Isi Kebijakan Ppi Rsi Fatimah
Isi Kebijakan Ppi Rsi Fatimah
Isi Kebijakan Ppi Rsi Fatimah
Nomor : P-1.110.a/I/RSIF/SK-PPI/VI/2016
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
A. PENDAHULUAN
Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat penting untuk dilakukan di
rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan, disamping itu sebagai tolok ukur mutu
pelayanan juga untuk melindung pasien, petugas rumah sakit, pengunjung dan keluarganya
dari risiko infeksi karena dirawat, bertugas ata berkunjung ke RSI Fatimah Banyuwangi.
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi ini merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas layanan rumah sakit menuju layanan prima. Setiap unit kerja yang ada
di RSI Fatimah Banyuwangi wajib memperhatikan dan melaksanakan seluruh kebijakan
yang berkenaan dengan pengendalian pengendalian infeksi.
B. SASARAN :
1. Seluruh karyawan rumah sakit
2. Seluruh pasien rumah sakit
3. Keluarga pasien
4. Pengunjung pasien
1
8. Pedoma Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Cair di RS, Depkes,
2006
9. Standar Kamar Jenazah, Depkes, 2004
10. Pedoman Pelayanan Gizi di Rumah Sakit, Depkes, 2003
11. KMK No. 1335 /Menkes/SK/X/2002 tentang Standar Operasional Pengambilan dan
Pengukuran Sampel Kualitas Udara di Ruangan RS
12. PMK No. 1691 / 2011 tentang Keselamatan Pasien RS
13. A Guide to the Implementation of the WHO multi model Hand Hygiene Improvement
Strategy, 2009
14. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Depkes, 2005
15. Pedoman Manajerial Pecegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya. Depkes, 2007
16. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
Depkes Perdalin JHPIEGO, 2007
17. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes 2009
18. KMK 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di RS
D. RUANG LINGKUP
1. Kebijakan Manajemen
a. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS (KPPIRS) bertanggungjawab kepada
Direktur RSI Fatimah Banyuwangi. Tim PPI menjadi bagian dari KPPIRS. Penetapan
dan kualifikasi staf KPPIRS sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Direktur;
b. Dalam melaksanan tugasnya KPPIRS berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua
unit di RSI Fatimah Banyuwangi terutama Tim KPRS, Tim PMKP, Tim K3RS, Tim
Kesehatan Karyawan RSI Fatimah;
c. KPPIRS membuat laporan kegiatan program dan evaluasi secara periodik kepada
Direktur RSI Fatimah Banyuwangi.
2
d) RSI Fatimah Banyuwangi mengidentifikasi prosedur dan proses terkait
dengan risiko infeksi dan mengimplemtasikan stratei untuk menurunkan risiko
infeksi;
e) RSI Fatimah Banyuwangi menetapkan 1 IPCN (Infection Prevention and
Control Nurse) purnawaktu.
2) Kewaspadaan Isolasi
a) Kewaspadaan Standar
Meliputi :
1. Kebersihan Tangan
a. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non klinis di
seluruh lingkungan RSI Fatimah Banyuwangi.
b. RSI Fatimah Banyuwangi menerapkan kebersihan tangan yang dilakukan
menurut 5 Momen Kebersihan Tangan.
c. RSI Fatimah Banyuwangi menerapkan 6 langkah kebersihan tangan.
d. RSI Fatimah Banyuwangi menyediakan kebutuhan kebersihan tangan di
setiap ruangan / unit.
4. Pengendalian Lingkungan
a. RSI Fatimah Banyuwangi menetapkan program pemeliharaan &
pengendalian kesehatan lingkungan secara terpadu meliputi :
Penyehatan air,
3
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu,
Penyehatan ruang dan bangunan,
Pemantauan higiene sanitasi makanan,
Pemantauan penyehatan linen,
Disinfeksi permukaan/udara/lantai,
Pengelolaan limbah cair/limbah B3/limbah padat infeksius/non infeksius.
b. Petugas yang bertanggung jawab dalam pengendalian lingkungan adalah
Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPS RS) dan Sub Bagian Rumah Tangga
bekerjasama dengan pihak ketiga, berkoordinasi dengan Komite PPI RS,
sehingga aman bagi
5. Penatalaksanaan Linen
a. RSI Fatimah Banyuwangi menetapkan kualifikasi linen menjadi linen bersih,
linen kotor infeksius, linen kotor non infeksius.
b. Untuk mencegah kontaminasi, pengangkutan linen menggunakan kantong
linen yang berbeda, linen kotor dengan kantong linen berwarna hitam dan
linen kotor infeksius dengan kantong linen kuning.
6. Kesehatan Karyawan
a. Setiap karyawan RSI Fatimah Banyuwangi dilakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala minimal 1 tahun sekali.
b. Penyediaan Sarana Kewaspadaan Isolasi (Kewaspadaan Standar &
Kewaspadaan berdasarkan Transmisi)
c. Pemberian immunisasi/profilaksis anti virus Hepatitis B bagi yang berisiko.
d. Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam bekas pakai.
7. Penempatan Pasien
a. Pasien dengan diagnosa TB Paru, ditempatkan di ruang isolasi.
b. Pasien infeksius ditempatkan di ruang tersendiri/terpisah bila tidak
mampu, Lakukan Kohorting (beri jarak >1 m) kewaspadaan sesuai cara
transmisi penyebab infeksi.
c. Kohorting bila tidak memungkinkan, bila keduanya tidak memungkinkan
konsultasi dengan petugas PPIRS
d. Pasien yang berisiko tinggi, yang rentan terhadap penularan penyakit
ditempatkan terpisah dengan pasien penyakit menular, di ruang tersendiri
bila tidak memungkinkan, dilakukan kohorting bila tidak memungkinkan,
pertimbangkan untuk di rujuk.
4
8. Kebersihan Pernafasan/Etika Batuk
a. Petugas dengan infeksi saluran nafas menjauhi kontak langsung dengan
mengenakan masker
b. Bagi pasien, keluarga, pengunjung dengan infeksi saluran nafas yang dapat di
transmisikan
Edukasi pasien, keluarga, pengunjung
Beri gambar/leaflet dengan bahasa yang mudah dipahami
Menutup mulut/hidung dengan tisu saat batuk, pakai masker.
Cuci tangan setelah kontak dengan sekresi saluran nafas .
Beri jarak > 1 meter bagi pasien infeksi saluran nafas di Ruang tunggu bila
perlu pakaikan masker.
5
b. Untuk mencegah penularan kesesama pasien ataupun ke petugas, petugas
kesehatan selalu menerapkan hand hygiene serta memakai APD : Sarung
tangan, Gaun.
2. Transmisi Droplet
a. RSI Fatimah Banyuwangi menetapkan penempatan pasien transmisi droplet
atau dengan pasien infeksi/terkolonisasi yang sama dengan kohort bila
memungkinkan dan beri jarak antar pasien 1 meter.
b. Gunakan masker bedah/medik.
3) Surveilans Infeksi RS
a. Dilakukan secara sistematik aktif oleh IPCN (Infection Prevention Control
Nurse dan IPCLN (Infection Prevention Control Link Nurse).
b. Target surveilans yaitu :
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Luka Operasi (ILO),
Pneumonia terkait ventilator (VAP),
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Phlebitis
Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis.
Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging) infeksi di
masyarakat.
c. Data hasil surveilans dikomparasi dengan rumah sakit lain.
d. Penyampaian hasil dilakukan pada rapat Mutu RSI Fatimah Banyuwangi, dan
di publikasikan dalam SIRS (for IT)
6
2) Seluruh Karyawan baru di RS wajib mengikuti program orientasi, termasuk
materi PPIRS.
3) Setiap ada mahasiswa yang akan praktek harus diberiakan materi orientasi
PPIRS.
4) Monitoring dan evaluasi hasil pendidikan dan pelatihan dilakukan oleh bagian
SDM bersama Komite PPI RS sesuai ketentuan yang berlaku sebagai dasar
perencanaan program selanjutnya.
6) Pencegahan Infeksi
RSI Fatimah Banyuwangi menetapkan penerapan bundle untuk mencegah infeksi RS
antara lain :
a. Bundle ISK
b. Bundle IADP
c. Bundle VAP
d. Bundle ILO
7
b. Pengumpulan/pengelolaan limbah infeksius dimasukkan kresek warna
kuning,dipastikan tidak bocor dikumpulkan di tempat penampungan
limbah B3
c. Limbah non infeksius adalah limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah
dan cairan tubuh : di masukkan dalam kantong plastik warna hitam.
d. Pengumpulan/pengelolaan limbah non infeksius diikat, dkumpulkan dalam
tempat limbah domistik.
e. Limbah benda tajam adalah limbah yang memiliki permukaan yang tajam
yang dapat melukai atau merobek permukaan tubuh : dimasukkan dalam
safety box.
f. Pengumpulan/pengelolaan limbah benda tajam, bila safety box berisi , maka
safety box diganti yang baru.
g. Pemusnahan sampah infeksius dan cairan tubuh dengan menggunakan
incenerator yang bekerjasama dengan pihak ke-3 pengangkutan dengan
mobil box
8
12) Penyelenggaraan Persiapan Makanan
Penyelenggaraan persiapan makanan di instalasi gizi memperhatikan standar sanitasi
makanan minuman, alat, lingkungan produksi dan higiene perorangan penjamah
makanan.
9
3 bulan berturut-turut. Peningkatan signifikan angka kejadian IRS pada suatu
waktu pengamatan tertentu diwaspadai sebagai KLB.
18) Penggunaan Antibiotik yang Rasional
a. Pemberian Antibiotika harus dilakukan hanya atas indikasi yang tepat.
b. Keputusan pengobatan paling tepat diambil berdasarkan keadaan klinis.
20) Penempatan Pasien Penyakit Airbone Desease bila Ruang Tekanan Negatif
tidak ada
a. Untuk penatalaksanaan kegawatdaruratan pasien dengan diagnosa pasti dan
atau diduga penyakit airbone desease dilakukan di ruangan khusus di UGD.
b. Edukasi pasien untuk etika batuk dan memakai masker.
10
b. Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi (CSSD) bertanggung jawab menyusun
panduan dan prosedur tetap, mengkoordinasikan serta melakukan monitoring
dan evaluasi proses serta kualitas/mutu hasil sterilisasi dengan persetujuan
Komite PPI RS.
c. Unit CSSD memonitor pelaksanaan proses dekontaminasi di setiap unit
menggunakan form.
11
c. Dilakukan analisis risk management PPI oleh IPCN bersama komite PPI.
d. Komite PPI menetapkan hasil analisa untuk dijadikan program kerja PPI RSI
Fatimah Banyuwangi.
e. Risk PPI juga terkait kejadian KLB
12