi karena bumi dianggap sebagai pusat tata surya. Tapi Copernicus yakin
bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, namun Matahari di mana semua benda-benda
langit berputar mengelilingi matahari.Ini bertentangan dengan filsafat pikiran Copernicus
dan agama tradisional. Yang terkenal mengungkapkan teorinya dalam bukunya berjudul
rotasi benda-benda langit. Ia mendapat ancaman hukuman mati atas teorinya tersebut
oleh Gereja, karena dianggap menentang dogma-dogma akademik yang dikeluarkan
Gereja.

9. Galileo Galilei (Italia, 1564-1642 M)

Galileo belajar matematika, fisika dan astronomi. Setelah orang percaya bahwa
kecepatan benda jatuh tergantung pada berat benda dijatuhkan. Dalam teori itu disebutkan
bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akanlebih cepat daripada benda ringan. Galileo
membantah teori atas dasar keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak
tergantung pada berat badan. Dia membuktikannya dengan menjatuhkan dua potong logam
yang satu lebih berat dari yang lain dari atas Menara Miring Pisa. Bahkan pada titik ini
semua orang setuju teorinya benar, tapi hari dengan bukti secara langsung menerima teori
bahwa orang dengan takjub besar. Setiap saat ketika ia menonton berayun pada chandelier
Gereja, ia mencatat bahwa terlepas dari berapa banyak benda itu berayun ke samping,
waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan 1 bolak-balik (getaran) adalah sama. Pada
akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh Gereja untuk mendukung
gagasan Copernicus bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.

10. Rene Descartes (France 1.596-1.650 M)

Descartes mempelajari Matematika, fisika, politik dan filsafat.Dia adalah orang


yang pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga nomor seperti (A, B) atau (A, B, C)
sebagai koordinat untuk menggambarkan poin di pesawat atau di ruang angkasa. Dengan
cara ini pernyataan tentang gambar dalam geometri dari titik digariskan oleh Euclides dapat
diterjemahkan ke dalam pernyataan mengenai angka. Dalam karyanya La
geometrie,Descartes memperlihatkan bahwa sepasang garis lurus yang berpotongan dapat
digunakan untuk memperlihatkan posisi titik pada sebuah bidang.untuk
menghormatinya,konsep tersebut dinamakan sistem koordinat cartesius. Dengan sistem ini,
munculah cabang matematika baru, yaitu geometri analitik. Menurut saga, Descartes
mendapat ide ketika ia sedang terbaring sakit di tempat tidur.
11. Blaise Pascal (Prancis 1.623-1.662 M)

Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi serta penyair.Pascal
menjadi sangat tertarik pada matematika, khususnya geometri ketika dia 6 atau 7 tahun.
Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku matematika karena ia percaya bahwa anak-anak
tidak harus belajar bahwa dalam sebuah buku yang sulit. Namun Pascal masih
mempelajarinya secara sembunyi-sembunyi. Pada usia 12 tahun tanpa memperoleh
bantuan orang lain, ia menemukan bahwa jumlah semua sudut dalam sebuah segitiga selalu
180. Dia menunjukkan kepada ayahnya dan menjelaskan dengan jelas.Ayahnya begitu
terpana sampai akhirnya diperbolehkan anaknya terus belajar matematika dengan
impunitas.Dalam 19 tahun Pascal telah menemukan mesin hitung yang menggunakan roda
gigi. Dalam fisika, ia menemukan prinsip tekanan dalam cairan maka prinsip ini diabadikan
dirinya.

12. Seki Takakazu (Japan 1.642-1.708 M)

Pada waktu hidupnya, Jepang menggunakan sistem angka Cina daripada sistem
berbelit-belit dari angka Arab untuk mewakili angka.Mereka juga menggunakan alat-alat
yang terbuat dari kayu (disebut Sangi) yang pertama kali dikembangkan di China kuno
untuk membangun metode pengukuran.Pada saat itu metode yang luas untuk mengukur
Seki menemukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva kurva atau volume benda ruang yang
saat ini disebut integral.

13. Isaac Newton (Perancis, 1.642-1.727 M)

Isaac Newton adalah salah satu matematikawan besar serta fisika belajar.Ia
menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi adalah gaya tarik
obyek ke obyek lain. Semakin jauh jarak antara dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi
antara dua benda. Gerak Bulan mengelilingi bumi dapat dijelaskan dengan hukum
gravitasi.Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dari dinamika. Dia
tertarik dengan astronomi dan menemukan jenis teleskop reflektor akhirnya diabadikan
dengan namanya.

14. Gottfried Wilhelm Leibniz (Jerman 1.646-1.716 M)

Ayah Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang profesor di Universitas tetapi


meninggal ketika langkah Leibniz pada usia enam. Sejak itu kaum muda belajar sendiri
dan Leibniz membantu dengan bimbingan ibunya. Belajar mandiri membuat Leibniz bebas
dari cara berpikir tradisional. Ia dan Newton merumuskan gagasan dasar tentang kalkulus
differensial.

15. Johan Gauss (Jerman 1.777-1.885 M)

Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmatika. Ketika ia berusia 9 tahun
seorang guru kepada siswa di kelasnya untuk menambah deretan angka 1 2 3 40. Gauss
hanya membutuhkan waktu beberapa saat saja tanpa menulis apapun untuk mendapatkan
jawaban yang 820. Saat dewasa ia menjadi salah satu tokoh Matematikawan terkenal dunia.

16. Socrates (427-347 SM)

Filosofi besar dari Yunani. Pencipta ajaran serba cita, karena itu filosofinya
dinamakan idealisme. Ajarannya lahir karena pergaulannya dengan kaum sofis. Plato
merupakan ahli pikir pertama yang menerima paham adanya alam bukan benda.

17. Appolonius (262-190 SM)

Kurang begitu terkenal juga. Tapi konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan
elips banyak memberi sumbangan bagi astronomi modern. Ia merupakan seorang
matematikawan yang ahli dalam geometri. Teorema Appolonius menghubungkan beberapa
unsur dalam segitiga.

18. Diophantus (250-200 SM)

Ia merupakan Bapak Aljabar bagi Babilonia yang mengembangkan konsep-


konsep aljabar Babilonia. Karya besar Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan
pertama tentang sistem aljabar. Bagian yang terpelihara dari aritmatika Diophantus berisi
pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan persamaan-persamaan tingkat pertama.

19. Leonhard Euler (1707-1783 M)

Euler adalah salah satu ahli matematika terkemuka sepanjang masa. Geometri dan
kalkualus mencatat banyak sekali pemikirannya,tapi yang paling utam Euler telah
menyelidiki suatu bidang baru yang dinamakan topologi.

20. John Napier (1550-1617 M)

Ide tentang logaritma ditemukan oleh bangsawan dari Merchiston ini. Dengan
bantuan logaritma, perhitunagan yang melibatkan bilangan-bilangan besar dapat
dipermudah.

Anda mungkin juga menyukai