PKMD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANDIRI

DISUSUN

O L E H

NAMA : MUTIA DEWI RAHMAT


NIM : 09954
KELAS : KEBIDANAN IV / B
DOSEN : PAK RUSLAN DABI DABI, SKM, M. Kes

1
BAB I

PENDAHULUAN

SUATU KONSEP YANG LAHIR UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM


KESEHATAN

Latar Belakang Lahirnya PKMD

Pada evaluasi menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan


yang perlu memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD.
Suatu pendekatan yang diharpkan dapat mengatasi latar belakang permasalahan terhadap :

 Meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di


pedusunan
 Keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi dan balita maupun ibu-
ibu dalam masa reproduktif
 Keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah ekses dari perumbuhan industrialisasi
 Pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi
 Tingkat pendapat perkapita yang rendah

Tegasnya selama pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan
tingkat kesehatan rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain :

 Pemulihan kesehatan
 Pembinaan hidup sehat
 Pemberantasan penyakit menular
 Farmasi
 Pengembangan infrastruktur
 Penelitian kesehatan
 Training

Kebijaksanaan - kebijaksanaan pelayanan selama pelita I karenanya ditik beratkan


kepada :

1. Perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa meraba-
raba sebab belum ada data-data yang akurat.

2
2. Melihat kenyataan keterbatasan-keterbatasan dana dan fasiitas maupun atas dasar
efektifitas dan efisiensi.
3. Daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian lahir
konsep PKMD), daerah transmigrasi dan daerah pengembangan / pembanguanan
lainnya.
4. Kebijaksanaan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan
pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan diatas.
5. Usaha-usaha preventif maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan
pola keseimbangannya berdasarkan situasionalny dan kondisioningnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan
masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam
rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau
kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun
bidang dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara
kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan


melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di
Pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di
dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan
di Desanya (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976).

PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan


edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau
kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat
dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif
setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-
program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa
Timur.

Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi PKMD tersebut


diatas ditekankan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

Untuk keberhasilan PKMD di suatu daerah herus memanfaatkan pendekatan


operasional terpadu (comprehensive operational approach) yang meliputi
pendekatan secara sistem (system approach), pendekatan lintas sektoral dan antar
program (inter program and inter sektoral approach), pendekatan multi displiner

4
(multi displionary approach), pendekatan edukatif (educational approach), dan
sebagainya.

Dalam pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan edukatif,


hendaknya faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik sebagai komplemen
maupun suplemen terdepan dalam penunjang sistem kesehatan nasional ini.

Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap dan
terus menerus harus mampu didorong untuk membuka kemungkinan-kemungkinan
menumbuhkan potensi swadayanya melalui pemerataan akan peranserta setiap
individu di desa secara lebih luas dan lebih nyata.

Puskesmas sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan kegiatan


diluar gedung (ourt door activities) untuk mengarahkan “intervensinya “ di dalam
memacu secara edukatif terhadap kelestarian kegiatan PKMD oelh masyarakat
dibawah bimbingan LSD.

Kegiatan masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa


masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas
program dan lintas sektoral. Kegiatan tersebut tak lain merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional umumnya dan pembangunan desa khususnya.
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan di tingkat kecamatan
mengambil prakarsa untuk bersama-sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
menggerakkan peran serta masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang


kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup

2. Tujuan khusus
a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri.

5
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa.
d. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
 Angka kesakitan menurun
 Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak
 Angka kelahiran menurun
 Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita

C. Ciri-Ciri Utama

1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat dan


dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan gotong-
royong yang menggali dan menggunkan sumber dan potensi masyarakat
setempat.
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh
masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat.
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari masyarakat
setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan
terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap dan ketrampilannya sesuai dengan
kegiatan yang akan dilakukan.
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan lintas
sektoral baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau peralatan selalu
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak sampai menimbulkan
ketergantungan.
5. Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan yang
merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary Health Care”.

D. Ruang Lingkup
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat
oleh karenanya kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan
saja, akan tetapi menyangkut juga kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan
peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat.

6
Misalnya : Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk
meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.
Penegmbangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga
meliputi masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.

Kegiatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu


(posyandu) 5 program, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare
juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan PKMD.

E. Wadah Kegiatan PKMD


Karena PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedang wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan
sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah LKMD juga.

Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian
dari Tim Pembina LKMD.

F. Prinsip-Prinsip PKMD

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi


kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan
kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya
terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek
kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf
kesehatan.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
a. Antar dinas – dinas / instansi – instansi / lembaga - lembaga lain yang
bersangkutan
b. Antar dinas - dinas / instansi – instansi / lembaga - lembaga tersebut dengan
masyarakat :

1) Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau


kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor-
sektor yang bersangkutan.
2) PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya oleh
Puskesmas.

7
3) Operasionalisasinya oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan
dilaksanakan oleh tenaga masyarakat sendiri (kader kesehatan yang
dilatih dan dibina oleh puskesmas.
4) Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan
antara lain :
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke
Puskesmas.
c. Upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban,
kebersihan halaman, pembuangan limbah, dan lain - lain.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke
Puskesmas.
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita,
kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan / PKK.

3. Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara individu,


kelompok atau masyarakat luas
4. Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas
program
5. Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat
tidak mampu melaksanakannya
6. Type penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan
masyarakat

G. Keterpaduan PKMD dalam 5 program puskesmas


Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
dalam Pelita IV dulu dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
Pelita IV, dengan cara membina masyarakat untuk berusaha menolong mereka
sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan
Penanggulangan Diare.

H. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD


1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan
dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah.

8
2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya
yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan
keberaniannya untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh
dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat.
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik
antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga
muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.

I. Persiapan bagi pelaksana


Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang
dimaksud dapat dilakukan melalui :
1) Pelatihan kader
2) Kunjungan kerja
3) Studi perbandingan

J. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya
masyarakat melalui potensi dan sumberdaya yang ada dimasyarakat yang dapat
digali dan dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah para
penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan
ketergantungan bagi masyarakat.

K. Model / Proto Type PKMD


Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada
beberapa Proto type PKMD di Indonesia antara lain :
1. Proto Type Srikandi
Disini petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya
lewat non kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor
ekonomi di desa, maka kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha
PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih

9
dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas
berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan
kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri puskesmas
tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu.

2. Proto Type Kelompok


Disini pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan
masyarakat desa secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi,
melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan wadah tersendiri pula, yaitu
melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka mengorganisir kader
kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak diintegrasikan didalam
LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi saderhana oleh Pak
Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan para kader kesehatan
desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.

3. Proto Type Karangsalam


PKMD disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa
yang intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat.
Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan
promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi
melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat
dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari
kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang kesehatan
berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju yang dijalankan
serentak dengan usaha-usaha kesehatan.

4. Proto Type Kerten


Merupakan prototype untuk suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan
juga. Tekanannya juga pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai
modal pertama yang selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan
pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan untuk dana sehat yang meliputi :
 Dana pengobatan orang sakit
 Perbaikan kampung
 Kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal
dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan ternak.

10
Unit sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap
rapi. Satu-satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah
dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik
dengan tugas-tugas sosial ini.

5. Proto Type Karanganyar


Dalam penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai
pendorong dan pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai
pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi sayang tidak diintegrasikan
dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan uang pangakal
atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam. Pelaksanaannya agak
kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol “Reseach Proyect”. Ini
disiapkan melalui suatu perencanaan dari suatu badan konsultant yang terlalu
teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita atas saran konsultant ditentukan Rp.
40 untuk dapat mencukupi suatu permulaan kegiatan. Dalam keadaan ini
masyarakat banyak yang tidak bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-
unsur pemerintah antara lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau
camat bukan dipilih oleh masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal
yang kurang bisa memperoleh dukungan masyarakat setempat.

6. Proto Type Subah


Hampir sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu
tidak diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa,
maupun terlalu dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat
dalam menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana
sehat tanpa Promokesa.

7. Proto Type Dampit Malang


Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan,
sebagi hasil dari pada perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh
masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat memang sebelumnya dibina
dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “ PION” untuk memungkinkan
sistem yang dilemparkan oleh atas dapat berhasil persis dengan skenario.

8. Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin – Kecamatan Pengging)


Kegiatan kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan
pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur

11
Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang
menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang kesehatan yang
dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu
menyalurkan/menjual hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto
Type yang demikian majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan
semacam APBD Desa, disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai
pembina, telah ikut berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang
daerah ini merupakan daerah “Fielf Practice and Demonstration Area” (FPDA)
yang berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan banyak
memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes.
Karena juga berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan
puskesmas Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting,
seperti Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dan lain - lain.

12
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan


Kesehatan Masyarakat, Depok

Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta

Effendi, Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta

Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan Sejarah Perkembangannya,
Ed. Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.

http://tasikyou.multiply.com/journal/item/31

Oleh : ERFANDI

13

Anda mungkin juga menyukai