Bolu Pisang
Bolu Pisang
Bolu Pisang
DISUSUN OLEH:
2. M. HAFIZ AL IHSAN
XII MIPA 1
T.A. 2017/2018
BAB I
LANDASAN TEORI
A. PENGEMBANG KUE
Pengembang kue merupakan salah satu zat aditif makanan yaitu bahan yang sengaja
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk memantapkan bentuk dan
rupa hasil pengolahan.
Bahan pengembang adalah bahan tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti
dan kue yang berfungsi untuk mengembangkan adonan supaya adonan menggelembung,
bertambah volumenya, demikian juga pada saat adonan dipanggang dapat lebih mengembang.
Jika bahan pengembang dicampurkan kedalam adonan maka akan terbentuk gas karbon dioksida,
gas inilah yang kemudian terperangkap didalam gluten (komponen protein yang ada dalam
tepung terigu) sehingga adonan menjadi mengembang karena gas yang dihasilkan semakin lama
akan semakin banyak.
Sifat tersebut membuat baking soda sebagai pembuat empuk daging dan pengembang adonan
kue. Jika baking soda dikombinasikan dengan bahan yang cenderung basah dan mengandung
asam (seperti yogurt, cokelat, mentega, susu, madu, santan), reaksi kimia yang akan muncul
adalah gelembung karbon dioksida yang semakin membesar dalam temperatur tempat
pemanggang sehingga bahan makanan akan mengemban dansetelahadonanmengerasgelembung-
gelembungituterperangkapditempatmasing-masing. Reaksi itu terjadi seketika, begitu baking
soda dicampur dengan bahan-bahan makanan. Karena itu, makanan yang mengandung baking
soda harus segera dipanggang, jika tidak, makanan tidak bisa mengembang sesuai keinginan.
Tanaman pisang diklasifikasikan kedalam kelas monokotil atau berbiji tunggal, untuk
lebih tahu tentang klasifikasi tanaman pisang bisa dilihat dibawah ini.
(Musa parasidica)
Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Liliopsida (monokotil)
Sub Kelas
Commelinidae
Ordo
Zingiberales
Famili
Genus
Musa
Spesies
Musa paradisiaca
Morfologi tanaman pisng terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya daun, batang,
akar, bunga dan buah, untuk lebih lengkap tentang diri-diri tanaman pisa bisa dilihat dibawah ini,
Daun
Tanaman pisang merupakan tanaman berdaun lebar, panjang daun bisa mencapai 2 meter
dengan lebar 40-50cm, dengan dipisahkan dengan tangkai daun, posisi tangkai daun membelah
daun menjadi 2 bagian, daun pisang mempuyai garis-garis ditepian daun sehingga daun mudah
sekali robek.
Batang
Tanaman pisang memiliki tinggi 2-3 meter tergantung jenis pisang, batang langsung
terhubung dengan akar dan bonggol pisang, bentuk batang bulat dengan dilapisi pelepah
dibagian batangnya, batang pisang mempunyai kadar air yang tinggi sehingga mudah untuk
ditebas.
Akar
Bunga
Bunga tanaman pisang berwarn kuning, dengan dilapisi kelopak bunga yang berwarna
merah, kita sering menyebut bunga pisang dengan sebutan jantung pisang, letak bunga diujung
tandang buah pisang. bunga tanaman ini merupakan bunga yang sempurna yang terdiri dari
jantan dan betina
Buah
Buah pisang mempunyai warna kuning saat matang dan hijau disaat masih mentah, buah
pisang terletak pada sisir tanaman yang menempel pada tandan pisang, setiap sisir terdapat 10-20
buah pisang, sedangkan setiap tandan memiliki 6-20 sisir pisang.
mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
besi dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin yaitu A, B1, B6, B Komplek, C
(Rismunandar, 1986).
Kandungan energi pisang merupakan energi instant, yang mudah tersedia dalam waktu
singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang
merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi
tubuh. Untuk penggemar olah raga, buah pisang dengan segala zat-zatnya, merupakan sumber
energi yang cepat dapat dimanfaatkan karena mudah dicernakan (Rismunandar, 1986).
Tabel 2.1 Kandungan gizi buah pisang per 100 gr buah segar
dibudidayakan di Indonesia. Buah kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam olahan pangan,
salah satunya adalah santan kelapa.
Kingdom: Plantae
Klas: Dicotyledonae
Ordo: Arecales
Famili: Araceae
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera L
Santan adalah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih susu yang diperoleh dengan
cara pemerasan parutan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan air. Santan kental
merupakan hasil olahan santan kelapa yang telah diberi emulsifier, sehingga emulsinya lebih
stabil. Namun, santan kental mudah rusak dan berbau tengik, karena itu perlu diupayakan produk
santan kental siap pakai yang mempunyai daya simpan cukup. Untuk memperpanjang masa
simpan santan kental diperlukan perlakuan pemanasan (Ramdhoni et all., 2009).
Santan merupakan bentuk emulsi minyak dalam air dengan protein sebagai stabilisator
emulsi. Air sebagai pendispersi dan minyak sebagai fase terdispersi. Di dalam sistem emulsi
minyak air, protein membungkus butir-butir minyak dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-
butir tersebut tidak dapat bergabung menjadi satu fase kontinyu. Butir-butir minyak dapat
bergabung menjadi satu fase kontinyu jika sistem emulsi di pecah dengan jalan merusak protein
sebagai pembungkus butir-butir minyak.
Menurut Matz (1972), tepung terigu merupakan tepung yang diperoleh dari biji gandum
(Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan tepung terigu jika dibanding dengan serealia
lainnya adalah kemampuannya dalam membentuk gluten pada adonan ini menyebabkan elastis
Mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang mempunyai kandungan air 14%; kadar
protein 8-12%; kadar abu 0,25-1,60%; dan gluten basah 24-36%. Adanya kandungan tepung
terigu tersebut maka fungsi tepung terigu membentuk jaringan dan kerangka dari roti sebagai
akibat dari pembentukan gluten. Protein yang ada di dalam tepung terigu yang tidak larut dalam
air akan menyerap air dan ketika diaduk/diulen akan membentuk gluten yang akan menahan gas
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 365
Protein (g) 8,9
Lemak (g) 1,3
Karbohidrat (g) 77,3
Air (g) 12,0
P (mg) 106
Kalsium (mg) 16
Fe (mg) 1,2
Bdd 100
(Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I, 1996)
Gluten merupakan kompleks protein yang tidak larut dalam air, berfungsi sebagai
pembentuk struktur kerangka produk. Gluten terdiri atas komponen gliadin dan glutenin yang
lembaran, digiling, ataupun dibuat mengembang (Pomeranz and Meloan, 1971). Sunaryo (1985)
dalam Ratnawati (2003) menambahkan bahwa gliadin akan menyebabkan gluten bersifat elastis,
sedangkan glutenin menyebabkan adonan menjadi kuat menahan gas dan menentukan struktur
pada produk yang dibakar. Struktur kimia gluten dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Gluten (Sumber :
Anonim a, 2012)
Berdasarkan kandungan gluten, tepung yang beredar dipasaran dapat dibedakan menjadi
3 macam, yaitu :
Hard flour, tepung terigu ini berkualitas paling baik, kandungan proteinnya 12 -13%. Tepung ini
biasanya digunakan untuk pembuatan roti dan mie berkualitas tinggi, contohnya tepung cakra
kembar.
Medium hard, terigu jenis ini mengandung protein 9,5 – 11%. Tepung ini banyak digunakan
untuk pembuatan roti, mie, dan macam-macam kue, serta biskuit, contohnya tepung segitiga
biru.
Soft flour, terigu ini mengandung protein 7 – 8,5%. Penggunaannya cocok sebagai bahan
pembuat kue dan biskuit, contohnya terigu kunci biru (Astawan, 1999).
BAB II
METODE PENELITIAN
Alat :
1. Wadah
2. Loyang/Cetakan Bolu
3. Oven
4. Blender
Bahan :
1. Gula 1 gelas
2. Santan 1 gelas
3. Telur 3 butir
4. Pisang 3 buah
1
5. Tepung 4 kg
1
6. Baking soda 2 sendok makan
B. LANGKAH KERJA
C. HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa adonan yang telah dipanggang dalam
oven akan mengembang dikarenakan baking soda. Hal ini terlihat dari lubang-lubang
gelembung gas yang tampak pada adonan dan tampak semakin membesar. Adonan yang
telah dipanggang akan mengeras, gelembung gas adonan akan membentuk lubang-lubang
pada bolu yang telah matang.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan, jika baking soda dicampurkan dengan tepung, air, santan
dan dipanaskan, bahan itu akan mengalami perubahan kimia yang menghasilkan gas karbon
dioksida. Hal ini tampak pada reaksi kimianya yaitu:
2. SARAN
Berdasarkan makalah ini, diharapkan agar dapat menggunakan bahan pengembang dengan
benar sesuai dengan bahan-bahan yang terkandung dalam adonan agar makanan yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
LAMPIRAN
3. Perubahan Adonan