0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
278 tayangan15 halaman

SOP Surveilans

Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

SURVAILANCE

No. Kode : SOP/UKM/SV/01


No. Revisi
: 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman
: 1- 2

Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas Seulimeum
Kabupaten Aceh Besar

A. Pengertian a. Suatu proses pengumpulan, pengolahan,analisis dan interpresi data secara


sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait
untuk melakukan tindakan.

B. Tujuan Instruksi kerja ini bertujuan untuk menentukan faktor resiko penyakit menular,
menyebabkan wabah, peningkatan kasus, wilayah, endemik.
C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.004/2014 tentang Surveilance
D. Referensi Buku Pedoman Surveilan Kemenkes tahun 2012
E. Prosedur 1. Alat :
Alat Tulis Kantor

F. Langkah- Langkah 1. Surveilance menerima laporan dari masyarakat dan tenaga kesehatan.
2. Membuat SPT
3. Melakukan penyelidikan Epidemiologi pada populasi yang terjangkit kasus
penyakit menular.
4. Menyelidiki terjadi peningkatan kasus atau tidak.
5. Bila iya membuat rekomendasi dan melapor kepengelola program
6. Buat laporan untuk Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

G. Bagan Alir
Menerima laporan dari masyarakat
dan tenaga kesehatan

Membuat SPT

Melakukan PE pada populasi terjadi kasus


penyakit menular

Menyelidiki terjadi peningkatan kasus atau


tidak

Bila iya melapor,buat laporan

H. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
I. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Klinik Gigi,
3. Rawat Inap,
4. Imunisasi,
5. Ruang KIA.KB
6. Puskesmas Pembantu
J. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan.

K. Rekaman historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan


dr. Seulimeum
Nip. 19730606 200312 1 017
engolahan,analisis dan interpresi data secara
enyebarluasan informasi kepada pihak terkait

k menentukan faktor resiko penyakit menular,


an kasus, wilayah, endemik.
014 tentang Surveilance
nkes tahun 2012

ari masyarakat dan tenaga kesehatan.

iologi pada populasi yang terjangkit kasus

asus atau tidak.


an melapor kepengelola program
atan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

dari masyarakat
esehatan

t SPT

ulasi terjadi kasus


enular

ngkatan kasus atau


k

r,buat laporan
Diberlakukan Tanggal
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB
No. Kode : SOP/UKM/IJ/
No. Revisi
: 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman
: 1- 2

Puskesmas Seulimeum
dr. Syamsyuddin
Nip. 19730606 200312 1 017
A. Pengertian Merupakan suatu kegiatan atau survei yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh

B. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam melakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi

2. Memberikan informasi tentang faktor resiko (lingkungan,Vektor,perilaku dll)


3. Memastikan bahwa terjadi wabah
C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
D. Referensi Buku Pedoman Pengelola Puskesmas
E. Prosedur 1. Konfirmasi/menegakkan diagnosa
2. Menetukan apakah peristiwa itu cetusan / wabah atau bukan
3. Membuat laporan hasil penanggulangan
F. Langkah- Langkah 1. Mengumpulkan dan pengolahan data
2. Analisa
3. Menarik kesimpulan
4. Mengidentifikasi info tambahan
5. Menguji kesimpulan
6. Penanggulangan
7. Laporan

G. Bagan Alir

Mengumpulkan dan pengelolaan data


Analisa

Menarik kesimpulan

Mengidentifikasi info tambahan

Menguji kesimpulan

Penanggulangan

Laporan

H. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
I. Unit terkait 1. Kesling
2. P2 imunisasi
3. Perangkat desa

J. Dokumen terkait

K. Rekaman historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


PENGELOLA SURVEILANS
No. Kode : SOP/UKM/IJ/
No. Revisi
: 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman
: 1- 2

Puskesmas Seulimeum
dr. Syamsyuddin
Nip. 19730606 200312 1 017
A. Pengertian Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular
dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular

B. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas surveilans dalam pengambilan data


C. Kebijakan
D. Referensi 1 (Kepmenkes) No.1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu
2. Depkes RI
3. Peranan Surveilans dalam upaya penanggulangan KLB Penyakit menular

E. Prosedur Melengkapi Administrasi

F. Langkah- Langkah 1. Petugas mengumpulkan data dari poli umum,perawatan,ruang bersalin,pustu


dan poskesdes
2. Petugas meregistrasi semua kasus penyakit
3. Petugas merekap dan mencatat ke dalam format W2 maupun STP(Laporan
Bulanan)
4. Petugas menganalisa hasil pencatatan untuk mengambil suatu tindakan jika
ada desa yang bermasalah
5. Petugas melaporkan hasil W2 ke Dinas kabupaten
6. Petugas melapor dan meminta tanda tangan ke pemimpin
7. Setelah ditandatangani laporan di kirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten

G. Bagan Alir

Petugas mengumpulkan data dari poli


umum,perawatan,pustu dan poskesdes
Petugas meregistrasi semua kasus penyakit

Petugas merekap dan mencatat ke dalam


format W2 maupun STP

Petugas menganalisa hasil pencatatan untuk


mengambil suatu tindakan jika ada desa yang
bermasalah

Petugas melaporkan hasil W2 ke Dinas Kesehatan


Kabupaten

Setelah ditandatangani laporan di kirim ke Dinas


Kesehatan Kabupaten

H. Hal-hal yang perlu Diagnosa yang tepat dan tempat waktu harus jelas
diperhatikan
I. Unit terkait 1. MTBS
2. KIA-KB
3. GIZI
4. KESLING
5. PUSTU

J. Dokumen terkait 1. Blangko W2


2. Blangko STP
3. Buku Register

K. Rekaman historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


INJEKSI INTRA MUSKULAIR
No. Kode : SPO/UKP/RJ/01
No. Revisi
: 00
SOP
Tanggal Terbit : 11/24/2014
Halaman
: 1- 2
Puskesmas dr. Nilawati
Dp
Krueng Barona Jaya Nip. 19780410 200904 2 002
A. Pengertian a. Injeksi intra muskular adalah: pemberian obat dengan cara memasukkan obat
ke dalam jaringan otot menggunakan spuit injeksi dilakukan pada otot pangkal
lengan atau otot paha bagian luar (yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar)

B. Tujuan Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot agar cepat terserap oleh tubuh
C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.004/2014 tentang pelayanan klinis
D. Referensi Buku Pedoman Perawatan dasar Depkes RI Tahun 2005.
E. Prosedur 1. Alat :
a. Bak Instrumen Steril,
b. Alat tulis
2. Bahan:
a. Kapas alkohol
b. Obat injeksi
c. Spuit injeksi

F. Langkah- Langkah 1. Petugas mencuci tangan,


2. Petugas menyiapkan alat – alat dan
3. Petugas Memberi tahu maksud tindakan kepada pasien
4. Petugas melakukan aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi
5. Petugas Mengatur posisi pasien
6. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari lesi dan peradangan
7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol
8. Petugas membuka tutup jarum
9. Petugas menusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 90 derajat,
kira – kira sampai jaringan otot
10. Petugas meLakukan aspirasi spuit,
11. Petugas mengobservasi ada tidak darah dalam spuit
12. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit,
13. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
14. Petugas mengganti penusukan ke tempat lain
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan – lahan hingga habis
16. Petugas mencabut jarum
17. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
18. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
19. Petugas membuang sampah medis pada tempatnya
20. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis,
21. Petugas merapikan alat dan bahan,
22. Petugas mencuci tangan.
G. Bagan Alir

H. Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap reaksi obat.
diperhatikan
I. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. Klinik Gigi,
3. Rawat Inap,
4. Imunisasi,
5. Ruang KIA.KB
6. Puskesmas Pembantu
J. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan.

K. Rekaman historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


SOP SURVEILANS CAMPAK
No. Kode : SOP/UKM/SV/01
No. Revisi
: 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman
: 1- 2

Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas Seulimeum
Kabupaten Aceh Besar

A. Pengertian Campak adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di tubuh berbentuk
makulopaluler di dahului panas badan >38 derajat celsius (teraba panas)
selama tiga hari atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk,pilaek atau
mata merah
B Tujuan Untuk mengetahui perubahan epidemiologi campak
Mengidentifikasi populasi resiko tinggi
Memprediksi terjadinya KLB campak
Melaksanakan penyelidikan epidemiologi setiap KLB campak
Memberikan rekomendasi dan tidak lanjut pada program pencegahan dan
pemberantasan campak
C. Kebijakan Undang-undang no.36 Tahun 2009 tentang kesehatan
D. Referensi Petunjuk teknis Surveilans campak direktorat jendral PPM-PL DEPKES RI
DIT.EPIM-KESMA,Subdit Surveilans Epidemiologi,Jakarta 2006

E. Prosedur Alat
Alat tulis kantor
Alat penerangan dan Materi penyuluhan
F. Langkah-langkah 1. Petugas surveilans menerima laporan kasus dari RS/Dinkes/masyarakat atau
mengkaji register puskesmas untuk melihat jumlah kasus campak
2. Petugas mencatat laporan di buku catatan kasus
3. Menentukan jadwal atau kunjungan PE
4. Petugas menyiapkan peralatan
5. Petugas mendatangi lokasi untuk mengetahui adanya kasus tambahan
dengan cara wawancara terhadap masyarakat ,keluarga kasus dan tokoh
masyarakat
6. Petugas melakukan pemeriksaan jika demam > 38 selama 3 hari atau disertai
bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk,pilek, atau mata merah
(konjungivitis) dirumah penduduk,catat dan kirim ke DINKES Kab/Kota
7. Ambil spesimen serum darah dan kirim ke laboratorium
8. Jika hasil positif,lakukan respon KLB

9. Respon tata laksana kasus (Lakukan pengobatan simtomatis dan untuk


mengatasi komplikasi yang muncul seperti bronchopneumonia dan
konjungivitis , lakukan pemberian vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai
dengan usia dan populasi balita beresiko sekitar lokasi KLB)

10. Respon pelaporan dengan menggunakan standar pelaporan KLB


11. Respon kesehatan masyarakat (lakukan PE,Lakukan Surveilans intensif,
Lakukan pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi ( belum
vaksinasi campak ) di lokasi sekitar KLB,Lakukan Surveilans
intensif,penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan GIZI pada bayi,memberi
makanan tambahan).

12. Pencatatanpelaporan
G. Bagan Alir

H. Hal-hal yang perlu Konfirmasi awal untuk memastikan benar tidaknya terjadi kasus campak
diperhatikan
I. Unit terkait 1. Gizi
2. Imunisai
3. Promkes

J. Dokumen terkait Laporan hasil kegiatan

K. Rekaman historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan


dr. Syamsyuddin
Nip. 19730606 200312 1 017
gejala bercak kemerahan di tubuh berbentuk
s badan >38 derajat celsius (teraba panas)
n disertai salah satu gejala batuk,pilaek atau

pidemiologi campak
tinggi
mpak
emiologi setiap KLB campak
dak lanjut pada program pencegahan dan

09 tentang kesehatan
irektorat jendral PPM-PL DEPKES RI
Epidemiologi,Jakarta 2006

yuluhan
poran kasus dari RS/Dinkes/masyarakat atau
tuk melihat jumlah kasus campak
ku catatan kasus
gan PE

k mengetahui adanya kasus tambahan


ap masyarakat ,keluarga kasus dan tokoh
n jika demam > 38 selama 3 hari atau disertai
akulopapular, batuk,pilek, atau mata merah
k,catat dan kirim ke DINKES Kab/Kota
n kirim ke laboratorium
KLB

ukan pengobatan simtomatis dan untuk


cul seperti bronchopneumonia dan
n vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai
beresiko sekitar lokasi KLB)

ggunakan standar pelaporan KLB


lakukan PE,Lakukan Surveilans intensif,
ada anak-anak beresiko tinggi ( belum
tar KLB,Lakukan Surveilans
ingnya imunisasi dan GIZI pada bayi,memberi
enar tidaknya terjadi kasus campak

Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai